perubahan-perubahan itu pula tidak luput dari kekeliruan seperti yang terdapat pada Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 yang dianggap bertentangan dengan Pasal 22 A dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun1945, sehingga tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Hal ini, dianggap sebagai sentilan bagi lembaga legislative untuk memperbaharui Undang-Undang tentangMahkamah Konstitusi karena masih terdapat hal-hal keliru dan tidak sesuai denganUndang-Undang Dasar Tahun 1945 maupun perkembangan masyarakat. Pembubaran parpol Permohonan pembubaran partai politik di masa yang akan datang dapatdiajukan oleh sejumlah anggota DPR dan/atau DPD selain pemerintah. Selainitu, partai politik dapat menjadi pemohon kepada MK khusus terhadap keputusan pembubaran atau yang mengakibatkan bubarnya partai politiktersebut. Hal itu sebagai wujud perlindungan terhadap kebebasan berserikat terhadap keputusan yang sewenang-wenang sesuai dengan prinsip equaltreatment under the law. Pemeriksaan persidangan meliputi penentuan dan acara pemeriksaan bukti- bukti yang meliputi bukti dokumen fakta yang dapat dilakukan berdasarkan acara pidana. Sedangkan akibat hukum yang perlu diatur adalah terkait dengan status partai politik, sanksi bagi pengurus dan anggota tertentu yang terlibat dan bertanggungjawab terhadap pelanggaraan, status anggota lembaga perwakilandan pejabat dari partai politik yang dibubarkan, serta harta kekayaan partai politik. Penyelesaian sengketa hasil pemilu Rekomendasi jangka pendek: model mahkamah konstitusi sekarang dengan permbatasan kewewenanga. Rekomendasi model ini ditujukan kepada mahkamah konstitusi, bawaslu, dan pengadilan. Dengan kendala yang terjadi maka model alternatif penyelesaian sengketa hasil pemilu kada yang realistic untuk jangka pendek adalah model mahkamah konstitusi sekarang dengan membatasi kewenangan mahkamah konstitusi hanya sebatas”memeriksa dan mengadili sengketa hasil perhitungan suara”hal ini dengan persyaratan penyelesaian sengketa adminitrasi diselesaikan oleh bawaslu secara cepat dan efektif. Sengketa kewewenangan Lembaga negara Dalam sengketa wewenang antarlembaga negara yang menjadi obyek sengketa yaitu kewenangan konstitusional antarlembaga negara. Sedangkan lembaga negara yang dapat menjadi pihak dalam sengketa kewenangan lembaga negara adalah lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Tahun 1945. Lembaga negara yang berwenang menyelesaikan adalah Mahkamah Konstitusi sebagaimana diatur dalam UUD Tahun 1945 pada Pasal 24C.