Anda di halaman 1dari 5

Volume: 2 .

Edisi: 2 (Agustus 2020) | 31

Analisis Kesulitan Dalam Perkuliahan Gambar Konstruktif


Salsa Solli Nafsika
Program Studi Film dan Televisi
Fakultas Pendidikan Seni Dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
essa.navzka@upi.edu

Abstrak — Kesulitan belajar yang dimaksud disini ialah kesukaran yang dialami peserta didik
dalam menerima atau menyerap proses pendidikan, kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik
ini terjadi pada proses pendidikan berlangsung yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang
pendidik. Hal ini dirasakan pada mata kuliah Menggambar Konstruktif yang merupakan salah
satu mata kuliah dasar yang dilaksanakan pada semester pertama dan semester kedua muatan
materi yang disajikan adalah gambar geometri dan gambar persfektif menggunakan teknik
gambar mistar dan gambar persfektif sebuah gambar yang dibuat sesuai dengan pandangan mata
manusia. Pada proses pencarian data penulis melakukan sebuah survey terhadap beberapa alumni
maupun mahasiswa lama yang masih aktif dan mahasiswa baru yang sedang mengampu mata
kuliah gambar konstruktif di Departemen Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan
Indonesia. Besar harapan pada penelitian ini guna untuk mencari solusi dalam mengatasi kesulitan
peserta didik yang akan dijabarkan pada analisa lanjutan.

Kata Kunci — Kesulitan Perkuliahan, Gambar Konstruktif

membimbing peserta didik untuk melakukan dan


I. PENDAHULUAN menyadari etika, budaya serta moral yang berlaku di
tempat peserta didik tinggal. pendidik bukan sebagai
Gambar Konstruktif merupakan suatu keilmuan pemberi informasi sebanyak-banyaknya kepada
yang menjelaskan tentang konsep sudut pandang para peserta didik, melainkan pendidik sebagai
mata berdasarkan objek yang dilihat dari sebuah titik fasilitator, teman dan motivator. Oleh karena itu,
tertentu, atau membangun sebuah bidang menjadi pengajaran minimal harus dipandang sebagai suatu
sebuah bentuk dengan menggunakan konsep proses sistematis dalam merencanakan, mendesain,
penyusunan keteraturan yang tepat. Keilmuan ini mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi
diterapkan pada mata kuliah gambar konstruktif di kegiatan-kegiatan pembelajaran secara efektif
Departemen pendidikan Seni Rupa Universitas dalam jangka waktu yang layak.
Pendidikan Indonesia dengan keadaan peserta didik Peran pendidik juga sebagai pemberi informasi
yang memiliki akademik yang kurang memadai dan yang sangat tidak biasa, karena pendidik dituntut
perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan untuk memberikan suatu sajian pengajaran agar
pendidikan atau pengajaran khusus. Sebenarnya peserta didik tidak merasa jenuh, apalagi
setiap peserta didik mempunyai akal yang sama, penggunaan teknologi pada saat ini sangat semakin
tetapi kemampuan setiap peserta didik yang satu pesat dan memungkinkan pendidik untuk lebih
dengan peserta didik yang lain sangatlah berbeda kreatif dalam penyampaian pengajaran agar
dan disinalah letak kerja exstra pendidik dalam ketercapaian suatu proses pendidikan dapat berjalan
memberikan pengajaran yang lebih agar peserta dengan lancar.
didik yang kurang mampu dalam menerima Penulis disini sedang mencoba mengangkat suatu
pelajaran tidak terlihat sangat jauh tertinggal permasalahan dalam proses pendidikan dan
dibandingkan dengan peserta didik yang penerimaan pengajaran pada mata kuliah gambar konstruktif di
pelajarannya sangat cepat. Departemen Pendidikan Seni Rupa Universitas
Bagi pendidk mengajar sebagai proses pemberian Pendidikan Indonesia, agar terciptanya suatu
atau penyampaian pengetahuan saja tidak cukup, suasana yang baru dalam proses pendidikan, yang
tetapi harus diiringi dengan mendidik. Artinya disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
pendidik secara tidak langsung harus dapat peserta didik itu sendiri.

Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 2686-0902


Volume: 2 . Edisi: 2 (Agustus 2020) | 32

II. LANDASAN TEORI Sejak zaman renaissans, pada seniman telah


memperbaharui teknik-teknik perspektif. thomas
Pendidikan merupakan salah satu hak dasar Eakins ( 1844-1916 ) membuat sebuah gambar
manusia. Sebagai insan yang dikarunia dengan akal lengkap dengan bayangan yang sangat akurat.
pikiran, manusia membutuhkan pendidikan dalam beberapa kritikus berpendapat bahwa gambar
proses hidupnya. Dari mulai lahir hingga ke liang dengan teknik perspektif 'dihancurkan' oleh para
lahat, menusia yang berfikir akan selalu seniman modern , seperti Pablo Picasso di awal ke-
membutuhkan pendidikan. Seperti ketika manusia 20, namun beberapa seniman modern tidak benar-
dapat berjalan pada masa balita. Di sana ada proses benar meninggalkan teknik perspektif , mereka
belajar yang dibimbing oleh orang tua sebagai meminjam tekniknya,mengelaborasikannya dengan
pendidik manusia buat pertama kali. Lebih jauh, karya mereka dan memperbaiki teknik-tekniknya,
ketika harus berinteraksi dengan masyarakat, yang menjadikan gambar perspektif sebagai sebuah
manusia memerlukan pendidikan agar dapat karya seni sekaligus ilmu pasti.
bermanfaat dan memiliki keterampilan yang
dibutuhkan melalui proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu III. METODE PENELITIAN
konsep interaksi keilmuan yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan Pada proses pencarian data penulis melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar sebuah survey terhadap beberapa alumni maupun
performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat mahasiswa lama yang masih aktif dan mahasiswa
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan baru yang sedang mengampu mata kuliah gambar
terhadap seperangkat kompetensi tertentu diarahkan konstruktif di Departemen Pendidikan Seni Rupa
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, Universitas Pendidikan Indonesia. Proses pencarian
kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, data dilakukan secara individu dan terus berantai
agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk agar mendapatkan informasi yang sangat akurat,
kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan dalam proses pencarian data menelisik beberapa
penuh tanggung jawab, proses ini pula ditujukan mahasiswa atau alumni yang mengalami atau
untuk pengembangan manusia agar menjadi insan pernah bermasalah dengan mata kuliah tersebut.
yang seutuhnya atau well-rounded person. Selain Data yang diperoleh sangat signifikan dengan
memiliki kemampuan intelektual, dibutuhkan pula menggunakan metode wawancara.
pembinaan sikap mental, moral, dan pembentukan Pada saat proses wawancara tersebut penulis
karakter manusia. Sehingga demikian, antara rasio mengajukan beberapa pertanyaan seputar Peran
dan nurani dapat saling mengendalikan dan Pendidik, Metode Pengajaran, Media Pembelajaran
melengkapi. dan Sarana Prasarana dalam pembelajaran
Namun dalam proses pendidikan atau pengajaran Menggambar Konstruktif di Departemen
tidak selalu berjalan baik dan lancar dikarenakan ada Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan
satu sistem yang terhenti karena suatu hal yang Indonesia.
disebut dengan kesulitan belajar. Tidak terjalinnya
suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha
ALUMNI
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran MAHASIS
WA LAMA
dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik,
disebabkan oleh terbatasnya SDM Pendidik, Media MAHASIS
WA BARU
Pembelajaran, Aspek Pengetahuan dan
Diskomunikasi dalam pembelajaran.
Gambar perspektif dalam konsep Barat sering
disebut perspektif linear, dan dikembangkan pada
awal abad ke-15. Sistem ini menggunakan garis DATA
lurus untuk merencanakan atau mencari tahu ke
mana harus pergi. (Anggap saja sebagai cahaya yang Bagan Segmentasi Pencarian Data
bergerak dalam garis lurus.)
Lukisan-lukisan perspektif dan buku-buku
mengenai teori perpektif bermunculan pada jaman IV. ANALISIS PENELITIAN
Barok. Pada tahun 1715 muncul sebuah teori
perspektif, yang kemudian dikembangkan sampai Dalam proses analisis penelitian masalah penulis
sekarang merumuskan bahwa problematika dalam proses
perkuliahan gambar konstrukrif yang terjadi di

Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 2686-0902


Volume: 2 . Edisi: 2 (Agustus 2020) | 33

Departemen Pendidikan Seni Rupa Universitas Boni Purnama 2012


Pendidikan Indonesia ini terdiri dari beberapa Deri 2011
Lukman Yasin 2011
permasalahan, hipotesa yang dikembangkan adalah Ar Fahrurozi 2010
empat permasalahan yang saling berkaitan yakni Dzikri Belel 2010
Peran Pendidik, Metode Pengajaran, Media Deni Sutrisna 2010
Pembelajaran dan Sarana Prasarana dalam Dodi Nurdiansyah 2010
pembelajaran. Keempat aspek ini dijadikan penulis Arman 2010
Aray 2010
dalam Instrument Identifikasi Masalah yang nantinya
Chrestmaldi 2010
akan dijadikan sebagai analisis data untuk dasar Asani dirham 2010
dalam perumusan Instrumen Penelitian. Fiko 2010
Peran Pendidik, Metode Pengajaran, Media Saras 2010
Pembelajaran dan Sarana Prasarana dalam Wina 2010
pembelajaran merupakan instrument Identifikasi Adi kurnia 2009
Farizky elhaq 2009
Masalah yang dikembangkan penulis melihat dari duseng 2009
latar belakang penelitian terhadap fenomena yang Pradifta Korma 2009
terjadi dilapangan. Argumentasi terhadap pemilihan Deni Trisnawan 2009
keempat aspek tersebut didasari dari pengalaman Yuwan Fijar 2009
empiris penulis serta apa yang terjadi pada saat itu M . Rico Wicaksono 2008
Zaki hamdani 2008
ketika penulis menjalani studi di Departemen Komalasari 2008
Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan GATRA BAHTERA 2008
Indonesia. MULDHAN
2008
Peran pendidik adalah suatu tonggak keberhasilan PRIBADI
dalam proses pendidikan, fungsi pendidik ini SAMS GILANG 2008
Apip 2008
berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik
Ilham Ramdani 2008
yang didasari oleh pengelolaan pengajaran dan Nada 2008
penguasaan media. Jika pendidik pada saat itu kurang Citra 2007
menguasai media dan penggunaan metode Sofyan Umaroz Alam
2007
pengajaran yang efektif maka akan terjadi disfungsi Hudi
Jarwo 2007
dalam proses pendidikan. Keempat aspek tersebut
Hadi hafran 2007
saling bersinergi dan tergantung dari siapa yang
mengelola dan mengevaluasi pembelajaran tersebut. Bagan Segmentasi Pencarian Data

Setelah dihitung dari proses pengolahan data, rata-


rata yang mengulang dalam mata kuliah gambar
PENDIDIK konstruktif ini terhitung sekitar 3-6 orang mahasiswa
dari setiap angkatannya yang relative setiap angkatan
berjumlah 50-70 total mahasiswa. Rata-rata setiap
SARANA
angkatan memiliki mahasiswa yang kesulitan dalam
METODE
PRASARANA mata kuliah ini dan selisih terbanyak dari angkatan
yang memiliki mahasiswa mengulang dalam proses
perkuliahan ini dari rentan taun angkatan 2010-2009-
MEDIA 2008 kebawah. Namun hampir keseluruhan setiap
seluruh mahasiswa dalam angkatan memiliki
kesulitan dalam penguasaan materi dan media dalam
Bagan Instrumen Identifikasi Masalah
pelaksanaannya
Data yang diperoleh dari proses pencarian data
diantaranya sebagai berikut:
V. KESIMPULAN
NAMA ANGKATAN
Muhammad Adam 2016 Analisis data yang diperoleh dari hasil pencarian
Ahmad 2015 dan pengolahan data ini narasumber diberikan
Abed 2015 pilihan dari setiap wawancara yakni Peran
Dadan Wildan 2015
Pendidik, Metode Pengajaran, Media
Teguh 2014
Baskoro 2014 Pembelajaran dan Sarana Prasarana maka
Rudi 2014 diperoleh persentase dari hasil wawancara tersebut
Lukman 2013 yaitu:

Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 2686-0902


Volume: 2 . Edisi: 2 (Agustus 2020) | 34

1. Pengajaran yang tidak dijelaskan secara


HASIL WAWANCARA
KESULITAN MATA KULIAH GAMBAR KONSTRUKTIF
rinci dan struktural
II 2. evaluasi penilaian yang sangat tinggi dan
berat
SARPRAS 3. ressure dalam kondisi kelas
20% 10%
MEDIA  PENDIDIK
40% METODE 1. batasan antar pendidik dengan peserta
30% didik
PENDIDIK 2. personal problem
Diagram Hasil Wawancara Kesulitan Mata Kuliah Gambar Konstruktif
 SARPRAS
1. kondisi kelas yang tidak sesuai dengan
Maka dapat disimpulkan, berdasarkan hasil
kapasitas ruangan, karena
wawancara dengan beberapa narasumber
membeludaknya mahasiswa yang
diperoleh bahwa 40% terkendala dalam Media,
mengulang
30% terkendala dari Metoda, 20% terkendala dari
aspek tenaga pengajar dan 10% terkendala dari
Mahasiswa yang masih memiliki kendala ini
aspek sarana prasarana penunjang perkuliahan.
atau yang mengulang menjadi sebuah duri dalam
Rata-rata narasumber terkendala dari aspek
kegiatan pembelajaran karena berdampak pada
penggunaan media, yakni penggunaan media
mentalitas para mahasiswa baru yang masih polos
trackpen, jangka, dan mistar dikarenakan terkesan
dan tidak mengetahui proses perkuliahan ini yang
sulit dan ribet, karena dalam proses pengerjaannya
akhirnya menimbulkan kesan negative berupa
peserta didik dituntut untuk disiplin dan focus serta
pemikiran dogmatis akan ketakutan terhadap mata
detail terhadap pekerjaannya. Namun ada beberapa
kuliah ini, layaknya sebuah mata pelajaran
yang tidak memiliki masalah dalam perkuliahan
matematika di sekolah dasar, jadilah mata kuliah
ini dianggap menjadi mahasiswa yang berhasil.
konstruktif ini sebagai mata kuliah yang
Rata – rata persentase mahasiswa yang enggan
menyeramkan dan dipengaruh isu isu tak sedap
menyukai dan yang berhasil ini sangatlah kecil,
tentang pengajaran yang kurang efektif dari
mahasiswa yang memiliki kendala dalam mata
pendidik serta pemberian nilai yang terkesan sulit
kuliah ini memiliki karakteristik bebas, seniman
dan pelit.
banget secara tampilan, dan cenderung tidak bisa
Hal tersebut diperkuat dengan adanya
diatur dalam proses studi mau yang memiliki
ketidaksesuaian (disfungsi) dan ketidaktercapaian
masalah dalam mata kuliah ataupun yang
antara tujuan dari mata kuliah yang dikutip dari
mengulang.
silabus dengan kegiatan mata kuliah dilapangan

TUJUAN MATA KULIAH REALITA DAN


FAKTA
MEDIA METODE Diharapkan mahasiswa Dalam perkuliahan masih
memahami Konstruksi dasar saja ada yang tidak bisa
pengertian menggambar memahami dari teori
Konstruktif (Sketsa konstruktif orthogonal
konstruktif,geometris, proyeksi dikarenakan keterbatasan
orthogonal dan perspektif garis. pemahaman peserta didik
PENDIDIK SARPRAS yang kurang karena
bentuk pengajaran yang
tidak dipahami, ditambah
proses pengajaran yang
Bagan 1.4 Hasil Segmentasi Pencarian Data tidak melalui step by step
untuk mencapai inti dari
teori tersebut.

 MEDIA
1. Penguasaan media dan alat yang minim Mampu dan terampil Keterbatasan mahasiswa
2. Kapasitas Peserta didik yang tidak menerapkan konsep ketentuan seni rupa berkaitan
matematis dengan ilmu pasti atau
memadai secara pemahaman teori yang bersifat eksak,
3. Pengerjaan materi yang sulit hitungan atau yang
4. tidak ada media alternatif berkaitan dengan angka,
menjadikan kendala
dalam perkuliahan
 METODE

Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 2686-0902


Volume: 2 . Edisi: 2 (Agustus 2020) | 35

Penguasaan media yang


minim dalam perkuliahan
menjadikan kendala dari
setiap peserta didik

Diharapkan mahasiswa Kurangnya arahan dari


mampu memberikan pendidik yang berkaitan
bimbingan dengan strategi dan
menggambar pengelolaan dari
konstruktif kepada pembelajaran konstruktif,
siswa sekolah yang ada hanyalah soal
menengah. yang harus dipecahkan
oleh masing-masing
peserta didik. Tanpa ada
penjelasan yang kongkrit.

Tabel 1.2 Bagan Segmentasi Pencarian Data

DAFTAR PUSTAKA

[1] Nurtanto, “Interpretasi Gambar Teknik,”


Parama Publishing Yogyakarta, 2016
[2] Munir, (2011). Multimedia Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
[3] Sunardho Hadi. (1969), Perpektif, Proyeksi,
Geometris. Erlangga, Jakarta
[4] Suparyono, Johanes, (2008).Dasar
Menggambar & Konstruksi KONSTRUKSI
PERSPEKTIF Yogyakarta: Kanisius
[5] Udin, S.S, “Inovasi Pendidikan. Bandung,”
Alfabeta, 2010

Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 2686-0902

Anda mungkin juga menyukai