Anda di halaman 1dari 15

Rechtsidee, 

Vol 1, No 2 (2014)
The
Independence of Notary in The Civil Partnership of Notary

Independensi Notaris
dalam Perserikatan Perdata Notaris

Adha
Dia Agustin
Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidoarjo
Jalan
Jaksa Agung Suprapto Nomor 1, Sidoarjo
Telp.:
+62 31 8921307
Email:
adha_jp@yahoo.com
 
Abstract
The continued
development of business in Indonesia, would make the greater role of
number of notaries and needed in each region in Indonesia gets
greater. This rapid developmen
with the new policy. Previously,
Peraturan Jabatan Notaris(PJN) prohibited Perserikatan
establishment
of Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) has changed otherwise. Notary p
associations in a Civil Partnership. Even Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor: M.H
Tahun 2010 tentang Persyaratan Menjalankan
Jabatan Notaris Dalam Bentuk Perserikatan Pe
the formation of
the implementing regulations of the Civil Partnership. Is it true that Civil
Par
make science benefit for junior notary and will facilitate
the work of a Notary Or it would mak
notary who compete each
other, so that the function of a notary public is no longer as state
called the company deed. This journal examines the Civil Partnership in
Kitab Undang-U
Perdata and would review the principle of the
independence of the notary as set forth in U
Jabatan Notaris.
Keywords: the civil partnership of notary; notary independence;

 
Abstrak

Semakin berkembangnya
bisnis di Indonesia membuat semakin besar peran n
notaris dan
kebutuhan di masing-masing daerah di Indonesia pun semakin besar. Perkemba
kemudian dibarengi dengan kebijakan baru di dunia kenotarisan. Jika
sebelumnya, da
Jabatan Notaris(PJN) ada larangan pembentukan
Perserikatan, sejak diundangkannya
sebaliknya. Notaris dimungkinkan
membuat perkumpulan antar notaris yang berbentu
Perdata. Dalam
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: M.HH.01.AH.02.12 Tahu
Persyaratan Menjalankan Jabatan Notaris Dalam Bentuk Perserikatan Perdata
dijabar
pelaksana dari pembentukan Perserikatan Perdata. Benarkah
perserikatan perdata No
memberi manfaat keilmuan pada notaris
baru dan akan mempermudah pekerjaan
Perserikatan justru akan
membuat koloni-koloni notaris besar yang akan bersaing satu den
sehingga fungsi notaris bukan lagi sebagai pejabat umum negara, melainkan
�perusahaan
ini akan mengkaji perspektif perserikatan perdata
dari Kitab Undang-Undang Hukum
mengkaji Perserikatan Perdata dengan
prinsip independensi notaris sebagaimana diatur da
Kata
kunci: perserikatan perdata notaris; independensi notaris;

1. Pendahuluan

Dalam
ketentuan Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata d
�bahwa,
Persekutuan Perdata merupakan �Suatu Perjanjian dimana dua
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan m
membagi keuntungan yang terjadi karenanya�. Dalam pelaksanaannya,
k
ketentuan ini
menyatakan bahwa, �Notaris dapat menjalankan jabatannya d
perserikatan perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian dan ketida
[1]
dalam menjalankan jabatannya.� .
Hal ini tentu berbeda jauh denga
sebelumnya, Peraturan Jabatan
Notaris (PJN) yang menyatakan sebaliknya, d
memperbolehkan profesi
ini bergabung dalam menjalankan jabatannya.
Belum
ada penjelasan resmi terkait perubahan aturan ini. Ketika
berlaku, Perserikatan
Perdata Notaris tersebut tidak diperbolehkan. Baik m
maupun UUJN
tidak akan ditemukan suatu alasan diperbolehkannya p
bergabung dalam
suatu Perserikatan Perdata Notaris. PJN ataupun UUJN
penjelasannya,
baik tersirat maupun tersurat tidak ditemukan alasan huk
[2]
UUJN
memperbolehkan adanya Perserikatan Perdata Notaris.
Mesk
ketentuan pelaksana dari Pasal 20 UUJN dibuat dalam Peraturan
Menteri
HAM RI Nomor: M.HH.01.AH.02.12 Tahun 2010 tentang Persyaratan
M
Jabatan Notaris Dalam Bentuk Perserikatan Perdata.
Banyak
pendapat pro dan kontra terkait ketentuan bahwa, no
menjalankan
jabatan dalam bentuk perserikatan perdata. Di dalam artik
[3]
seorang
Advokat Dorel Amir
mengatakan bahwa, pihak yang p
pembentukan perserikatan bermanfaat
bagi dunia notaris karena dapat me
problem ke depan. Di sisi lain
pihak yang kontra melihat ide pembentukan
perdata sebagai
akal-akalan bagi notaris senior untuk membentuk din
bernaung
keluarga notaris serta guna melanggengkan� asetnya agar te
sampai
ke anak cucu kelak. Terlepas dari persoalan pro dan kontra, dia
pembentukan perserikatan merupakan terobosan guna menjawa
membanjirnya
minat menjadi notaris dan problem kebijakan formasi. Akan
yang
disampaikan terhadap ide tersebut perlu direnungkan dan berbag
menjadi kekhawatiran dapat dipandang sebagai akses negatif dari gagasa
Dengan demikian yang diperlukan bukanlah penolakan terhadap ide ter
tetapi mengantisipasi ekses negatif dari pembentukan perserikatan perdata.
[4]
Di
dalam bukunya Habib Adjie
mengatakan bahwa, yang perlu
jangan sampai terjadi suatu
Perserikatan Perdata Notaris terseb
�Perusahaan Akta� dan juga
monopoli yang berakibat Notaris yang mem
sendiri (tidak berserikat)
menjadi tersisihkan.
Berangkat
dari pendapat tersebut, peneliti hendak melakukan ka
terkait dengan
ketentuan Perserikatan Perdata Notaris. Baik dari sisi kete
Perserikatan Perdata menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata sen
prinsip-prinsip yang ada dalam ketentuan dalam pasal-pasal UUJN perubaha
2. Pembahasan
2 1 Perserikatan Perdata Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata
dirasa penting karena perkumpulan merupakan cikal bakal atau lat
terbentuknya Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma, Persekutuan
Kom
[5]
Perkumpulan dalam pengertian ini, dapat dibedakan 2 (dua)
bentuk, yaitu
1. Perkumpulan dalam arti
luas adalah perkumpulan yang tidak memiliki
tertentu dan tidak
dapat dibedakan dengan perkumpulan jenis lai
terbentuknya perkumpulan
ini, terjadi dari beberapa peristiwa  dan perbu
a.      
Adanya
beberapa orang yang sama-sama memiliki kepentingan terha
b.     
Beberapa orang tersebut berkehendak
(sepakat) untuk mendirikan pe
c.      
Memiliki tujuan tertentu dalam mendirikan
perkumpulan;
d.         
Untuk melaksanakan tujuan bersama
tersebut dengan cara
kerjasama pada koridor perkumpulan yang
dibentuk.
Perkumpulan
dalam arti luas ini dibentuk untuk menjalankan
Perusahaan ini
sebagai bentuk usaha untuk mewujudkan tujuan b
perkumpulan yaitu
untuk memperoleh keuntungan atau laba bersama.
Bentuk perkumpulan ini dapat berupa
badan hukum maupun b
hukum yang sama-sama
menjalankan perusahaan. Adapun be
perkumpulan tersebut adalah:
a.
Perkumpulan yang tidak berbadan hukum, yaitu :
1)  
Persekutuan Perdata
2)  
Persekutuan Firma
3)  
Persekutuan Komanditer
b.� Perkumpulan
yang berbadan hukum, yaitu :
1)   
Perseroan Terbatas
2)   
Koperasi
3)   
Yayasan
4)   
Perkumpulan saling menanggung
Perkumpulan
dalam arti luas inilah bentuk dasar dari semua bentuk
Perdata (Maatschap
Vennootschap).
2.� Perkumpulan
dalam arti sempit adalah
perkumpulan yang bukan me
dasar dari persekutuan dan sebagainya,
yang berdiri sendiri dan terpisah
lainnya serta diatur dalam
perundang-undangan tersendiri. Perkumpula
sempit ini tidak
berorientasi pada tujuan utama berupa keuntungan ata
tidak
menjalankan perusahaan. Perkumpulan ini disebut dengan istilah
yang merupakan awal terbentuknya Perserikatan Perdata (Burgelijk
venno
Persamaan
dari kedua bentuk Perkumpulan ini, adalah masing-masing m
mengandung unsur-unsur yang sama dalam pembentukannya, unsur-uns
yaitu :
1.   
Kepentingan bersama
2.   
Kehendak bersama
1.          Tidak
memiliki kepribadian 1.     
Terpisah dari bentuk lainnya d
tersendiri berdiri sendiri
serta diatur dala
2.          Bertujuan
untuk memperoleh perundang-undangan tersendi
keuntungan atau laba bersama 2.     
Tidak semata-mata untuk
3.          Secara
bersama-sama memperoleh laba bersama
teta
menjalankan Perusahaan lebih kepada kemanfaatan
4.    Merupakan
cikal bakal
      bersama
terbentuknya Persekutuan 3.     
Tidak menjalankan Perusahaa
Perdata, Persektuan Firma, dan 4.          Merupakan
dasar terbentuk
Persekutuan Komanditer Perserikatan Perdata
(Maatschap venootschap)
 
1.
Persekutuan Perdata
Persekutuan
berarti persatuan orang-orang yang sama
kepentingann
suatu perusahaan
tertentu,
sementara Sekutu berarti peserta
pada suatu
Pasal 1618 KUH
Perdata, menjelaskan mengenai pengertian persekutuan pe
perjanjian
yang dibuat oleh 2 (dua) orang atau lebih mengikatkan diri untuk
barang, uang atau tenaga (keahlian) dengan tujuan untuk memperoleh
[6]
bersama. Pada ketentuan pasal 1618 KUH Perdata ini ,
dalam persekutuan
2 (dua) unsur yang harus dilakukan adalah :
a.      
Unsur Pemasukan (Inbreng)
b.     
Unsur tujuan untuk memperoleh keuntungan
bersama
Kedua
unsur ini, adalah tambahan dari 4 (empat) unsur yang ada pada
perkumpulan dalam arti luas, yang meliputi :
a.      
Kepentingan Bersama
b.     
Kehendak bersama
c.      
Tujuan bersama
d.     
Kerja sama
Unsur
Tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba bersama
persekutuan
perdata dilakukan dengan menjalankan perusahaan. M
Perusahaan menurut
pembentuk undang-undang diartikan sebagai per
dilakukan secara
terus-menerus, terang-terangan, dalam kedudukan t
bertujuan untuk
mencara laba.
Dengan
menjalankan perusahaan ini, maka bentuk-bentuk persekut
ini lebih
khusus diatur dalam KUHD. Jadi merupakan kajian dalam lapan
bisnis
(ekonomi) seperti Persekutuan Firma,
Persekutuan Komanditer.
2.
Perserikatan Perdata
Perserikatan
berarti suatu perkumpulan orang-orang yang sama
k
yang tidak menjalankan perusahaan tertentu. Orang-orang yang
juga mengandung 2 (dua) unsur pemasukan (inbreng) dan bertujuan

keuntungan bersama. Hanya saja keuntungan yang ada dalam


Perserika
tidak sebatas berupa uang tetapi lebih pada kemanfaatan yang
terkand
keuntungan.
Demikian
juga terhadap unsur pemasukan (inbreng), pada perserika
pun
diwajibkan bagi anggota perserikatan untuk melakukan pemasukan
dalam perserikatan, yang bisa berupa Uang, Barang dan ata
(tenaga/kerajinan), seperti yang disyarakat pada pasal 1619 Ayat (20) KUH
Pe
[7
Tabel 2. Perbedaan
Persekutuan Perdata Dengan Perserikatan Perdata
Persekutuan Perdata Perserikatan Perdata
1.  
Menjalankan Perusahaan 1.     
Tidak menjalankan
perusaha
2.  
Betujuan untuk memperoleh 2.     
Tidak semata-mata hanyauntu
Keuntungan atau laba
bersama memperoleh keuntungan
atau
3.  
Suatu Badan Usaha yang termasuk tetapi lebih kepada tujuan
dalam Hukum
Bisnis/ekonomi. kemanfaatan bersama
Contoh :Persekutuan Firma, 3.     
Suatu Badan Usaha termasuk
Persekutuan Komanditer , dsb. dalam hukum perdata
umum
4.  
Dilakukan dengan cara terus- 4.     
Dilakukan hanya untuk
menerus dan
terang-terangan kepentingan tertentu
(sesaat)
 
Di
dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan buka

tunggal, karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikat


istilah ini sering digunakan untuk menerjemahkan istilah bahasa Beland
dan vennootschap. Maat maupun vennoot dalam bahasa aslinya
(Belanda) b
atau sekutu. Persekutuan artinya persatuan orang-orang
yang sama kep
terhadap suatu perusahaan tertentu. Sedangkan sekutu artinya
pes
persekutuan. Oleh karenanya, persekutuan berarti perkumpulan
orang
menjadi peserta pada perusahaan tertentu. Jika badan usaha
tersebut tidak m
perusahaan, maka badan itu bukanlah persekutuan
perdata, tetapi disebut
Perdata. Sedangkan orang-orang yang
mengurus badan itu disebut seba
bukan sekutu. Dengan
demikian, terdapat dua istilah yang pengertiannya h
yaitu
Perserikatan Perdata dan Persekutuan perdata.
Perbedaannya,
perserikatan perdata tidak menjalankan perusahaan
persekutuan
perdata menjalankan perusahaan. Dengan begitu maka
perdata adalah
suatu badan usaha yang termasuk hukum perdata umum,
menjalankan
perusahaan. Sedangkan persekutuan perdata adalah suatu b
yang
termasuk dalam hukum perdata khusus (hukum dagang), sebab m
perusahaan.
[9]
Dalam
Pasal 1618 dikatakan bahwa, tiap peserta harus memasukkan
dalam
persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah pemasukan (in
dimaksud dengan pemasukan (inbreng) bisa berwujud barang, uang atau

tenaga badaniah maupun tenaga kejiwaan (pikiran). Adapun hasil


d
pemasukan itu tidak hanya keuntungan saja, tetapi mungkin pula
kemanfaat
Berdasarkan
pasal 1618 dan pasal 1623 KUHPer, meskipun pengertian
sama,
perserikatan perdata dan persekutuan perdata mempunyai perbedaa
sebagai berikut:
1.     
Perserikatan
Perdata tidak menjalankan perusahan, oleh karena itu
perdata
adalah suatu badan usaha yang termasuk di dalam Hukum Per
Disamping
itu, pendirian dan pembubarannya dapat terjadi dengann m
dan unsur
"terang-terangan" serta "terus-menerus" pada perserikatan
p
mutlak.
2.     
Persekutuan
Perdata adalah suatu badan usaha yang menjalankan peru
termasuk dalam
Hukum Dagang. Mengenai pendirian dan pembubar
memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan, unsur "terang-terangan"
menerus"
adalah merupakan unsur yang mutlak.
Namun
demikian, kedua macam badan usaha itu diatur di dalam per
sama yaitu
dari pasal 1618 KUHPer sampai dengan pasal 1652 KUHPer (Buku
Kedelapan KUHPer). Badan usaha perserikatan perdata ini dapat berub
persekutuan perdata, apabila perserikatan tersebut menjalankan perusa
[10]
1623 KUHPer) .
Dari
uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila perserik
bertindak
keluar terhadap pihak ketiga dengan terang-terangan dan te
untuk
mencari laba, maka perserikatan perdata itu melakukan atau m
perusahaan. Bentuk semacam ini dinamakan persekutuan perdata.
Sementara
itu, Pendapat Angela Schneeman mendefinisikan partner
suatu
asosiasi yang terdiri dari dua orang atau lebih melakukan kepemilik
suatu bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Partnership dapat juga diart
suatu perjanjian (agreement) diantara dua orang atau lebih untuk
memas
tenaga kerja, dan keahlian ke dalam suatu perusahaan, untuk
mendapatkan
yang dibagi bersama sesuai dengan bagian atau proporsi
yang disepakati ber
Di
Inggris, menurut pasal 11 Partnership Act 1890 Perserikatan Per
hubungan antara orang yang menjalankan kegiatan bisnis dengan tu
mendapatkan keuntungan (partnership is relation which subsist between
pers
[11]
business in common with a view to profit) .
Dari
penjabaran arti Perserikatan Perdata baik menurut sistem Huku
di Indonesia
dan Belanda, maupun sistem Hukum Common Law memilik
Y k ih b k t did k j ji t d k d k t
dalam ketentuan
pasal 1618 BW, perserikatan merupakan �Perjanj
perorangan. Maka ruang
lingkup perjanjian ini merupakan perjanjian sew
Hal ini tentu
berbeda dengan makna persekutuan (perusahaan) menurut hu
[12]
Beberapa
pengertian tentang Perusahaan antara lain :
a.           
Menurut Molengraaff, Perusahaan
adalah
keseluruhan perbuatan yan
secara terus menerus,bertindak keluar,
untuk mendapatkan penghasi
cara perniagaan barang-barang,
menyerahkan barang-barang atau m
perjanjian-perjanjian perdagangan.
b.         
Menurut Pembentuk Perundang-undangan, perusahaan
adalah
pe
dilakukan secara terus-menerus, terang-terangan, dalam kedudukan
t
bertujuan untuk mencara laba;
c.           
Menurut Polak, perusahaan baru ada,
apabila diperlukan adanya p
perhitungan laba-rugi yang dapat
diperkirakan, dan segala sesuatu itu d
pembukuan.
Jika
dikaitkan dengan notaris maka tentu hal ini bertentanga
pembuatan
akta merupakan pekerjaan utama notaris yang dilakukan te
bukan
kegiatan sewaktu-waktu. Perserikatan perdata tidak seharusnya dijad
untuk menjalankan kegiatan utama notaris. Kecuali, misalnya sekelom
melakukan
perjanjian mengumpulkan uang, jasa mereka untuk membantu
kurang
mampu pada waktu tertentu.
Meski
demikian, menurut pandangan klasik, Burgerlijke Maatschap
popular disebut Maatschap/Perserikatan Perdata merupakan bentuk
genus
Persekutuan Firma (VoF) dan Persekutuan Komanditer (CV).
Bahka
pandangan klasik, tadinya maatschap/perserikatan tersebut
merupakan b
pula dari Perseroan Terbatas. Hanya saja, karena
saat ini tentang Persero
sudah jauh berkembang, maka ada pendapat
yang mengatakan Persero
[13]
bukan lagi termasuk species (khusus)
dari Maatschap.
Menurut
kepustakaan, Maatschap itu bersifat 2 (dua) muka, yaitu
kegiatan yang bersifat komersil atau bisa pula untuk kegiatan non komers
dalam hal ini perikatan-perikatan menjalankan profesi. Dalam praktek

paling banyak dipakai justru untuk non profit kegiatan profesi itu,
misalnya
diantara para lawyer dan akuntan yang biasanya dikenal
sebagai �assoc
[14]
�parter�(rekan) atau �compagnon� yang disingkat �Co�.
2.2
Perserikatan Perdata Dalam UU Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabata

Setelah
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
Jabatan Notaris yang diundangkan pada tanggal 6 Oktober 2004 (UUJN
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dibidang Kenotariatan juga
perubahan Kebijakan kenotariatan yang sebelumnya didasarkan pada
Salah
satu kebijakan yang baru dikeluarkan bagi notaris adalah sebag
tercantum
dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tent
Notaris yang
menetapkan bahwa, notaris dapat menjalankan jabatannya d
Perserikatan Perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian dan
ketida
dalam menjalankan jabatannya.
Perlu
diketahui makna kemandirian notaris sebagai seorang Peja
[16]
Sebagai
Pejabat Umum, Notaris harus Independen .
Dalam istilah sehar
independen ini sering disama artikan dengan
Mandiri. Dalam konsep Manaj
penerapan istilah Mandiri berarti
institusi yang bersangkutan secara man
berdiri sendiri tanpa
tergantung kepada atasannya, tetapi secara institu
tergantung
kepada (depend on) atasannya. Sedangkan Independen
manajerial maupun institusional tidak tergantung kepada atasannya atau
pihak lainnya.
Independensi
ada tiga bentuk, yaitu:
1. Structural Independen,
yaitu independen secara kelembagaan(institus
dalam bagan struktur
(organigram) terpisah dengan tegas dari institusi
hal ini meskipun
Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kehak
kelembagaan
tidak berarti menjadi bawahan Menteri atau berada dal
Departemen
Hukum dan HAM RI.
2.� Functional Independen, yaitu
independen dari fungsinya yang disesua
peraturan Perundang-undangan
yang mengatur tugas, wewenang dan jab
3.� Financial Independen, yaitu
independen dalam bidang keuangan yang t
memperoleh anggaran dari
pihak manapun.
Ketentuan
independensi ini, bahkan diatur tersendiri dalam kewajiban n
dijabarkan Pasal 16 Ayat� (1) huruf a UUJN:
Dalam
menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban: a. bertin
saksama,
mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak
dalam
perbuatan hukum.
 
Dilihat
dari prinsip-prinsip Independensi tersebut, yang harus
Notaris
tidak hanya memiliki hubungan structural independen dengan Kem
yang mengangkat notaris, tetapi juga functional independen antar sesama
te
notaris dan financial independen dalam pengelolaan
keuangan.
functional
independen dijalankan dalam bertindak atas nama jabatan. Pasal
menyatakan bahwa notaris berkewajiban:
huruf (e)�
merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatny
keterangan
yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai� dengan
jabatan, kecuali
undang-undang menentukan lain.
 
Kewajiban
ini akan sulit diterapkan apabila Notaris bergab
ik D l k k b k id k ki j
surat-surat
lainnya adalah untuk melindungi kepentingan semua pihak
dengan
akta tersebut.� Dengan demikian, dalam konteks filosofis, maka rah
merupakan bagian dari instrumen perlindungan hak pribadi para pihak
dengan akta yang dibuat oleh notaris, sehingga tidak dapat direduksi
menjad
[17]
untuk semat-mata melindungi notaris .
Di
dalam prinsip functional independen ini, Notaris juga memiliki kew
mengambil kebijakan mandiri dalam melaksanakan jabatan, dalam a
melibatkan teman sejawatnya. Meskipun, notaris bergabung dalam satu
p
namun hanya adanya satu tanda tangan notaris dalam satu akta.
Apa
bergabung dalam satu perserikatan, maka hal ini akan sulit
diterapkan. T
tersebut bisa jadi hanya soal administrasi saja, namun
teman sejawat N
memiliki pengaruh terhadap kebijakan yang diambil
notaris tersebut. Apa
ada aturan perserikatan yang mengikat dan
harus dipatuhi oleh masing-ma
di maatschap tersebut.
Tidak
kalah penting, Notaris juga terikat dalam hal financial Indepe
melaksanakan jabatan notaris memang berhak mendapatkan hon
berdasarkan prinsip ini notaris dilarang mendapatkan anggaran dari pihak
dari apa yang ia peroleh dari melaksanakan jabatan. Hal ini tentunya
aka
diterapkan dalam perserikatan. Karena sebagaimana prinsip
dalam suatu
adalah membagi keuntungan bersama.
Di
dalam perserikatan tentunya ada perhitungan keuangan terhadap
yang
minta jasa Notaris, pembagian ini tentunya akan mempengaruhi i
notaris anggota perserikatan. Terutama terhadap notaris yang minim klien
dianggap mendapatkan pendapatan dari keuntungan walaupun tidak
m
klien. Padahal prinsip independensi finansial adalah larangan
mendapatka
pihak lain.
Hal
lain yang perlu dipertimbangkan dalam prinsip financial Indepe
pembagian keuntungan. Dalam Pasal 1633 Kitab Undang-Undang Huku
dinyatakan bahwa cara membagi keuntungan dan kerugian itu sebaiknya
d
perjanjian mendirikan Perserikatan Perdata, dengan cara tidak
boleh
seluruh keuntungan kepada seorang anggota saja (Pasal 1635 KUH
Perdat
melanggar prinsip dalam Perserikatan �mengejar keuntungan
bersam
sebaliknya undang-undang memperbolehkan pembebanan seluruh
keru
seorang anggota saja (Pasal 1635 Ayat (2) Kitab Undang-Undang
Hukum Perd
Jika
dalam perjanjian tidak ada aturan tentang cara membagi keun
kerugian,
maka berlakulah Pasal 1633 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Huk
yang
menetapkan pembagian itu harus dilakukan menurut asas �ke
pemasukan�
dengan arti bahwa pemasukan yang berupa tenaga k
dipersamakan dengan
pemasukan uang atua benda yang terkecil (Pasal 1
setiap
notaris dalam posisi sederajat. Termasuk dalam pemberian hono
kliennya masing-masing. Begitu Notaris mengangkat sumpah, maka ia dian
mengetahui keilmuan kenotariatan. Begitu luhurnya profesi notaris ini,
sehi
sebagai Pejabat umum merupakan terjemahan dari istilah
Openbare Ambt
[18]
terdapat pada Pasal 1 PJN
dan Pasal 1868 Burgelijk Wetboek (BW). Dalam
menyebutkan bahwa :
De notarissen
zijn openbare ambetenaren, uisuitend bevoegn, om authe
op te maken
wegens alle ...(notaris
adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan
dan penetapan yang diharuskan oleh suatu
peraturan umum ata
berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam
suatu akta otent
 
Berkaca
dengan ketentuan sebelum ada Undang-Undang Nomor 30
Notaris tunduk
pada Stbl Nomor 3 Tahun 1860 tentang Peraturan Jabatan
Pada Pasal
12 PJN terdapat larangan bagi notaris untuk mengadakan p
Adapun
pertimbangan untuk tidak memperkenankan para notaris untuk m
perserikatan adalah karena perserikatan tidak menguntungkan bagi masyar
Dikatakan tidak menguntungkan karena perserikatan akan mengurangi
per
pilihan masyarakat terhadap notaris yang dikehendakinya. Selain
itu di
perserikatan semacam ini akan menyebabkan kurang terjaminnya

merahasiakan kepentingan para pihak yang dibebankan kepada para


notaris
[20]
G.H.S.
Lumban Tobing
melarang adanya Persekutuan atau
Perdata notaris dengan alasan,
bahwa persekutuan sedemikian tidak men
bagi masyarakat umum, oleh
karena itu mengurangi persaingan dan pilihan
tentang Notaris yang
dikehendaki, lebih-lebih di tempat-tempat dimana
beberapa orang
notaris. Selain daripada itu adanya persekutuan diant
Notaris dapat
menyebabkan kurang terjaminnya kewajiban merahas
dibebankan kepada
para notaris.
Sebaliknya
dapat pula dikemukakan alasan untuk memperkenankan
mengadakan
persekutuan di dalam menjalankan jabatan mereka sebagai N
bagi
para Notaris yang telah agak lanjut usianya, dalam hal mana tentu
menginginkan dapat mengurangi kesibukan mereka sebagai Notaris. nam
berbagai pertimbangan tersebut G.H.S. Lumban menegaskan bahwa ada
boleh dilupakan, bahwa walaupun hal itu merupakan alasan yang kuat, n
mempertimbangkan harus diutamakan kepentingan umum, untuk m
diangkat.
Di
dalam artikelnya, Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah melal
pusatnya
Maferdy Yulius, sebagai ketua tim revisi Undang-Undang Jabatan
Sekretarisnya Otty Chandra Ubayani menyatakan bahwa pihaknya ingin a
yang sudah pensiun itu akan mewariskan
kliennya kepada orang-ora
maupun keluarganya, sehingga nanti terjadi
semacam �Dinasti Notaris�
notaris yang lain tidak kebagian rezeki.
Dengan adanya pasal ini akan mem
�senior� bisa berkuasa sampai
akhir hayat dengan menciptak
kepemimpinan. Sementara itu, notaris
lainnya gigit jari. Masalah inilah yang
menjadi perhatian dalam
revisi Undang-Undang Jabatan Notaris. Den
ketentuan ini, pihaknya
tidak melihat perhatian terhadap kelangsungan haja
notaris yang
seharusnya dilindungi dari monopoli atau oligarki notaris yan
menguasai sendiri �ladang pekerjaan� yang seharusnya diperuntukkan
[21]
lain.
Di
dalam penerapan perserikatan perdata notaris juga harus dii
prinsip-prinsip moral yang kuat sesuai dengan kode etik notaris. Sayangn
Herlin Budiono Notaris dianggap belum siap untuk menjalankan
Perseri
dengan kode etik
Bahwa kehadiran
asosiasi notaris di Indonesia adalah suatu dilema, di
ingin
meningkatkan kualitas pelayanan notaris yang lebih baik, namu
kita belum siap dengan disiplin, nilai moral dan etika profesi
dikhawatirkan jangan-jangan asosiasi notaris berubah menjadi peru
[22]
notaris.
 
Bila
hal ini tidak dicegah, tujuan pendirian perserikatan bukan
meningkatkan kemampuan keilmuan notaris-notaris baru. Tapi justru m
notaris-notaris senior untuk membuat perusahaan akta bahkan� dinasti not
3.
Kesimpulan
Ketentuan
pasal 20 UUJN adalah awal munculnya wacana perserika
terhadap
notaris. Tidak ada alasan resmi, mengapa ketentuan ini tiba
Padahal dalam Stbl Nomor 3 Tahun 1860 tentang Peraturan Jabatan Notaris(P
melarang notaris untuk mengadakan perserikatan.
Dilihat
dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
perdata ini
masuk dalam ranah hukum perdata pasal 1618 BW, bukan huku
mana
dalam perserikatan perdata ini dilakukan dalam kegiatan hukum
Apabila, konteks perjanjiannya sudah dalam ranah �perusahaan� yang be
melakukan kegiatan tersebut secara terus-menerus, bertindak keluar dan
m
keuntungan maka hal ini disebut dengan persekutuan perdata (Pasal
1623 B
para notaris yang dilakukan terus menerus, terang-terangan
ini seharu
dalam ranah persekutuan perdata.
Perserikatan
perdata ini, juga melanggar prinsip independensi y
notaris. Karena
tak hanya structural indepensi dengan Kemenkumham saja,
tunduk
pada prinsip functional independensi dan financial independensi
independensi terikat pada kewajiban notaris bekerja secara independen
senior dan junior. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kebijakan da
maupun dalam prinsip merahasiakan kepentingan para pihak.
Hal
serupa juga akan mempengaruhi financial independen. Terutam
notaris-notaris baru. Karena keterikatan dengan perjanjian pembagian

maka Notaris juga harus tunduk dalam ketentuan perserikatan dalam


m
jabatannya.
Ditakutkan
ke depan, pembentukan perserikatan perdata tidak h
berbagi ilmu
pengetahuan. Namun, menjadi suatu dinasti bagi notaris s
membentuk
semacam �perusahaan akta�. Dimana notaris senior bisa m
keuntungan
tanpa bekerja.

Kedepannya
Perlu kembali dilakukan pengkajian ulang, tujuan maupu
kemanfaatan pembentukan
Perserikatan Perdata Notaris. Jangan sampai pem
perserikatan ini hanya
akan memberikan keuntungan bagi kalangan tertentu
pada prinsipnya,
notaris memiliki kedudukan yang sama. PJN juga memiliki
pertimbangan tersendiri
mengapa ada larangan notaris membentuk perserik

Bibliography

A. Book
Adjie, Habib. Hukum Notaris Indonesia:
Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30
Tentang Jabatan Notaris.
Bandung: Refika Aditama, 2008.
Budiono, Herlien. Kumpulan Tulisan Hukum
Perdata Di Bidang Kenotariata
Citra Aditya Bakti, 2007.
Prasetya, Rudhi. Maatschap, Firma, Dan
Perseroan Komanditer. Bandung:
Bhakti, 2002.
Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok
Hukum Dagang Indonesia, Buku
Bentuk-Bentuk Badan Hukum. Jakarta:
Djambatan, 1988.
Subekti, and Tjitrosudibio. Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta
Paramita, 2004.
Tobing, G.H.S. Lumban. Peraturan Jabatan
Notaris. Jakarta: Erlangga, 1983.
Wijaya, I.G. Ray. Hukum Perusahaan.
Jakarta: Kesaint Blanc, 2005.
B. Regulation
Reglement Op Het Notarisambt in Nederland
Indie. Indonesia: Staatsblad
Nomor 3, 1860.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2004 Tentang Jaba
Jakarta,
Indonesia: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4432, 2004.
 
C.
Internet References
Almir, Dorel. �Pasal-Pasal Krusial Dalam
Rancangan Undang-Undang Jabata
Http://www.hukumonline.com,

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol10567/pasalpasal-krusial
rancangan-undangundang-jabatan-notaris.
story_fbid=258241440938049&id=255142594581267.
�RUU Yang Sudah Disetujui.� Http://www.dpr.go.id,
2014. http://www.dp
dan-ruu/ruu-sudah-disetujui.
Setyadi, Arif Indra. �Perserikatan Dan
Persekutuan
http://notariatundip2011.blogspot.co.id,
http://notariatundip2011.blogspot.co.id/2012/04/perserikatan-dan-perse
perdata.html.
Sofyan, Syafran. �Notaris �Openbare
Amtbtenaren,��
http://www.jimlyschool.com/read/analisis/384/notaris-openbare-amtbte
syafran-sofyan/.
Yulius, Maferdy, and Otty Chandra Ubayani. �Revisi
Undang-Undang Jab
Utamakan Pemerataan Rezeki.� Http://www.medianotariat.c
http://www.medianotariat.com/index.php/83-opini/111-revisi-uujn-utam
pemerataan-rezeki.
 

[1]
�RUU Yang Sudah Disetujui,� Http://www.dpr.go.id, 2014, http://www.dpr.go.id/id/uu-dan-
ruu/ruu-sudah-disetujui. Diakses pada 25 Januari 2014.
[2]
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia: Tafsir Tematik Terhadap UU No.
30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris (Bandung: Refika Aditama, 2008). p. 97.�
[3]
Dorel Almir, �Pasal-Pasal Krusial Dalam Rancangan Undang-Undang Jabatan
Notaris,�
Http://www.hukumonline.com, 2014, http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol10567/pasalpasal-krusial-
dalam-rancangan-undangundang-jabatan-notaris. Diakses pada 25 Januari 2014.
[4]
Adjie, Hukum Notaris Indonesia: Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30
Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris.
[5]
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku
2 Tentang Bentuk-
Bentuk Badan Hukum (Jakarta: Djambatan, 1988).
[6]
Subekti and Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta: Pranadnya Paramita,
2004).
[7]
Arif Indra Setyadi, �Perserikatan Dan Persekutuan Perdata,�
http://notariatundip2011.blogspot.co.id,
2014,
http://notariatundip2011.blogspot.co.id/2012/04/perserikatan-
dan-persekutuan-perdata.html. Diakses pada 15 Januari 2014.
[8]
Viva Notarius, �Perseketuan Perdata (Maatchap),� 2014,
https://www.facebook.com/
permalink.php ?story_fbid= 258241440938049&id= 255142594581267.
Diakses pada 24 Januari 2015.
[9]
Subekti and Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
[10]
Budi Fitriadi, �Materi Persekutuan Perdata,� Http://kuliahonline.unikom.
Ac.id, 2014. Diakses
pada 15
Januari 2014.
[11]
David Kelly et al., Business Law (London: Cavendish Publishing
Limited, 2002). p. 305.
[12]
Ibid. p. 2.
[13]
Rudhi Prasetya, Maatschap, Firma, Dan Perseroan Komanditer
(Bandung: Citra Aditya Bhakti,
2002). p.
2.
[14]
Ibid. p. 4.
[15]
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Jakarta,
Indonesia: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 117, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4432, 2004).
[16]
Adjie, Hukum Notaris Indonesia: Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30
Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris. p.
31.
[17]
Syafran Sofyan, �Notaris �Openbare Amtbtenaren,�� 2014,
http://www.jimlyschool.com/read /analisis/384/ notaris- openbare-amtbtenaren-syafran-sofyan/. Diakses
pada 16 Januari 2014.
[18]
Reglement Op Het Notarisambt in Nederland Indie (Indonesia: Staatsblad Tahun 1860 Nomor 3,
1860).
[19]
I.G. Ray Wijaya, Hukum Perusahaan (Jakarta: Kesaint Blanc,
2005). p 107-108
[20]
G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris (Jakarta:
Erlangga, 1983). p 107
[21]
Maferdy Yulius and Otty Chandra Ubayani, �Revisi Undang-Undang Jabatan Notaris Utamakan
Pemerataan Rezeki,� Http://www.medianotariat.com, 2014, http://www.medianotariat.com/index.php/83-
opini/111-revisi-uujn-utamakan-pemerataan-rezeki. Diakses pada 17 Januari 2014.
[22]
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Di Bidang
Kenotariatan (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2007). p.
71.

Anda mungkin juga menyukai