Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam hayati, sumber daya
alam non hayati dan sumber daya buatan, merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumber daya alam harus
dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-
cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar
tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.

Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya
tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan
yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung
kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya
dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa
terganggu.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan
untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek
yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal
perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan. Peraturan
tentang kewajiban membuat AMDAL diatur dalam peraturanperaturan.

2.Kearifan Lokal Masyarakat Perdesaan

Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat pedesaan merupakan hasil dari kebiasaaan masyarakat
setempat atau kebudayaan masyarakat sebagai bentuk adaptasi terhadap alam dan lingkungan tempat
tinggalnya. Masyarakat menggunakan cara-cara tersendiri untuk mengelola alam dan lingkungan.
Kebiasaan-kebiasaaan itu kemudian membentuk dengan apa yang disebut dengan kearifan lokal.
Kearifan lokal mengandung nilai, kepercayaan, dan sistem religi yang dianut masyarakat setempat.
Kearifan lokal pada intinya kegiatan yang melindungi dan melestarikan alam dan lingkungan. Oleh
karena itu, penting untuk mengkaji dan melestarikan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat.

1sasih adalah norma-norma yang didasarkan pengetahuan lokal yang mengatur waktu pemanenan ikan.
Masayarakat memiliki pengetahuan pada bulan-bulan kapan ikan bertelur.

Masyarakat mulai meninggalkan pola pikir holistik2 dan beralih kepada pola pikir mekanistik3 serta
berorientasi komersil. Sehingga melahirkan perilaku-perilaku yang ingin menaklukan alam untuk
memenuhi kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Sehingga pada akhirnya banyak terjadi
berbagai bencana alam akibat keseimbangan alam diganggu.
Selain perkembangan teknologi, tantangan-tantangan lain yang dihadapi kearifan lokal-kearifan lokal
masyarakat adalah pertambahan penduduk. Robert Malthus dalam Suhartini menyatakan bahwa
penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan, hal ini terjadi karena laju pertumbuhan
penduduk yang mengikuti deret ukur tidak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan
pakaian yang hanya mengikuti deret hitung (Soerjani dkk, 1997:99). Adanya kebutuhan pangan yang
tinggi menuntut orang untuk meningkatkan produksinya guna mencukupi kebutuhan tersebut, sehingga
melakukan modernisasi pertanian dengan melakukan revolusi hijau.

Dalam Revolusi hijau dikembangkan penggunaan bibit unggul, pemupukan kimia, pengendalian hama
penyakit dengan obat-obatan, pembangunan saluran irigasi secara besar-besaran untuk pengairan dan
penggunaan teknologi pertanian dengan traktor untuk mempercepat pekerjaan. Sebagai akibat
pelaksanaan revolusi hijau yang menekankan pada tanaman padi secara monokultur dengan bibit
unggul maka akan mempengaruhi kehidupan petani lokal dalam menggunakan bibit lokal yang
sebenarnya mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit, pupuk kandang dan pupuk organik
yang digantikan dengan pupuk kimia, penggunaan hewan untuk membajak yang digantikan traktor,
penggunaan obat-obatan dari tanaman untuk pertanian dengan obat-obatan kimia.

Hal ini tentu saja mengganggu dan mengancan kearifan lokal yang ada di masyarakat perdesaan, dimana
yang semula dikerjakan dan dijalankan secara sederhana, asri dan alami sekarang sudah dimasuki
teknologi teknologi dan bahan kimia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan menyebabkan
pengangguran terhadap masyarakat perdesaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai