Anda di halaman 1dari 14

KEWENANGAN PENGAWASAN DAN PENGUJIAN TERHADAP

PERATURAN DESA DARI PERSPEKTIF PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN
THE AUTHORITY OF SUPERVISION AND REGULATION ON
VILLAGE REGULATIONS SEEN FROM LEGISLATION PERSPECTIVE

Lanang Sakti
Magister Ilmu Hukum Universitas Mataram
email : lanangsakti1312@gmail.com
Naskah diterima : 07/07/2016; revisi : 28/08/2016; disetujui : 25/08/2016

Abstract
Material review authority on village regulation seen from legislation perspective. The enactment of Act
Number 12 of 2011 Concerning Establishment of Legislation give different interpretation concerning
the position of Village regulations. This is due to the village regulations no longer imprinted in
legislation hierarchy. To the village regulations that is allegedly contrary to the legislation above it,
regency government can review it through supervision known as the Executive Review, while the
review authority to the legislations bellow the Act posses by the Supreme Court known as the Judicial
Review.
Keywords : Supervision authority, judicial review, Village Regulations

Abstrak
Kewenangan Uji Materi Terhadap Peraturan Desa Ditinjau Dari Perspektif Peraturan Perundang-
Undangan. Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, memberikan penafsiran berbeda mengenai letak atau kedudukan Peraturan
Desa. Hal ini disebabkan karena Peraturan Desa tidak lagi di cantumkan sebagai salah satu
hierarki Peraturan Perundang-undangan. Terhadap Peraturan Desa yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan di atasnya, Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melakukan
pengujian terhadap Peraturan Desa melalui pengawasan yang dikenal dengan Executive Review,
sedangkan kewenangan Pengujian Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang
dimiliki oleh Mahkamah Agung yang dikenal dengan Judicial Review.
Kata Kunci : kewenangan pengawasan, pengujian hukum, peraturan desa
PENDAHULUAN 2. kewenangan lokal berskala Desa,

Dalam penyelenggaraan urusan pemer- 3.


kewenangan yang ditugaskan oleh
intahan desa, yang disebut dengan urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
pemerintahan desa adalah urusan yang atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
menjadi tanggung jawab atau tugas pemer- dan
intah desa. Urusan pemerintahan yang 4. kewenangan lainnya yang ditugaskan oleh
menjadi kewenangan desa yaitu :1 Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
1. Kewenangan berdasarkan hak asal- usul atau Pemerintah Daerah Kabupaten/
desa, Kota sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
1 Indonesia, Undang-Undang Tentang Desa, No-
mor 6 Tahun 2014, Pasal 19.
Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 166~178

Agar urusan pemerintahan yang men- dalam Pasal 7 ayat (2) bahwa Peraturan
jadi kewenangan desa tersebut dapat ter- Daerah salah satunya adalah berupa
laksana dengan baik, maka dibentuklah Peraturan Desa. Hal ini menunjukkan
suatu Peraturan Desa (selanjutnya disebut bahwa desa yang seharusnya memiliki pola
Perdes). Pada prinsipnya, Perdes berfungsi peraturan yang tersendiri menjadi sama
: Pertama, untuk melindungi secara nor- dengan peraturan yang lainnya.
matif adat istiadat yang secara turun temu-
run diakui oleh masyarakat desa setempat. Pencabutan Undang-Undang Nomor
Kedua, sebagai sarana untuk menormakan 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan
kewenangan-kewenangan yang menjadi Peraturan Perundang-undangan, yang
urusan desa, seperti hak asal usul desa, ke- kemudian digantikan dengan Undang-
wenangan kabupaten kota yang diserahkan Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
pengaturannya kepada desa, tugas pemban- Pembentukan Peraturan Perundang-
tuan, dan kewenangan lain berdasarkan undangan, memberikan penafsiran berbeda
perintah Peraturan Perundang-undangan di mengenai letak atau kedudukan Perades.
atasnya. Ketiga, sebagai sarana normatif un- Hal ini disebabkan karena Peraturan Desa
tuk menampung dan menyalurkan aspirasi tidak dicantumkan sebagai salah satu
masyarakat desa.2 hierarki Peraturan Perundang-undangan.5
Akan tetapi, meskipun pada Pasal 7 Ayat
Perdes di dalam Pasal 1 angka 7 Undang-
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
telah dengan tegas menyebutkan jenis dan
adalah peraturan perundang-undangan
hierarki Peraturan Perundang-undangan,
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dalam Pasal 8 ayat (1) masih memperluas
dibahas dan disepakati bersama Badan
cakupan dari jenis Peraturan Perundang-
Permusyawaratan Desa.
undangan.
Dalam pembentukan sebuah Perdes,
Berdasarkan Pasal 8 ayat (1) Undang-
sebagai bagian dari sistem norma hukum
Undang Nomor 12 Tahun 2011, Peraturan
tentunya tetap memperhatikan kaidah-
Desa sebagai salah satu bentuk Peraturan
kaidah norma yang berlaku. Norma adalah
Perundang-undangan merupakan landasan
suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh
dan produk hukum dalam Pemerintahan
seseorang dalam hubungannya dengan
Desa yang tetap diakui keberadaannya6
sesamanya atau dengan lingkungannya.3
meskipun tidak tercantum dalam hierarki
Peraturan Desa berdasarkan Undang- Peraturan Perundang-undangan. Secara
Undang sebelumnya yakni Undang- langsung berarti pembentukan Peraturan
Undang Nomor 10 Tahun 2004, Desa haruslah sesuai dengan kaidah dan
keberadaannya diatur dalam Pasal 7 ayat aturan yang telah diatur dalam Undang-
(1) yang menentukan bahwa Peraturan Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan tidak
Desa termasuk salah satu dari peraturan boleh bertentangan dengan aturan yang
perundang-undangan,4 ditegaskan lagi Peraturan Pemerintah, (4) Peraturan Presiden, (5) Per-
aturan Daerah.
5 Indonesia, Undang-Undang Tentang Pembentukan
2 I Gde Pantja Astawa & Suprin Na’a, Dinamika Hu- Peraturan Perundang-undangan, Nomor 12 Tahun 2011,
kum Dan Ilmu Perundangan-undangan Di Indonesia, Pasal 7 ayat (1). Jenis dan hierarki peraturan perundang-
Cet. 1, Ed. 1, PT.Alumni, Bandung, 2008, hlm. 72. undangan adalah (1) Undang-Undang Dasar Negara
3 Maria Farida Indrati S. dalam I Gde Pantja Astawa Republik Indonesia tahun 1945, (2) Ketetapan Majelis
& Suprin Na’a, Op.Cit., hal. 22 Perwakilan Rakyat, (3) Undang-Undang/Peraturan
4 Indonesia, Undang-Undang Tentang Pembentukan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, (4) Peraturan
Peraturan Perundang-undangan, Nomor 10 Tahun 2004, Pemerintah, (5) Peraturan Presiden, (6) Peraturan Dae-
Pasal 7 ayat (1).Jenis dan hierarki peraturan perundang- rah Provinsi, (7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
undangan adalah (1) Undang-Undang Dasar Negara 6 Indonesia, Undang-Undang Tentang Pembentukan
Republik Indonesia tahun 1945, (2) Undang-Undang/ Peraturan Perundang-undangan, Nomor 12 Tahun 2011,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang, (3) Pasal 8 ayat (2).

166 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lanang Sakti|Kewenangan Pengawasan Dan Pengujian Terhadap Peraturan Desa dari Perspektif...............

lebih tinggi, namun di sisi lain menurut Desa sebagai salah satu jenis Peraturan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Perundang-undangan dapat dilakukan
desa adalah sub-ordinasi dari kabupaten pengujian secara materiil oleh Mahkamah
dan Peraturan Desa merupakan aturan Agung jika materi muatan dalam Peraturan
pelaksana dari Peraturan Daerah Desa tersebut tidak sesuai dengan norma
Kabupaten/Kota, sehingga harus mendapat dalam Peraturan Perundang-undangan.
pengawasan oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan rumusan tersebut,
Kabupaten/Kota agar tidak bertentangan
Peraturan Desa dapat diajukan pengujian
dengan peraturan yang lebih tinggi.
baik secara formil maupun materil
Hal tersebut di atas sesuai dengan kepada Mahkamah Agung jika memang
ketentuan Pasal 84 Ayat (4) Peraturan bertentangan dengan Undang-Undang,
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang dalam hal ini yakni apabila Peraturan Desa
Peraturan Pelaksana Undang-Undang bertentangan dengan Undang-Undang yang
Tentang Desa, dimana Peraturan Desa yang menjadi dasar pengujian di Mahkamah
telah diundangkan disampaikan kepada Agung, bukan bertentangan dengan
Bupati/Walikota sebagai bahan pembinaan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan
dan pengawasan. Inilah yang kemudian Daerah Kabupaten/Kota.
diatur lebih lanjut dalam Permendagri
Di sisi lainnya, Peraturan Desa sebagai
nomor 111 Tahun 2015 Tentang Pedoman
salah satu produk peraturan perundang-
Teknis Peraturan Di Desa, yang disebut
undangan yang pembentukan harus
dengan Klarifikasi.
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten/
Dalam sistem hukum di Indonesia, Kota apabila materi muatan di dalamnya
sebuah produk perundang-undangan bertentangan dengan peraturan perundang-
dapat dilakukan pengujian untuk undngan yang lebih tinggi (Undang-Undang
mengetahui apakah materi muatan produk sampai dengan Peraturan Peraturan Darah
perundang-undangan tersebut sesuai Kabupaten/Kota) dapat dibatalkan oleh
dengan peraturan perundang-undangan Kepala Daerah Kabupaten/Kota apabila
di atasnya ataukah bertentangan dengan materi muatannya dinilai bertentangan
peraturan yang lainnya. Sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan
hierarki peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi..
yang tercantum dalam Undang-Undang
Berdasarkan uraian di atas dan dengan
Nomor 12 Tahun 2011, pengujian
dikeluarkannya Peraturan Desa dalam
perundang-undangan dapat dilakukan oleh
hierarki Peraturan Perundang-undangan,
dua lembaga negara. Pengujian Undang-
maka penulis ingin melakukan penelitian
Undang terhadap Undang-Undang Dasar
secara normatif berkaitan dengan Peraturan
dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi,7
Desa sebagai salah satu jenis peraturan
sedangkan pengujian terhadap peraturan
perundang-undangan yang tercantum
perundang-undangan di bawah Undang-
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Undang (Peraturan Pemerintah sampai
2011 tentang Pembentukan Peraturan
tingkat Peraturan Daerah) terhadap
Perundang-undangan Desa.
Undang-Undang dilakukan pengujian oleh
Mahkamah Agung.8 Hal ini menimbulkan Adapun permasalahan yang akan dikaji
pertanyaan apakah suatu Peraturan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut ;
1). Bagaimanakah kedudukan Peraturan
7 Indonesia, UUD Negara Republik Indonesia Ta- Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor
hun 1945, Pasal 24C ayat (1). 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
8 Indonesia, UUD Negara Republik Indonesia Ta-
hun 1945, Pasal 24A ayat (1). Peraturan Perundang-undangan? 2).

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 167


Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 168~178

Bagaimanakah Kewenangan Pengawasan 2011, salah satunyayakni mengenai Hierarki


dan Pengujian Peraturan Desa? 3). Peratuan Perundang-Undangan, tepatnya
Bagaimanakah Syarat, Prosedur dan Tata Pasal 7 yang menyakan bahwa jenis hierarki
Cara Pengujian Peraturan Desa ? peraturan perundang-undangan terdiri dari:
Metode yang digunakan dalam a. Undang-Undang Dasar 1945
Penelitian ini adalah metode penelitian
normatif memfokuskan pada ketentuan b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan
yang ada dalam Undang-Undang Nomor Rakyat
12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan c.
Undang-Undang dan Peraturan
Peraturan Perundang-undangan mengenai Pemerintah Pengganti undang-undang
kewenangan uji materi terhadap Peraturan
Desa kemudian dipadukan dengan d. Peraturan Pemerintah
peraturan Perundang-undangan lain yang
e. Peraturan Presiden
terkait dengan Peraturan Desa, serta
Pandangan Para ahli tentang Hak Uji f. Peraturan Daerah Provinsi
Materil dan keberadaan Peraturan Desa
sebagai salah satu Peraturan Perundang- g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
undangan. Hal ini berbeda dengan pengaturan
yang terdapat di dalam Undang-Undang
PEMBAHASAN
sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
1.
Kedudukan Peraturan Desa ber-
Peraturan Perundang-undangan dalam
dasarkan Undang-Undang Nomor
Pasal 7 Ayat (1) yang mengatur tentang
12 Tahun 2011 Tentang Pembentu-
hierarki peraturan perundang-undangan
kan Peraturan Perundang-undangan
sebagai berikut :
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
a. Undang-Undang Dasar
2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan adalah peraturan baru b. U n d a n g - U n d a n g / P e r a t u r a n
yang ditujukan untuk menyempurnakan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang- Undang
Undang Nomor 10 tahun 2004, yang pada
dasarnya merupakan aturan formil yang c. Peraturan Pemerintah
memuat tentang beberapa hal diantaranya d. Peraturan Presiden
adalah sebagai berikut :
e. Peraturan daerah
a.
Asas pembentukan peraturan
perundang-undangan Kemudian di dalam ketentuan Ayat (2)
Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud
b. Materi muatan peraturan perundang- pada ayat (1) huruf e meliputi:
undangan
a. Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh
c.
Jenis dan hierarki peraturan DewanPerwakilanRakyatProvinsidan
perundang-undangan Gubernur
d.
Tekhnis peraturan perundang- b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
undangan dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Ada beberapa perubahan yang terdapat Kabupaten/Kota dan Bupati/ Walikota
di dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun

168 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lanang Sakti|Kewenangan Pengawasan Dan Pengujian Terhadap Peraturan Desa dari Perspektif...............

Keberadaan Pasal 7 ayat (2) huruf c, wakilan Rakyat Daerah kabupaten/Kota,


merupakan landasan hukum diakuinya Bupati/ Walikota, Kepala Desa atau yang
Peraturan Desa sebagai Peraturan setingkat.”
Perundang-undangan pada undang-undang
sebelumnya (Undang-Undang Nomor 10 Pasal 8 Ayat (2) :
Tahun 2004). Peraturan Perundang-undangan
Setelah keluarnya Undang-Undang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu UU Nomor 12 Tahun 2011 justru diakui keberadaannya dan mempunyai
telah menghilangkan ketentuan yang kekuatan hukum mengikat sepanjang
mengatur tentang Peraturan Desa, karena diperintahkan oleh peraturan perundang-
telah dilakukannya pemisahan pada jenis undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
hierarki peraturan perundang-undangan berdasarkan kewenangan.
tepatnya Peraturan Daerah telah diakukan Terkait dengan keberadaan dari
pemisahan langsung pada hierarki yaitu Peraturan Desa dalam Undang-Undang
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Nomor 12 Tahun 2011, Septyarto Priandono
Daerah Kabupaten Kota. menyatakan sebagai berikut :9
Hal inilah yang kemudian berimplikasi Di dalam Undang-Undang Nomor 10
terhadap sistem hukum di pemerintahan Tahun 2004, Peraturan Desa didudukan
daerah khususnya pemerintahan desa, salah menjadi salah satu jenis peraturan
satunya yakni lahirnya Undang-Undang perundang-undangan di dalam hierarkhi
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, yang yang digolongkan ke dalam salah satu
kemudian diikuti dengan dikeluarkannya bentuk Peraturan Daerah. Hal ini
Permendagri Nomor 111 Tentang Pedoman kemudian hari diakui sebagai sebuah
Teknis Peraturan Di Desa sebaga pengganti kesalahan karena Peraturan Desa berbeda
Permendagri Nomor 29 Tahun 2006. dengan Peraturan Daerah sehingga
Meskipun pada Pasal 7 Ayat (1) UU di dalam Undang-Undang tentang
Nomor 12 Tahun 2011 telah dengan tegas pembentukan Peraturan Perundang-
menyebutkan jenis dan hierarki peraturan undangan yang baru yaitu Undang-
perundang-undangan, dalam Pasal 8 ayat Undang Nomor 12 Tahun 2011 Peraturan
(1) masih memperluas cakupan dari jenis Desa dikeluarkan dari hierarkhi peraturan
peraturan perundang-undangan sebagai perundang-undangan, tetapi tetap diakui
berikut : keberadaannya sebagai salah satu jenis
peraturan perundang-undangan dan
“Jenis peraturan perundang-undangan se- mempunyai kekuatan hukum mengikat
lain sebagaimana di maksud dalam Pasal sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
7 ayat (1) mencakup peraturan yang di Perundang-undangan yang lebih tinggi
keuarkan oleh Majelis Permusyawara- atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
tan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Setelah mengetahui bahwa Peraturaran
Dewan Perwakilan Daerah,Mahkamah Desa masih diakui keberadaanya sebagai
Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan peraturan perundang-undangan, lantas
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, dimanakah kedudukan peraturan desa
Bank Indonesia, Mentri, Badan, Lembaga di dalam hierarki peraturan perundang-
yang dibentuk dengan Undang-Undang undangan sesuai dengan ketentuan Pasal 7
atau Pemerintah atas perintah Undang-
Undang, Dewan Perwakilan Rakyat
9 Septyarto Priandono, Mekanisme Pembuatan Per-
Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Per- aturan Desa, (http://www.google.co.id). hlm. 2.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 169


Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 170~178

ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun c. Peraturan Bersama Kepala Daerah


2011.
Permendagri Nomor 53 Tahun 2011
Hal ini kaitannya dengan salah satu tersebut kemudian dicabut dan digantikan
Pasal di dalam Undang-Undang Nomor 12 oleh Permendagri Nomor 80 tahun 2015
Tahun 2011 tepatnya Pasal 7 ayat (2) yang Tentang Pembentukan Produk Hukum
menyatakan bahwa kekuatan peraturan Daerah, dimana terdapat sedikit perubahan
perundang-undangan sesuai dengan mengenai jenis produk hukum daerah
hierarki sebagimana dimaksud dalam ayat menjadi :
(1) artinya adalah penjenjangan setiap
a. Peraturan Daerah
jenis peraturan perundang-undangan yang
didasarkan pada asas bahwa peraturan b. Peraturan Kepala Daerah
perundang-undangan yang lebih rendah
tidak boleh bertentangan dengan peraturan c. Peraturan Bersama Kepala Daerah, dan
perundang-undangan yang lebih tinggi. d. Peraturan Dewan Perwakilan daerah
Dengan diakuinya keberadaan jenis (DPRD).
peraturan perundang-undangan selain yang
terdapat di dalam Pasal 7 ayat (1) Undang- Demikian juga Undang-Undang Nomor
Undang Nomor 12 Tahun 2011 seperti 23 Tahun 2014 tidak ada bagian yang
yang telah disebutkan diatas, mengandung menjelaskan kedudukan Peraturan Desa
arti bahwa peraturan perundang-undangan sebagi bagian dari produk hukum daerah.
tidak hanya terbatas pada Pasal 7 ayat
Desa dalam ketentuan Pasal 1 angka 12
(1) melainkan masih ada jenis peraturan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,
perundang-undangan lain (ketentuan Pasal
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
8 ayat (1) ), salah satunya Peraturan Desa.
yang memiliki batas wilayah tertentu yang
Menurut Penulis, kedudukan Peraturan berwenang untuk mengatur dan mengurus
Desa dalam Undang-Undang Nomor 12 kepentingan masyarakat setempat
Tahun 2011, sesuai dengan ketentuan berdasarkan asal usul dan adat istiadat
Pasal 7 ayat (1) tentang Jenis dan hierarki setempat yang diakui dan dihormati dalam
peraturan perundang-undangan, adalah system pemerintahan Negara Kesatuan
satu tingkat di bawah Peraturan Daerah Republik Indonesia.
Kabupaten/Kota hal ini didasarkan atas
Selanjutnya UU Nomor 23 Tahun
pertimbangan yang akan di uraikan di
2014 Tentang Pemerintahan Daerah
bawah ini.
mengakui adanya otonomi yang dimiliki
Peraturan Desa satu tingkat dibawah oleh desa dan Kepala Desa dapat diberikan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, penugasan ataupun pendelegasian dari
bukan dalam ruang lingkup Peraturan pemerintah ataupun pemerintah daerah
Daerah Kabupaten/Kota, karena menurut untuk melaksanakan urusan pemerintahan
Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 tertentu.
Tentang Pembentukan Produk Hukum
Sebagai konsekuensi atas penetapan
Daerah, Peraturan Desa tidak diakomodasi
kewenangan yang melekat pada Desa, maka
sebagai salah satu jenis produk hukum
Desa mempunyai kewenangan (mengatur,
daerah. Berdasarkan Permendagri tersebut
mengurus dan bertanggung jawab) untuk
jenis produk hukum daerah terdiri atas :
menyusun Peraturan Desa.Peraturan
a. Peraturan Daerah Desa disusun oleh Kepala Desa dan BPD
sebagai kerangka kebijakan dan hukum
b. Peraturan Kepala Daerah bagi penyelenggaraan pemerintahan dan

170 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lanang Sakti|Kewenangan Pengawasan Dan Pengujian Terhadap Peraturan Desa dari Perspektif...............

pembangunan Desa.Penyusunan peraturan kati bersama BPD.10


Desa merupakan penjabaran atas berbagai
kewenangan yang dimiliki Desa, tentu Peraturan Bersama Kepala Desa adalah
berdasarkan kepada kebutuhan dan Peraturan yang ditetapkan oleh dua atau
kondisi Desa setempat, serta mengacu lebih Kepala Desa dan bersifat mengatur.11
pada peraturan perundang-undangan yang
Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan
lebih tinggi.Sebagai sebuah produk hukum,
yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan
peraturan desa tidak boleh bertentangan
bersifat mengatur.12
dengan peraturan yang lebih tinggi dan
tidak boleh merugikan kepentingan umum. Lebih lanjut lagi Pasal 4 Ayat (3)
Menyatakan bahwa :
Di lain sisi, terkait dengan kedudukan
peraturan perundang-undangan lainnya di “Peraturan Kepala Desa sebagaimana
tingkat desa seperti Peraturan Kepala Desa. dimaksud dalam Pasal 2 huruf c berisi
Apabila mengacu pada ketentuan Pasal 8 materi pelaksanaan peraturan desa, per-
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
aturan bersama kepala desa dan tindak
2011, maka menimbulkan penafsiran
lanjut dari peraturan perundang-undan-
bahwa Peraturan Desa berkedudukan
gan yang lebih tinggi.”
di bawah Peraturan Kepala Desa, karna
yang dimaksud sebagai jenis peraturan Berdasarkan uraian diatas maka
perundang-undnagan dalam Pasal 1 Ayat kedudukan Peraturan Desa dalam Undang-
(1) tersebut adalah Peraturan Kepala Desa Undang Nomor 12 Tahun 2011 adalah
bukan Peraturan Desa. Padahal, Peraturan satu tingkat dibawah Peraturan Daerah
Kepala Desa merupakan peraturan Kabupaten/Kota, yang dibentuk oleh
pelaksanaan dari Peraturan Desa karena Bupati/Walikota bersama dengan DPRD
berisi materi pelaksana peraturan Desa, Kabupaten/Kota, dan berada setingkat
sehingga kedudukannya berada di bawah diatas Peraturan Kepala Desa yang dibentuk
Peraturan Desa. oleh Kepala Desa.
Dalam Permendagri Nomor 111 Tahun 2.
Pengawasan dan Pengujian Per-
2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan aturan Desa
Di Desa, tepatnya Pasal 2 disebutkan jenis
perundang-undangan pada tingkat Desa a.
Eksekutif Review Terhadap Per-
meliputi : aturan Desa

a. Peraturan Desa; Eksekutif review merupakan istilah yang


digunakan oleh pakar-pakar hukum untuk
b. Peraturan Bersama Kepala Desa; dan menyebut kewenangan pejabat atau badan
c. Peraturan Kepala Desa. administratif negara untuk melakukan hak
uji (toetsingsrecht) terhadap peraturan
Permendagri Nomor 111 Tahun 2014, perundang-undangan. Jimly Asshiddiqie
mengatur ketentuan lebih lanjut tentang menyatakan pengujian peraturan
Peraturan Desa, Peraturan Bersama Kepala perundang-undangan dari segi subjeknya
Desa, dan Peraturan Kepala Desa tepatnya terdiri atas :13
pada Pasal 1 sebagai berikut :
10 Indonesia, Permendagri Tentang Pedoman Tek-
Peraturan Desa adalah Peraturan Pe- nis Peraturan Di Desa, Nomor 111 Tahun 2014, Pasal 1
angka 6.
rundang-undangan yang ditetapkan oleh 11 Ibid,angka 7
Kepala Desa setelah dibahas dan disepa- 12 Ibid, angka 8
13 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata
Negara Indonesia Pasca Reformasi, PT.Bhuana Ilmu

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 171


Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 172~178

a. Pengujian oleh lembaga eksekutif yang “Peraturan Desa disampaikan oleh Kepa-
dapat disebut executive review; la Desa Kepada Bupati/Walikota mela-
lui camat sebagai bahan pengawasan dan
b. Pengujian oleh lembaga legislatif dapat
disebut legislative review; dan pembinaan paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah ditetapkan”.
c. Pengujian oleh lembaga peradilan
disebut judicial review. Sedangakan di dalam Permendagri
Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Di Indonesia, eksekutif review Teknis Peraturan di Desa, diatur lebih
diwujudkan dalam bentuk pengujian jelas dan terperici mengenai pengawasan
terhadap Peraturan Desa yang dilakukan dan pembatalan Peraturan Desa oleh
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota.
Peraturan Desa. Eksekutif review
merupakan bagian dari sistem pembinaan Dalam ketentuan Pasal 14 Permendagri
dan pengawasan dalam penyelenggaraan Nomor 111 Tahun 2014, ditentukan bahwa:
Pemerintahan Daerah, khususnya Ayat (1) :
pengawasan terhadap produk legislasi “Rancangan Peraturan Desa tentang APB
daerah. Pengawasan terhadap produk
Desa, pungutan, tata ruang, danorgan-
legislasi daerah, dalam hal ini adalah
isasi Pemerintah Desa yang telah dibahas
Peraturan Desa dilakukan agar materi
dan disepakati oleh KepalaDesa dan BPD,
muatan sebuah Peraturan Desa tidak
bertentangan dengan Peraturan Perundang- disampaikan oleh Kepala Desa kepada
undangan yang lebih tinggidan tidak Bupati/WalikotaMelalui camat atau seb-
bertentangan dengan kepentingan umum. utan lain paling lambat 3 (tiga) hari se-
jak disepakatiuntuk dievaluasi.”
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan
Pasal 112 Undang-Undang Nomor 6 Ayat (2) :
Tahun 2014, yang menyatakan bahwa “Dalam hal Bupati/Walikota tidak mem-
Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, berikan hasil evaluasi dalam batas waktu,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Peraturan Desa tersebut berlaku dengan
membina dan mengawasi penyelenggaraan sendirinya.”
Pemerintahan Desa.
Sedangkan dalam Pasal 19 ditentukan
Terkait dengan pembentukan Peraturan bahwa :
Desa, pembinaan dan pengawasan
Ayat (1) :
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/
Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal “Peraturan Desa yang telah diundangkan
112 tersebut yakni melakukan evaluasi dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
pengawasan Peraturan Desa.Pengawasan ayat (1) disampaikan oleh Kepala Desa
dalam hal ini adalah termasuk pembatalan kepada Bupati/Walikota paling lambat
peraturan desa. 7 (tujuh) Hari sejak diundangkan untuk
diklarifikasi.”
Peraturan Pemerintah hanya mengatur
mengenai evaluasi Peraturan Desa oleh Ayat (2) :
Kepala Daerah Kabupaten/Kota setelah “Bupati/Walikota melakukan klarifikasi
ditetapkan menjadi Peraturan Desa, dalam Peraturan Desa denganmembentuk tim
Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 72 klarifikasi paling lambat 30 (tiga puluh)
Tahun 2005, disebutkan bahwa: hari sejak diterima.”
Populer, 2007, hlm.590.

172 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lanang Sakti|Kewenangan Pengawasan Dan Pengujian Terhadap Peraturan Desa dari Perspektif...............

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, “Mahkamah Agung berwenang mengadili


maka terlihat bahwa Pengawasan preventif pada tingkat kasasi, menguji peraturan
dilakukan pada saat produk legislasi perundang-undangan dibawah Undang-
masih berbentuk Rancangan Peraturan Undang, dan mempunyai wewenang
Desayang dilakukan melalui evaluasi. lainnya yang diberikan oleh Undang-Un-
Sedangkan pengawasan represif dilakukan dang”.
pada saat produk legislasi telah disahkan
dan diundangkan sebagai Peraturan Desa, Kewenangan Mahkamah Agung untuk
yang dilakukan melalui klarifikasi, yang melakukan pengujian tersebut pada awalnya
bertujuan untuk menilai apakah Peraturan lahir dari Undang-Undang Nomor 14
Desa tersebutbertentangan dengan Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan
kepentingan umum dan/atauketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dan juga
Peraturan Perundang-undangan yang lebih Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tinggi ataukah tidak. Sehingga pengawasan Tentang Mahkamah Agung jo Undang-
represif melalui klarifikasi inilah yang Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang
disebut dengan Eksekutif Review. Mahkamah Agung jo Undang-Undang
Nomor 3 Tentang Mahkamah Agung.
Hal tersebut di atas sesuai dengan hasil Kedua Undang-Undang ini pada intinya
klarifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah sama-sama menyatakan bahwa Mahkamah
daerah Kabupaten/Kota dapat berupa :14 Agung berwenang untuk melakukan
a. hasil klarifikasi yang sudah sesuai pengujian materiil terhadap peraturan
dengan kepentingan umum, dan/ perundang-undangan di bawah Undang-
atau ketentuan Peraturan Perundang- Undang terhadap Undang-Undang dan
undangan yang lebih tinggi; dan menyatakan tidak sah terhadap peraturan
tersebut apabila memang peraturan tersebut
b. hasil klarifikasi yang bertentangan bertentangan dengan peraturan di atasnya.
dengan kepentingan umum dan/
atau ketentuan Peraturan Perundang- Mahkamah Agung berdasarkan Undang-
undangan yang lebih tinggi. Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan
Khusus di dalam pengawasan represif, Kehakiman, Undang Undang Nomor 14
proses pengawasan dapat berujung pada Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung
pembatalan suatu peraturan desa, dalam hal jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
ini yakni pembatalan Peraturan Desa yang Tentang Mahkamah Agung jo Undang-
ditetapkan oleh Kepala Daerah Kabupaten/ Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan TAP
Kota. MPR No III/MPR/2000 menyatakan bahwa
b. Judicial Review Terhadap Peraturan kewenangan pengujian yang dimiliki oleh
Desa Mahkamah Agung hanya dapat dilakukan
dalam tingkat kasasi.
Wewenang pengujian peraturan
perundang-undangan di bawah Undang- Dalam perkembangannya, sebagai
Undang terhadap Undang-Undang panduan untuk melaksanakan pengujian
diberikan kepada Mahkamah Agung, hal ini secara materiil terhadap peraturan-
sesuai dengan Pasal 24A ayat (1) Undang- peraturan di bawah Undang-Undang, maka
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dikeluarkan Peraturan Mahkamah Agung
Tahun 1945 yang menyatakan : pada tahun 1993 yang kemudian direvisi
menjadi Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 1999 dan terakhir dicabut
14 Indonesia, Permendagri Republik Indonesia, No-
mor 111 Tahun 2014, Pasal 20 Ayat (1)
dengan Peraturan Mahkamah Agung

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 173


Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 174~178

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Hak Uji lembaga yang dapat melakukan pengujian
Materiil. Undang-Undang terhadap Undang-Undang
Dasar, maka Pasal 9 Ayat (2) Undang-
Pengundangan Undang-Undang Nomor
Undang Nomor 12 Tahun 2011 seharusnya
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
juga dimaknai sama. Itu artinya pengujian
Peraturan Perundang-undangan
terhadap Peraturan Desa yang diduga
menjadikan keberadaan Mahkamah Agung
bertentangan dengan peraturan yang lebih
sabagai lembaga yang berwenang menguji
tinggi atau kepentingan umum, baik itu
Peraturan Perundang-undangan di bawah
secara formil maupun materiil, hanya dapat
Undang-Undang dipertegas kembali. Hal
dilakukan di Mahkamah Agung.
ini disebabkan rumusan Pasal 9 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 yang Dengan demikian, dapat dikatakan
berbunyi : bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
tidak memiliki kewenangan melakukan
(1) Dalam hal suatu Undang-Undang
Eksekutif Review melalui pengawasan
diduga bertentangan dengan Undang-
refresif terhadap Peraturan Desa untuk
Undang Dasar Republik Indonesia
menilai apakah Peraturan Desa tersebut
Tahun 1945, pengujiannya dilakukan bertentangan dengan peraturan yang lebih
oleh Mahkamah Konstitusi. tinggi atau kepentingan umum.
(2) Dalam hal suatu Peraturan Perun-
dang-undangan di bawah Undang- Jika mengaju pada asa hukum Lex
Undang diduga bertentangan dengan Specialist Derogate Legi Generalis, maka
sudah seharusnya ketentuan dalam Pasal 9
Undang-Undang, pengujiannya di-
Ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
lakukan oleh Mahkamah Agung.
2011 mengesampingkan ketentuan dalam
Peraturan Desa termasuk peraturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan
perundang-undangan sebagaimana juga Permendagri Nomor 111 Tahun 2014,
termuat dalam Pasal 8 ayat (1) Undang- karna secara khusus ketentuan mengenai
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-
Pembentukan Peraturan Perundang- undangan telah diatur dalam Undang-
undangan yang menyatakan bahwa :“Jenis Undang Nomor 12 tahun 2011.
Peraturan Perundang-undangan selain
sebagaimana di maksud dalam Pasal 7 c. Pengujian Peraturan Desa
ayat (1) mencakup peraturan yang di
Dalam hal Peraturan Desa sebagaimana
keluarkan oleh Majelis Permusyawaratan
tercantum dalam Undang-Undang Nomor
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
12 Tahun 2011 merupakan salah satu
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah
peraturan perundang-undangan, sehingga
Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
sangat memungkinkan sebuah Peraturan
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial,
Desa dilakukan pengujian secara materiil
Bank Indonesia, Mentri, Badan, Lembaga
di Mahkamah Agung. Hal ini sesuai dengan
yang dibentuk dengan Undang-Undang
bunyi Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang
atau Pemerintah atas perintah Undang-
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah
Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Agumg yang menyatakan Mahkamah
Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan
Agung berwenang untuk melakukan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/
pengujian peraturan perundang-undangan
Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.”
di bawah Undang-Undang dan menyatakan
Sebagaimana ditafsirkan bahwa tidak sah peraturan tersebut jika memang
Mahkamah Konstitusi sebagai satu-satunya bertentangan atau tidak sesuai dengan
peraturan diatasnya.

174 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lanang Sakti|Kewenangan Pengawasan Dan Pengujian Terhadap Peraturan Desa dari Perspektif...............

Dalam Peraturan Mahkamah Agung a. Langsung ke Mahkamah Agumg; atau


(PERMA) Nomor 1 Tahun 2011 Tentang b. Melalui Pengadilan Negeri yang
HakUji Materiil, Peraturan Mahkamah membawahi wilayah hukum tempat
Agung tersebut mengatur bahwa Mahkamah kedudukan pemohon.”
Agung memang berwenang melakukan
Dalam hal Permohonan keberatan
pemeriksaan dan memutus pengujian
langsung diajukan ke Mahkamah Agung,
atas peraturan perundang-undangan
harus didaftarkan ke panitera Mahkamah
yang berada di bawah Undang-Undang
Agung, dengan menyebutkan dengan jelas
berdasarkan gugatan atau permohonan.
alasan-alasan sebagai dasar keberatan serta
Dalam Pasal 1 Ayat (3) dikatakan bahwa :
memebayar biaya permohonan. Sedangkan
“Permohonan keberatan adalah suatu per- permohonan keberatan yang diajukan
mohonan yang berisi keberatan terhadap melelui Pengadilan Negeri, didaftarkan
berlakunya suatu peraturan perundang- pada kepaniteraan Pengadilan Negeri untuk
selanjutnya permohonan keberatan tersebut
undangan yang diduga bertentangan den-
disampaikan oleh kepaniteraan Pengadilan
gan suatu peraturan perundang-undan-
Negeri kepada panitera Mahkamah Agung,
gan tingkat lebih tinggi yang diajukan ke
yang kemudian oleh panitera Mahkamah
Mahkamah Agung untuk mendapatkan Agung menyampaikan kepada Ketua
putusan,” Mahkamah Agung.
Lebih lanjut lagi Pasal 2 Ayat (2) me- Berkaitan dengan pengajuan gugatan
nyebutkan bahwa : “Permohonan kebera- terhadap peraturan perundang-undangan
tan diajukan terhadap suatu peraturan yang dirasa bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang diduga ber- perundang-undangan yang lebih tinggi,
tentangan dengan peraturan perundang- Mahkamah Agung akan mengabulkan
undangan tingkat lebih tinggi.” gugatan tersebut dan menyatakan
bahwa peraturan perundang-undangan
Tahapan-tahapan pelaksanaan tersebut tidak sah dan tidak berlaku serta
pengujian peraturan perundang-undangan memerintahkan kepada pejabat atau
dibawah Undang-Undang dilaksanakan lembaga yang mengeluarkan peraturan
oleh Mahkamah Agung berdasarkan perundang-undangan tersebut untuk
PeraturanMahkamah Agung (PERMA) mencabut.
Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Hak Manguji
Materiil.Tahapan pengujian diajukan Hal ini berdasarkan bunyi Pasal 6 ayat
berdasarkan gugatan atau keberatan oleh (2) PERMA Nomor 1 Tahun 2011 yang
subyek hukum yang merasa dirugikan menyebutkan bahwa :
dengan adanya peraturan perundang-
“Mahkamah Agung dalam putusannya
undangan tersebut.
menyatakan bahwa peraturan perundang-
Gugatan atau keberatan tersebut dapat undangan yang dimohonkan keberatan
diajukan langsung ke Mahkamah Agung tersebut sebagai tidak sah dan tidak ber-
atau dapat juga melalui Pengadilan Negeri laku untuk umum, serta memerintahkan
di wilayah tergugat atau pemohon. Sesuai kepada instansi yang bersangkutan segera
bunyi Pasal 2 Ayat (1) PERMA Nomor 1 pencabutannya.”
Tahun 2011 yang mengatakan bahwa :
Sehingga berdasarkan uraian di atas,
“Pengajuan Keberatan diajukan kepada maka sangat memungkinkan jika suatu
Mahkamah Agung dengan cara : Peraturan Desa dapat dilakukan pengujian
secara materiil jika memang dalamsubstansi

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 175


Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 176~178

dan/atau materi muatan Peraturan Desa pengujian diajukan berdasarkan gugatan


tersebut bertentangan denganperaturan atau keberatan oleh subyek hukum yang
perundang-undangan yang lebih tinggi merasa dirugikan dengan adanya peraturan
khususnya jika Peraturan Desatersebut perundang-undangan tersebut. Gugatan
bertentangan secara substansi terhadap atau keberatan tersebut dapat diajukan
Undang-Undang yang bersangkutan. langsung ke Mahkamah Agung atau dapat
Peraturan Desa merupakan salah satu juga melaluiPengadilan Negeri di wilayah
produk peraturan perundang-undangan tergugat atau pemohon.
sehingga sangat mungkin untuk dilakukan DAFTAR PUSTAKA
pengujian sebagai salah satu bentuk kontrol
dan pengawasan dari masayarakat umum Buku :
terhadap peraturan dan kebijakanyang Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar
dikeluarkan oleh pemerintah setempat Metode Penelitian Hukum. Raja
serta menciptakan mekanisme check Grafindo, Jakarta, 2008.
and balance pemerintahan desa dari Asshiddiqie, Jimly., Pengantar Ilmu Hukum
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tata Negara jilid I. Sekretariat
terhadappemerintah desa, hal ini bisa Jendral & Kepaniteraan Mahkamah
digambarkan sebagai pengawasan antara Konstitusi RI, Jakarta, 2006.
kekuasaan legislatif dengan kekuasaan
-------------------- Pengantar Ilmu Hukum
eksekutif.
Tata Negara jilid II. Sekretariat
KESIMPULAN Jendral & Kepaniteraan Mahkamah
Konstitusi RI, Jakarta, 2006.
Peraturan Desa adalah salah satu jenis -------------------- Hukum Acara Pengujian
peraturan perundang-undangan yang Undang-Undang. Konstitusi Press,
berada setingkat dibawah Peraturan Daerah Jakarta, 2006.
Kabupaten/Kota, karna karna berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 --------------------- Implikasi Perubahan UUD
Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- 1945 Terhadap Pembangunan
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Hukum Nasional. Mahkamah
Pemrintahan Desa merupakan bagian Dari Konstitusi Republik Indonesia,
Pemerintahan Daerah. Mahkamah Agung Jakarta, 2005.
berdasarkan Pasal 24A ayat (1) Undang- --------------------- Teori Hans Kelsen Tentang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Hukum. Sekretariat Jendral
Tahun 1945, Peraturan Mahkamah Agung & Kepaniteraan Mahkamah
(PERMA) Nomor 11 Tahun 2011Tentang Konstitusi RI, Jakarta, 2006.
Uji Materiil, merupakan satu-satunya
Farida I Maria. Ilmu Perundang-undangan
lembaga yang berwenang melakukan
Dasar Dasar dan Pembentukannya.
Pengujuan terhadap Peraturan Perundang-
Kanisius, Jakarta, 1996.
undangan di bawah Undang-undang,
shingga pengujian Peraturan Desa sebagai Ibrahim, Johnny. Teoridan Metodologi
produk peraturan perundang-undangan Penelitian Hukum Normatif.
di bawah Undang-Undang dilakukan oleh Bayumedia, Malang, 2008.
Mahkamah Agung.Pengujian Peraturan I Gde P. Astawa & Suprin Na’a. Dinamika
Desa dilaksanakan oleh Mahkamah Hukum Dan Ilmu Perundang-
Agung berdasarkan PeraturanMahkamah undangan Di Indonesia. PT.
Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2011 Alumni, Bandung, 2008.
Tentang Hak Manguji Materiil. Tahapan
Irawan Soejito, Teknik Membuat Undang-

176 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lanang Sakti|Kewenangan Pengawasan Dan Pengujian Terhadap Peraturan Desa dari Perspektif...............

Undang. Pradnya Paramita, Jakarta, Baru Kekuasaan dan Demokrasi


2006. Desa.
Kansil, CST., 2007,Pengantar Ilmu Hukum. Mangu Kanisius, Olla. Menyoalkan Levelitas
Sinar Grafika, Jakarta. Peraturan Desa Dalam Undang-
LubisM Solly. Ilmu Pengetahuan Perundang- Undang Nomor 12 Tahun 2011,
undangan. Mandar Maju, Bandung, Priandono, R. Septyarto. Mekanisme
2009. Pembuatan Peraturn Desa.
Raharjo, Satjipto. Pengantar Sosiologi Perancang Peraturan Perundang-
Pedesaan dan Pertanian. Gadjah undangan Pada Kanwil Hukum
Mada University Press, Yogyakarta, Dan HAM DIY. 2011
1999. ---------------------.Eksekutif Review Terhadap
Salim HS & Erlies Septiana Nurbani., Peraturan Daerah Pasca UU Nomor
Penerapan Teori Hukum Pada 12 Tahun 2011. 2011
Penelitian Disertasi dan Tesis. PT Makalah, Prinsip Dasar Penyusunan
Raja Grafindo Persada, Jakarta, Peraturan Desa. Fathul Ilmi
2014. Foundation. 2007.
Ranggawidjaja, Rosjidi. Pengantar Ilmu Totok Soeprijanto, Sepintas Kajian Tata
Perundang-undangan. Mandar Urutan Perundang-Undangan Dan
Maju, Bandung, 1998. Pendelegasian Wewenang Dalam
Ruhpina H. L. Said. Reformasi sistem Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Ketatanegaraan Indonesia melalui 2011 Tentang Pembentukkan
Perubahan UUD 1945. Polydoor, Peraturan Perundang-undangan.
Yogyakarta, 2006. Habibul Umam Taqiuddin, Teori Perundang-
SolekhanMoch. Penyelenggaraan Undangan. 2013
Pemerintahan Desa. Setara,
Malang, 2012. PeraturanPerundang-undangan :
TriwulanT. Tutik. Pokok-Pokok Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik
Tata Negara Pasca Amandemen Indonesia Tahun 1945 ;
UUD 1945. Publisher, Jakarta,
2008. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Artikel, Makalah : 2004 jo. Undang-Undang Nomor
Jimly Ashiddiqie, Struktur Ketatanegaraan 3 Tahun 2009 Tentang Mahkamah
Indonesia Setelah Perubahan Agung. LN Nomor 3 Tahun 2009.
Keempat UUD Tahun 1945. TLN Nomor 4958 ;
Makalah Disampaikan Pada : Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
Seminar Pembangunan Hukum Tentang Kekuasaan Kehakiman.
Nasional Viii Tema Penegakan LN Nomor 157 Tahun 2009. TLN
Hukum Dalam Era Pembangunan Nomor 5076;
Berkelanjutan Diselenggarakan
Oleh Badan Pembinaan Hukum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Nasional Departemen Kehakiman Tentang Pembentukan Peraturan
Dan Hak Asasi Manusia RI Perundang-undangan. LN Nomor
Denpasar, 14-18 Juli 2003. 82 Tahun 2011. TLN Nomor 5234 ;

Eko, Soetoro. Badan Perwakilan Desa Arena Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 177


Jurnal IUS | Vol IV | Nomor 2 | Agustus 2016 | hlm, 178~178

Tentang Desa. LN Nomor 7 Tahun 2014. TLN Nomor 5495 ;


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
LN Nomor 244 Tahun 2014. TLN Nomor 5587;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan Perppu No
2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah. LN Nomor 24 Tahun 2015 ;
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah. LN Nomor 58 Tahun 2015 ;
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Hak Uji
Materil ;
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang eraturan Pelaksana
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Desa. LN Nomor
123 Tahun 2014
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Jenis
dan Produk Hukum Daerah ;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Teknis Peraturan Di Desa. BERITA NEGARA REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2091 TAHUN 2014.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 Tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah. BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2036 TAHUN 2015.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158 TAHUN 2015

178 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Anda mungkin juga menyukai