Anda di halaman 1dari 4

4 macam dimensi yg perlu diperhatikan dlm memahami dinamika perubahan

tempat tinggal pd sesuatu kota


1) Dimensi lokasi, mengacu pd tempat2 tertentu pd sesuatu kota yg oleh
seseorang / sekelompok orang dianggap paling cocok utk tempat tinggal
dlm kondisi dirinya. Kondisi diri ini lebih ditekankan pd penghasilan &
siklus kehidupannya. Lokasi dlm konteks ini berkaitan erat dgn jarak
thd tempat kerja (accessibility to employment). Perspektif ini sering
diistilahkan sbg “ruang geografi “ (geographycal space).
2) Dimensi perumahan, dikaitkan dgn aspirasi perorangan /
sekelompok orang thd macam, tipe perumahan yg ada. Oleh karena
luasnya aspek perumahan ini, oleh Turner dibatasi pd aspek “penguasaan”
(tenure). Spt halnya pd dimensi lokasi, pandangan sesorang thd aspek
penguasaan tempat tinggal selalu dikaitkan dgn tingkat penghasilan & siklus
kehidupannya. Mereka yg berpenghasilan rendah misalnya, akan
memilih menyewa / mengontrak saja daripada berangan2 utk
memilikinya, karena kemampuan itulah yg paling sesuai dgn tingkat
penghasilannya. Daur kehidupan yg masih awal pada umumnya paralel dgn
tingkat penghasilan yg rendah ini.
3) Dimensi siklus kehidupan, membahas tahap2 seseorang mulai
menapak dlm kehidupan mandirinya, dlm artian bahwa semua kebutuhan
hidupnya ditopang oleh penghasilannya sendiri. Secara umum makin lanjut
tahap siklus kehidupan, makin tinggi “income”, shg kaitannya dgn dua
dimensi terdahulu menjadi lebih jelas.
4) Dimensi penghasilan, menekankan pembahasannya pd besar
kecilnya penghasilan yg diperoleh persatuan waktu. Dgn asumsi
bahwa makin lama seseorang menetap di suatu kota, makin mantap posisi
kepegawaiannya (dlm pekerjaannya), akan makin tinggi pula tingkat
penghasilan yg diperolehnya persatuan waktu tertentu.

Perumahan yang baik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1. Ditinjau dari segi teknis pelaksanaannya : Mudah mengerjakannya
dalam arti tidak banyak pekerjaan cut & fill;
 Bukan daerah banjir, bukan daerah gempa, bukan daerah angin
ribut, bukan daerah rayap;
 Tanahnya baik sehingga konstruksi bangunan yang ada dapat
direncanakan dengan sistem semurah mungkin;
 Mudah mendapatkan sumber air bersih, listrik, pembuangan air
limbah/kotor/hujan (drainage);
 Mudah mendapatkan bahan-bahan bangunan;
2. Ditinjau dari segi tata guna tanah: Tanah secara ekonomis telah
sukar dikembangkan secara produktif, misal:
o bukan daerah persawahan,
o bukan daerah-daerah kebun-kebun yang baik,
o bukan daerah usaha seperti, pertokoan, perkantoran, hotel,
pabrik/industri;
o Tidak merusak lingkungan yang ada, bahkan kalau dapat
memperbaikinya;
o Sejauh mungkin dipertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir
air tanah, penampung air hujan dan penahan air laut;
3. Dilihat dari segi kesehatan dan kemudahan:
 Lokasi sebaiknya jauh dari lokasi pabrik-pabrik yang dapat
mendatangkan polusi misalnya debu pabrik,
 buangan sampah-sampah dan limbah pabrik;
 Lokasinya sebaiknya tidak terlalu terganggu oleh kebisingan;
 Lokasinya sebaiknya dipilih yang udaranya masih sehat;
 Lokasinya sebaiknya dipilih yang mudah untuk mendapatkan air
minum, listrik, sekolah, pasar, puskesmas dan lain-lain;
 Lokasi sebaiknya mudah dicapai dari tempat kerja penghuninya;
4. Ditinjau dari segi politis dan ekonomis:
 Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat
sekelilingnya;
 Dapat merupakan suatu contoh bagi masyarakat sekelilingnya untuk
membangun rumah dan lingkungan yang sehat, layak dan indah
walaupun bahan-bahan bangunannya terdiri dari bahan bahan
produksi local;
 Mudah dalam pemasarannya karena lokasinya disukai oleh calon
pembeli dan dapat mendatangkan keuntungan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI LANDASAN PERKEMBANGAN


PEMUKIMAN (Sumaatmadja, 1993:23) antara lain:
1. Faktor fisik alamiah
Faktor fisik akan mempengaruhi perkembangan pemukiman karena keberadan
rumah dan pemukiman tidak akan lepas dari kondisi lahan yang ditempatinya,
meliputi keadaan tanah, keadaan hidrografi, iklim, morfologi, sumber daya alam.
Faktor-faktor ini membentuk pola perluasan pemukiman dan bentuk
pemukimannya.
2. Faktor sosial
Karakter dan kondisi sosial penduduk dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya.
Penduduk perkampungan memiliki rasa kebersamaan cukup tinggi.

3. Faktor budaya
Pola hidup yang menjadi kebiasaan di kampung-kampung yang masih terbawa
dalam lingkungan kehidupan kota diantaranya dalam menjaga kesehatan
lingkungan dan kebersihan.

4. Faktor ekonomi
Kemampuan penduduk untuk memiliki tempat tinggal dipengaruhi oleh harga
lahan, kemampuan daya beli, lapangan penghidupan dan transportasi.

5. Faktor politis
Kondisi politik suatu negara mempengaruhi pertumbuhan pemukiman karena
keadaan pemerintahan dan kenegaraan yang stabil dilengkapi dengan peraturan
serta kebijaksanaan pemerintahnya akan menciptakan suasana yang aman dan
situasi menguntungkan untuk membangun.

Anda mungkin juga menyukai