Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan Gangguan System Pencernaan Pada Pasien Dengan

Diagnose Gastroentritis Akut (Analisis Kasus)

Disusun Oleh:
Nama : Sumaini
Nim : 146STYC20

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NTB


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
2020/2021
1. Proposal
Asuhan Keperawatan Gangguan System Pencernaan Pada Pasien Dengan Diagnose
Gastroentritis Akut
2. URAIAN

No. Artikel 1 2
Asuhan Keperawatan Pada An. K Dengan Asuhan Keperawatan Dengan Sistem
Judul Dignosa Gastroentritis Akut Di Rumah Sakit Pencernaan Pada Tn. W Dengan
Harapan Keluarga Ruang Mahoni Dignosa Gastroentritis Akut Di Rumah
Sakit Harapan Keluarga Ruang Mahoni

Sumaini Sumaini
Peneliti
Ruang Mahoni Rumah Sakit Harapn keluarga Ruang Mahoni Rumah Sakit Harapn
Lokasi keluarga
Penelitian
DS pasien dikeluhkan mencret lebih lebih dari 4x hari ini, pasien dikeluhkan mencret lebih lebih dari 5x
Pengkajian demam naik turun sejak 3 hari yang lalu hari ini disertai mual, muntah 1x, Nyeri perut,
terasa melilit dan demam naik turun sejak 3
hari yang lalu
DO Kulit teraba panas , pasien tampak lemes Pasien tampak lemas dan meringis
kesakitan
PF KU : sedang, Kesadaran CM KU : sedang, kesadaran CM
pasien tampak lemes, CRT<2detk, mukosa pasien tampak lemes, CRT<2detk,
lembab mukosa kering
Abdomen : hiperperisraltik Abdomen : hiperperisraltik
TD 90/57 mmHg, Nadi: 120 ×/mnt, Suhu 38.5ºC TD 130/87 mmHg, Nadi: 120 ×/mnt,
RR 21×/mnt Suhu 37.5ºC, RR 19×/mnt

DP Laboraturium 1. WBC : 15,4µl


WBC : 8.9 µl 2. RBC : 4.1 µl
-RBC : 4.3 µl 3. HB 11,7 gr/dL
-HB : 11.6gr/dL 4. Eritrosit 37
-PDW : 15,8 fl 5. Gds 120
-Limposit : 32,4 % Kimia
1. Na 143, Ka 4,1, Chloride 104
2. Ureum 2,5
3. Creatinin 4,1
FL
1. Mikroskopik : lunak
2. Darah : -
3. Lender : -
4. Eritrosit : 1-1-0
5. Leukosit : 2-1-0
6. Amoeba : -
7. Telur cacing : -
8. Serat : positif
9. Jamur : -
10. Bakteri : positif

1 Diare Diare
Diagnosa 2 Hipertermi Nyeri
Kep
1 1. Observasi KU dan TTV 1. Observasi KU dan TTV
Intervensi 2. Identifikasi penyebab diare 2. Identifikasi penyebab diare
3. Identifikasi riwayat pemberian makanan 3. Identifikasi riwayat pemberian
4. Monitor warna, volume, frekuensi dan makanan
konsistensi tinja 4. Monitor warna, volume,
5. Monitor tanda dan gejala hypovelemia frekuensi dan konsistensi tinja
(mis.takikardi, nadi teraba lemah, tekanan 5. Monitor tanda dan gejala
darah turun, turgor kulit turun, mukosa hypovelemia
mulut kering, CRT ,elambat, BB 6. Monitor iritasi dan ulserasi
menurun) kulit didaerah perineal
6. Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah 7. Monitor jumlah pengeluaran
perineal diare
7. Monitor jumlah pengeluaran diare 8. Monitor keamanan penyiapan
8. Monitor keamanan penyiapan makanan makanan
9. Kolaborasi dalam pemberian terapi cairan 9. Kolaborasi dalam pemberian
infuse terapi cairan infuse
10. Kolaborasi dlam pemberian oralit 10. Kolaborasi dlam pemberian
11. Kolaborasi dalam pemberian terapi oralit
11. Kolaborasi dalam pemberian
terapi

1. Identifikasi penyebab hipertermia


1. Observasi lokasi, karakteristik,
2 2. Monitor suhu tubuh durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
3. Monitor pengeluaran urin. nyeri
4. Sediakan linkungan yang dingin.
2. Identifikasi skala nyeri
5. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
6. Berikan cairan oral. 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
7. Basahi dan kipasi permukaan tubuh. 4. Identifikasi faktor yang memperberat
8. Lakukan pendinginan eksternal(mis. dan memperingan nyeri
Selimut hipotermia atau kompres dingin 5. Identifikasi pengaruh nyeri pada
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksilla). kualitas hidup
9. Anjurkan tirah baring
6. Berikan teknik nonfarmakologis
10. Kolaborasikan pemberian cairan dan untuk mengurangi rasa nyeri
elektrolit intravena, jika perlu.
7. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
9. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik
10. Monitor efek samping penggunaan
analgetik

1 1. Mengo servasi KU dan TTV 1. Mengo servasi KU dan TTV


Implementasi 2. Mengidentifikasi penyebab diare 2. Mengidentifikasi penyebab
3. Mengidentifikasi riwayat pemberian diare
makanan 3. Mengidentifikasi riwayat
4. Memonitor warna, volume, frekuensi dan pemberian makanan
konsistensi tinja 4. Memonitor warna, volume,
5. Memonitor tanda dan gejala hypovelemia frekuensi dan konsistensi tinja
(mis.takikardi, nadi teraba lemah, tekanan 5. Memonitor tanda dan gejala
darah turun, turgor kulit turun, mukosa hypovelemia (mis.takikardi,
mulut kering, CRT ,elambat, BB nadi teraba lemah, tekanan
menurun) darah turun, turgor kulit turun,
6. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit mukosa mulut kering, CRT
didaerah perineal ,elambat, BB menurun)
7. Memonitor jumlah pengeluaran diare 6. Memonitor iritasi dan ulserasi
8. Memonitor keamanan penyiapan makanan kulit didaerah perineal
9. Berolaborasi dalam pemberian terapi 7. Memonitor jumlah
cairan infuse pengeluaran diare
10. Berkolaborasi olaborasi dlam pemberian 8. Memonitor keamanan
oralit Kolaborasi dalam pemberian terapi penyiapan makanan
11. Berkolaborasi dalam pemberian terapi 9. Berolaborasi dalam pemberian
terapi cairan infuse
10. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi

1. Mengobservasi lokasi, karakteristik,


2 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
2. Memonitor suhu tubuh nyeri
3. Memonitor pengeluaran urin.
2. Mengidentifikasi skala nyeri
4. Menyediakan linkungan yang dingin.
5. Melonggarkan atau lepaskan pakaian. 3. Mengidentifikasi respon nyeri non
6. Memberikan cairan oral. verbal
7. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh. 4. Mengidentifikasi faktor yang
8. Melakukukan pendinginan eksternal(mis. memperberat dan memperingan nyeri
Selimut hipotermia atau kompres dingin 5. Mengidentifikasi pengaruh nyeri
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksilla). pada kualitas hidup
9. Menganjurkan tirah baring
6. Memberikan edukasi teknik
10. Berkolaborasikan pemberian cairan dan nonfarmakologis untuk mengurangi
elektrolit intravena, jika perlu. rasa nyeri
7. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
8. Memfasilitasi istirahat dan tidur
9. Berkolaborasi dalam pemberian
analgetik
10. Memonitor efek samping penggunaan
analgetik

Evaluasi 1 1. KU : sedang, TD 90/57 mmHg 1. KU : sedang,


i. Nadi: 120 ×/mnt TD 130/87 mmHg
ii. Suhu 38.5ºC Nadi: 120 ×/mnt
iii. RR 21×/mnt Suhu 37.5ºC
RR 19×/mnt
2. Terkontaminasi dari makanan
3. Setelah makan makanan dari lingkungan 2. Infeksi bakteri dapat dilihat
sekolah dari hasil pemeriksaan feces
4. Warna tinja kuning, lebih dari 3x, cair lengkap
5. Tidak ada tanda-tanda syok 3. Makan makanan dari rumah
6. Disekitar daerah perianal 4. Warna tinja kuning, lebih dari
7. Jumlah pengeluran diare masih banyak 5x, cair
dan sering 5. Tidak ada tanda-tanda syok
8. Makanan disiapkan dari tim gizi 6. Disekitar daerah perianal
9. Pasien terpasang infuse RL 10tpm terdapat kemerahan
10. Pasien minum oralit 200cc tiap diare 7. Jumlah pengeluran diare masih
11. Pasien mendapat terapi L zink 2x 5ml, L banyak dan sering
Bio2x1 8. Makanan disiapkan dari tim
gizi
9. Pasien terpasang infuse
Asering 16 tpm
10. Pasien mendapat terapi
antibiotic, obat-obatan
lambung, dan diare

2 1. KU : sedang, TD 90/57 mmHg 1. KU : sedang,


i. Nadi: 120 ×/mnt TD 130/87 mmHg
ii. Suhu 38.5ºC Nadi: 120 ×/mnt
iii. RR 21×/mnt Suhu 37.5ºC
2. Proses penyakitnya RR 19×/mnt
3. Suhu tubuh38.5ºC
4. BAK kurang lebih 8x/hari 2. Pencetus : hiperperistaltik
5. Pasien menggunakan pakaian yang tipis Kualitas : melilit
dan menyerap keringat Lokasi : epigastrium
6. Pasien dikompres saat demam Skala : 5
7. Pasien mobilissi saat kekamar mandi Waktu : terus menerus
8. Pasien terpasang infuse RL 10 tpm dan
mendapat terapi psanmol syrup 3. Pasien tampak meringis
4. Nyeri memberatsaat
beraktivitas, menurun jika
berbaring
5. Skala nyeri dapat berkurang,
namun belum maksimal
6. Isirahat kurang
7. Terapi analgerik sanmol
4x500, untuk pereda
nyeriepigaster pantorin 2x1
vial
8. Tidak terdapat efek samping
dalam pemberian sanmol
3. Pembahasan
a. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada kasus GEA pertama dilakukan 2x24 jam
sedangkan pada kasus kedua dilakukan 3x24 jam, dari hasil pengkajian
yangdilakukan masalah ataupun keluhan pada kasus kedua lebih berat.
Pada passion kasus kedua keluhan seperti nyeri perut dan demam juga
ditemukan. Dari hasil penunjang sel darah putih mengalami
peningkatan.
b. Perencanaan
Perencanaan dilakukan menyesuaikan dengan tanda dan gejala yang
dialami pasien, pada kasus pertama karena pasien masih anak-anak
kolaborasi pemberian oralit diperlukan, pada kasus ke dua lebih
diberikan obat-obat antimotilitas dan obat pengeras feses
c. Pelaksanaan/ Implementasi
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis berorientasi pada rencana tindakan
yang telah dibuat sebelumnya
d. Evaluasi
Setelah menyelesaikan tahap pelaksanaan/implementasi, maka penulis
memilih bahwa masalah yang dihadapi oleh keluarga yaitu masalah
dapat teratasi.
4. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Diagnose prioritas dari kedua pasien adalah diare
2. Kasus pada pasien kedua lebih berat dari kasus pada pasien pertama,
dilihat dari tanda dan gejala yang ditemukan saat pengkajiaaserta dari
hasil laboraturium sel darah putih pada pasien kedua meningkat
sehingga diberikan terapi antibiotik
3. Pada kasus pertama tindakan kolaborasi yang yang dilakukan bertujuan
unuk mengganti cairan yang hilang pada pasien, dimaa dilakukan
pemberian oralit dan pemasanagn infuse
4. Pada kasus kedua obat-obatan seperti antimotilitas dan obat pengeras
feses diberikan, dengan tetap memperhatikan tanda-tanda kekurangan
cairan pada pasien
Saran
1. Kepada perawat dalam mengkaji asuhan keperawatan harus dilakukan
secara sistematis dan komprehensif untuk memperoleh data yang akurat
untuk menegakkan asuhan keperawatan
2. Disaran kan pada pasien kasus peratam dan kedua untuk
memperhatikan makanan yang dikonsumsi
3. Dalam melakukan pemeriksaan fisik di perlukan adanya pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium untuk menetukan
pengobatan yang dierikan
4. Untuk memperoleh hasil evaluasi sesuai dengan kriteria dan tujuan
yang di tetapkan, di perlukan waktu pelaksanaan asuhan keperawatan
yang berkesinambungan.
Daftar Pustaka

Syaifuddin. (2016). Anatomi Fisiologi (Monica Ester, Ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta


Selatan.

Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.

Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai