Laporan Apotek
Laporan Apotek
RIWAYAT PENDIDIKAN :
Sekolah Dasar Negeri Karsawinaya Cimahi Tahun lulus 2002
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Cimahi Tahun lulus 2005
Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung Tahun Lulus 2008
Universitas Jenderal Achmad Yani Jurusan Farmasi Tahun Lulus 2012
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA 320 BANDUNG
Oleh :
SHINTA WULANDARI, S.Farm
3351121087
Disetujui Oleh :
Pembimbing Pembimbing
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengemban amanah dalam menuntut ilmu. Shalawat dan salam
senantiasa tertuju pada tauladan terbaik, Rasulullah Muhammad SAW, yang telah
menuntun umatnya menuju cahaya illahi. Dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah – Nya sehingga dapat
menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma No.
320 dari tanggal 1 – 31 Maret 2013.
Maksud dan tujuan pelaksanaan PKPA ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tugas dan tanggung jawab seorang Apoteker di apotek dan memperoleh
pengetahuan dan wawasan serta gambaran mengenai aplikasi Pekerjaan Kefarmasian
melalui praktek secara langsung dalam pelayanan kefarmasian dan manajerial di
apotek.
1. Bapak Hernandi Sujono, S.Si, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Ibu Dr. Afifah B. Sutjiatmo, MS., Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker
serta dosen pembimbing apotek dari Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu Dra. Julia Ratnawati, MS., selaku Sekertaris Program Profesi Apoteker serta
dosen wali dari Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Mira Andam Dewi, S.Si., Apt., selaku koordinator Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di apotek dari Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani.
5. Ibu Juwita Ayu, S.Si., Apt. selaku pembimbing Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Apotek Kimia Farma 320 Bandung, atas ilmu dan bimbingan yang diberikan.
i
6. Segenap staf dan karyawan Apotek Kimia Farma 320 Bandung, atas segala
bantuan dan perhatiannya.
7. Segenap staf pengajar dan karyawan Program Profesi Apoteker, Jurusan
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal
Achmad Yani.
8. Kedua orang tua yang selalu dan tak pernah berhenti memberikan doa,
dorongan semangat dan dukungan kasih sayang
9. Rekan-rekan Farmasi 2008 dan Program Profesi Apoteker angkatan XIV,
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Jenderal Achmad Yani yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan
program Profesi, semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan
yang telah mereka berikan.
Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan koreksi dan saran dari
semua pihak demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. ......... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 3
2.1 Pengertian Apotek ........................................................ 3
2.2 Tugas dan fungsi apotek ............................................... 3
2.3 Persyaratan apotek ........................................................ 3
2.4 Perizinan apotek ........................................................... 7
2.5 Pencabutan izin apotek .................................................. 9
2.6 Struktur organisasi apotek ............................................ 10
2.7 Pengelolaan apotek........................................................ 10
2.8 Pengertian apoteker ....................................................... 11
2.9 Peran, fungsi dan tugas apoteker ................................... 13
2.10 Apoteker sebagai penanggung jawab teknis pelayanan
kefarmasian di apotek ………………………………… 16
2.11 Apoteker sebagai manajer di apotek …………………. 18
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK .......................................... 19
3.1 Profil PT Kimia Farma Apotek ..................................... 19
3.2 Visi dan misi PT Kimia Farma ..................................... 20
3.3 Tinjauan apotek Kimia Farma 320 ............................... 20
3.4 Fasilitas fisik ................................................................. 21
3.5 Struktur organisasi dan personalia ................................ 21
3.6 Pengelolaan apotek …………….. ...... ......................... 23
3.7 Penanganan narkotika dan psikotropika ....................... 31
iii
3.8 Pelayanan kefarmasian ................................................. 34
3.9 Pengelolaan resep .......................................................... 39
3.10 Pemusnahan resep ......................................................... 40
3.11 Kegiatan administrasi .................................................... 41
BAB IV TUGAS KHUSUS POSTER KANKER SERVIKS .............. 45
4.1 Latar belakang ............................................................... 45
4.2 Definisi.......................................................................... 46
4.3 Faktor resiko ................................................................. 46
4.4 Diagnosa kanker serviks ............................................... 47
4.5 Skrining ............................................................................. .47
4.6 Pencegahan kanker serviks. ......................................... . 48
4.7 Terapi ……………………………………………........ 46
4.8 Jenis sediaan dan komposisi vaksin kanker serviks ...... 50
BAB V PEMBAHASAN ………………………………………… ... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. 56
6.1 Kesimpulan .................................................................. 56
6.2 Saran ............................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 58
LAMPIRAN ............................................................................................ 59
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. DENAH APOTEK KIMIA FARMA 320…................................... 59
2. STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA 320….... 60
3. CONTOH BLANKO KARTU STOK BARANG…………............ 61
4. ALUR PENGADAAN BARANG APOTEK KIMIA FARMA 320 62
5. CONTOH BLANKO BPBA............................................................. 63
6. CONTOH SURAT PESANAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA …………………………………………………. 64
7. ALUR PELAYANAAN RESEP………………………………….. 65
8. CONTOH FORMULIR SKRINING RESEP ……………………. 66
9. CONTOH BLANKO KEMASAN, ETIKET DAN LABEL……… 67
10. CONTOH BLANGKO SALINAN RESEP ………………………. 69
11. CONTOH KUITANSI APOTEK ………………………………… 70
12. ALUR PELAYANAN RESEP KREDIT ………………………… 71
13. LAPORAN IKHTISAR PENJUALAN HARIAN ........................... 72
14. CONTOH BUKTI SETORAN KASIR…………………………… 73
15. POSTER KANKER SERVIKS…………………………………… 74
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
III.1 Denah Apotek Kimia Farma 320................................................. 59
III.2 Struktur organisasi Apotek Kimia Farma 320 ………………… 60
III.3 Contoh blanko kartu stok barang ................................................ 61
III.4 Bagan alur pengadaan barang Apotek Kimia Farma 320………. 62
III.5 Contoh blanko BPBA ………………………………………….. 63
III.6 Contoh surat pesanan narkotika................................................... 64
III.7 Contoh surat pesanan psikotropika............................................... 64
III.8 Bagan alur pelayanan resep tunai................................................. 65
III.9 Contoh formulir skrining resep Apotek Kimia Farma 320 ........ 66
III.10 Contoh blanko kemasan/etiket untuk tablet/kapsul/puyer……… 67
III.11 Contoh blanko kemasan medicine pocket (puyer) ....................... 67
III.12 Contoh blanko etiket …………………………………………. 68
III.13 Contoh blanko label …………………………………………… 68
III.14 Contoh blanko salinan resep ………………………………… 69
III.15 Contoh blanko kuitansi ………………………………………... 70
III.16 Bagan alur pelayanan resep kredit ……………………………. 71
III.17 Laporan ikhtisar penjualan harian …………………………….. 72
III.18 Contoh bukti setoran kasir …………………………………….. 73
IV.1 Contoh tugas poster kanker serviks............................................. 74
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang mengatur pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apoteker di apotek dan
sebagai upaya menjawab perubahan paradigma yang terjadi dan memberikan
kesempatan kepada apoteker untuk memberikan kontribusi secara nyata dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga eksistensi
apoteker semakin diakui oleh masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek
diantaranya adalah :
i) Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab seorang apoteker di
apotek.
ii) Memiliki kemampuan dalam mengaplikasikan pekerjaan kefarmasian
melalui praktek secara langsung dalam pelayanan kefarmasian dan
kemampuan manajerial di apotek.
BAB II
TINJAUAN UMUM
19
4
i) Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi, dan perbekalan farmasi
yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
ii) Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.
iii) Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditas yang lain diluar
sediaan farmasi(4).
Persyaratan lain yang harus diperhatikan untuk mendirikan suatu apotek antara
lain:
i) Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
Untuk memperoleh SIPA sesuai dengan PP RI No. 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, seorang apoteker harus memiliki Surat Tanda
Registrasi Apoteker (STRA). STRA ini dapat diperoleh jika seorang
apoteker memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah apoteker.
b. Memiliki sertifikat kompetensi apoteker.
c. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji apoteker.
d. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai
surat izin praktek.
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat
izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. SIPA bagi apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan
kefarmasian;
b. SIPA bagi apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian;
c. Surat Izin Kerja (SIK) bagi apoteker yang melakukan pekerjaan
kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/ penyaluran;
atau
5
SIA 4
APA Kadinkes Kab/ Kota
1 Surat permohonan SIA
Pemeriksaan Persyaratan 2
Lokasi Apotek 3 Berita Acara Balai POM
ii) Sediaan farmasi yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi atau
dilarang digunakan, harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam
atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri.
iii) Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan yang
sepenuhnya atas tanggung jawab APA.
iv) Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
v) Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis didalam
resep dengan obat pasien.
vi) Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep,
apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih
tepat.
vii) Apoteker wajib memberikan informasi:
a. Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.
b. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan
masyarakat.
Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga teknis
kefarmasian. Apoteker yang mengabdikan diri di apotek terdiri dari APA dan
apoteker pendamping. APA adalah apoteker yang telah diberi SIA, sedangkan
apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping APA
dan/atau menggantikannya pada jam tertentu pada hari buka apotek. APA
memegang peranan penting terhadap kelangsungan izin apotek, karena izin suatu
apotek dapat digunakan selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan
kegiatan dan APA dapat melaksanakan tugasnya dan masih memenuhi
persyaratan.
Peran apoteker yang digariskan oleh WHO yang semula dikenal dengan "Seven
Stars of Pharmacist" selanjutnya ditambahkan satu fungsi yaitu researcher yang
kemudian mengubahnya menjadi "Eight Stars of Pharmacist", diantaranya
meliputi :
i) Care giver (pemberi pelayanan)
Dalam memberikan pelayanan mereka harus memandang pekerjaan mereka
sebagai bagian dan terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan dan
profesi lainnya. Pelayanannya harus dengan mutu yang tinggi.
ii) Decision maker (pembuat keputusan)
Penggunaan sumber daya yang tepat, bermanfaat, aman dan tepat guna
seperti SDM, obat-obatan, bahan kimia, perlengkapan, prosedur dan
pelayanan harus merupakan dasar kerja dari apoteker. Pada tingkat lokal dan
nasional apoteker memainkan peran dalam penyusunan kebijakan mengenai
obat-obatan. Pencapaian tujuan ini memerlukan kemampuan untuk
mengevaluasi, menyintesa informasi dan data serta memutuskan kegiatan
yang paling tepat.
iii) Communicator (komunikator)
Apoteker merupakan posisi ideal untuk mendukung hubungan antara dokter
dan pasien dan untuk memberikan informasi kesehatan dan obat-obatan pada
masyarakat. Dia harus memiliki ilmu pengetahuan dan rasa percaya diri
dalam berintegrasi dengan profesi lain dan masyarakat. Komunikasi itu
dapat dilakukan secara verbal (langsung), non verbal, mendengarkan dan
kemampuan menulis.
iv) Manager (manajer)
Apoteker harus dapat mengelola sumber daya (SDM, fisik dan keuangan),
dan informasi secara efektif. Mereka juga harus senang dipimpin oleh orang
lainnya, apakah pegawai atau pimpinan tim kesehatan. Lebih-lebih lagi
15
b. Penyiapan obat
1. Peracikan
Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam
melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap
dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta, penulisan
etiket yang benar.
2. Etiket
Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
3. Kemasan obat yang diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan
yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.
c. Penyerahan Obat
Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat
dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan
konseling kepada pasien.
d. Informasi Obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian
obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktifitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.
e. Konseling
Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan
farmasi, pengobatan dan perbekalan keseha t an lainn ya,
sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang
bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan
salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk
penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma,
dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan
konseling secara berkelanjutan.
18
Untuk dapat mengelola perusahaan secara lebih terarah dan berkembang maka
Direksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. mendirikan 2 (dua) anak perusahaan
pada tanggal 4 Januari 2003 yaitu PT. Kimia Farma Apotek yang bergerak
dibidang ritel farmasi dan PT. Kimia Farma Trading dan Distribution. PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk., dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi
empat Direktur, yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, Direktur Keuangan,
serta Direktur Umum dan Personalia. Berbekal tradisi industri yang panjang
selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia
Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama
di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa dan masyarakat.
Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu apotek administrator yang
sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan apotek pelayanan. Apotek
BM membawahi beberapa apotek pelayanan yang berada dalam suatu wilayah.
Apotek BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang, dan
administrasi apotek pelayanan yang berada dibawahnya. Dengan adanya konsep
BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari apotek dalam satu area
menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga kemudahan dalam pengambilan
19
20
Manager (BM) Bandung, Jawa Barat. Lokasi apotek Kimia Farma 320 Cinunuk
terletak di Jalan Raya Cinunuk 192. Lokasi tersebut cukup strategis, berada
dipinggir jalan raya, dekat dengan pusat keramaian, pertokoan, pemukiman
penduduk, dan beberapa pusat kesehatan masyarakat, serta berada di jalur lalu
lintas yang padat dan banyak dilalui angkutan umum.
Sarana air bersih dan listrik yang tersedia di bangunan apotek memadai untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek dengan baik. Ventilasi dan pintu telah cukup
baik sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara dengan lancar. Selain
itu, ruangan juga dilengkapi oleh penyejuk udara (AC). Fasilitas apotek yang
tersedia yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional diantaranya adalah
sepeda motor, telepon, komputer, dan internet. Denah Apotek Kimia Farma 320
Bandung dapat dilihat pada Lampiran 1, Gambar III.1.
i) APA
Pimpinan Apotek Kimia Farma 320 Bandung adalah seorang APA,
bertindak sebagai Manajer Apotek Pelayanan (MAP) yang memiliki
kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengawasi jalannya apotek.
ii) Apoteker pelayanan informasi obat
Apoteker PIO bertugas melakukan penerimaan resep dan penyerahan obat
disertai penjelasan mengenai terapi obat yang diberikan oleh dokter kepada
pasien sehingga tercapai hasil terapi yang optimal. Hal tersebut meliputi
nama obat, kegunaan atau khasiat obat, cara pemakaian dan interval
pemakaian obat, efek samping yang mungkin terjadi, makanan, minuman
atau aktivitas yang harus dihindari, cara penyimpanan obat, interaksi obat
(bila ada), dan informasi obat untuk keadaan kusus lainnya.
iii) Asisten apoteker
Asisten apoteker peracikan bertugas untuk: menerima resep, memberi harga
resep, menghitung dosis dan memberi etiket, menimbang obat/ bahan obat,
menyiapkan/meracik obat, memeriksa, dan menyerahkan obat, memberikan
informasi mengenai obat-obat yang diserahkan, melaksanakan fungsi
pengawasan barang di ruang peracikan, membuat salinan resep, mengamati,
dan mengawasi pelayanan resep kredit, mencatat pengeluaran obat-obat
narkotika dan psikotropika, menyusun daftar obat di rak penyimpanan,
mengisi buku defecta, mengisi kartu stok, dan membuat kuitansi dan salinan
resep bila diperlukan.
iv) Petugas Pembelian
Petugas pembelian di Apotek Kimia Farma 320 Bandung adalah seorang
asisten apoteker yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut: mengontrol perputaran barang di apotek, sehingga tidak terjadi
23
i) Perencanaan Barang
Perencanaan adalah merencanakan obat atau barang yang akan dipesan oleh
apotek. Perencanaan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma 320
Bandung meliputi narkotika dan psikotropika, obat keras, obat bebas, obat
bebas terbatas, obat generik, dan alat kesehatan. Perencanaan dimulai
dengan pemeriksaan obat-obat yang tersedia dengan melihat pada kartu stok,
sistem informasi apotek, buku defecta atau langsung pada persediaan
barangnya. Perlu diperhatikan juga pola penyakit, kemampuan, dan budaya
serta kebutuhan masyarakat. Blanko kartu stok dapat dilihat pada Lampiran
3, Gambar III.3.
Kebutuhan barang dapat dipenuhi melalui pembelian barang dari PBF dan
pengadaan barang antar Apotek Kimia Farma. Alur pengadaan barang
apotek dapat dilihat pada Lampiran 4, Gambar III.4. Prosedur pengadaan
barang di Apotek Kimia Farma 320 Bandung adalah sebagai berikut:
a. Bagian pembelian apotek melakukan pemesanan barang dengan
membuat BPBA yang berisi daftar jenis dan jumlah permintaan barang
Apotek Kimia Farma 320 Bandung, kemudian BPBA tersebut dikirim
kepada unit BM Bandung secara online menggunakan program Kimia
Farma Information System (KIS). Contoh BPBA dapat dilihat pada
Lampiran 5, Gambar III.5.
b. Unit BM Bandung akan membuat rekap BPBA dari semua apotek
pelayanan kemudian membuat Surat Pesanan (SP) gabungan yang akan
dikirimkan ke distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah
dipilih oleh bagian pembelian.
c. Pemilihan distributor atau PBF berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
legalitas pemasok, memberikan jaminan keaslian dan kualitas barang,
memberikan jaminan kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman barang,
memberikan potongan harga yang sesuai, pelayanan pengembalian obat
apabila ada obat yang rusak atau obat dengan tanggal kadaluarsa yang
sudah dekat, sistem pembayaran yang ditawarkan, dan kontinuitas atau
kelengkapan barang.
26
d. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama antara Apotek Kimia
Farma dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan
produknya untuk dijual di apotek, misalnya alat kesehatan, obat-obat
baru, suplemen kesehatan, atau sediaan farmasi, dan perbekalan
kesehatan yang baru beredar di pasaran. Pengadaan produk konsinyasi
harus melalui perijinan dan perjanjian dengan BM serta pembayarannya
dilakukan setelah produk terjual. Pengadaan untuk produk konsinyasi ini
dilakukan berdasarkan pencatatan di buku defecta yang dilakukan oleh
masing-masing distributornya.
iii) Penerimaan dan penyimpanan barang
Barang pesanan dapat dikirim ke apotek melalui PBF langsung maupun
dikirim oleh pihak BM. Barang-barang yang diterima dari PBF biasanya
adalah barang pesanan yang jumlahnya sedikit. Apabila pesanan suatu
barang dari setiap apotek setelah direkap jumlahnya banyak dan
memungkinkan memperoleh diskon dari PBF, maka PBF akan mengirimkan
barang ke pihak BM, kemudian didistribusikan ke masing-masing apotek.
Perbekalan farmasi yang datang ke Apotek Kimia Farma 320 Bandung akan
diterima oleh petugas bagian penerimaan untuk diperiksa kondisi, jenis, dan
jumlah barang yang disesuaikan dengan surat pesanan dan faktur. Apabila
barang yang diterima telah sesuai dengan faktur maka, petugas akan
membubuhkan stempel disertai paraf dan nomor urut penerimaan pada
faktur. Tetapi jika barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan atau
terdapat kerusakkan fisik, dan lain-lain, maka bagian pembelian akan
membuat nota pengembalian barang dan mengembalikan barang tersebut ke
distributor yang bersangkutan untuk kemudian ditukar dengan barang yang
sesuai.
Faktur yang asli diserahkan ke distributor sebagai tanda terima dan akan
digunakan sebagai alat tagih sedangkan salinannya untuk apotek dan untuk
BM sebagai arsip. Seluruh transaksi pembelian yang telah dilakukan
kemudian datanya dimasukkan kedalam komputer apotek pada kolom
29
i) Pemesanan
SP untuk obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan SP khusus
yang ditanda tangani oleh apoteker penanggung jawab. Prosedur
pemesanannya adalah sebagai berikut:
a. APA membuat pesanan melalui SP narkotika atau SP khusus
psikotropika (untuk narkotika model N-9 rangkap, untuk psikotropika
model khusus rangkap).
b. Berdasarkan surat pesanan tersebut, PBF mengirimkan barang narkotik
beserta faktur ke apotek.
c. Surat pesanan narkotik yang berwarna putih, kuning, dan biru untuk
PBF, 1 lembar salinan berwarna merah sebagai arsip.
Blanko surat pesanan narkotika dan surat pesanan psikotropika dapat
dilihat pada Lampiran 6, Gambar III.6 dan Gambar III.7.
ii) Pelayanan Resep
Resep narkotika dan psikotropika harus berupa resep asli yang terjamin
keabsahannya. Untuk resep narkotika hanya bisa dibeli di kota yang sama
tempat resep itu dibuat, sedangkan untuk psikotropika resep boleh dibeli
diluar kota. Apabila dalam bentuk salinan resep karena pasien baru membeli
sebagian resep, untuk resep narkotika hanya boleh membeli di apotek tempat
salinan resep tersebut dibuat atau apotek tempat resep asli berada.
Sedangkan untuk psikotropika resep bisa dibeli di apotek mana saja.
Berikut adalah peraturan mengenai pelayanan narkotika berdasarkan surat
edaran Balai POM No. 336/EE/SE/1977:
a. Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat (2) undang-undang no. 9 tahun 1976
tentang narkotika, apotek dilarang melayani salinan resep yang
mengandung narkotika, walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian
atau belum dilayani sama sekali.
32
Dinkes Provinsi, kepala Balai POM, PT. Kimia Farma Unit Logistik Sentral,
dan 1 salinan untuk arsip.
i) Pelayanan Resep
Pelayanan resep adalah suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis
dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan, dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan dan perundang-undangan
kefarmasian yang berlaku (Presiden RI, 2009).
Penerimaan resep di Apotek Kimia Farma 320 Bandung terbagi atas
penerimaan resep tunai dan penerimaan resep kredit.
a. Pelayanan Resep Tunai
Pelayanan resep tunai adalah penerimaan resep yang pembayarannya
dilakukan secara tunai atau dengan kartu kredit. Bagan alur pelayanan
resep tunai dapat dilihat pada Lampiran 7, Gambar III.8. Alur
pelayanan obat resep tunai sebagai berikut:
1. Apoteker menerima resep kemudian melakukan skrining resep
dengan memeriksa administratif (keabsahan dan kelengkapan
resep), farmasetik (ketersediaan obat yang diminta) kemudian
diperiksa juga pertimbangan klinis. Formulir skrining dapat dilihat
pada Lampiran 8, Gambar III.9. Keabsahan dan kelengkapan resep
meliputi: nama, alamat, nomor SIP, tanda tangan/paraf dokter
penulis resep, nama obat, dosis, jumlah dan aturan pakai, nama
pasien, umur, alamat, dan nomor telepon
2. Jika terdapat keraguan atau resep tidak terbaca maka petugas
mengkonfirmasikan hal tersebut pada dokter yang bersangkutan.
3. Jika semua obat yang diminta dalam resep tersedia, petugas apotek
menghitung dan menginformasikan harga obat yang harus dibayar
oleh pasien.
35
9. Obat yang telah diberi etiket dan kuitansi serta salinan resep
kemudian diperiksa kesesuaiannya dengan resep.
10. Apoteker atau asisten apoteker kemudian menyerahkan obat kepada
pasien disertai pemberian informasi mengenai aturan pakai obat,
cara pakai obat, dan informasi lain yang diperlukan.
11. Resep yang telah diproses dikumpulkan dalam satu bundel menurut
nomor urut dan tanggal resep.
12. Monitoring penggunaan obat
13. Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus
melaksanakan pemantauan penggunaan obat.
b. Pelayanan Resep Kredit
Alur pelayanan resep kredit dapat dilihat pada Lampiran 12. Gambar
III.16. Pelayanan resep kredit dilakukan untuk karyawan dari
perusahaan yang telah mempunyai ikatan kerja sama dengan Apotek
Kimia Farma. Prosedur layanan resep kredit pada dasarnya sama
dengan layanan resep tunai, perbedaannya hanya pada administrasi, dan
cara pembayaran. Pembayaran resep kredit dilakukan oleh perusahaan
pada periode yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Pencatatan
terhadap pelayanan resep kredit dipisahkan dengan pelayanan resep
tunai, resep, dan struk penjualan resep kredit diserahkan ke BM untuk
selanjutnya dilakukan penagihan kepada perusahaan yang
bersangkutan. Resep-resep kredit yang dapat dilayani harus disertai
dengan persetujuan perusahaan (cap) dan tanda tangan dokter
perusahaan. Obat yang telah disiapkan dapat diambil sendiri ke apotek
sesuai perjanjian atau diantarkan ke perusahaan yang bersangkutan.
ii) Promosi dan edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan
edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri untuk penyakit
ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus
berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut
membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/
brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.
37
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria sebagai
berikut (Menkes RI, 1993):
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
dibawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
38
serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama pengobatan. PIO
yang diberikan merupakan jawaban atas pertanyaan pasien tentang segala
hal yang berkaitan dengan penggunaan obat, terutama pasien yang
melakukan swamedikasi, misalnya dengan memberikan alternatif pilihan
obat untuk penyakit yang dikeluhkan pasien.
vi) Delivery services (layanan antar)
Delivery services diperuntukkan baik bagi resep perorangan yang dilakukan
melalui telepon. Petugas apotek mencatat nama pasien, alamat, nomor
telepon, serta nama obat dan jumlahnya. Setelah pemeriksaan stok obat dan
harga obat pada komputer, petugas menginformasikan harga obat kepada
pelanggan, jika harga disetujui, petugas apotek akan menjemput resep, dan
memeriksa keabsahan dan kelengkapannya, kemudian dilakukan
pembayaran. Pembuatan salinan resep dan kuitansi dilakukan di tempat (bila
perlu).
Layanan ini juga dapat dilakukan bagi pasien yang menyerahkan resep di
apotek dan meminta jasa pengantaran obat (dapat dikarenakan obat tidak
tersedia atau jumlahnya kurang). Dalam hal ini, petugas apotek akan
memberikan tanda bukti untuk pengambilan obat kepada pasien, untuk
ditukar pada saat penyerahan obat oleh petugas apotek.
vii) Pelayanan swalayan farmasi
Di Apotek Kimia Farma 320 bandung terdapat swalayan yang melakukan
penjualan barang-barang perbekalan farmasi dan non-farmasi, seperti alat
kesehatan, kosmetika perawatan wajah, kulit, obat-obat bebas berbentuk
tablet, kapsul, cair, multivitamin, produk herbal/ jamu, dan madu serta
makanan dan minuman ringan, sabun, shampo, dan lain-lain. Barang-barang
tersebut diatur sedemikian rupa sehingga konsumen dapat memilih barang
yang dibutuhkan dengan leluasa. Pembayaran dilakukan di kasir disertai dua
faktur, yaitu satu untuk pembeli dan satu lagi untuk arsip. Pemasukan dan
pengeluaran barang swalayan dicatat pada kartu stok masing-masing.
Resep yang telah disimpan selama tiga tahun dimusnahkan oleh APA dengan cara
dibakar atau dengan cara lain yang disaksikan sekurang-kurangnya oleh satu
orang pertugas apotek (asisten apoteker). Pemusnahan resep harus dibuatkan
berita acara pemusnahan. Laporan pemusnahan resep dibuat sebanyak empat
rangkap.
hari (H+1) yang berlokasi di Jalan Braga Bandung. Kegiatan administrasi yang
masih dilakukan bagian pelayanan Apotek Kimia Farma 320 Bandung meliputi
administrasi personalia dan administrasi keuangan yang diselenggarakan oleh
petugas yang ditunjuk.
i) Administrasi personalia
Kegiatan administrasi personalia adalah memantau disiplin karyawan
melalui pengisian absensi di komputer, mencatat kehadiran dan alasan
ketidakhadiran karyawan, menghitung jam lembur, menyelenggarakan
administrasi kepegawaian, penyiapan pembayaran pendapatan karyawan,
mencatat dan membuat surat masuk dan surat keluar, serta pemeliharaan
aktiva. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian mencakup kegiatan
pelaporan prestasi karyawan, pembuatan data usulan pengangkatan jabatan,
pelaporan mutasi karyawan, dan pelaporan ketenagakerjaan ke instansi
terkait. Selain itu juga bertanggungjawab dalam pembuatan daftar gaji dan
potongan gaji karyawan. Pemeliharaan aktiva meliputi pembayaran rekening
listrik, air, telepon, dan penyediaan sarana dan prasarana kerja yang
dibutuhkan kantor, dan menyiapkan usulan pemeliharaan dan investasi.
Kanker serviks terjadi mulai dari dekade kedua kehidupan. Insiden puncak pada
usia 45-54 tahun untuj kanker invasif dan 30 tahun untuk lesi prekanker. Di
negara berkembang seperti negara–negara Asia Pasifik, puncak insiden kanker
serviks terdapat pada usia 35–54 tahun. Penurunan puncak insiden kanker serviks
diperkirakan akibat program skrining aktif guna mendeteksi lesi prekanker sedini
mungkin dan faktor resiko lain seperti perilaku seksual dan paritas.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diketahui bahwa salah satu
kanker yang berbahaya untuk perempuan adalah kanker serviks yang memiliki
kenaikan kasus setiap tahunnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan perhatian khusus
untuk masalah tersebut.
45
46
4. 5 Skrining(10)
Sejak dua dekade terakhir terdapat kemajuan dalam pemahaman tentang riwayat
alamiah dan terapi lanjutan dari kanker serviks. Infeksi HPV sekarang telah
dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks, selain itu sebuah laporan sitologi
baru telah mengembangkan diagnosis, penanganan lesi prakanker dan protokol
terapi spesifik peningkatan ketahanan pasien dengan penyakit dini dan lanjut.
Penelitian baru saat ini terfokus pada penentuan infeksi menurut tipe HPV
onkogenik, penilaian profilaksis dan terapi vaksin serta pengembangan strategi
skrining yang berkesinambungan dengan tes HPV dan metode lain berdasarkan
sitologi. Hal ini merupakan batu loncatan untuk mengimplementasikan deteksi
dini kanker serviks dengan beberapa macam pemeriksaan seperti tes Pap (Pap
Smear), Pap net, servikografi, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), tes HPV,
kolposkopi dan sitologi berbasis cairan (Thin-Layer Pap Smear Preparation)
48
Namun metode yang sekarang ini sering digunakan diantaranya adalah Tes Pap
dan IVA. Test Pap memiliki sensitivitas 51 % dan spesifitas 98 %. Selain itu
pemeriksaan Pap Smear masih memerlukan penunjang laboratorium sitologi dan
dokter ahli patologi yang relative memerlukan waktu dan biaya yang besar.
Sedang IVA memiliki sensitifitas 96 % dan spesifitas 97 % untuk program yang
dilaksanakan oleh tenaga medis yang teratih. Hal ini menunjukkan bahwa IVA
memiliki sensitifitas yang hamper sama dengan sitologi serviks (Pap Smear)
sehingga dapat menjadi metode skrining yang efektif pada Negara berkembang
seperti Indonesia.
Apotek Kimia Farma 320 merupakan apotek pelayanan yang berada dibawah
pengelolaan PT. Kimia Farma Apotek di Unit Bisnis Bandung dan PT. Kimia
Farma Persero sebagai perusahaan induk. Dalam prakteknya Apotek Kimia Farma
320 merupakan apotek yang sedang mengarah pada pelaksanaan GPP (Good
Pharmacy Practice) yang mengacu pada Pharmaceutical care untuk
mengedepankan pelayanan yang baik dalam usaha meningkatkan kualitas hidup
masyarakat serta berusaha untuk memberikan kontribusi berupa keuntungan
kepada perusahaan.
Lokasi Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk terletak di Jalan Raya Cinunuk 192
yang strategis karena berada dipinggir jalan raya yang dekat dengan pusat
keramaian, pertokoan, pemukiman penduduk, dan beberapa pusat kesehatan
masyarakat. Tata letak ruangan Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk terdiri atas
tempat penyerahan resep, meja pelayanan informasi, tempat penyimpanan sediaan
farmasi,dan meja peracikan. Sarana dan prasarana Apotek Kimia Farma 320
dilengkapi oleh enam buah ruang praktek dokter, laboratorium klinik, toilet,
dapur, mushola, dan ruang tunggu yang dilengkapi televisi. Apotek Kimia Farma
320 Bandung memiliki perbekalan farmasi yang sangat memadai karena selain
menyediakan obat-obat guna kepentingan pelayanan resep maupun non resep,
apotek juga menyediakan komoditi lainnya di bagian swalayan farmasi seperti alat
kesehatan, peralatan farmasi, makanan, minuman, dan food supplement, dan
perlengkapan sehari-hari.
51
52
Ada empat kegiatan yang rutin dilakukan oleh setiap apotek, antara lain:
pengadaan barang, Penerimaan barang, Penyimpanan barang dan Penyerahan
barang.
i) Pengadaan barang, Tujuan dari pengadaan barang adalah mencegah
penumpukan barang / overstock (karena 21 hari jatoh tempo harus dibayar)
dan mencegah terjadinya penolakan obat. Pada pemesanan barang ada 4 cara
yang dapat dilakukan :
a. Pembelian rutin, ini dilakukan setiap minggu dimana seluruh assisten
akan melihat buku defecta (stok obat yang menipis), Data di buku
defecta diperoleh dari kartu stok yang terdapat pada setiap tempat
penyimpanan obat, selain itu perlu diperhatikan juga faktor pola
penyakit, kemampuan masyarakat, serta kebutuhan masyarakat di
lingkungan apotek. Dari situ ditulis di BPBA yang ditujukan ke BM
Bandung melalui email. Ditujukannya semua pesanan ke BM bandung
karena Kimia Farma termasuk bisnis ritel / jaringan, Semua pesanan
dibaca dan langsung dipisahkan mana yang ada di gudang BM lalu
53
iii) Penyimpanan barang, barang disimpan dan di-entry dalam komputer, juga
dicatat pada kartu stok, sehingga jika terdapat ketidaksesuaian jumlah dalam
kenyataan dan kartu stok dapat dicek dalam komputer. Penyusunan barang
di Apotek Kimia Farma 320 Bandung dilakukan berdasarkan sistem FIFO
(First In First Out), artinya barang yang datang lebih dulu, harus
dikeluarkan lebih dulu atau disimpan dibagian depan, sedangkan barang
yang terakhir datang disimpan dibagian belakang dan barang yang disimpan
54
Selain pelayanan resep, Apotek Kimia Farma 320 Bandung juga melayani
pembelian obat non-resep, yang meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, Obat
Wajib Apotek (OWA) sebagai bagian dari UPDS atau swamedikasi. Pada
pelayanan UPDS pasien dengan bantuan apoteker diberikan kebebasan untuk
memilih jenis obat berdasarkan penyakit yang diderita tanpa menggunakan jasa
pelayanan dokter sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran biaya pengobatan
pasien.
PIO di Apotek Kimia Farma 320 Bandung dapat dilakuakan baik secara lisan
maupun tulisan. Pelayanan informasi obat dilakukan setiap kali penyerahan obat
kepada pasien oleh apoteker mengenai cara penggunaan obat yang aman dan
efektif. Informasi yang diberikan biasanya meliputi cara penggunaan obat,
indikasi obat, cara penggunaan obat, dan hal-hal umum lainnya yang berkaitan
dengan obat maupun penyakit yang diderita pasien. Pada pelayanan UPDS atau
swamedikasi pasien secara aktif meminta pelayanan informasi obat kepada
apoteker atau asisten apoteker secara mendalam sehingga dengan adanya interaksi
pelayanan informasi obat dapat menjadi lebih ideal.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilakukan di Apotek
Kimia Farma 320 Cinunuk selama satu bulan dari tanggal 1 Maret sampai dengan
31 Maret 2013, dapat disimpulkan bahwa:
i) PKPA merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa
program profesi apoteker untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman dalam bidang kefarmasian dan manajerial di apotek sehingga
setelah melaksanakan PKPA seorang calon apoteker dapat mengetahui dan
memahami tugas dan tanggung jawab seorang apoteker di apotek yaitu tidak
hanya harus mampu melaksanakan kegiatan teknis kefarmasian tetapi juga
harus dapat menguasai ilmu manajemen dalam mengelola sumber daya baik
produk maupun sumber daya manusia dan pengelolaan teknis kegiatan di
apotek sehingga dapat menjalankan perannya sebagai manajer, retailer, dan
profesional.
ii) PKPA telah memberi gambaran mengenai kemampuan profesi yang harus
dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian melalui praktek secara
langsung dalam pelayanan kefarmasian dan manajerial di apotek.
6.2 Saran
Setelah melaksanakan PKPA di Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk, serta
mengamati dan melakukan berbagai kegiatan, maka beberapa saran yang ingin
disampaikan, yaitu:
i) Pengefektifan ruang khusus untuk PIO/konseling yang nyaman bagi pasien,
agar dapat menerapkan Pharmaceutical Care dengan efisien, dan dilengkapi
lemari yang berguna untuk menyimpan catatan medis pasien.
ii) Mempertahankan dan meningkatkan kondisi pelayanan yang ramah, cepat,
dan tepat sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga dan juga minat
pelanggan untuk datang terus meningkat.
56
DAFTAR PUSTAKA
58
59
LAMPIRAN 2
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA 320
Apoteker Pendamping
LAMPIRAN 3
CONTOH BLANKO KARTU STOK BARANG
Nama Barang :
Kemasan :
LAMPIRAN 4
ALUR PENGADAAN BARANG APOTEK KIMIA FARMA 320
Pemesanan ke pemasok
Gambar III.4 Bagan alur pengadaan barang Apotek Kimia Farma 320
62
LAMPIRAN 5
CONTOH BLANKO BPBA
NOMOR BPBA :
TANGGAL :
Total
Pembuat Penerima Pimpinan
LAMPIRAN 6
CONTOH SURAT PESANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
LAMPIRAN 7
ALUR PELAYANAN RESEP TUNAI
Konsumen
LAMPIRAN 8
CONTOH FORMULIR SKRINING RESEP
Gambar III.9 Contoh formulir skrining resep Apotek Kimia Farma 320
66
LAMPIRAN 9
CONTOH BLANKO KEMASAN, ETIKET DAN LABEL
LAMPIRAN 9
(Lanjutan)
BLANKO KEMASAN, ETIKET, DAN LABEL
ANTIBIOTIK
PASTIKAN OBAT DIMINUM SAMPAI
HABIS DALAM WAKTU YANG SAMA DAN
TERBAGI RATA
KOCOK DAHULU
LAMPIRAN 10
CONTOH BLANGKO SALINAN RESEP
LAMPIRAN 11
CONTOH BLANKO KUITANSI
LAMPIRAN 12
Konsumen
LAMPIRAN 13
LAMPIRAN 14
CONTOH BUKTI SETORAN KASIR
Rp : …………………………
LAMPIRAN 15