Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REVIEW

Perkembangan Peserta Didik

(Nefri Anra Saputra dan Yuniarti Munaf)

NAMA MAHASISWA : HENRI JOKO LUMBAN GAOL(2213151020)

AYU ASTRIANI (2212451002)

AZIFAH KHAIRIYYAH (2213151023)

BELLA ANGELINA PUTRI (2213151009)

KELAS : SENI RUPA B

DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021
RINGKASAN EKSEKUTIF

Latar belakang

Pertumbahan dan perkembanganadalah dua istilah yang selalu digunakan dalam


psikologi. Sebagian psikolog memandang kedua istilah berbeda, namun sebagian yang
lain memandang di dalam istilah perkembangan tercakup makna pertumbuhan.
Secara umum kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan.

Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi


peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun
individu yang bisa di ukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan
keseimbangan metabolik.

Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel suatu organisme yang
disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible
( tidak dapat kembali ke keadaan semula ).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil proses pematangan.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah CBR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK guna memenuhi tugas Critical
Book Review.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya penganlaman dan pengetahuan yang saya miliki. Kritik dan Saran saya
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini, Saya mengucapkan Trima Kasih
kepada Dosen Pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, yaitu Bapak
Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd.

Medan, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF…………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………........ ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………… iii-iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….………… 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR…………………………………………………………….……... 1


B. Tujuan Penulisan CBR……………………………………………………………………….…….... 1
C. Manfaat CBR……………………………………………………………………………………..……...... 1
D. Identitas Buku………………………………………………………………………………….……... 1-2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU……………………………………………………………………….……3

A. BAB I KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN


INDIVIDU………………………………………………………..………….………………...………...... 3
B. BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA……………........... 3-5
C. BAB III PERTUMBUHAN FISIK …………………….…………..………………………........ 6-7
D. BAB IV PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN
BAHASA …………………………………………………………………....................................... 7-8
E. BAB V PERKEMBANGAN EFEKTIF……………………………………............................... 8-9
F. BAB VI TUGAS PERKEMBANGAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA ……………………………………....................................... 9-10
G. BAB VII PENYESUAIAN DIRI REMAJA…………………………………............................... 10
RINGKASAN BUKU PEMBANDING
A. BAB I PERKEMBANGAN INDIVIDU…………………………………………...………...... 11-12
B. BAB II PERKEMBANGAN-PERKEMBANGAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK
…………………………................................................................................................................. 12-13
C. BAB III PERKEMBANGAN FISIK……………………………………................................. 14-16
D. BAB IV PERKEMBANGAN KOGNITIF……………………….…………………............... 17
E. BAB V PERKEMBANGAN SOSIAL…………………..……………………....................…. 18
F. BAB VI PERKEMBANGAN
EMOSI……………………………………………………………………....................................... 19

iii
G. BAB VII PERKEMBANGAN
MORAL………………………………………………………………….............................................. 20
H. BAB VIII PERKEMBANGAN AGAMA…………………………………………………………. 21
I. BAB IX PERMASALAHAN REMAJA dan SOLUSINYA…………………………………… 22

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………………........… 23

A. Pembahasan Isi Buku…………………………………………………………………….……. 23-24


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku………………………………………………...……… 23-24

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………..……….. 25

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..………… 25
B. Saran……………………………………………………………………………………………………… 25

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….………... 26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Review (CBR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa, untuk
meningkatkan potensi mahasiswa dalam menganalisis suatu buku . Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview buku, seperti menemukan buku yang sesuai dengan topik
yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi buku dan mencoba untuk menuliskan
kembali dengan bahasa sendiri isi dari buku tersebut.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kelemahan dari suatu buku.
2. Untuk memenuhi tugas critical book review pada mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik.
3. Menambah serta meningkatkan pengetahuan mengenai Perkembangan Peserta Didik.

C. Manfaat CBR
Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan isi buku.

D. Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
2. Cetakan : 1
3. Pengarang/Editor : Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono
4. Penerbit : PT RINEKA CIPTA
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2013
7. ISBN : 978-979-518-826-1

1
Buku Pembanding
1. Judul : Perkembangan Peserta DIdik
2. Cetakan : 1
3. Pengarang/Editor : DR. MASGANTI SIT, M.AG
4. Penerbit : PERDANA PUBLISHING
5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : 2012
7. ISBN : 978-602-8935-11-1

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB I
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah,
tunggal, dan khas. Ia sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik
dengan berbagai kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan
sesama, dan dengan tuhan yang menciptakannya. Manusia terus menerus
mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. pertumbuhan tersebut
dialami sejak manusia masih dalam kandungan.
Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai
setiap organ atau bagian tubuh telah berhasil bekerja. pertumbuhan dan
perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan,
sosial ekonomi, sosial budaya, kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
pertumbuhan fisik lebih lanjut sejak bayi lahir, dan masing-masing organ tumbuh
berkembang dan mampu meningkatkan kemampuan dengan baik. Kematangan
pertumbuhan fisik yang ditandai oleh fungsi masing-masing organ, berpengaruh
terhadap perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan
pengelaman terhadap nilai, norma dan moral.

B. BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik
yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu
tertentu.
pertumbuhan di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor nutrisi yang
telah terasa sejak bayi belum lahir dan sebelum lahir, faktor perawatan yang
menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.

3
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu
waktu sebagai fungsi perkembangan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan
kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh
peningkatan kebugaran fisik.
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan struktur
dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa
perubahan ukuran dan penggantian, penggantian hal-hal yang lama dan
memperoleh yang baru untuk lebih dapat menjalankan dengan baik. Secara
keseluruhan akan menentukan perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan hal
tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti
kemampuan berfikir, kemampuan berbahasa, interaksi sosial, dan kemampuan
mengendalikan emosi.
Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan irama dan
ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut hukum pertumbuhan dan
perkembangan yang dapat dipercaya (moton).
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya
pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal yang
artinya pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembagan ke maupuan sosio-
psikologi berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus.
Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari
masa prenatal, masa bayi, masa anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan
masa tua. Penahapan perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan
kemampuan kemampuan fungsi fisik.
Masa remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pertumbuhan
fisik terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan
berfikir, bahasa, emosi, dan sosial anak. Gejala onani atau masturbasi timbul karena

4
dorongan seksual dan dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang dilakukan
pihak lain untuk menghindari larangan norma sosial dan hukum.
Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik
hukum, ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang dikaitkan dengan
sistem budayanya. Secara umum anak mencapai masa remaja yang ditunjukkan oleh
kematangan fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari
indung telur dan bagi para pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan
tanda-tanda kelamin skunder.
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan skunder.
Menurut Freud, dorongan yang paling mendorong munculnya kebutuhan adalah
dorongan seksual, sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku ada saat
mencoba untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan. Menurut Erickson dorongan
itu pada dasarnya penting untuk bersosialisasi dengan pandangan Erickson dengan
pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah jenis kebutuhan yang berkaitan
dengan kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi
kehidupan sekarang dan diamsa depan.
Prilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif. Motif inilah
yang mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan mislanya
kebutuhan untuk mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri.
Kebutuhan untuk berfasilitas dengan sesama dan kebutuhan untuk berpartisipasi
sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah mencapai tahap remaja. Hal
ini sejalan dengan pandapat Rogers dan Erickson.

5
C. BAB III
PERTUMBUHAN FISIK
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut
bukan hanya menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan perubahan proporsi
tubuh, melainkan juga perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan
kedua. Baik remaja laiki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti
urutan-urutan tertentu.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan
kelenjar hipotalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan aktivitas serta pertumbuhan ukuran tubuh dan
aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon
pertumbuhan dan hormon gonadotropik yang mengaktifkan kelenjar kelamin.
pertumbuhan fisik yang tepat akan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan kerja
kelenjar pitutiri dan gonadotropik.
Pertumbuhan fisik ditandai oleh 1).perubahan ukuran tubuh, selama masa
remaja pertumbuhan badan bertambah 25 persen dan berat badan bertambah
sekitar 200 persen atau dua kali lipat; 2).proporsi tubuh yang kurang proporsional;
3).ciri kelamin utama, yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita
yang mengalami menstruasi pertama dan laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan
4). Ciri kelamin kedua seperti pembesaran dan peningkatan pada susu pada wanita
dan tumbuhnya kumis dan jenggot serta bulu disekitar, dan membesarnya jakun
pada laki-laki.
Pertumbuhan mempengaruhi perilaku perkembangan perilaku remaja, yang
tampak pada perilaku yang canggung dan penyesuaian diri remaja, pergaulan dari
pergaulan, perilaku emosional seperti kegelisahan dan mudah serta “melawan”
kebiasaan dan semacamnya.
Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian
dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk
belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramkuka, dan

6
pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikule dan
ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.

D. BAB IV
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Intelek adalah mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir,. banyak
definisi tentang intelegensi namun makane intelgensi dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam berfikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau
intelegensi diukur dengan tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes
Beint-Simon. Hasil intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak
berguna karena tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek.
Kemampuan berfikir terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan
berfikir tinggi akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam
menghadapi masalah. Hal ini akan berakibat pada pembentukan sikap mandiri.
seseorang yang berkemampuan berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung.
Ciri-ciri pokok dalam perkembangan intelek remaja (yang telah berada pada
tingkat berfikir operesional-formal) dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-
hipotesis dan berfikir kombinatoris.
Perkembangan intelegensi keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain pengalaman belajar termasuk bentuk berbagai latihan, lingkungan, terutama
kondisi lingkungan. Oleh karena itu terdapat perbedaan-perbedaan kemampuan
dan perkembangan kecerdasan individu. Secara umum dapat dikenal
pengelompokan individu berdasarkan tingkat kecerdasan dalam beberapa tingkat
atau jenjang: kelompok anak berkelainan mental, kelompok anak bodo, anak
normal, anak pandai, anak cerdas, dan anak istemewa (jenius).
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar
manusia sehubungan dengan meningktanya kebutuhan hidup manusia. perhatian
remaja mulai tertuju pada pergaulan di masyarakat dan ia (mereka) membentuk
pemhaman tentang norma kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di
wujudkan dalam bentuk kehidupan kelompok terutama kelompok sebaya dan
sejenis. Perkembangan sosial anak reamaja dipengaruhi oleh beberapa faktor,

7
yakni: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga,
pendidikan, dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.

E. BAB V
PERKEMBANGAN EFEKTIF
Emosi adalah wahana yang efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-
perubahan fisik. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak.
Jenis emosi yang dialami secara normal antara lain: cinta, gembira, marah, takut,
cemas, dan sedih. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan
emosi dan derajatnya, serta pengendalian remaja terhadap ekspresi emosi mereka.
Beihler membedakan ciri-ciri perkembangan emosi remaja dalam rentang waktu
usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan
belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah
laku, misalnya rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos,
dan sebagainya. Ada perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian
disebabkan oleh keadaan fisik, taraf kemampuan intelektual, dan kondisi
lingkungan. Dalam hal penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa
upaya dalam pengembangan emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan
kelas, mendorong anak beri, mengelola diskusi kelas dengan baik, mencoba
memahami remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
atau prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran
tentang baik, buruk perbuatan dan perbuatan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah
bereaksi terhadap sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak
dalam pengalaman nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai,
berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam
tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai oleh para remaja.
Menjadi remaja berarti mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh

8
pengertian saja, tetapi juga dapat menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua
dalah penting lain disekitar remaja mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan
sikap. Menurut Kohlberg, di samping interaksi sosial, faktor anak ikut berperan
dalam perkembangan moral. Terjadinya perbedaan individu dalam
perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur, faktor budaya, dan
tingkat pemahamannya.

F.BAB VI
TUGAS PERKEMBANGAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA
Kebututuhan seorang individu muncul karena pertumbuhan dan
perkembangan psiko fisisnya. Dorongan (motif) merupakan faktor utama
munculnya kebutuhan dan dorongan tersebut secara alami (asli) maupun karena
proses belajar akan mendorong seseorang untuk bertingkah laku memenuhi
kebutuhan.
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang remaja yang banyak
menghadapi masalah, antara lain adalah: kondisi yang sangat berbeda antara masa
anak-anak dan masa remaja/dewasa, norma yang sangat berbeda karena pengaruh
perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pendidikan, kesulitan dalam menilai kemampuan dirinya dibandingkan dengan
permasalahan yang dihadapi, dan kesulitan dalam penyesuain diri dengan berbagai
kondisi masyartakat yang amat kompleks.
Menjalani perkembangan bagi remaja tidak lain adalah melaksanakan tugas-
tugas, yaitu mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima sebagai individu yang
mampu berdiri sendiri dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.
Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial,
dan tugas kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki
berbeda dengan wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun
dalam perkembangan psiko fisis.

9
Remaja laki-laki berupaya untuk mencapai prestasi prestasi akademik dan
altetik (bidang olah raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi
“seorang wanita” yang baik. Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai
“wanita yang dikenal baik” di mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-
laki”. Wanita oerlu menjadi gadis yang “manis”, tidak terlalu hebat di bidang
akademik, tidak terlalu banyak bicara di kelas, tetapi harus menjadi wanita yang
sportif di hadapan seorang laki-laki.
Hampir setiap pemuda memiliki dua tujuan utama, pertama menunjukkan
jenis pekerjaan yang sesuai dan kedua menikah dan membangun rumah tangga
(keluarga).
Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial
perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis melalui
organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara berkala, dan pemantapan
pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.

G.BAB VII
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu menyesuaikan diri, maka
penyesuain diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan
memerlukan proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diubah adaptasi,
konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri pada
konflik antara konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik,
tekanan, dan berbagai perilaku untuk mengatasi masalah tersebut.

10
RINGKASAN BUKU PEMBANDING
A. BAB I
PERKEMBANGAN INDIVIDU
a. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang selalu digunakan
dalam psikologi. Sebagian psikolog memandang kedua istilah berbeda, namun
sebagian yang lain memandang di dalam istilah perkembangan tercakup makna
pertumbuhan. Secara umum kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya kedua berkaitan dengan perubahan pada diri individu.
Perbedaannya pada jenis perubahan yang terjadi.
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang
meliputi peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ
maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan
keseimbangan metabolik.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu
organism yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan
lebih bersifat kuantitatif, di mana suatu organisme yang kecil menjadi lebih besar
seiring dengan pertambahan waktu.
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang
dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang
mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik · Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh
lainnya misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya. · Perubahan proporsi,
Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.

11
2. Perubahan mental · Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi,
emosi, sosial, dan imajinasi. · Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan
berganti dengan ciri-ciri sikap sosial yang, misalnya egosentris yang hilang
berganti dengan sikap prososial.

B. BAB II
PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK
a. PERBEDAAN-PERBEDAAN FISIK
Tidak ada manusia yang sama bentuk fisiknya secara keseluruhan. Mereka
berbeda-beda dalam tinggi badan, berat badan, bentuk muka, warna kuli, dan lain
sebagainya.
Tim Kemenag RI (2010: VII: 484) menafsirkan surah Ar-Rum ayat 30 bahwa
perbedaan warna kulit merupakan kajian yang hanya dapat diketahui melalui ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu pemahaman terhadap perbedaan fisik manusia perlu
dipelajari oleh-oleh orang yang berilmu pengetahuan, termasuk para guru.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan manusia. Pertumbuhan fisik terjadi sejak masa
anak-anak sampai usia lanjut.
Pertumbuhan fisik meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi
tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua
(sekunder), sampai penurunan kondisi fisik.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa anak-anak awal
ialah:
 Perubahan tinggi badan. Tinggi badan anak rata-rata bertambah 3 (tiga) inci
tiap tahun. Pada usia enam tahun tinggi badan anakanak rata-rata 46,6 inci. Kondisi
memungkinkan anak untuk dapat berjalan dan berlari lebih cepat, memanjat,
melompat, meloncat, dan berjalan di atas papan titian.
 Perubahan berat badan. Berat badan anak rata-rata bertambah tiga sampai
lima pon. Pada usia enam tahun berat badan laki-laki 49 pon dan berat badan anak

12
perempuan 48,5 pon. Kondisi ini memungkinkan anak dapat mengangkat,
melempar, dan menangkap benda.
 Perbandingan tubuh. Anak usia dua sampai enam tahun cenderung berbentuk
kerucut, dengan perut rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan rata, bahu
lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan
kaki tumbuh lebih besar.
 Postur tubuh. Perbedaan postur anak terlihat sejak masa anak-anak, ada yang
yang gemuk (endomorfik), kuat berotot (mesomorfik), dan ada yang kurus
(ektomorfik)
 Tulang dan otot. Otot anak berusia enam tahun menjadi lebih besar, lebih
berat, dan lebih kuat, sehingga anak tampak lebih kurus meskpun berat badannya
bertambah. Pertambahan berat tulang dan otot ini memungkinkan untuk dapat
belajar menarik garis, menulis, menggambar, dan melukis dengan jari.
 Lemak. Anak yang gemuk (endomorfik) memiliki jaringan lemak yang lebih
banyak, anak kuat berotot (mesomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih banyak,
dan anak kurus (ektomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih kecil dan jaringan
lemak yang lebih sedikit.
 Pertumbuhan gigi. Anak-anak usia enam tahun mulai mengalami pergantian
gigi susu. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa remaja
ialah:
 Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu: Percepatan
pertumbuhan yang terdiri dari pertumbuhan ukuran tubuh dan perubahan proporsi
tubuh. Pada masa remaja anak telah mendekati postur orang dewasa, di mana
ukuran pinggang berkurang panjangnya. Pinggul menjadi lebih lebar, tungkai kaki
lebih panjang dari badan, dan lengan menjadi lebih panjang. Kondisi ini mendukung
pertumbuhan fungsi-fungsi seks sekunder pada remaja.
 Proses kematangan seksual yang terdiri dari ciri kelamin yang utama dan ciri
kelamin kedua.

13
C. BAB III
PERKEMBANGAN FISIK
Manusia terdiri dari fisik dan psikhis. Fisik merupakan tempat berkembang
berbagai perkembangan manusia. Di dalam fisik terjadi perkembangan kognitif,
sosial, moral, agama, dan bahasa. Fisik merupakan tempat bagi perkembangan
psikis manusia. Oleh sebab itu ada pepatah dalam Bahasa Latin yang menyatakan:
Man sano in carpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat).
Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia
lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak,
remaja, dewasa, dan usia lanjut. Tahapan perkembangan fisik manusia sepanjang
rentang kehidupannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Pertumbuhan fisik manusia dipengaruhi faktor internal dan eksternal, sehingga
bayi kembar sekalipun tidak memiliki irama perkembangan fisik yang sama, jika
tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda. Persamaan gen tidak
menjamin seseorang secara fisik akan tumbuh dan berkembang dengan pola yang
sama dengan yang lainnya. Demikian juga kesamaan lingkungan juga tidak
menyebabkan seseorang akan tumbuh dan berkembang secara fisik sama dengan
teman sebayanya. Terjadi interaksi yang cukup intens antara faktor internal dan
eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia.

14
A. TAHAPAN PERKEMBANGAN FISIK MANUSIA
1. Perkembangan Fisik Pada Masa Anak-anak
Perkembangan fisik anak-anak dimulai dari masa bayi sampai masa anak-anak
akhir. Pertumbuhan fisik pada masa anak-anak relatif seimbang. Peningkatan berat
badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan
anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran
beberapa organ tubuh lainnya. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa
anak-anak terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan kemampuan anak
menggunakan seluruh anggota badan (otot-otot besar) untuk melakukan sesuatu.
Beberapa perkembangan motorik kasar bayi dalam dari usia 4-18 bulan
2. Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja
Perubahan yang paling dirasakan remaja adalah perubahan fisik. Terjadi
pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh
anak-anak sebagai persiapan menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk
hormon seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga
sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya remaja jadi sering
berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk
tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat.
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun
ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body
image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya
diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ
reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak
terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku
seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja kadang-
kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Akibatnya sebagian remaja
mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan
kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini penampilan diri

15
sangat penting. Sebab penampilan diri dinilai merupakan salah satu syarat yang
penting dalam pergaulan remaja. Bila remaja menilai badannya telah memenuhi
persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini
akan berakibat positif terhadap penilaian dirinya.
Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja laki-laki dan perempuan sebagai
berikut:

Laki-laki
- Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
- Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
- Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
- Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran
penis)
- Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (dua tahun setelah rambut pubis)
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)

Perempuan
- Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
- Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
- Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
- Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)

16
D. BAB IV
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Menurut Terman
kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan Colvin
menyatakan kemampuan kognitif adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Hunt menyatakan kemampuan kognitif merupakan kemampuan
memproses informasi yang diperoleh melalui indera. Sedangkan Gardner
menyatakan kemampuan kognitif adalah kemampuan menciptakan karya. Di dalam
ajaran Islam dijelaskan bahwa manusia pada saat dilahirkan tidak mengetahui
apapun, tetapi Allah membekalinya dengan kemampuan penginderaan dan hati
untuk mendapatkan pengetahuan.
Beberapa ahli psikologi juga berpendapat bahwa perkembangan kemampuan
berpikir manusia tumbuh bersama dengan pertambahan usia manusia. Sebagian
ahli psikologi lainnya berpandangan bahwa perkembangan berpikir manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana manusia hidup. Kemampuan berpikir
manusia juga turut mempengaruhi kemampuan bahasa manusia sebab bahasa
merupakan alat berpikir pada manusia. Teori perkembangan kognitif didasarkan
pada asumsi bahawa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental
dalam membimbing tingkah laku anak. Kemampuan kognitif menjadikan anak
sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang
dunia.
Perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kemampuan mental dan fisik
untuk mengetahui objek tertentu, memasukkan informasi ke dalam pikiran,
mengubah pengetahuan yang telah ada dengan informasi yang baru diperoleh, dan
perubahan tahapan-tahapan berpikir. Di antara ahli psikologi yang banyak
membicarakan perkembangan kognitif adalah Piaget, Bruner, dan Vigotsky

17
E. BAB V
PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial merupakan kematangan yang dicapai dalam hubungan
sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Manusia dilahirkan belum belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orangorang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain telah muncul sejak usia enam bulan. Saat itu anak telah mampu
mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan
mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi
sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
BENTUK-BENTUK TINGKAH LAKU SOSIAL
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan tingkah
laku sosial dalam interaksi sosial di antaranya:
1. Pembangkangan (Negativisme)
2. Agresi (Agression)
3. Berselisih (Clashing)
4. Menggoda (Teasing)
5. Persaingan (Rivaly)
6. Kerjasama (Cooperation)
7. Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
9. Simpati (Sympaty)

18
F. BAB VI
PERKEMBANGAN EMOSI
Apakah yang disebut emosi? Sebagian orang mengartikan emosi sama dengan
perasaan. Orang-orang telah mencoba untuk memahami fenomena emosi selama
ribuan tahun. Definisi utama emosi mengacu pada perasaan kuat yang melibatkan
pikiran, perubahan fisiologis, dan ekspresi pada sebuah perilaku.
Emosi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu emosi
primer dan emosi sekunder.
Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi sekunder.
Emosi primer muncul begitu manusia dilahirkan. Emosi primer antara lain gembira,
sedih, marah, dan takut.
Emosi sekunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi
primer dan bersifat lebih kompleks. Emosi sekunder berasal dari kesadaran dan
evaluasi diri. Emosi sekunder antara lain malu, iri hati, dengki, ujub, kagum, takjub,
dan cinta. Gembira merupakan emosi yang muncul ketika seseorang merasakan
suasana hati yang menyenangkan. Rasa gembira muncul setelah seseorang
mendapatkan keberhasilan dari usaha yang dilakukannya.
Perkembangan emosional dimulai pada usia dini, ketika anakanak masuk taman
kanak-kanak dan prasekolah. Melalui interaksi mereka dengan orang lain, anak-
anak mengembangkan kemampuan sosial dan intelektualnya. Perkembangan
emosional dan intelektual biasanya berjalan beriringan untuk membantu anak
mengembangkan kemampuan sosialnya, karena interaksi antara anak-anak dan
orang dewasa menciptakan kesehatan emosional. Perbedaan antara perasaan positif
dan negatif terhadap situasi tertentu mungkin disebabkan perkembangan
emosional. Beberapa anak merespon dengan baik berbagai situasi sosial yang
berbeda. Interaksi akan membantu mereka memiliki perkembangan emosional yang
kuat. Anak-anak yang mengalami trauma akan mengalami kesulitan berinteraksi
dengan orang lain.

19
G. BAB VII
PERKEMBANGAN MORAL
Perkembangan moral adalah per- kembangan yang berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan,
kesadaran untuk melakukan perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik, dan rasa
cinta terhadap perbuatan baik. Moral berkembang sesuai dengan usia anak. Moral
berasal dari bahasa Latin mores sendiri berasal dari kata mos yang berarti
kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Selanjutnya Salam mengartikan moral sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan kesusilaan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Piaget membagi dua tahap perkembangan
moral pada manusia. Tahap pertama disebut heteronomous morality ialah tahap
pertama perkembangan moral menurut teori Piaget. Tahap ini terjadi pada usia
sebelum 7 atau 8 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat
dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Misalnya pada
tahap ini anak-anak akan mengatakan bahwa memecahkan dua gelas secara tidak
sengaja lebih buruk daripada memecahkan satu gelas dengan sengaja ketika
mencoba mencuri kue.

Faktor kedua yang berkontribusi terhadap pemikiran heteronomous moral


adalah hubungan sosial kekeluargaan dengan orang dewasa. Secara natural otoritas
dalam hubungan antara anak-anak dan orang dewasa adalah kekuasaan dari atas ke
bawah. Hubungan keluarga yang lemah pada anak usia dini berkaitan dengan
egosentris anak menghidupkan orientasi moral heteronomous pada anak.

Tahap kedua adalah autonomous morality ialah tahap dimana anak-anak


memperlihatkan bahwa mereka menjadi sadar akan aturanaturan dan hukum-
hukum yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang
harus mempertimbangkan maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Tahapan ini
terjadi pada anak-anak usia 7-10 tahun. Misalnya kasus memecahkan gelas seperti
yang dikemukakan di atas bagi anak-anak yang berada pada tahap morality,
perbuatan yang lebih buruk adalah perbuatan memecahkan satu gelas dengan
sengaja pada saat mencuri kue.

H.BAB VIII
PERKEMBANGAN AGAMA

20
Jika perkembangan moral anak tidak terjadi sejak lahir, perkembangan agama
pada anak menurut ajaran Islam telah ada sejak anak lahir. Fitrah beragama dalam
diri manusia merupakan naluri yang menggerakkan hatinya untuk melakukan
perbuatan “suci” yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha Esa telah ada dalam diri anak
sejak dia berada di tulang sulbi orang tuanya.
Perkembangan agama yang bersifat potensi tersebut berjalan sesuai dengan
perkembangan aspek psikologis lainnya pada anak. Anak mengenal Tuhan pertama
kali melalui bahasa dari kata- kata orang yang ada dalam lingkungannya, yang pada
awalnya diterima secara acuh. Tuhan bagi anak pada permulaan merupakan nama
sesuatu yang asing dan tidak dikenalnya serta diragukan kebaikan niatnya. Tidak
adanya perhatian terhadap tuhan pada tahap pertama ini dikarenakan ia belum
mempunyai pengalaman yang akan membawanya kesana, baik pengalaman yang
menyenangkan maupun yang menyusahkan. Namun, setelah ia menyaksikan reaksi
orang- orang di sekelilingnya yang disertai oleh emosi atau perasaan tertentu yang
makin lama makin meluas, maka mulailah perhatiannya terhadap kata tuhan itu
tumbuh.

Perasaan seorang anak terhadap orang tuanya sebenarnya sangat kompleks. Ia


merupakan campuran dari bermacam-macam emosi dan dorongan yang saling
bertentangan. Menjelang usia 3 (tiga) tahun yaitu umur dimana hubungan dengan
ibunya tidak lagi terbatas pada kebutuhan akan bantuan fisik, akan tetapi
meningkat lagi pada hubungan emosi dimana ibu menjadi objek yang dicintai dan
butuh akan kasih sayangnya, bahkan mengandung rasa permusuhan bercampur
bangga, butuh, takut dan cinta padanya sekaligus

Gambaran remaja tentang Tuhan dengan sifat-sifatnya merupakan bagian


dari gambarannya terhadap alam dan lingkungannya serta dipengaruhi oleh
perasaan dan sifat dari remaja itu sendiri. Keyakinan agama pada remaja
merupakan interaksi antara dia dengan lingkungannya. Misalnya, kepercayaan
remaja akan kekuasaan tuhan menyebabkannya pelimpahan tanggung jawab atas
segala persoalan kepada tuhan, termasuk persoalan masyarakat yang tidak
menyenangkan, seperti kekacauan, ketidak adilan, penderitaan, kezaliman,
persengkataan, penyelewengan dan sebagainya yang terdapat dalam masyarakat
akan menyebabkan mereka kecewa pada tuhan, bahkan kekecewaan tersebut dapat
menyebabkan memungkiri kekuasaan tuhan sama sekali.

H. BAB IX

21
PERMASALAHAN REMAJA DAN SOLUSINYA
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh,
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1980:
2006). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial.

Masa remaja selalu dimulai dengan pubertas. Namun terjadi percepatan


terjadinya pubertas pada saat sekarang, sebab usia pubertas yang dahulu terjadi
pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia
11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang)
mengalami pubertas.

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan psikhis yang selalu mendatangkan
konflik pada diri remaja, sehingga banyak remaja yang gamang melewati masa
remajanya. Orang tua, guru, dan masyarakat perlu memahami permasalahan remaja
sehingga dapat membantu mereka menemukan solusi melewati masa remaja
dengan sukses.

BAB III

22
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN ISI BUKU
Dalam hal ini, buku pembanding yang digunakan adalah buku Perkembangan
Peserta Didik . Isi dari buku pembanding ini memuat sembilan bab. Isi dari buku
pembanding tidak jauh berbeda dengan isi buku kritikan. Hanya saja, sedikit perbedaan
dalam hal kedalaman pembahasan materi. Pembahasan materi pada buku kritikan
disajikan secara lebih mendetail dibandingkan dengan buku pembanding, misalnya pada
buku kritikan, Perkembangan Efektif, dan Perkembangan Bahasa dibahas khusus dalam
satu bab, sementara dalam buku pembanding hanya dibahas sebatas subbab saja. Artinya,
penjelasan materi pada buku kritikan disajikan dengan sangat mendalam dibandingkan
dengan pembanding buku.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Buku Utama
Kelebihan
1. Materi dijelaskan dengan sangat mendetail hingga sampai ke penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari sehingga isi buku dapat dijangkau dengan
mudah.
2. Setiap penyajian materi, memuat indikator yang dapat memicu pembaca
untuk membaca lebih banyak lagi tentang isi buku.
3. Memuat rangkuman atau ringkasan isi disetiap akhir bab sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami inti dari setiap bab.
Kekurangan:
1. Materi yang disajikan masih kurang luas yang dibuktikan dengan isi buku
yang hanya memuat tujuh bab saja.
2. Buku Pembanding
Kelebihan:
1. Penulis membuat buku ini dengan penjelasan tentang setiap materi mudah
dimengerti oleh pembaca. Hal ini tentu menjadi nilai plus bagi buku ini, karena
para pembaca tidak sulit memahami apa yang disampaikan buku.

23
2. Buku ini memaparkan gambaran mengenai berbagai contoh percobaan yang
disertai oleh keterangan pada gambar yang membuat pembaca lebih mudah
memahami nya.
Kekurangan:
1. Bahasanya terlalu kaku, ada beberapa kata yang dalam penyusunannya kurang
enak dibaca sehingga menjadikan pembaca harus mengulang kembali membaca
untuk bisa memahaminya.

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler, berarti bertambahnya ukuran dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan benar. Setiap anak
pasti mengalami namanya pertumbuhan dan perkembangan, dari setiap anak
terdapat juga yang mengalami hambatan soal pertumbuhan dan perkembangan,
terlepas dari itu setiap orang tua harus bisa menyesuaikan diri dengan si anak.
Begitu juga dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, adakalanya kita
harus mempelajari tentang anak tersebut agar kita bisa memahami mereka.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari critical book review yang telah di-review, pe-review
menyarankan agar ilmu mengenai Pertumbuhan dan perkembangan dipelajari dan
dipahami, baik bagi kalangan pelajar, pendidik, maupun umum. Kedua buku ini
cocok untuk menambah wawasan kita mengenai Pertumbuhan dan perkembangan .
Tentu saja selain kedua buku ini masih banyak sekali buku yang dapat menambah
pengetahuan kita.

25
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono, 2013. Perkembangan Peserta Didik,
Jakarta : PT RINEKA CIPTA
Ahmad Nafi, M.Pd., 2020. Kematangan Karier Peserta didik zaman now, Yogyakarta:
Penerbit Deepublish

26

Anda mungkin juga menyukai