Makalah Tentang Era Reformas1
Makalah Tentang Era Reformas1
OLEH :
NPM : 20301099
ROMBEL : D
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ERA REFORMASI”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, hal ini karena terbatasnya kemampuan penulis, baik dalam
pengumpulan materi tentang “Era Reformasi” maupun dari pengetahuan dan pengalaman.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis terima dengan
senang hati .
Penulis sangat berharap semoga tugas sederhana ini dapat berguna bagi pengetahuan
kami sendiri maupun para pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul.................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3
A. Pengertian Reformasi ........................................................................3
B. Faktor Penyebab Peristiwa Reformasi ..............................................3
C. Kronologi Peristiwa Reformasi ..........................................................9
D. Tokoh – Tokoh Reformasi ................................................................11
E. Kebijakan – Kebijakan pada Masa Reformasi ..................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................18
A. Kesimpulan........................................................................................18
B. Saran.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era reformasi sekarang ini, media massa berkembang sangat pesat,tidak
seperti pada masa orde baru, perkembangan media massa pada saat itu tidak bebas
dalam perannya untuk menyuarakan kepentingan public. Media yang mengancam
kekuasan Negara mengalami bayang-bayang akan adanya pembredelan dan
pengensoran.
Sejak era Reformasi, pers atau media massa di Indonesia dapat bernafas lega
dalam alam kebebasan. Gerakan reformasi politik, ekonomi dan sosial ditandai
dengan runtuhnya kekuasaan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998. Selama 32 tahun, rezim Orde Baru telah “memanfaatkan”
pers atau media massa sebagai alat perjuangan politiknya. Pers telah dipakai sebagai
alat propaganda pembangunan ekonomi yang menjadi jargon utama dari rezim Orde
Baru. Kritik hubungan negara dan media dikemukakan Edward S.Herman dan
1
Chomsky yang memandang media sebagai mesin propaganda yang mengolah
persetujuan bagi tatanan sosial politik yang berlaku.
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reformasi
Kata reformasi berasal dari kata Inggris reform yang artinya perbaikan
atau pembaharuan. Hakikatnya, reformasi merupakan bagian dari
dinamika masyarakat, dalam arti bahwa perkembangan akan menyebabkan
tuntutan terhadap pembaharuan dan perubahan untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan perkembangan tersebut. Reformasi juga bermakna
sebagai suatu perubahan tanpa merusak (to change without destroying)
atau perubahan dengan memelihara (to change while preserving). Dalam
hal ini, proses reformasi bukanlah proses perubahan yang radikal dan
berlangsung dalam jangka wkatu singkat, tetapi merupakan proses
perubahan yang terencana dan bertahap.
3
pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setelah Orde Baru memegang
tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu
keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status
quo. Hal ini menimbulkan akses-akses negatif, yaitu semakin jauh dari
tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan
dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang
terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan pada pemerintahan masa orde
baru.
1. Krisis Politik
Permasalahan politik muncul karena demokrasi yang tidak
dilaksanakan dengan semestinya, sehingga terdapat kesan bahwa
kedaulatan berada di tangan pihak/kelompok tertentu bahkan lebih
banyak dipegang oleh kelompok penguasa. Segala kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah orde baru selalu dengan alasan dalam kerangka
pelaksanaan demokrasi Pancasila,namun yang sebenarnya terjadi
adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan penguasanya
(Soeharto). Padahal dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa
“kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR”. Pada dasarnya secara hokum kedaulatan rakyat tersebut
dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil rakyat, namun faktanya
angora MPR sudah diatur dan di rekayasa,sehingga sebagian besar
anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan ini mendorong munculnya rasa tidak percaya dari
masyarakat terhadap wakil-wakil mereka tersebut (MPR & DPR).
Ketidakpercayaan tersebutlah yang mendorong munculnya gerakan
reformasi. Selain itu,pada masa orde baru pemerintah juga tidak
berhasil membangun kehidupan politik yang terbuka ,demokratis,jujur
dan adil. Pemerintah bersikap tertutup.otoriter dan personal.
Masyarakat yang memnerikan kritik terhadap pemerintah akan
dianggap anti pemerintah,menghina kepala Negara, dan anti pancasila.
Akibatnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis tidak
4
terwujud. Golkar yang menjadi partai besar pada masa itu doperalat
oleh pemerintah orde baru untuk mengamankan kehendak penguasa.
Kehidupan politik pada masa orde baru memang bersifat
represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap
pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis,dimana cirri-ciri
kehidupan politik yang represif diantaranya adalah :
5
UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
Kondisi dan situasi politik di Indonesia semakin memburuk
setelah terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa
ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai
Demokrasi Indonesia. Krisis politik sebagai salah satu factor
pendorong reformasi bukan hanya menyangkut masalah internal PDI
saja namun masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam
kehidupan masyarakat maupun pemerintah Indonesia. Pada masa itu
sikap pemerintah akan sangat keras terhadap siapapun yang berani
memberikan kritik maupun menentang terhadap kebijakan pemerintah.
Selain itu masyarakat juga menuntut adanya pembatasan masa jabatan
presiden.
2. Krisis hukum
3. Krisis ekonomi
6
Dengan adanya krisis yang melanda Negara-negara Asia
Tenggara pada bulan Juli 1996 ternyata juga mempengaruhi kondisi
perekonomian Indonesia. Indonesia belum mampu menghadapi krisis
global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada
tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00
menjadi Rp 2,603.00per dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember
1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi
Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai
tukarrupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp
16,000.00 per dollar.
7
miliar dollar AS,sedangkan hutang swasta mencapai 73,962 miliar
dollar AS. Akibat dari hutang tersebut maka kepercayaan luar negeri
terhadap Indonesia semakin menipis.keadaan seperti ini juga
dipengaruhi oleh keadaan perbankan Indonesia yang dianggap tidak
sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet.
b. Industrialisasi
Pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI sebagai Negara
industri. Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata masyarakat
Indonesia. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat
agraris dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah (rata-rata).
c. Pemerintahan Sentralistik
Pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya sehingga semua
kebijakan ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu, peranan pemerintah
pusat sangat menentukan dan pemerintah daerah hanya sebagai
kepanjangan tangan pemerintah pusat. Pelaksanaan poitik sentralistik
ini terlihat dari sebagian besar kekayaan di daerah-daerah diangkut ke
pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di
daerah terhadap pemerintah pusat.
Krisis moneter tidak hanya menimbulakan kesulitan keuangan
Negara tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional. Mamasuki
tahun anggaran 1998/1999 krisis moneter mempengaruhi aktivitas
ekonomi lainnya. Kondidsi perekonomian semakin memburuk karena
pada akhir 1997 persediaan sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini
mengakibatkan harga-harga barang naik secara tidak terkendali.
Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat.
Untuk mengatasi kesulitan moneter,pemerintah meminta
bantuan IMF. Namun kucuran dana daii IMF yang sangat diharapkan
oleh pemerintah belum terrealisasi walaupun pada tanggal 15 Januari
1998 Indonesia telah ,menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of
intent atau LOL) dengan IMF. Beban kehidupan masyarakat pun
semakin berat ketika pada tanggal 12 Mei 1998 pemerintah
mengumumkan kenaikan ongkos angkutan dan BBM. Dengan itu,
8
barang kebutuhan ikut naik dan masyarakat semakin sulit memenuhi
kebutuhan hidup.
4. Krisis kepercayaan
e) Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai
bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang
9
menuntut penurunan harga barang-barang kebutuhan (sembako),
penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi
kepresidenan.
i) Pada saat yang bersamaan, tidak kurang dari satu juta manusia
berkumpul di alun-alun utara Keraton Yogyakarta untuk
menghadiri pisowanan agung, guna mendengarkan maklumat dari
Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam VII.
10
l) Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden
Suharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan
Ketua dan beberapa anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal
8 UUD 1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya kepada
Wakil Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI.Pada waktu itu
juga B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.
BJ Habibie
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama
dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam proses
pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan pengawasan
terhadap media massa dan kebebasan berekspresi. Kejadian penting dalam
masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan
Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan
berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999.
Keputusan tersebut terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga
hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah
satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
11
(sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat
itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden. Abdurrahman
Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu,
terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4.
12
pikiran seluruh rakyat Indonesia. Diantaranya adalah : Terlalu masuknya
Taufik Kiemas dalam urusan kenegaraan menjadikan Republik ini seakan
dipimpin oleh dua Presiden. Hal ini Nampak dari tidak adanya ketegasan
Megawati dalam setiap keputusan yang diambilnya selaku Presiden RI.
Dalam kepemimpinan Megawati inilah juga asset-aset Negara yang
penting serta vital banyak terjual kepihak asing. Diantaranya adalah Blok
Cepu. Sebuah keputusan yang sangat merugikan negeri ini.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat
Indonesia, menurun seiring dengan waktu. Hal ini ditambah dengan
sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga
mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan
ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan
untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai seorang Presiden Republik
Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono
13
Kebijakan yang diambil pada masa pemeintahan BJ Habibie diantaranya
adalah :
14
Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Selain itu, yang dilakukan Habibie adalah
merekapitulasi perbankan, merekonstruksi perekonoian Indonesia,
melikuidasi bank bank yang bermasalah, menaikkan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat hingga dibawah Rp 10.000, dan
mengimplementasikan reformasi yang diisyaratkan IMF.
g. Pelaksanaan pemilu
15
dan social untuk emngurangi pengeluaran anggaran, membentuk
Dewan Keamanan Ekonomi Nasional
BAB III
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
18
https://repository.unikom.ac.id/id/eprint/64707
https://www.academia.edu/9618230/Makalah_Latar_Belakang_Lahirnya_Ref
ormasi_Indonesia
http://eprints.ums.ac.id/25652/2/BAB_I.pdf
https://www.scribd.com/doc/78921963/Makalah-Era-Reformasi
19