Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN ANEKA KRIPIK YANG APLIKATIF UNTUK

OPTIMALISASI PEMANFAATAN POTENSI LOKAL

The Application of Processing Technology of Assorted Chips for Optimizing Utilization Potential
Local Resources

1
Imam Santoso, 2Budi Setiawan dan3DodykPranowo
1,2,3
Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya, Jl. Veteran – Malang

Abstract Bakung Kabupaten Blitar merupakan


salah satu desa dengan kategori merah
One of the potential should be (sangat miskin). Hal ini karena jumlah
developed in the village Bakung are a
Rumah Tangga Miskin lebih dari
variety of processing chips. Methods of
30%.Demikian juga, dari sisi ketersediaan
activity in the introduction of this tech-
pangan, Desa Bakung tergolongrawan
nology package includes counseling,
demonstration and practice. Extension pangan.Hal ini disebabkan jumlah
activities or lectures intended to introduce produksi pangan yang hanya menggan-
a variety of matters related to the tungkan pada hasil produksi lahan kering
introduced equipment, process steps and dan sawah tadah hujan tidak cukup
various factors that must be considered in memadai.Jumlah sawah hanya 25 Ha dan
order to obtain quality treatment process- lahan kering (ladang) sekitar 171.537 Ha,
es in accordance with desired product. dengan produktivitas lahan yang sangat
Demonstration activities conducted on the rendah. Sebagai gambaran, produksi padi
process of making chips in full by utilizing hanya 0,75 ton/ Ha. Jumlah ini hanya
packet processing technology. In this 10% dari rata-rata produktivitas padi di
demonstration activities presented in lahan sawah.
chronological order processing, process Data statistik Desa Bakung menun-
conditions that need to be considered and jukkan pada tahun 2007, produksi jagung
how to cope in every stage of the process 3.250 ton, ubi kayu 405 ton dan kacang
when there are obstacles or problems tanah 253,5 ton. Sedangkan untuk produk
with accompanying examples of product olahan buah-buahan diarahkan pada
or process conditions with props. In the pisang dengan potensi bahan baku
next activity, participants practice so as to
sebanyak 3.750 ton. Dari data potensi ini,
operate the equipment are integrated in
terlihat bahwa komodi-tas tersebut yang
the production process.Implementation of
paling potensial dikembangkan sesuai
science and technology activities has
been well demonstrated by a whole series dengan dukungan sumberdaya lokal. Hal
of programs that have been dlakukan. ini juga ditunjang oleh tumbuhnya
Some of the benefits of this activity is the beberapa industri peng-olahan pangan
increased understanding of the partici- skala rumah tangga seperti usaha kripik
pants in the activities of production and singkong, kripik pisang dan kripik gadung,
increasing the performance of its chips. walaupun belum berkembang optimal.
Hasil identifikasi awal dan wawan-cara
Keywords: chipsprocessing, technology
dengan sejumlah pengrajin menun-jukkan
application
bahwa sistem produksi atau pengolahan
PENDAHULUAN
yang belum baik seperti penanganan
Berdasarkan hasil pemetaan kemis-kinan bahan baku (pre handling), teknologi dan
yang dilakukan BPS Propinsi Jawa Timur sanitasi proses yang belum baik,
(2001), Desa Bakung, Kecamatan pengendalian mutu produk yang lemah,
dan teknik pengemasan yang belum

95
memadai.
Sejumlah penelitian yang terkait METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
dengan upaya untuk perbaikan sistem Usaha untuk memecahkan permasa-
pengolahan kripik telah banyak dilaku- lahan yang ada dapat dijabarkan dalam
kan.Santoso dan Susinggih Wijana (2006) kerangka pemikiran pemecahan masalah
telah mengembangkan paket tek-nologi yang terdiri atas aspek teknis, manajerial
untuk pengolahan aneka kripik yang dan sosial.Aspek teknis merupakan
aplikatif untuk optimalisasi peman-faatan analisa kebutuhan peralatan yang diper-
potensi lokal. Paket ini difokus-kan pada lukan untuk meningkatkan kapasitas
tiga aspek yakni: pertama, penyiapan produksi maupun kualitas produk.Peng-
bahan baku yang lebih cepat, seragam gunaan peralatan yang sesuai untuk
dan bermutu; kedua, teknologi proses pengolahan keripik di daerah tertinggal
pengolahan yang efisien, me-manfaatkan merupakan alternatif untuk memecahkan
limbah lokal sebagai sumber energi, masalah.
ketiga, pengendalian mutu produk sesuai Dari aspek ekonomi, akan dikenal-kan
selera konsumen. cara-cara perhitungan praktis me-ngenai
Penelitian serupa juga telah banyak biaya dan harga jual, serta perkiraan laba
dilakukan dalam upaya untuk menyem- yang dihasilkan serta ba-gaimana
purnakan SOP dari pengolahan aneka melakukan peramalan permin-taan dan
kripik di daerah tertinggal atau terpencil. melakukan persediaan yang lebih baik.
Hal ini ditekankan pada bagaimana Metode kegiatan dalam pengenalan
melakukan penanganan awal bahan baku paket teknologi ini kepada pengrajin
yang lebih baik. Hal ini disadari karena keripik sebagai berikut :
umumnya, bahan baku yang digunakan
relatif kurang seragam dari sisi varietas a. Penyuluhan
dan kematangannya. Selain itu, faktor Kegiatanpenyuluhanatauceramahdituju
kemasan dan peningkatan daya simpan kanuntukmengenalkanberbagaihal yang
menjadi faktor kunci. terkaitdenganperalatan yang
Kegiatan penerapan ipteks ini bertujuan diintroduksikan, tahapan proses
untuk: danberbagaifaktor yang
1. Mengintroduksi paket teknologi harusdiperhatikandalam proses
pengolahan aneka kripik yang aplikatif pengolahan agar
kepada para pengrajin keripik di diperolehmutuproduksesuaidengan yang
daerah tertinggal dengan diinginkan.Materipenyuluhanberisi :
mengoptimalkan potensi bahan baku • Pengenalan paket teknologi dalam
yang ada di lokasi. upaya meningkatkan kualitas dan
2. Meningkatkan memperluas jangkauan produktifitas industri keripik skala
pangsa pasar keripik melalui kecil.
peningkatan kualitas produk, perbaikan • Teknik pengoperasian paket
kemasan yang lebih baik dan daya teknologi yang baik dan benar.
simpan yang lebih lama. • Teknikpemeliharandanperbaikanap
3. Meningkatkan kinerja industri keripik abilamengalamigangguanataukerus
skala rumah tangga dalam upaya akan.
memperluas kesempatan kerja. • Teknologipengemasankeripik
4. Meningkatkan pendapatan pengrajin
dan masyarakat yang terlibat langsung b. Demonstrasi/peragaan
maupun tidak langsung dalam kegiatan Padakegiatandemonstrasiatauperagaan
industri kripik. iniakandilakukan proses
pembuatankeripiksecaralengkapdenganm
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN emanfaatkanpaket teknologi pengolahan.

96
Dalamkegiatanperagaaniniakandipaparka sebagai sasaran utama.
n proses pengolahan, kondisi proses
dancaramengatasibiladalamsetiaptahapa RANCANGAN EVALUASI
n proses Rancangan evaluasi yang digunakan
terdapathambatanataupermasalahandeng dalam kegiatan ini meliputi 3 tahap yaitu:
andisertaicontoh-
contohprodukataukondisiprosesnyadenga a. Evaluasi sebelum kegiatan:
nalatperaga. Dilakukan ujicoba penggunaan paket
teknologi pada skala pilot plant. Keku-
c. Praktek rangan atau ketidakcocokan dalam materi
Yaitukegiatanpenerapanpaketteknologi maupun metode kegiatan akan dilakukan
yang betul-betul dibutuhkan secara penyempurnaan. Untuk mendukung eva-
operasionalolehpesertadalam proses luasi sebelum kegiatan akan dilakukan
pembuatankeripikdibawahbimbingandanp kunjungan awal ke pihak khalayak sasa-
embinaan Tim Pelaksanakegiatan. ran untuk sinkronisasi program kegiatan
Dalamkegiatanpraktekini, yang akan dilaksanakan.
pesertajugadariawalpenerimaanbahanbak
usampai proses b. Evaluasi selama kegiatan:
pengolahanmelakukanprakteksehinggada Untuk mengetahui kendala dan
patmengoperasikanpaketteknologidalam hambatan yang dihadapi peserta baik dari
proses produksi. aspek materi, metode maupun aspek-
aspek teknis lainnya. Selama kegiatan,
KETERKAITAN khalayak akan mencoba memperagakan
Kegiatan ini akan dilakukan kerjasa-ma pemanfaatan paket teknologi, sehingga
dengan instansi terkait seperti Dinas dapat dievaluasi sejauhmana proses
Perindustrian dan Perdagangan setem- adopsi teknologi berlangsung. Evaluasi
pat. Keterkaitan ini terlihat dari Gambar 1. dilakukan dengan mencatat, menganalisis
dan mengevaluasi kekurangan selama
pelaksanaan kegiatan dan segera
dilakukan perbaikan pada tahap kegiatan
selanjutnya.

c. Evaluasi akhir kegiatan:


Untuk mengetahui faktor-faktor pen-
dorong dan faktor penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya akan
digunakan untuk evaluasi dan pemantau-
an kegiatan di masa yang akan datang.
Secara keseluruhan keberhasilan
program kegiatan akan dilakukan menye-
Gambar 1.Keterkaitan antar berbagai pihak dalam luruh terhadap aspek peningkatan kinerja
kegiatan
usaha dengan menggunakan parameter-
KHALAYAK SASARAN
parameter kinerja.
Agar introduksi teknologi pengolahan
aneka kripik kepada para pengrajin kripik HASIL DAN KELAYAKAN
ini bermanfaat dan dapat dikembangkan
lebih lanjut, maka ditentukan khalayak PELATIHAN PENGOLAHAN KRIPIK
sasaran sebagai berikut:Pengrajin keripik SINGKONG DAN PISANG
di Desa Bakung, Kecamatan Bakung, Pengembangan potensi Desa Ba-kung
Kabupaten Blitar yang merupakan daerah dari aspek industri dan perdagang-
tertinggal, sentra produksi keripik andiupayakan melalui fasilitasi pening-

97
katan kualitas dan kuantitas produksi. Hal gadung, dan (iii) keripik pisang.Dalam
ini dilakukan dengan memberikan sesi ini peserta mempraktekkan lang-
pelatihan berupa (i) perbaikan teknologi sung berbagai teori pengolahan yang
proses pengolahan keripik singkong, (ii) diperoleh pada sesi I. Tanya jawab
pengenalan teknik pembuatan bumbu dengan pemateri atau pelatih langsung di
keripik yang berkualitas dan murah, (iii) saat ada kesulitan atau permasa-lahan.
pengenalan pengolahan keripik sing-kong Sesi III praktek difokuskan pada
rasa gadung, (iv) pengembangan model peserta pengrajin atau yang betul-betul
pemasaran terpadu (sistem plasma - inti), berminat untuk menekuni usaha agro-
dan sebagainya. industri berbasis potensi lokal Desa
Teknik pelatihan diberikan dalam tiga Bakung.Tempat pelatihan adalah rumah
sesi utama yakni sesi I adalah salah satu pengrajin, sehingga
pengenalan teknologi pengolahan ane-ka diharapkan betul-betul praktek yang
produk dari potensi bahan baku yang ada dilakukan sesuai dengan kondisi peng-
di Desa Bakung, Teknik pena-nganan rajin dari segi peralatan produksi, kondi-si
bahan baku yang efektif, dan proses dan pengemasan.
pengemasan produk. Pada sesi ini
seluruh perwakilan Pokmas, pengrajin PEMBINAAN DI TINGKAT PENGRAJIN
dan pengrajinpotensial yang berminat Penerapan ipteks yang dilakukan
dapat mengikuti kegiatan ini. Hal terse-but terhadap pengrajin kripik di Desa Bakung
ditujukan untuk memberikan wawas-an telah dilaksanakan dengan baik.Hal ini
usaha dan pemanfaatan potensi yang ada diawali dengan melakukan kunjungan dan
di Desa Bakung. Secara umum diagram kajian awal ke industri kecil untuk
alir proses pengolahan kripik dapat dilihat memotret kondisi riil dan mengidentifikasi
pada Gambar 2. permasalahan yang ada.Beberapa
permasalahan yang berhasil diidentifikasi
adalah lokasi produksi yang kurang
higinis mutu kurang seragam, keterbatas-
an alat produksi, dan sebagainya.
Lokasi produksi ini cukup menen-tukan
kualitas produk yang dihasilkan, sehingga
memang merupakan salah satu
permasalahan yang perlu dipecahkan
terutama jika dukunga permodalan telah
cukup memadai. Bahkan dari hasil diskusi
dengan pemilik, persoalan lokasi produksi
yang kurang higines ini menjadi salah
satu sebab belum diberikannya ijin PIRT.
Selain faktor lokasi produksi, lokasi
penggudangan juga masih terlihat minim
dan perlu perbaikan yang cukup signi-
fikan. Hal ini terlihat dari tembok dan
lantai yang masih sangat terbatas.
Faktor utama yang menentukan da-lam
Gambar 2. Proses pengolahan kripik aneka rasa yang proses pengemasan adalah plastik, alat
diintroduksikan pengemas dan keterampilan pekerja. Hal
Sesi II, praktek bersama dari peser-ta ini penting diperhatikan dalam
pelatihan mengenai pengolahan se- pengembangan produk kripik yang tidak
jumlah produk yakni (i) keripik singkong hanya berperan dari sisi penampilan,
aneka rasa, (ii) keripik singkong rasa tetapi juga kualitas dan daya simpan.

98
Dalam strategi pengembangan, tim umumnya masih dijual dalam bentuk
pelaksana kegiatan secara intens mela- segar.
kukan kunjungan, monitoring dan evaluasi Peningkatan nilai ekonomi buah pisang
serta pembinaan. Dari diskusi saat ini dapat dilakukan dengan mengembangkan
pengrajin sedang dalam taraf usaha menjadi berbagai produk olahan. Namun
pengembangan, mulai dari perbaikan demikian aspek pasar dan pemasarannya
lokasi produksi, penambahan karyawan, perlu diperhatikan. Selama ini
pengembangan volume dan areal pema- pemanfaatan pisang menjadi produk
saran.Hal ini menjadi fokus diskusi untuk olahan telah mulai berkembang dalam
dijajaki kemungkinan adanya kerjasama skala rumah tangga, salah satu yang
lanjutan untuk program pengembangan potensial dikembangkan adalah keripik
UKM lainnya. pisang.
Persoalan yang mengemuka untuk
ditindaklanjuti adalah fasilitasi terhadap 2. Ubi Kayu
beberapa persoalan yang telah diung- Potensi ubi kayu di Desa Bakung,
kapkan sebelumnya. Hal ini karena dalam Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar
pengembangan usaha selama proses relatif besar yakni produksinya sebesar
pelatihan dan pembinaan terdapat kenda- 405 ton per tahun. Produksi ubi kayu
la antara lain: selama ini digunakan untuk mendukung
1. Masih terbatasnya kemampuan penyediaan pangan lokal, pemanfaatan
pengrajin dalam memperluas pasar. menjadi gaplek dan produk olahan lain
2. Kondisi lokasi dan fasilitas produksi seperti kripik singkong. Dengan bahan
yang belum memadai untuk baku ubi kayu tersebut, maka terdapat
pengemangan usaha. beberapa pengrajin kripik singkong yang
3. Keterbatasan modal usaha dalam perlu dikembangkan dari aspek teknologi
menambah peralatan produksi dan pengolahan, pengemasan dan
pengembangan pemasaran. pemasarannya.
4. Konsistensi pencapaian kualitas yang Dari hasil survei ke lokasi pengrajin
seragam. ditemui sejumlah hambatan dalam
pengelolaan usaha yakni:
PRIORITAS PENGEMBANGAN • Terbatasnya jangkauan pemasaran.
POTENSIBAHAN BAKU KRIPIK • Terbatasnya modal usaha yang
Berdasarkan hasil kajian tim pelaksana dimiliki.
di Desa Bakung, Kecamatan Bakung, • Teknologi pengolahan dan pengemas-
Kabupaten Blitar maka diperoleh data an yang digunakan masih sederhana
prioritas pengembangan potensi bahan dan bersifat manual.
baku kripik di desa. Dejumlah potensi • Minimnya diversifikasi produk olahan
ekonomi sektor pertanian yang ada di berbasis ubi kayu.
Desa Bakung, yang prospektif
dikembangkan antara lain pisang, dan ubi Dari berbagai kendala ini dicoba
kayu yang cukup memiliki prospek dilakukan kegiatan pelatihan untuk
dikembangkan. meningkatkan kemampuan pengrajin
dalam meningkatkan kualitas produk,
1. Pisang memperluas areal pemasaran dan
Pisang sebagai buah yang mudah sebagainya.
ditanam tanpa persyaratan agronomis
yang ketat, menjadikan buah ini banyak FAKTOR PENDORONG DAN
diperoleh di Desa Bakung. Potensi PENGHAMBAT
pisang di Bakung cukup tinggi yakni Dalam kegiatan fasilitasi pengem-
jumlah produksi sebesar 3.750 ton, dan bangan potensi terdapat sejumlah faktor

99
pendorong dan faktor penghambat.Fak- 2. Kondisi lokasi dan fasilitas produksi
tor pendorong adalah segala hal yang yang belum memadai untuk
terkait dengan upaya mendukung pelak- pengemangan usaha.
sanaan fasilitasi pengembangan potensi 3. Keterbatasan modal usaha dalam
desa. Faktor pendorong tersebut antara menambah peralatan produksi dan
lain (i) kemauan kuat dari pengrajin untuk pengembangan pemasaran.
maju dan berkembang, (ii) telah memiliki
pengalaman berusaha sehingga memiliki DAFTAR PUSTAKA
kemampuan beradaptasi de-ngan Anonymous. 1993. Statistik Indonesia.
perubahan termasuk perubahan teknologi Biro Pusat Statistik. Jakarta.
pengolahan, perubahan dalam sistem Eskin, N.A.M., H.M. Henderson and R.J.
administrasi dan pemasaran. Townsend. 1971. Biochemestry of
Faktor penghmbat antara lain: (1) akses Foods. Academic Press. London.
terhadap pemasaran masih lemah, (2)
Hazdiyev, D. 1988. Sulfites in Food - A
belum adanya standar kualitas yang
review of Fast and Present Status. p.
baku, (3) peralatan yang digunakan masih
701-711. Dalam Food Science and
bersifat manual, (4) manajemen usaha Technology in Industrial
masih sederhana, (5) pembukuan usaha Development.Vol. 2. Edited by
masih belum tertib, dan sebagai-nya. Maneepun (Chief editor). Bangkok.
Industri kripik singkong merupakan Thailand
salah satu usaha rumah tangga yang
Martin, J.H., W.H. Leonard and D.L.
potensial dikembangkan melalui pembi-
Stamp. 1976. Principles of Field crop
naan usaha, perbaikan teknologi dan production. 3rd ed. Macmillan
pengembangan pemasaran.Tim pelak- Publishing Co. Inc.Wesport.
sana kegiatan Universitas Brawijaya telah Connecticut Corporation. New York.
melakukan sejumlah kegiatan pela-tihan
Siswoputranto,A.G. 1985. Teknologi
untuk pokmas potensial untuk mengelola
Pascapanen. Badan Penelitian dan
usaha keripik singkong. Selanjutnya
Pengembangan Pertanian. Balai
pokmas potensial dan pengrajin keripik Penelitian Hortikultura. Lembang.
singkong dilatih dan didampingi secara
intensif selama pro-ses produksi mulai Susanto, T. 1993. Pengantar Pengolahan
dari pengadaan bahan baku sampai Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya. Malang
proses pengemasan.
Tranggono dan Sutardi. 1989. Biokimia
KESIMPULAN DAN SARAN dan Teknologi Pascapanen. PAU-
Pangan dan Gizi. Universitas
Kegiatan pelaksanaan penerapan
Gadjahmada. Yogyakarta.
ipteks telah berjalan dengan baik yang
ditunjukkan oleh seluruh rangkaian prog-
ram telah dilakukan dan memperoleh
respon yang positif dari khalayak
sasaran.Beberapa manfaat dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah
meningkatnya pema-haman peserta
dalam kegiatan produksi kripik dan
meningkatnya kinerja usaha pengrajin.
Pengembangan usaha selama proses
pelatihan dan pembinaan terdapat
kendala antara lain:
1. Masih terbatasnya kemampuan
pengrajin dalam memperluas pasar.

100

Anda mungkin juga menyukai