Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

CAIRAN TUBUH DAN RESPIRASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Biokima

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wahidin M.Pd

Disusun Oleh :

Mella Sabrina (1908106087)

Zahratul Jannah (1908106086)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI


CIREBON

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI TADRIS IPA-BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana
dengan limpahan nikmat, taufik dan hidayahnya kami semua bisa menyusun makalah yang
berjudul “Cairan Tubuh dan Respirasi“ ini. Shalawat serta salam, tak lupa kami panjatkan
kepada nabi besar kita yakni nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, kepada
sahabatnya, dan tak lupa juga kepada kita selaku umatnya yang insya Allah taat pada
ajarannya hingga akhir zaman.

Harapan kami, semoga dengan adanya makalah ini bisa membantu para pembaca
untuk lebih memahami lagi materi tentang “Cairan Tubuh dan Respirasi“. Sehingga,
makalah ini bukan hanya membantu para pembaca untuk memahaminya saja, tetapi bisa
juga untuk lebih memperdalam materinya dan tentunya untuk menambah wawasan para
pembaca. Akhirnya kami menyadari, bahwa makalah ini pun tak luput dari kesalahan.
karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan
sarannya bagi para pembaca untuk membantu penyempurnaan makalah ini.

Tangerang, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................3

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................
B. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biokimia, berasal dari dua kata, yaitu bio (artinya kehidupan) dan kimia. Biokimia
dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang dasar-dasar kimia dari kehidupan.
Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang zat-zat kimia
penyusun tubuh makhluk hidup, serta reaksi-reaksi dan proses kimia, yang berlangsung di
dalam tubuh makhluk hidup. Tujuan utama mempelajari biokimia adalah untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif pada tataran molekuler, tentang berbagai
proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup (Ernawati, 2012).

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua
reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan
dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang
hilang. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh (Putu, 2016).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cairan dalam tubuh?
2. Bagaimana keseimbangan cairan dalam tubuh?
3. Bagaimana cara perpindahan cairan dalam tubuh?
4.
5.
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui cairan dalam tubuh
2. Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Untuk Mengetahui cara perpindahan cairan dalam tubuh

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. CAIRAN TUBUH
1. Pengertian
Cairan adalah zat tidak padat seperti larutan atau gas, yang akan mengalir ataupun
mengikuti bentuk dari tempatnya. Cairan pada tubuh manusia sekitar 95% terdiri dari air,
dan dua pertiganya adalah cairan intraseluler. Cairan terdapat pada setiap komponen sistem
dari tubuh tanpa terkecuali, mulai dari sistem saraf, sistem indra, sistem respirasi, sistem
kardiovaskuler, sistem gastrointestinal-hepatobilier-pankreas, sistem endokrin-
metabolisme-nutrisi, sistem hematologi-imunologi, sistem integumen, sistem
muskuloskeletal, sistem reproduksi, hingga sistem ginjal-saluran kemih Cairan dan
elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat (Jusak
Nugraha, et al, 2019).

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh
(Putu, 2016).

Fungsi Cairan Tubuh yaitu Mengatur suhu tubuh Dalam hai ini bila kekurangan air
suhu tubuh akan menjadi panas dan naik, Melancarkan peredaran darah Jika tubuh
kekurangan cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah
tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak
dan jantung, Membuang racun dan sisa makanan Tersedianya cairan tubuh yang cukup
dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh
melalui keringat, air seni, dan pernapasan, Air sangat penting untuk mengatur struktur dan
fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan,
dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh, Peran air dalam proses
pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke
sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam
usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan

3
lancar, dan Paru-paru memerlukan air untuk pernapasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat
cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca (Putu, 2016).

Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan


kompartemen ekstraselular. Lebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan
intravaskular dan intersisial.

 Cairan intraselular.
Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada orang
dewasa, sekitar dua pertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27
liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya
pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular (Putu, 2016).

 Cairan ekstraselular.
Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif cairan
ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari
cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan
ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan
sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg. Cairan ekstraselular dibagi
menjadi Cairan Interstitial yaitu Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan
interstitial, sekitar 11-12 liter orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume
interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi
baru lahir dibandingkan orang dewasa dan Cairan Intravaskular Merupakan cairan yang
terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume plasma). Rata-rata volume darah
orang dewasa sekitar 5-6 L dimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel
darah merah, sel darah putih dan platelet (Putu, 2016).

Cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit
dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah kation dan anion
dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam mil ekuivalen) terdapat Kation, anion,
Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Karbonat. Pada Non elektrolit Merupakan zat

4
seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat lainnya termasuk penting
adalah kreatinin dan bilirubin (Putu, 2016).

2. Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya. Dalam hal ini air merupakan bagian cairan tubuh terbesar
pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan
derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85%
berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring
dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-
angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita
dewasa 50 % berat badan (Putu, 2016).

Saat tubuh tidak cukup mendapatkan air atau terjadi kehilangan air sekitar 5% dari
berat badan maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Kebutuhan air tiap orang berbeda-beda
dan berfluktuasi tiap waktu. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis
kelamin, usia, tingkat aktivitas, serta faktor lingkungan. Metode perkiraan kebutuhan air
adalah berdasarkan umur, berat badan, asupan energi, asupan nitrogen, luas permukaan
tubuh serta jumlah energi yang dikeluarkan (Ekayanti, dkk 2011).

Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari
cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam rangka
mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn cairan antara lain melalui
proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses
metabolisme. Intake Cairan Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per
hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi
selama proses metabolisme. Output (keluar) Cairan melalui Urine, IWL (Invisible Water
Loss), Keringat, dan Feces (Putu, 2016).

3. Perpindahan Cairan

5
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu Fase I Plasma
darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil
dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. Fase II Cairan interstitial dengan komponennya
pindah dari darah kapiler dan sel. Fase III Cairan dan substansi yang ada di dalamnya
berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan
membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. beberapa jenis perpindahan
substansi antar kompartmen :

 Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah
dengan mekanisme transportasi pasif. Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang
terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya
tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut
merata.Beberapa faktor yang memengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum
Fick ( Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah Peningkatan perbedaan
konsentrasi substansi, peningkatan permeabilitas, Osmosis, Potensial listrik dan
Perbedaan tekanan (Putu, 2016)
 Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas
permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang memengaruhi filtrasi
ini disebut tekanan hidrostatik (Putu, 2016).
 Osmosis Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel
dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka
terjadi perpindahan air atau zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi (Putu, 2016).
 Transpor aktif berbeda dengan transpor pasif karena memerlukan energi dalam bentuk
adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan
natrium (Putu, 2016)

6
7
8
9
10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai dapat
ditarik kesimpulan :

11
DAFTAR PUSTAKA

Ekayanti, dkk. 2011. Kebiasaan Minum dan Asupan Cairan Remaja di perkotaan. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia (8)1

Ernawati Sinaga. 2012. Biokimia Dasar. Jakarta: PT. Isfi penerbitan

Jusak Nugraha, et al. 2019. Analisis Cairan Tubuh dan Urine. Surabaya: Airlangga
Universitas Press

Putu Putra Wibawa. 2016. Cairan Tubuh. Bali: Universitas Udayana

12

Anda mungkin juga menyukai