Disusun Oleh :
2.
3.
Kelas :G
A. LATAR BELAKANG
Hukum Adat, jika kita mendengar kata itu yang terlintas di fikiran kita mungkin
adalah suatu Corak kedaerahan yang begitu kental didalamnya. Karena sifatnya yang tidak
tertulis, majemuk antara lingkungan masyarakat satu dengan lainnya, maka sangat perlu
dikaji perkembangannya. Pemahaman ini akan diketahui apakah hukum adat masih hidup ,
apakah sudah berubah, dan ke arah mana perubahan itu.
Di era Modern ini terkadang kita lupa akan latar belakang lahirnya hukum yang kita kenal
dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara asia asia lainnyaseperti
Jepang, India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya
adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan
dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak
tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan
elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat
oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena
kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan Ada banyak istilah yang dipakai untuk
menamai hukum lokal: hukum tradisional, hukum adat, hukum asli, hukum rakyat, dan
khusus di Indonesia hukum “adat“ Bagaimana tempat dan bagaimana perkembangannya
hukum adat dalam masyarakat tergantung kesadaran, paradigma hukum, politik hukum dan
pemahaman para pengembannya- politisi, hakim, pengacara, birokrat dan masyarakat itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Hukum Adat?
2. Bagaimana Sejarah penemuan Hukum Adat?
3. Apa Ciri-ciri Hukum Adat?
4. Apa Sumber – sumber Hukum adat ?
C. TUJUAN
1. Agar pembaca mengetahui dan memahami sejarah penemuan hukum adat sehingga
pembaca dapat melestarikan hukum adat di Indonesia ini pada era Modern.
2. Agar pembaca memahami bagaimana kedudukan Hukum Adat di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Bercorak Demokrasi
Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan rasa kebersamaan,
kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada kepentingan-kepentingan pribadi
sesuai dengan asas permusyawaratan dan perwakilan sebagai system pemerintahan.
Adanya musyawarah di Balai Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkan hasil
musyawarah dan lain sebagainya.
4. Bercorak Kontan
Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada saat yang
bersamaan yaitu peristiwa penyerahan dan penerimaan harus dilakukan secara
serentak, ini dimaksudkan agar menjaga keseimbangan didalam pergaulan
bermasyarakat.
5. Bercorak Konkrit
Artinya adanya tanda yang kelihatan yaitu tiap-tiap perbuatan atau keinginan
dalam setiap hubungan-hubungan hukum tertentu harus dinyatakan dengan benda-
benda yang berwujud. Tidak ada janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus
disertai tindakan nyata, tidak ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya.
3. Hukum Islam
Norma hukum islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Hukum FIQH,
juga merupakan sumber hukum adat, terutama mengenai ajaran hukum Islam yang
sudah meresap dalam kesadaran hukum masyarakat yang sebagian besar beragama
Islam. Misalnya mengenai perkawinan, warisan, wakaf dsb.
A. KESIMPULAN
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan prilaku yang ketiga
hal ini mendorong timbulnya “kebiasaan pribadi “, dan apabila kebiasaan ini ditiru oleh orang
lain, maka ia akan menjadi kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai kebiaasaan itu menjadi
adat, jadi adat adalah kebiasaan masyarakat yang harus dilaksanakan oleh masyarakat yang
bersangkutan.
Adat sering dipandang sebagai sebuah tradisi sehingga terkesan sangat lokal,
ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan ajaran agama dan lain-lainnya. Hal ini dapat
dimaklumi karena “adat” adalah suatu aturan tanpa adanya sanksi riil (hukuman) di
masyarakat kecuali menyangkut soal dosa adat yang erat berkaitan dengan soal-soal
pantangan untuk dilakukan (tabu dan kualat). Terlebih lagi muncul istilah-istilah adat budaya,
adat istiadat, dan lain-lain.
Hukum Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya,
norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem
dan memiliki sanksi riil yang sangat kuat, yang sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa
ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai sanksi atau akibat tertentu.