Berdasarkan pantauan citra satelit, distribusi awan konvektif signifikan selama 24 jam terakhir terdapat di
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Kep. Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
• Catatan Hujan Harian Jabodetabek
1 Stasiun Klimatologi Bogor 28.0 mm
2 ATANG SANJAYA BOGOR 22.0 mm
3 ARG Ciganjur 4.4 mm
4 Stageof Tangerang 3.1 mm
5 Krukut Hulu 2.0 mm
6 AWS Gunung Geulis 0.2 mm
7 Stamet Curug 0.2 mm
8 Pasar Minggu 0.1 mm
Kondisi Global
+9.7, signifikan, menunjukkan adanya pergerakan uap air basah dari Samudra Pasifik
Indeks SOI Timur ke Pasifik Barat yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah
Indonesia terutama di Indonesia bagian timur.
-0.49, signifikan, menunjukkan adanya suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke
Indeks DMI wilayah Indonesia bagian barat sehingga aktivitas pembentukan awan di wilayah
Indonesia bagian barat signifikan.
Dengan anomali +10C – +40C yang dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan
Suhu Muka massa uap air) yaitu di Selat Malaka, Samudra Hindia barat Sumatera, Selat Karimata,
Laut/Sea Surface Laut Natuna, Selat Sunda, Laut Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa - NTB, Selat Madura,
Temperature Laut Bali, Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Bone, Teluk Tomini, Laut
(SST) Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Laut Arafuru, Laut Halmahera, Teluk Cendrawasih dan
Samudra Pasifik utara Papua.
Kondisi Regional (2)
Yaitu +18.7. Berdasarkan data medan angin horizontal pada lapisan 925 – 850 mb
Indeks menunjukkan tidak adanya aliran massa udara dari benua Asia menuju Indonesia. Oleh
Seruakan Dingin karenanya, seruakan dingin yang menjadi indikator peningkatan dampak monsun
(Cold Surge) dingin Asia di Indonesia tidak signifikan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca
di wilayah di Indonesia.
Terpantau di Laut Filipina sebelah timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum
mencapai 50 knot dan tekanan 980 hPa yang bergerak ke arah barat barat laut serta
diprediksi intensitasnya persisten dalam 24 jam ke depan. Sistem ini membentuk
Siklon Tropis
daerah pertemuan angin (konfluensi) di sekitar Laut Cina Selatan dan Laut Sulawesi.
“KOMPASU”
Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan serta peningkatan
kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan sekitar wilayah siklon tropis tropis
tersebut.
− Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di wilayah Aceh,
Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Riau, Kep. Riau, Sumsel, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tengah. Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua Barat, Papua.
− Intrusi udara kering terpantau melintasi wilayah perairan selatan Jawa Timur, Bali hingga selat Makassar
bagian selatan yang menyebabkan daerah di depan intrusi menjadi lebih lembab yakni di wilayah
Kalimantan.
\\\
− Pemantauan Debu Vulkanik dari Citra Satelit Himawari tanggal 11 Oktober 2021 Pukul 07.00 WIB pada
wilayah :
− NIL
PROGNOSIS
Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan nilai SOI yang signifikan sebesar +9.7 yang
mengindikasikan adanya suplai uap air sebagai sumber energi untuk pembentukan awan hujan yang
1 cukup besar, terutama di Indonesia bagian timur. Nilai IOD signifikan sebesar -0.49 yang
mengindikasikan adanya suplai uap air untuk aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia
bagian barat.
Dasar Prakiraan
1. Pada Oktober dasarian I - III 2021 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah hingga
menengah (0 – 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (> 150
mm/dasarian) pada Oktober dasarian II meliputi Sumatera Selatan bagian barat, sebagian Jawa Tengah
bagian selatan, sebagian Papua Barat dan Papua bagian tengah. Pada Oktober dasarian III meliputi Aceh
bagian barat, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Barat bagian barat, Jambi bagian barat, sebagian
Bengkulu, Kalimantan Barat bagian utara, Papua Barat bagian tengah dan Papua bagian tengah.
2. Berdasarkan model filter spasial MJO pada tanggal 12 – 13 Oktober 2021, gangguan fenomena MJO
terpantau aktif di wilayah Teluk Benggala, Laut China, Laut Sulu, Filipina, Samudra Pasifik timur Filipina,
Laut Andaman, Samudra Hindia utara Aceh dan Laut Natuna Utara yang mampu meningkatkan aktivitas
konvektif di wilayah tersebut.
4. Sirkulasi tertutup (eddy) terpantau di barat Sumatera Barat yang membentuk daerah konvergensi
memanjang dari Bengkulu hingga Sumatera Barat. Sirkulasi siklonik lainnya terpantau di Australia bagian
utara. Daerah Konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Kep. Bangka Belitung hingga Kep. Riau, dari
Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, di Sulawesi bagian Tengah, dan memanjang di Papua bagian
tengah. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi dan di
sepanjang daerah konvergensi tersebut.
5. Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di wilayah Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, jawa Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
6. Intrusi Udara Kering terpantau melintasi wilayah perairan selatan Sumatera dan perairan selatan Banten
yang menyebabkan wilayah di depan intrusi cenderung menjadi lebih lembab meliputi wilayah Sumatera
bagian selatan, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.
Potensi Hujan dari Citra Satelit Himawari
Tanggal 11 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB
12 Oktober 2021
Probabilistik >60% untuk potensi hujan lebat >50mm terdapat di wilayah : NIL.
13 Oktober 2021
Probabilistik >60% untuk potensi hujan lebat >50mm di wilayah Sumatera Selatan.
PRAKIRAAN CUACA INDONESIA 3 HARI KE DEPAN
Potensi Hujan Lebat Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat
(>50 mm/hari) dan Papua.
Potensi Angin Kencang
Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Utara.
(>45 km/jam)
Potensi Banjir Bengkulu, Jambi dan Sumatera Selatan.
Potensi Hujan Disertai Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI
Kilat/Petir Jakarta, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Maluku.
Potensi Kebakaran Hutan Nusa Tenggara Timur.
12 Oktober 2021
Pagi Siang Malam Dini hari
(07.00 - 13.00) (13.00 – 19.00) (19.00 – 01.00) (01.00 – 07.00)
• Cerah berawan • Berawan • Berawan • Cerah berawan
• Hujan ringan di • Hujan ringan di
Jaksel dan Jaktim Jaksel
13 Oktober 2021
Pagi Siang Malam Dini hari
(07.00 - 13.00) (13.00 – 19.00) (19.00 – 01.00) (01.00 – 07.00)
• Cerah berawan • Cerah berawan • Berawan • Cerah berawan
• Hujan ringan di
Jaksel
Waspada hujan lebat (>50mm/hari) di wilayah : Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat
dan Papua.
REMARKS
1. Secara umum terdapat peningkatan curah hujan tiga hari ke depan yang dapat menyebabkan bencana
hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor yaitu di wilayah Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua.
2. Hujan dengan intensitas lebat di wilayah perairan berpotensi terjadi di sekitar wilayah perairan barat dan
utara Aceh, barat Sumatera Utara – Bengkulu, Samudera Hindia barat Sumatera Barat – Bengkulu, Selat
Makassar, Laut Sulawesi dan Teluk Cendrawasih.