Anda di halaman 1dari 3

Nama : GUNAWAN

NIM : 1800024351
Kelas : E

1. Apa saja tugas hakim secara umum?


2. Apa saja makna dan peran Freies Ermessen yang di atur didalam undang-undang apa?
3. Apa saja kekurangan yuridis didalam suatu keputusan?
4. apa saja ciri negara hukum kontinental?
5. Opini saudara tentang pelemahan saudara tentang UUD kpk?

1.
1. Bertindak sebagai Ketua Majelis atas perintah Ketua Pengadilan Agama.
2. Memimpin dan bertanggung jawab atas ketertiban dan kelancaran pelaksanaan
sidang perkara yang dipimpin.
3. Bertanggung jawab atas terselenggaranya peradilan yang bebas, mandiri, cepat,
adil dan biaya ringan.
4. Menerima berkas perkara dan mencatatnya dalam Court Calender yang telah
disediakan.
5. Menetapkan hari siding.
6. Mendistribusikan berkas perkara yang akan diperiksa kepada Panitera Pengganti.
7. Membuat catatan pinggir pada berita acara dan putusan Pengadilan Agama
mengenai hukum yang dianggap penting.
8. Dalam hal Pengadilan Agama melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendengar
sendiri para pihak dan saksi, maka hakim bertanggung jawab atas pembuatan dan
kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya.
9. Mendiskusikan serta bermusyawarah dengan Hakim Anggota disaat akan
menentukan isi putusan atau memutus perkara.
10. Membuat konsep putusan dan merenvoi pada berita acara yang dianggap perlu.
11. Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk pembacaan putusan.
12. Menandatangani putusan yang sudah dibacakan dalam persidangan bersama
Hakim Anggota dan Panitera Pengganti.
13. Melaksanakan proses anonimasi putusan sebagai pengejawantahan KMA
No.144/2007 jo. 1-144/2011 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.
14. Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan hukum yang diterima
dari Mahkamah Agung dan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama
Mahkamah Agung RI.
15. Mencatat hasil pekerjaan setiap hari kedalam buku kerja dan melaporkan kepada
atasan langsung secara periodic.

2. Freies ermessen sendiri berasal dari bahasa Jerman. Secara eteimologi berasal dari dua
kata freies dan ermessen. Pengertian Freies Ermessen berasal dari kata frei dan freie yang
berarti bebas, merdeka, tidak terikat, lepas dan orang bebas. Ermessen yang berarti
mempertimbangkan, menilai, menduga, penilaian, pertimbangan dan keputusan. Sedang
secara etimologis, Freies Ermessen artinya orang yang bebas mempertimbangkan, bebas
menilai, bebas menduga, dan bebas mengambil keputusan.
sebagai pelengkap asas legalitas, yaitu asas hukum yang menyatakan bahwa setiap tindak
atau perbuatan administrasi negara harus berdasarkan ketentuan undang-undang, akan
tetapi tidak mungkin bagi undang-undang untuk mengatur segala macam hal dalam
praktek kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan adanya kebebasan atau diskresi
pada pejabat publik dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajiban. freies ermessen
dalam hukum administrasi Negara, karena hal itu juga sudah dinyatakan secara tegas
dalam Undang-undang Peradilan TUN (UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004).
3. Kekurangan Yuridis Pada Keputusan Tata Usaha Negara
Suatu Keputusan tata usaha negara merupakan produk hukum aparat pemerintah dalam
bidang legislatif, yaitu dalam hubungannya dengan kewenangan delegasi peraturan
perundang-undangan yang dimiliki oleh badan-badan administrasi negara. Mengenai
keabsahan suatu Keputusan Tata Usaha Negara maka keputusan tersebut harus ada syarat
formil dan materiil yang harus dipenuhi.
Kekurangan yuridis yang dimaksud merupakan salah satu syarat materiil dalam suatu
keputusan tata usaha negara agar dapat dikatakan absah. Kekurangan yuridis dapat
disebabkan oleh satu atau lebih unsur, yaitu:
1. Paksaan (dwang);
2. Khilaf/ salah kira (dwaling); dan
3. Tipuan (bedrog).
Dari ketiga unsur tersebut merupakan adaptasi dari hukum privat dalam KUHPerdata pasal
1321-1328 yang dianalogikan dalam hukum administrasi negara.

4. ciri utama sistem hukum kontinental di Indonesia dan negara lainnya.

Berkembang Di indonesia
Ciri utama sistem hukum eropa kontinental tentu banyak digunakan di negara-negara
Eropa. Hukum ini memang berkembang dari negara-negara eropa bekas kekaisaran
Romawi. Negara yang awalnya mengembangkan sistem hukum ini adalah Perancis,
Jerman, Italia, dan Spanyol. Sedangkan, negara-negara kepulauan seperti Inggris lebih
mengutamakan hukum anglo saxon.
Mengutamakan Sumber Hukum Tertulis
Ciri utama sistem hukum eropa kontinental berikutnya adalah sumber hukum yang
digunakan dan dipercayai sebagian besar adalah hukum tertulis. Sumber hukum yang
diberlakukan di negara eropa kontinental adalah undang-undang tertulis yang dibentuk
oleh lembaga legislatif.
Mengenal Penggolongan Hukum
Penggolongan hukum juga menjadi ciri utama sistem hukum eropa kontinental. Di sistem
hukum ini, hukum akan dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu hukum publik dan
hukum privat. Hukum yang termasuk hukum publik adalah asas hukum tata negara,
hukum administrasi yang mengatur lembaga negara, seperti dasar hukum mahkamah
konstitusi dan hukum pidana.
Hakim Tidak Bebas Menciptakan Hukum Baru
Seperti sistem hukum anglo saxon, hukum Eropa kontinental juga menggunakan hakim di
peradilan. Namun, peran hakim di sistem hukum Eropa kontinental berbeda dengan hakim
di sistem hukum anglo saxon. Pada sistem hukum eropa kontinental hakim tidak memiliki
wewenang untuk menciptakan hukum baru.

5. KPK merupakan lembaga negara yang di bentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna
dan hasil guna upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang bersifat independent dan
bebas dari pengaruh kekuasaan manapun dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,
dengan berpedoman kepada asas yaitu, kepastian hokum, keterbukaan, akuntabilitas,
kepentingan umum, dan proporsionalitas. Seiring berjalannya fungsi KPK sudah begitu
banyak prestasi yang dibuat oleh KPK dengan menangkap beberapa Kepala Daerah,
Anggoata DPR, DPD, DPRD, Mentri, BI, Pimpinan Partai Politik, dan lain-lain. Prestasi
KPK dalam menangani tindak pidana korupsi sekaligus merupakan tamparan keras kepada
Bangsa kita bahwa meskipun KPK telah bekerja dengan baik tetapi tidak menurunkan niat
para koruptor untuk berhenti, ada saja oknum-oknum pejabata Negara yang masih
melakukan tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai