Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu
kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan
proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Keperawatan lanjut usia merupakan suatu pelayanan profesional
yang berdasarkan ilmu dan kiat/ teknik keperawatan yang berbentuk bio-
psiko-sosial-spiritual dan kultural yang holistik yang ditujukan pada klien
lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus
secara alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan
umunya dialami seluruh makhluk hidup. Menua merupakan proses
penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan daya tahan tubuh.
Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan pada tiap
seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor herediter,
nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-lain (Stanley, 2006).
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-
perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus-
menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang
berhasil maka timbullah berbagai masalah. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, perubahan mental dan
perubahan spiritual.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia salah satunya adalah
perubahan pada proses pikir dan berkurangnya daya ingat yang dikenal
dalam dunia medis yaitu demensia. Demensia ( demensia senil, sindroma
otak kronis ) lebih merupakan gejala dan bukanlah suatu kondisi penyakit
yang jelas. Biasanya bersifat progesif dan ireversibel dan bukan merupakan

1
bagian normal dari proses penuaan. Ditandai dengan penurunan umum
umum fungsi intelektual yang bisa meliputi kehilangan ingatan, kemampuan
penalaran abstrak, pertimbangan dan bahasa, terjadi perubahan keperibadian
dan kemampuan menjalankan aktifitas hidup sehari-hari semakin
memburuk. Gejala biasanya tidak jelas pada saat awitan dan kemudian
berkembang secara perlahan sampai akhirnya menjadi sangat jelas dan
mengganggu. Tiga jenis demensia nonreversibel yang paling sering adalah
penyakit Alzheimer, demensia multi infark, dan campuran penyakit
Alzheimer dan demensia multi infark.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet,
sekitar 24,3 juta orang memiliki demensia di seluruh dunia pada tahun 2005,
dengan 4,6 juta kasus baru setiap tahunnya. Jumlah penderita demensia akan
berlipat ganda setiap dua dekade dan mencapai 81.100.000 pada tahun 2040.
Tingkat kenaikan ini akan lebih cepat di negara-negara berkembang yang
memiliki harapan hidup bertumbuh cepat.
Di Indonesia sendiri prevalensi demensia pada lanjut usia yang
berumur 65 tahun adalah 5 persen dari populasi lansia. Prevalensi ini
meningkat menjadi 20 persen pada lansia berumur 85 tahun ke atas. Dengan
kategori lanjut usia penduduk berumur 65 tahun ke atas, angka lansia di
Indonesia pada 2000 sebanyak 11,28 juta. Jumlah ini diperkirakan melonjak
menjadi 29 juta jiwa pada 2010 atau 10 persen dari populasi penduduk.
Dari latar belakang diatas, maka kami penyusun membuat makalah tentang
perawatan lanjut usia dengan Demensia.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memperoleh pengetahuan
tentang Demensia, Penyebab Demensia, Tanda dan Gejala Demensia,
Penggolongan Demensia, serta Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pada
Penderita Demenesia.

2
C. Manfaat Penulisan
1. Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi.
2. Memberikan informasi dan pengetahuan bagi pihak-pihak yang ingin
mengetahui tentang Demensia.
3. Sebagai bahan bacaan dan refrensi bagi mahasiswa Akademi Kepe-
rawatan atau bagian yang terkait.

Anda mungkin juga menyukai