UPDATE TREATMENT:
GOLD 2021
Pengertian PPOK
“Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit yang umum, dapat
dicegah dan diobati yang ditandai dengan gejala pernapasan persisten dan
keterbatasan aliran udara yang disebabkan oleh saluran napas dan / atau
kelainan alveolar yang biasanya disebabkan oleh paparan signifikan terhadap
partikel atau gas yang berbahaya.”
emphysema
Reference : 1. GOLD, 2021 accessed from: https://goldcopd.org/2021-gold-reports/ ; 2. Harvard Health Publishing, 2017; access from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/chronic-obstructive-pulmonary-disease-copd-a-to-z
Faktor Risiko PPOK
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan penyakit PPOK
(Riskesdas, 2018; *berdasarkan (World Air Quality Report, 2018; (Nguyen Viet., et al. Respirology. 2015)
setiap hari merokok dan kadang berdasarkan estimasi rata-rata
kadang merokok, **Dalam Ruangan konsentrasi OM2.5 (µg/m³))
Tertutup)
Diagnosis Pada PPOK
Faktor Risiko
• Faktor individu
Gejala
• Tembakau
• Sesak napas
• Pekerjaan
• Batuk kronis
• Polusi di dalam
• Sputum
atau luar
ruangan
Spirometri
Dibutuhkan untuk
menentukan
diagnosis
Eksaserbasi
sedang ke berat
Risiko
FEV1/FVC < 0.7 Gold 2 50-79
0 atau 1
Gold 3 30-49 tidak di
rawat di
Gold 4 < 30 rumah sakit
Centang kotak yang sesuai dengan kondisi pasien (hanya 1 kotak saja)
1 “Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan bergegas atau berjalan
ke tanjakan”
3 “Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di tangga, saya harus
berhenti untuk mengambil napas”
4 “Saya tidak bias keluar rumah karena susah bernapas atau tidak bisa
mengganti baju karena susah bernapas”
1. GOLD, 2021
KASUS PASIEN
Pria usia 56 tahun datang memeriksakan diri dengan keluhan
sesak napas.
Saat ini pasien mengeluhkan sesak nafas yang semakin
memberat disertai batuk berdahak selama dua bulan terakhir ini.
Sesak nafas nafas sudah dirasakan pasien selama 1 tahun
terakhir namun pasien masih mampu untuk menahan keluhan
tersebut.
Pasien merupakan perokok aktif kurang lebih 20 tahun
sebanyak 1 bungkus/hari.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya dan tidak ada
riwayat alergi di keluarga.
X
X
1. GOLD, 2021
35
Penilaian Gejala dan Keluhan PPOK
Modified Medical Research Council (mMRC)
Centang kotak yang sesuai dengan kondisi pasien (hanya 1 kotak saja)
0 “Saya hanya susah bernapas jika aktivitas berat”
1 “Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan bergegas atau berjalan ke tanjakan”
“Saya berjalan lebih lambat dibandingkan teman sebaya karena susah bernapas, atau saya harus berhenti untuk
2 mengambil napas ketika berjalan di tangga”
3 “Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di tangga, saya harus berhenti untuk mengambil napas”
4 “Saya tidak bias keluar rumah karena susah bernapas atau tidak bisa mengganti baju karena susah bernapas”
1. GOLD, 2021
Penilaian Pasien PPOK
Diagnosis yang telah
Uji keterbatasan aliran
dikonfirmasi dengan Uji gejala / risiko eksaserbasi
udara
spirometri
Eksaserbasi
sedang ke berat
Risiko
FEV1/FVC < 0.7 Gold 2 50-79
0 atau 1
Gold 3 30-49 tidak di
rawat di
Gold 4 < 30 rumah sakit
GOLD 2021
Perkembangan Penyakit PPOK
Gejala
Eksaserbasi
Eksaserbasi
Deteriorasi
Eksaserbasi
Kematian
• Meringankan gejala
• Meningkatkan toleransi olah-raga Mengurangi gejala
• Meningkatkan status kesehatan
dan
1. GOLD, 2021
Tatalaksana PPOK GOLD 2021:
Terapi farmakologi awal
1. GOLD, 2021
TERAPI FOLLOW UP: GOLD 2021
Note:
5 menit post-
dose pada hari-1
indacaterol lebih
tinggi secara
signifikan
dibandingkan
dengan
salmeterol
(p<0.001)
Data are least squares means with 95% confidence interval vs placebo. ***p<0.001 vs placebo; †††p<0.001 vs salmeterol. The dotted line shows the prespecified 120 mL clinically important difference vs
placebo. Patient numbers analyzed at Day 2, Week 12 and Week 26, respectively, were 317, 320 and 300 (indacaterol), 320, 317 and 291 (salmeterol), and 321, 316 and 274 (placebo).
FEV1 = forced expiratory volume in 1 second.
19
Kornmann, O., Dahl, R., Centanni, S., Dogra, A., Owen, R., Lassen, C. and Kramer, B., 2011. Once-daily indacaterol versus twice-daily salmeterol for COPD: a placebo-controlled comparison. European
respiratory journal, 37(2), pp.273-279.
INTIME – Efek Bronkodilatasi setelah 14 hari
Data are LSM with 97.5% CI (indacaterol vs placebo) or 95% CI (tiotropium vs placebo)
***p<0.001 vs placebo
Vogelmeier, C., Ramos-Barbon, D., Jack, D., Piggott, S., Owen, R., Higgins, M. and Kramer, B., 2010. Indacaterol provides 24-hour bronchodilation in COPD: a placebo-controlled blinded comparison with
tiotropium. Respiratory research, 11(1), pp.1-8.
INSURE: Pengaruh Indacaterol pada FEV1 5 menit post-
dose lebih tinggi secara signifikan dibandingkan SFC
Least squares mean treatment differences (±95% confidence interval) in FEV1 at five minutes post-dose. Note: Differences significant at
**P < 0.01 and ***P < 0.001.
22
Buhl, R. et al., 2011. European Respiratory Journal, 38(4), pp.797-803
INTENSITY – Penurunan jumlah penggunaan
rescue medication pada Indacaterol
Kerwin, E., Hébert, J., Gallagher, N., Martin, C., Overend, T., Alagappan, V.K., Lu, Y. and Banerji, D., 2012. Efficacy and safety of NVA237 versus placebo and 25
tiotropium in patients with COPD: the GLOW2 study. European Respiratory Journal, 40(5), pp.1106-1114.
GLOW 2 – Glycopyrronium menurunkan waktu
pertama terjadinya eksaserbasi* yang dapat
dibandingkan dengan Tiotropium
Kerwin, E., Hébert, J., Gallagher, N., Martin, C., Overend, T., Alagappan, V.K., Lu, Y. and Banerji, D., 2012. Efficacy and safety of NVA237 versus placebo and tiotropium in 26
patients with COPD: the GLOW2 study. European Respiratory Journal, 40(5), pp.1106-1114.
Other Therapy Consideration:
Inhaler Device
Ringkasan Kesalahan Menurut Alat
• Kesalahan kritis lebih sering terjadi pada perangkat yang tidak digerakkan nafas (pMDI dan Respimat®) karena
sinkronisasi tangan-paru yang buruk.
60
No error At least 1 critical error
46.9
50 43.8
Patients % (95% CI)
36.5
40
32.1
30.5
29.2 29.3
30
23.0
21.2
16.4
20 15.4
10.7
10
0
Breezhaler® Diskus® HandiHaler® pMDI® Respimat® Turbuhaler®
(n=876) (n=452) (n=598) (n=422) (n=625) (n=420)
28
Molimard M, et al. Eur Respir J 2017;49.pii:1601794
Kesalahan Kritikal Berhubungan Dengan
Eksaserbasi PPOK Berat
• Proporsi pasien dengan eksaserbasi PPOK berat (dalam 3 bulan terakhir) adalah dua kali lipat (6,9%) dengan
adanya setidaknya satu kesalahan kritis, dibandingkan dengan (3,3%), tanpa adanya kesalahan.
p<0.01
45 No-error (n=794)
p=ns 38.5
40 Critical error (n=975)
32.1
35
Patients % (95% CI)
30
25
20
15 p<0.01
10 p=ns 6.9
5 3.3
0
Moderate-to-severe# exacerbation in past 3 months Severe exacerbation+ in the past 3 months
Moderate to severe# exacerbation Severe exacerbation +
2) LABA menunjukkan superior dalam FEV1 terhadap Salmeterol pada minggu ke 12 & -26
3) LAMA seperti Glycopyrronium dapat menurunkan waktu pertama terjadinya eksaserbasi* yang dapat
dibandingkan dengan Tiotropium