Literatur Review
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan di STIKes Ahmad Dahlan Cirebon
Oleh:
VIVI HASTIYUNI
NIM : 18055
Literatur Review
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan di STIKes Ahmad Dahlan Cirebon
Oleh:
VIVI HASTIYUNI
NIM : 18055
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LITERATUR REVIEW
“EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN
NYERI PADA IBU POST PARTUM SECTIO CAESAREA”
Disusun Oleh :
VIVI HASTIYUNI
18055
Menyetujui,
Pembimbing,
.
Junaedi,Ners.,M.Kep.
NIDN.
Nama?
NIDN.
iv
HALAMAN PENGESAHAN
LITERATUR REVIEW
“EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN
NYERI PADA IBU POST PARTUM SECTIO CAESAREA”
Disusun Oleh :
VIVI HASTIYUNI
18055
Telah dipertahankan dalam sidang KTI di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal :
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.
TANGGAL : ...
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Penulisan KTI ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada
Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Ahmad Dahlan Cirebon. Karya Tulis Ilmiah ini
terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari Junaedi, Ners.,M.Kep. selaku pebimbing, serta
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis pada
kesempatan ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
Penulis
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRAKSI
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan dan dinanti oleh ibu hamil.
Persalinan yang dialami oleh calon ibu dapat berupa pengeluaran hasil konsepsi yang
hidup di dalam uterus melalui vagina. Persalinan juga dapat dilakukan dengan dua cara
yang pertama yaitu persalinan normal atau spontan yang kedua persalinan dengan sectio
Sectio Caesarea adalah tindakan melalui proses insisi dinding abdomen dan uterus untuk
indikasi medis seperti gawat janin, plasenta previa, mal presentase janin atau letak litang,
panggul sempit, prolaps tali pusat dan preeklamsi. Persalinan dengan Sectio Caesarea
sudah menjadi proses yang umum dilakukan di belahan dunia pada ibu yang ingin
melahirkan karena tingkat keberhasilannya yang dilihat dapat menyelamatkan ibu dan bayi
(Wahyu, 2018)
meningkatkan resiko angka kesakitan dan angka kematian pada ibu dan bayi. Persalinan
(RISKESDAS) pada tahun 2013 persalinan SC sebesar 9,8% dari 49.603 kelahiran tahun
2010 sampai 2013, dengan tingkat proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah
di Sulawesi Tenggara (3,3%) Jawa Barat memiliki angka persalinan SC (7%) (Utami,
2016)
2
Proses persalinan SC juga mempunyai dampak negatif diantaranya yaitu nyeri abdomen
bekas operasi yang berangsur lama. Karena tingkat skala nyeri persalinan SC dengan
persalinan normal memiliki prosentasi tingkat skala nyeri yang berbeda. Untuk SC tingkat
nyeri tinggi yaitu 27,3% sedangkan persalinan normal secara umum hanya 9%. Selain itu
juga ibu kehilangan pengalaman melahirkan normal serta kehilangan harga diri dan
Nyeri pasca persalinan SC sudah menjadi keluhan yang paling sering, rasa nyeri dapat
menganggu Activity Daily Living (ADL) yang berdampak bagi ibu dan bayi sehingga
kurangnya perawatan bayi oleh sang ibu. (Pada et al., 2018). Prosentasi tingkat nyeri pada
ibu pasca SC memiliki rentang skala 0-10, dimana skala (0: tidak adanya nyeri, 1 sampai 3:
nyeri ringan, 4 sampai 6: nyeri sedang, 7 sampai 10: nyeri hebat). Bahkan nyeri pasca
operasi SC bisa menjadi nyeri kronis. Nyeri kronis yang timbul terus-menerus bisa terjadi
akibat sayatan pasca operasi SC atau karena berbagai komplikasi tromboemboli, kerusakan
syaraf dan radang. Komplikasi yang terjadi pasca persalinan SC biasanya pada 48 jam
pertama sampai 2 bulan pasca operasi (Harini, Setyowati and Oktavia, 2020)
Nyeri merupakan sesuatu yang sangat menganggu fisik dan kenyamanan disebabkan
karena stimulasi spesifik mekanik, kimia, dan berujung pada syaraf yang tidak bisa
klien dan faktor yang kenyamanan klien, karena nyeri berpengaruh terhadap psikologis
juga fisiologi yang membuat seseorang gelisah, tidak nyaman, mudah marah, cemas,
aktifitas sehari-hari terganggu dan gangguan pada pola tidur yang tidak efisien (Pada et al.,
2018)
3
Nyeri post SC dapat dikurangi dengan pendekatan marfakologi maupun non marfakologi.
Jika keduanya dikombinasikan maka akan efektif untuk mengurangi nyeri. Pendekatan
nonfarmakologi sendiri ialah pengobatan yang dapat mengurangi efek samping pada ibu
dan bayi yang ditimbulkan oleh obat-obatan. Pendekatan nonfarmakologi yang dapat
dipilih untuk menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan rasa nyaman diantaranya masase,
pergerakan dan posisi, relaksasi nafas dalam, aplikasi kompres hangat atau dingin, terapi
Aroma terapi merupakan ekstrak minyak essensial yang menyejukkan dan menenangkan
(Haryanti Puspita Richta, 2019). Minyak esensial memiliki aroma yang harum dan lembut
jika kita mencium aroma lavender dapat merangsang indra penciuman yang dapat
menenangkan raga jiwa dan hati, tingkah laku, penurunan nyeri, memudahkan tidur, dan
mengatur detak jantung yang baik oleh sebab itu mengapa aromaterapi memiliki banyak
Aromaterapi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan baik untuk tubuh, pikiran,
emosional dan dapat mengurangi rasa nyeri. Lavender termasuk dalam tanaman yang
efektif baik dalam makanan ataupun obat-obatan Amerika Serikat Administrasi (FDA).
Lavender memiliki komponen linalool (35%) dan linalyl asetat (51%) yang mampu
menyerap secara maksimal melalui kulit dan bekerja sebagai analgesik (Pramita, Sutema
penurunan nyeri pada ibu post partum dapat meneteskan 4 pump lavender (Özkaraman et
al., 2018)
aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri dan diharapkan aromaterapi lavender bisa
digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu pasca
operasi SC.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian diatas, maka didapat perumusan
Mengetahui efektivitas aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri ibu post partum
sectio caesarea.
3. Mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri pada ibu pasca
sectio caesarea
5
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu informasi dan ilmu baru khususnya
1.4.2 Praktis
Diharapkan aromaterapi lavender dapat mengurangi rasa nyeri khususnya pada ibu post
2.1.1 Aromaterapi
a. Definisi Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan therapy yang berarti
cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan “suatu cara
perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial
(essential oil).” Aromaterapi adalah istilah modern untuk proses penyembuhan yang
dan jiwa. Minyak essensial sebagai antibakteri dan antivirus untuk kekebalan tubuh dan
melawan infeksiyang merupakan hasil penyulingan dari buah, bunga, semak-semak dan
jiwa pemberani, sifat familiar, damai, dan juga membawa suasana romantis.
7
6. Aromaterapi merupakan bahan analgesik, antiseptic dan anti bakteri alami yang
angustifiola, lavandula lattifoli yang berasal dari Selatan Laut tengah sampai Afrika
tropis sampai India. Lavender juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan
Timur, Eropa Selatan, Miditerania, dan Arabia. Nama Lavender berasal dari bahasa latin
“lavera” yang berarti menyegarkan sebagai parfum atau minyak mandi sejak zaman
Minyak Lavender memiliki kandungan linalil dan linalol yang dihirup ke hidung
dan ditangkap oleh bulbus olfactory kemudian melalui traktus olfaktoriusai yang
bercabang menjadi dua, yaitu sisi lateral dan medial. Pada sisi lateral traktus ini ada pada
neuron ketiga di amigdala, girus semilunaris, dan girus ambiens bagian dari limbik.
Limbik adalah bagian dari otak tempat pusat memori suasana hati dan intelektualitas.
Lalu amigdala bertanggung jawab atas emosi respon kita terhadap aroma. Hipocampus
bertanggung jawab atas pengenalan terhadap bau juga tempat bahan kimia yang
ketenangan sehingga mampu mengurangi kecemasan dan nyeri (Hutasoit dalam Karlina
dkk, 2015)
Sectio Caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu melalui insisi abodmen
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati,
2015). Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan pada
b. Etiologi
2.1.3.1 Faktor ibu yang merupakan indikasi SC terdiri dari usia, tulang panggul,
partus lama, persalinan sebelumnya dengan SC, faktor hambatan jalan lahir, kelainan
2.1.3.2 Faktor janin sebagai indikasi SC terdiri dari bayi terlalu besar (giant
baby), kelainan letak bayi (letak sungsang dan lintang), faktor plasenta (plasenta
previa, solutio plasenta, plasenta accreta, vasa previa, kelainan tali pusat, dan bayi
c. Klasifikasi
selanjutnya.
9
pernah melakukan operasi SC, dan dilakukan dibekas luka yang lama. Tindakan
ini dilakukan pada insisi abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala
Namun tindakan ini tidak banyak dilakukan karena menimbulkan bahaya infeksi
puerperal.
d. Komplikasi
Menurut Mitayani (2012) komplikasi yang terjadi pada persalinan SC ialah pada
ibu dapat menyebabkan infeksi puerperal, peningkatan suhu pasca nifas, peritonitis sepsis
perdarahan, dan komplikasi lain seperti luka pada kandung kemih, dan embolisme paru.
Sedangkan pada bayi dapat menyebabkan kematian perinatal pasca SC dengan prosentasi
4-7%. Persalinan SC juga dapat menimbulkan masalah keperawatan seperti nyeri bekas
luka sayatan operasi, kerusakan integritas kulit, kelemahan, hambatan mobilitas fisik,
e. Penatalaksanaan
1. Analgesia
10
Wanita dengan ukuran tubuh normal dapat dimasukkan dosis 75mg meperidin
melalui IM setiap 3 jam sekali, bila untuk mengatasi rasa nyeri dapat disuntikkan
10 mg morfin.
2. Tanda-tanda vital
Pada pasien dengan post SC harus sering dilakukan 3 jam sekali, dengan
memperhatikan tekanan darah, respirasi, nadi, jumlah urine dan keadaan fundus
harus diperiksa.
Pemberian 3 Liter larutan Ringel Laktat (RL) terbukti cukup untuk pembedahan
dalam 24 jam pertama berikutnya. Jika output urine dibawah 30 ml/jam maka
Pada ibu post SC kateter dilepaskan setelah 12 jam atau keesokan paginya. Pada
hari pertama biasanya bising usus belum terdengar, dan pada hari kedua bising
5. Ambulasi
Pada hari pertama pembedahan pasien diharapkan dapat melakukan bangun dari
tempat tidur walau hanya sebentar, dan pada hari kedua sekurang-kurangnya
6. Perawatan luka
11
Luka insisi harus di inspeksi setiap hari agar mengurangi terjadinya infeksi. Pada
hari keempat biasanya jahitan kulit dapat dilepas, dan paling lambat hari ketiga
7. Laboratorium
Hematokrit secara rutin diukur pada pagi setelah operasi dan di cek kembali bila
8. Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat diberikan langsung setelah operasi dengan IMD terlebih
dahulu.
Pada hari keempat atau kelima biasanya pasien sudah boleh pulang dari RS.
f. Manifestasi Klinis
operatif dan post partum. Manifestasi klinis SC menurut Dongoes, 2010 yaitu:
a. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu mekanisme proteksi bagi tubuh yang timbul ketika
jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rasa nyeri. Sedangkan menurut The Study of Pain, mendefinisikan nyeri sebagai sensori
Nyeri merupakan salah satu mekanisme tubuh yang menandakan adanya masalah,
jika tidak ditangani lebih lanjut maka akan berdampak buruk pada fisiologis dan
b. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis:
1. Nyeri akut
Adalah nyeri yang datang tiba-tiba dan cepat menghilang, tidak lebih dari 6 bulan
2. Nyeri kronis
Adalah nyeri yang timbul secara perlahan dan berlangsung lama yaitu lebih dari 6
bulan. Yang termasuk nyeri kronis diantaranya nyeri terminal, sindrom nyeri
a. Nyeri akut
6) Gejala klinis: ciri pola respon yang khas dengan gejala lebih jelas
7) Pola: terbatas
b. Nyeri kronis
7) Pola: bervariasi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri menurut (MASKAPAI et al., 2013) antara
lain:
1. Usia
individu. Pada dasarnya anak kecil akan lebih sulit untuk memahami nyeri dan
Pada pasien lansia seringkali memiliki sumber nyeri lebih dari satu dan
jantung, bisa karena gejala arthritis pada spinal dan gejala gangguan abdomen.
2. Jenis kelamin
Secara umum rasa nyeri bagi pria dan wanita tidak berbeda dalam menangkap
respon terhadap nyeri. Hanya dalam budaya saja jika pria harus lebih kuat
dibandingkan wanita.
3. Kebudayaan
Seorang klien tersebut menangis keras bahwa pengalaman nyeri sebagai suatu
Terdapat nyeri yang bervariasi untuk setiap individu, ada yang merasa nyeri
contoh individu yang terbeset pisau akan berbeda dengan individu yang terkena
luka bakar.
5. Perhatian
masase.
6. Ansietas
Dukungan keluarga dan orang terdekat sangat berarti bagi setiap individu karena
1) Wong Baker Pain Rating Scale (gambar 1) digunakan untuk pasien dewasa dan
anak >3 tahun yang dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.
16
Dari gambar diatas dijelaskan bahwa skala nyeri dapat dilihat dari raut
wajah agar dapat diketahui berapakah prosentase skala nyeri yang dirasakan.
sensitive terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Pada pengukuran
skala ini lebih baik dari VAS terutama untuk menilai skala nyeri akut. Namun
tidak memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan
terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik.
Dari gambar diatas dapat diketahui skala nyeri dengan jarak atau garis.
3) Verbal Rating Scale (VRS) skala ini menggunakan angka 0 sampai 10 untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Skala numerik verbal ini lebih mudah untuk pasca
bedah, karena secara alami tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan
17
motoric. Skala verbal ini menggunakan kata-kata bukan garis atau angka untuk
menggambarkan tingkat skala nyeri, karena skala yang digunakan berupa tidak
ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan yang paling tinggi nyeri hebat.
4) Visual Analog Scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai tingkat skala nyeri. Skala linier yang menggambarkan secara visual
dengan atau tanpa sentimeter (gambar 4) tanda pada kedua ujung garis dapat
berupa angka. Skala dapat dibuat vertical atau horizontal digunakan pada pasien
anak >8 tahun dan dewasa. VAS mempunyai kelebihan penggunaan yang mudah
dan sederhana. Namun untuk pasca bedah, VAS tidak banyak kelebihan karena
Dari gambar diatas dapat diketahui skala nyeri dengan garis vertical ataupun
horizontal.
Kerangka teori Efektivitas Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan Nyeri pada Ibu SC
Faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri menurut
(Maskapai et al, 2013):
a. Dukungan keluarga
b. Ansietas
c. Budaya Penatalaksanaan nyeri dan
d. Usia nonmarfakologi menurut
e. Jenis kelamin (Martowirjo, 2018)
Nyeri menurun
1
BAB 3 METODE
3.1.1 Frameworks
Dalam pencarian jurnal menggunakan kata kunci (AND, OR NOT or AND NOT) yang
dipakai untuk lebih detail dalam pencarian jurnal dan dapat mempermudah pencarian
jurnal yang diinginkan. Kata kunci yang digunakan adalah Aromaterapi Lavender, Post
3.1.3 Database
Data sekunder merupakan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Dimana
data yang didapatkan tidak langsung terjun pengawasan, tetapi mengambil dari data
penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan. Sumber data yang digunakan menggunakan
database Crossef, Google Scholar dan Mendeley yang berupa artikel atau jurnal.
2
Dari hasil pencarian literature review melalui database Crossef, Google Scholar dan
AND “Sectio Caesarea”, dalam pencarian peneliti menemukan 50 jurnal dan kemudian
jurnal tersebut diseleksi, ada 30 jurnal diekslusi karena terbit dibawah tahun 2011.
3
Penilaian kelayakan dari 20 jurnal tersisa didapatkan adanya tidak kelayakan inklusi
I
D
Penulusuran melalui kata kunci pada tanggal 24 April
E 2021 pada database Crossref, Google Scholar dan
N Mendeley.
T
I
F
I
Hasil
K
Crossref: 4
A Google Scholar: 4
S Mendeley: 3
dengan hasil yang dinilai untuk menjawab tujuan dengan menggunakna metode naratif.
Jurnal yang sudah sesuai dengan inklusi dikumpulkan menjadi satu dan diringkas
meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian serta database.
1
No Author Tahun Volume/Angka Judul Metode (Desain, Sampel, Hasil Penelitian Database
Variabel, Instrumen,
Analisis)
1. Haifa W, 2019 Volume 07, Pengaruh D: cross sectional Hasil penelitian Google
Henni F, Liza Nomor 01, Kompres S: purposive sampling menujukkan bahwa Schoolar
F, Fatsiwi N, April 2019 Hangat dengan V: aromaterapi lavender intensitas nyeri pasien post
Restu W. Aroma terhadap penurunan nyeri SC sebelum dilakukan
Lavender post SC kompres hangat dengan
terhadap I: menggunakan data primer aroma lavender yaitu 15
Penurunan dan data sekunder orang (100%) responden
Intensitas Nyeri A: Analisis univariat dan mengalami nyeri sedang,
pada Pasien Post analisis bivariat sesudah dilakukan
Sectio Caesarea kompres hangat dengan
di RS aroma lavender yaitu 12
Detasemen orang (80,0%) responden
Kesehatan mengalami nyeri ringan
Tentara (DKT) dengan rentang skala 1-3,
Bengkulu. dan 3 orang (20,0%)
dengan nilai p-value
0,01<0,05 yang
menunjukan bahwa ada
efektivitas terapi kompres
hangat dengan aromaterapi
lavender terhadap
penurunan nyeri post SC.
2. Ana Mariza, 2018 Volume 4, Pengaruh D: cross sectional Berdasarkan hasil Google
Desfia Nomor 3, Juli Aromaterapi S: accidental sampling penelitian, didapatkan 30 Schoolar
Haryati HS 2018 Blend Essential V: aromaterapi lavender responden setelah
2
S: Consecutif Sampling
V: aromaterapi lavender
terhadap penurunan nyeri
post SC
I: kuesioner
A: Rank Spearman
5
4.1 Hasil
BAB 5 PEMBAHASAN
7
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Harini, R., Setyowati, L. and Oktavia, R. D. (2020) ‘Post-caesarean section pain and quality of sleep
among mothers who delivered by caesarean section under spinal anesthesia’, 03(2), pp. 110–116.
Haryanti Puspita Richta, P. A. (2019) ‘Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Nyeri Pada
Ibu Post Sectio Caesarea Hari Pertama Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung’, Manuju: Malahayati Nursing Journal, 1(2), pp. 140–147. Available at:
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/view/1419/pdf#.
Lestari, Y. T. and Rodiyah (2016) ‘Pengaruh Pemberian Lavender Aromatherapy Terhadap Penurunan
Insomnia Pada Lanjut Usia Di UPT Panti Werda Mojopahit Mojokerto’, Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(1),
pp. 15–22. Available at: http://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikep/article/view/13.
Martowirjo, A. L. (2018) ‘ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OP SECTIO CAESAREA DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI) DI RUANG NIFAS RSU DEWI SARTIKA KENDARI’,
Journal of Materials Processing Technology.
MASKAPAI, A. H. P. K. et al. (2013) ‘No Title 补充材料’, Maskapai, Aspek Hukum Perlindungan
Konsumen Murah, Lion Pada Jasa Penerbangan Bertarif 1999, Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8
Tahun Konsumen, Tentang Perlindungan, (c), pp. 2–6.
Özkaraman, A. et al. (2018) ‘Aromatherapy: The effect of lavender on anxiety and sleep quality in
patients treated with chemotherapy’, Clinical Journal of Oncology Nursing, 22(2), pp. 203–210. doi:
10.1188/18.CJON.203-210.
Pramita, A. S. D. P., Sutema, I. M. P. and Putri, D. W. B. (2020) ‘the Effect of Lavender Aromatherapy on
Dysmenorrhoea Students in Institute of Health Science Medica Persada Bali’, Journal of Pharmaceutical
Science and Application, 2(1), p. 8. doi: 10.24843/jpsa.2020.v02.i01.p02.
Utami, S. (2016) ‘EFEKTIVITAS AROMATERAPI BITTER ORANGE TERHADAP NYERI POST PARTUM SECTIO
CAESAREA’, Unnes Journal of Public Health.
Wahyu, A. (2018) ‘Efektifitas Relaksasi Benson terhadap Penurunan Nyeri Pasien Pasca Sectio Caesarea’,
Jurnal Keperawatan Silampari. doi: 10.31539/jks.v2i1.303.
Yakub dan Herman (2011) ‘Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka’, Convention Center Di Kota Tegal, 4(80),
p. 4.
9
LAMPIRAN