Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS SWOT

(STRENGTH, WEAKNESS, OPPOURTUNITIES, THREAD)


PT. GARUDA INDONESIA Tbk

Disusun Sebagai Tugas Kuliah Dasar-Dasar Manajemen


di Program Studi Manajamen Agroindustri

oleh:
1. Dian Kumaila Dewi (D41212212)
2. Fanecia Apriani (D41212031)
3. Farikha Auliza (D41212117)
4. Rahma Dita Widya (D41212162)
5. Risma Damayanti (D41212106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Analisis
SWOT (Strength, Weakness, Oppourtunities, Thread) Pada PT. Garuda Indonesia
Tbk" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Dasar-Dasar Manajemen.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sekar Ayu Wulandari, S.TP.,
M. M selaku dosen pengampu Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk
langkah-langkah selanjutnya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menambah ilmu pengetahuan bagi yang membaca. Terimakasih.

Sidoarjo, 8 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Perusahaan


PT Garuda Indonesia Tbk didirikan berdasarkan akta No. 137 tanggal 31
Maret 1950 dari notaris Raden Kadiman. Akta pendirian tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No.
J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No. 136.
Seiring waktu dan perkembangan usahanya, armada Perseroan terus
berkembang, di mana untuk pertama kalinya maskapai tanah air tersebut mulai
membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956 dan kemudian
memasuki kawasan Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.
Dalam perjalanannya sebagai maskapai kebanggaan bangsa, Perseroan
juga tidak henti-hentinya mengasah keunggulan dan menyempurnakan diri, di
antaranya dengan secara konsisten berusaha mencapai standar keamanan dan
keselamatan terbaik. Atas usahanya tersebut, Perseroan menjadi satu satunya
maskapai Indonesia yang memperoleh sertiikasi IATA Operational Safety Audit
(IOSA) Operator pada tahun 2008.
Perseroan membuka lembaran baru dengan melenggang sebagai
perusahaan publik setelah melakukan penawaran umum perdana (Initial Public
Offering) atas 6.335.738.000 saham Perseroan kepada masyarakat pada 11
Februari 2011. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada
11 Februari 2011 dengan kode GIAA.
Per 31 Desember 2013, PT. Garuda Indonesia group mengoperasikan 140
pesawat yang terdiri dari 2 Boeing 747400, 7 Airbus A330300, 11 Airbus
A330200, 7 Boeing 737 Classic (seri 300/500), 65 Boeing 737800NG, 12 pesawat
CRJ1000 NextGen, 2 ATR72600 pesawat, 4 pesawat Boeing 777300ER dan 30
pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320200, 5 pesawat Boeing
737300 dan 1 pesawat Boeing 737400. Menghadirkan standar kualitas layanan
baru dalam industri perjalanan udara, PT. Garuda Indonesia saat ini melayani
penerbangan ke 64 destinasi pilihan, terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20
kota di area internasional. Selain melayani penerbangan pada rute tujuan yang
dioperasikan, saat ini PT. Garuda Indonesia juga telah mengimplementasikan
perjanjian code sharing dengan14 maskapai internasional.
Selain itu, mulai 5 Maret 2014, PT. Garuda Indonesia resmi, bergabung
dengan aliansi penerbangan Sky Team, sebagai bagian dari program
pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung dalam Sky Team,
pengguna jasa PT. Garuda Indonesia dapat terhubung ke 1.064 destinasi di 178
negara yang dilayani oleh seluruh maskapai penerbangan anggota Sky Team
dengan total lebih dari 15.700 penerbangan per hari. Selain itu, para pengguna
jasa PT. Garuda Indonesia juga dapat mengakses 564 Sky Team Lounge di
seluruh dunia. Dengan masuknya PT. Garuda Indonesia di sky team juga akan
memperkuat Indonesia di peta dunia "perjalanan udara".

1.2 Visi, Misi, Tujuan Perusahaan


 Company Vision
“To become a sustainable aviation group by connecting Indonesia and beyond
while delivering Indonesia hospitality”
(Menjadi kelompok penerbangan berkelanjutan dengan menghubungkan
Indonesia dan luarnya saat memberikan perhotelan Indonesia)
 Company Mission
“Strengthening business fundamental through strong revenue growth, cost
leadership implementation, organization effectiveness and group synergy
reinforcement while focusing on high standart of safety and customer-oriented
services delivered by professional and passionate employees”
(Memperkuat fundamental bisnis melalui pertumbuhan pendapatan yang kuat,
implementasi kepemimpinan biaya, efektivitas organisasi dan pengutan sinergi
kelompok sementara fokus pada standar tinggi keselamatan dan layanan menjadi
pribadi pelanggan)
 Company Goals
Tujuan PT. Garuda Indonesia Tbk ini adalah menjadi perusahaan penerbangan
yang andal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat
dunia menggunakan keramahan Indonesia. Selain itu, juga memiliki tujuan
sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier)
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Analisis SWOT


Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan analisis SWOT yaitu dengan
mengidentifikasi faktor-faktor Internal perusahaan yang terdiri dari Strenght
(kekuatan) dan Weakness (kelemahan), kemudian juga faktor-faktor eksternal
perusahaan yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman).

Analisis Lingkungan Internal

 Strenght (kekuatan)
- Nama besar perusahaan
- Pengalaman Perusahaan di bidang penerbangan
- Sumber Daya Manusia yang handal
- Memiliki sistem penerbangan yang mampu beradaptasi dengan
perkembangan jaman.
- Memiliki rute penerbangan domestik dan internasional
- Fasilitas dan pelayanan yang prima
 Weakness (kelemahan)
- Beberapa SDM Perusahaan bermasalah sehingga muncul konflik antara
karyawan dengan Manajemen Garuda
- Kondisi Keuangan kurang bagus
- Biaya operasional yang tinggi sehingga menyebabkan harga tiket pesawat
lebih mahal dibandingkan maskapai lain.
- Harga tiket tidak terjangkau untuk semua segmen pasar.

Analisis Lingkungan Eksternal

 Opportunity (Peluang)
- Adanya dukungan dari pemerintah berupa pinjaman dana untuk membantu
menyehatkan keuangan perusahaan.
- Kebutuhan masyarakat akan penerbangan ke dalam dan luar negeri.
- Berkembangnya sistem penerbangan di Indonesia.
 Threat (Ancaman)
- Bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari pertamina, sehingga
bahan bakar bergantung pada Pertamina.
- Maskapai Penerbangan lain yang lebih murah dan kapasitas lebih besar
- Cuaca yang tidak menentu

Matrik IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

Berdasarkan banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks IFAS, total


rata-rata tertimbang berkisar antara yang rendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-
rata 2,5 seperti yang terlihat di Tabel 1. Jika total rata-rata dibawah 2,5
menandakan bahwa kondisi internal perusahaan dalam kondisi lemah. Sedangkan
apabila total rata-rata diatas 2,5 mengindikasikan potensi internal perusahaan
adalah kuat.

Tabel 1. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)


Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating
Kekuatan
 Nama besar perusahaan 0,15 4 0,6
 Pengalaman/ Jam terbang Perusahaan di bidang
0,15 4 0,6
penerbangan
 Sumber Daya Manusia yang handal 0,05 3 0,15
 Memiliki sistem penerbangan yang mampu beradaptasi
0,05 3 0,15
dengan perkembangan jaman.
 Memiliki rute penerbangan domestik dan internasional
0,05 3 0,15
 Fasilitas dan pelayanan yang prima 0,10 3 0,3
Sub Total
0,55 1,95

 Kelemahan
 Beberapa SDM Perusahaan bermasalah sehingga
muncul konflik antara karyawan dengan Manajemen 0,15 4 0,6
Garuda
 Kondisi Keuangan kurang bagus 0,15 4 0,6
 Biaya operasional yang tinggi sehingga
menyebabkan harga tiket pesawat lebih mahal dibandingkan 0,10 4 0,4
maskapai lain
 Harga tiket tidak terjangkau untuk semua segmen
0,05 3 0,15
pasar
SubTotal 0,45 1,75
TOTAL 1 3,7
Sumber: Data Diolah, 2020
Dari analisis IFAS, faktor kekuatan dan kelemahan memiliki total skor sebesar
3,7. Jika total skor dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal PT Garuda
Indonesia lemah. Sedangkan total nilai diatas 2,5 mengindikasikan potensi
internal yang kuat. Dari sini dapat dinilai bahwa potensi internal PT. Garuda
Indonesia adalah kuat.

Matrik EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)


Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) dilakukan setelah faktor-
faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan Threat
(Ancaman). Sudah tentu bahwa dalam EFAS Matriks, kemungkinan nilai tertinggi
total score adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total score 4,0 mengindikasikan
bahwa perusahaan atau pelaku usaha merespon peluang yang ada dengan cara
yang luar biasa dan menghindari ancamanancaman. Total score sebesar 1,0
menunjukkan strategi dalam perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang
atau tidak menghindari ancama-ancaman eksternal.

Tabel 2. Matrik EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)


Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating
Opportunity (Peluang)
 Adanya dukungan dari pemerintah berupa pinjaman dana 0,2 4 0,8
untuk membantu menyehatkan keuangan perusahaan
 Kebutuhan masyarakat akan penerbangan ke dalam dan 0,2 3 0,6
luar negeri
 Berkembangnya sistem penerbangan di Indonesia 0,10 3 0,30
SubTotal 0,5 1,7
Threat (Ancaman)
 bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari 0,2 4 0,8
pertamina, sehingga bahan bakar bergantung pada
Pertamina
 Maskapai Penerbangan lain yang lebih murah dan 0,2 3 0,6
kapasitas lebih besar
 Cuaca yang tidak menentu 0,10 4 0,4
SubTotal 0,5 1,8
TOTAL 1 3,5
Sumber: Data Diolah, 2020

Dari hasil analisis EFAS yang ditampilkan di Tabel 2, faktor peluang dan
ancaman memiliki skor 3,5. Karena total skor mendekati 4,0 berarti ini
mengindikasikan bahwa PT Garuda Indonesia merespon peluang yang ada dengan
cara luar biasa dan menghindari ancaman-ancaman pada dunia penerbangan.

Menurut Rangkuti, Freddy (2018:83) Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-
faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat di sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis.

Hasil dari matrik SWOT pada Gambar 1 dapat digambarkan sebagai berikut:

IFAS Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelamahan)

• Nama besar perusahaan • Beberapa SDM Perusahaan


bermasalah sehingga muncul
• Pengalaman Perusahaan di konflik antara karyawan
bidang penerbangan dengan
• Sumber Daya Manusia
yang handal Manajemen Garuda
• Memiliki sistem • Kondisi Keuangan kurang
penerbangan yang mampu bagus
beradaptasi dengan • Biaya operasional yang
perkembangan jaman. tinggi sehingga
• Memiliki rute penerbangan menyebabkan harga tiket
domestik dan internasional pesawat lebih mahal
• Fasilitas dan pelayanan
dibandingkan maskapai lain
yang prima • Harga tiket tidak terjangkau
EFAS untuk semua segmen pasar
Opportunity (Peluang) Memaksimalkan program Dengan adanya program bantuan
bantuan dana dari pemerintah keuangan dari pemerintah maka
• Adanya dukungan dari pemerintah untuk memulihkan kondisi dapat dapat juga digunakan
berupa pinjaman dana untuk keuangan perusahaan sekaligus untuk meningkatkan kompetensi
membantu menyehatkan keuangan untuk mempertahankan nama
perusahaan besar perusahaan SDM perusahaan
• Kebutuhan masyarakat akan
penerbangan ke dalam dan luar
negeri
• Berkembangnya sistem
penerbangan di Indonesia.
Threat (Ancaman) Mempertahankan fasilitas dan Menekan biaya operasional
pelayanan demi menghadapi dengan tetap menjaga kualitas
• Bahan bakar pesawat Garuda kompetitor penerbangan lain. agar mampu bersaing di dunia
Indonesia berasal dari pertamina, penerbangan.
sehingga bahan bakar bergantung
pada Pertamina
• Maskapai Penerbangan lain yang
lebih murah dan kapasitas lebih
besar
• Cuaca yang tidak menentu

Setelah matriks IFAS, matriks EFAS, matrik SWOT yang telah dilakukan
maka hasilnya dapat diinterpretasikan guna menentukan strategi yang kreatif dan
workable PT. Garuda Indonesia Tbk dalam menghadapi persaingan di dunia
penerbangan.

2.2 Rekomendasi

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil matrik IFAS, faktor Strenght (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan) menandakan bahwa secara internal PT Garuda Indonesia lemah,
namun potensi internal PT. Garuda Indonesia Tbk adalah kuat.
Berdasarkan hasil matrik EFAS, faktor Opportunity (peluang) dan Threat
(ancaman) mengindikasikan bahwa PT. Garuda Indonesia merespon peluang yang
ada dengan cara luar biasa dan menghindari ancaman-ancaman pada dunia
penerbangan.
PT. Garuda dapat memaksimalkan program bantuan dana dari pemerintah
untuk memulihkan kondisi keuangan perusahaan. PT. Garuda dapat menekan
biaya operasional agar bisa menekan besarnya biaya tiket pesawat sehingga
mampu bersaing di dunia penerbangan.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Wiwik, Nely Supeni, dan Fitria Ningsih. Strategi Pengembangan Dan Analisis
SWOT Pada PT. Garuda Indonesia Tbk. Bisnis dan Ekonomi Asia, 15(2), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai