123 200 1 PB
123 200 1 PB
Yolanda Retno Nandika Viola, etal.: Pengaruh Konsentrasi BA Terhadap Pembentukan Embrio..
and the number of roots and shoots were adalah auksn dan sitokinin.hormon 2,4-D
successfully grown. merupakan golongan auksin yang sering
digunakan untuk menginduksi pembentukan
Keywords: Solanum tuberosum L., Somatic kalus embriogenik dan berperan untuk
Embryo, BA, Tissue Culture. memacu hipermetilasi pada DNA agar
pembelahan sel selalu dalam fase mitosis
PENDAHULUAN sehingga pembentukan kalus menjadi
optimal (Menneses et al., 2005). Selain
Solanum tuberosum L. adalah auksin, hormone yang sangat penting untuk
tanaman semusim yang berbentuk semak pertumbuhan tanaman adalah hormone
dan berasal dari dataran tinggi Andes, sitokinin. Hormon sitokinin yang paling
Amerika Selatan dan telah dibudidayakan sering digunakan adalah BA, yang berfungsi
oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun untuk memacu penggandaan tunas karena
silam (Smith, 1968). Teknik budidaya yang mempunyai aktivitas yang kuat
mempengaruhi produktivitas kentang dibandingkan kinetin. Purnamaningsih
meliputi penggunaan bibit berkualitas baik, (2006) menyatakan bahwa pada umumnya
varietas berproduksi tinggi, pengendalian tanaman memiliki respon yang lebih baik
hama dan penyakit yang terhadap BA, sehingga BA lebih efektif
optimal,penggunaan sarana produksi yang untuk produksi tunas in vitro.
tepat, serta pengelolaan tanah dan air Penelitian ini bertujuan untuk
(Rosliani et al., 1998). Kendala utama mendapatkan rasio BA yang tepat untuk
dalam peningkatan produksi kentang adalah memacu terbentuknya embrio somatik
pengadaan benih kentang berkualitas yang kentang varietas Atlantik dan Granola
belum memadai. Upaya yang dapat Transgenik.
dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
adalah dengan memanfaatkan bioteknologi BAHAN DAN METODE PENELITIAN
yaitu melalui kultur jaringan atau pembiakan
mikro kentang. Perbanyakan melalui kultur Penelitian ini dilakukan pada bulan
jaringan dapat ditempuh melalui Februari hingga Juni 2016 di Laboratorium
embriogenesis somatik. kultur jaringan Fakultas Pertanian
Embriogenesis somatik merupakan Universitas Brawijaya. Bahan tanam yang
suatu proses pembentukan embrio dari sel digunakan berupa batang bibit kentang
somatic menjadi tumbuhan baru, tanpa varietas Atlantik dan Granla Transgenik. Zat
melalui fusi sel gamet. Semua tumbuhan pengatur tumbuh yang digunakan berupa
yang dihasilkan dari proses embriogenesis BA dan 2,4-D. penelitian menggunakan
somatik akan memiliki sifat genetik yang Rancangan Acak Kelompok Faktorial
identik dengan tumbuhan induknya (William dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah
dan Maheswaran, 1986). Selanjutnya Litz varietas kentang yaitu A: Atlantik, B:
dan Gray (1995) menyatakan bahwa Granola Transgenik. Faktor kedua adalah
embrioid dapat dihasilkan dari satu sel BA dengan beberapa konsentrasi yaitu K0:
sehingga produksi bibit jauh lebih banyak 0ppm, K1: 0,5ppm, K2: 1ppm, K3: 1,5ppm,
disbanding penggunaan teknik yang lain. dan K4: 2ppm. Setiap kombinasi perlakuan
Pertumbuhan mikro sangat tergantung pada diulang 3 kali, setiap perlakuan terdapat 2
interaksi antara ZPT eksogen yang satuan percobaan sehingga didapatkan 60
ditambahkan ke dalam media dan ZPT satuan percobaan. Setiap perlakuan
endogen. Efektifitas zat pengatur tumbuh terdapat 6 eksplan.
pada tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi Alat yang digunakan pada penelitian
yang diberikan, karena perbedaan ini antara lain pinset, scalpel, cawan petri,
konsentrasi akan menimbulkan perbedaan gunting, timbangan analitik, Ph meter,
aktivitas. Perbedaan aktivitas ZPT Bunsen, Erlenmeyer, pengaduk, labu takar,
ditentukan oleh spesies bahan stek yang gelas ukur, pipet, corong, botol kultur,
digunakan (Ortega, 2007). ZPT eksogen kompor, autoklaf, laminar air flow cabinet,
yang biasa digunakan pada kultur jaringan alat tulis dan kamera. Sedangkan bahan
12
Yolanda Retno Nandika Viola, etal.: Pengaruh Konsentrasi BA Terhadap Pembentukan Embrio..
Yolanda Retno Nandika Viola, etal.: Pengaruh Konsentrasi BA Terhadap Pembentukan Embrio..
Yolanda Retno Nandika Viola, etal.: Pengaruh Konsentrasi BA Terhadap Pembentukan Embrio..
Waktu Muncul Akar dan Tunas (Kalimuthu et al., 2007). Pada penelitian ini
Pada perkembangannya beberapa didapatkan hasil bahwa respon eksplan
eksplan dari berbagai perlakuan yang perlakuan varietas Atlantik dengan
menghasilkan kalus embriogenik mampu konsentrasi BA sebanyak 0ppm merupakan
beregenerasi membentuk organ tanaman eksplan yang paling lama memunculkan
dan juga planlet yang utuh dan lengkap. akar dibandingkan dengan perlakuan yang
Pada tahap ini sel somatik yang telah lainnya (Tabel 2). Sedangakan respon dari
terbentuk mampu berkembang menjadi varietas Granola Transgenik terhadap
embrio somatik hingga mencapai tahap pemberian BA sebanyak 1,5ppm
torpedo setelah melalui beberapa merupakan perlakuan yang paling lama
perubahan morfologi. Embrio somatik pada memunculkan akar dibandingkan dengan
tahap ini akan mengalami proses perlakuan lainnya. Sedangkan hasil
pemanjangan dan penonjolan membentuk 2 pengamatan menunjukkan bahwa tidak
kutub (bipolar) yang berlawanan, yang adanya pengaruh nyata terhadap waktu
masing-masing kutub tersebut akan munculnya tunas pada semua eksplan
membentuk bakal tunas dan dan bakal akar (Tabel 3).
15
Yolanda Retno Nandika Viola, etal.: Pengaruh Konsentrasi BA Terhadap Pembentukan Embrio..
Jumlah Organ Akar dan Tunas Eksplan eksplan yang mati sehingga sel eksplan
Akar dan tunas yang mampu tersebut sudah tidak dapat tumbuh (Tabel
terinisiasi, tetap diamati hingga akhir 4). Jumlah tunas yang terbentuk juga
pengamatan untuk mengetahui jumlah akar diamati setiap minggu sampai pada akhir
dan tunas yang terbentuk sehingga menjadi pengamatan yakni 8 MSI. Dalam kultur
planlet. Dari hasil analisis ragam, respon jaringan jumlah tunas dapat diindikasikan
dari varietas Atlantik dengan pemberian BA sebagai keberhasilan dalam multiplikasi.
sebanyak 1ppm pada umur 14 HSI memiliki Berdasarkan hasil analisis ragam, diketahui
jumlah akar paling banyak dibandingkan bahwa konsentrasi BA yang diberikan
dengan perlakuan yang lainnya, sedangkan berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas
respon dari varietas Granola Transgenik yang muncul. Jumlah tunas yang paling
terhadap BA sebanyak 1ppm juga banyak tumbuh adalah respon dari eksplan
menghasilkan jumlah akar terbanyak perlakuan varietas Atlantik dengan
dibandingkan dengan perlakuan yang konsentrasi BA sebanyak 1ppm
lainnya. Beberapa eksplan juga tidak dapat dibandingkan dengan beberapa konsentrasi
memunculkan akar dikarenakan terdapat
16
Yolanda Retno Nandika Viola, etal.: Pengaruh Konsentrasi BA Terhadap Pembentukan Embrio..
BA yang lainnya, pada respon varietas eksplan tersebut tidak mampu untuk
Granola Transgenik dengan konsentrasi BA menginisiasi tunas dan pertumbuhan
1ppm juga menghasilkan jumlah tunas eksplan menjadi sangat lambat. Hal
terbanyak dibandingkan dengan respon tersebut sesuai dengan pernyataan Hijmans
perlakuan yang lainnya. Hal tersebut sama (2001) bahwa konsentrasi sitokinin yang
dengan eksplan yang memiliki jumlah akar lebih tinggi dibandingkan dengan
yang paling banyak (Tabel 5). Diduga yang konsentrasi auksin akan memacu
menyebabkan jumlah tunas yang dihasilkan multiplikasi tunas.
oleh eksplan sedikit karena konsentrasi
sitokinin (BA) yang sangat rendah, sehingga
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata pada uji BNJ 5%.
17