TURMA :A
SEMESTER : V
MATERIA : PEDIATRIA II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………. 2
3.1 Pengkajian…………………………………………………………………………… 12
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………… 38
DAFTARPUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makal tentang KEJAM
DEMAN Kami sangat berhaarap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
tentang KEJAM DEMAN .
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu,kami berharap ada kritik dan saran, demi perbaikan makalah kami di masa depan.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus
keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak
satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya
mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada
anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas
38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah
infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat
dibandingkan laki-laki.(ME. Sumijati, 2000;72-73),Bangkitan kejang berulang atau kejang
yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian
hari, terutama adanya cacat baik secara fisik, mental atau sosial yang mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif
pada pasien dengan kejang demam.
2. Mampu menganalisa data yang diperoleh
3. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien dengan kejang demam
4. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan kejang demam
5. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditentukan.
6. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KEJANG DEMAM
A. Konsep Dasar Medis
1.1 Pengertian
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (lebih dari
38 oC) yang disebabkan oleh proses ekstra cranial.
Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai
pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan
hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price,
Latraine M. Wikson, 1995).
Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang
mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat
sementara (Hudak and Gallo,1996).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi karena peningkatan suhu tubuh yaitu 380 C yang sering di jumpai pada usia anak
dibawah lima tahun. Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure)
Ciri – ciri kejang ini adalah :
a. Kejang berlangsung singkat
b. Umurnya serangan berhenti sendiri dalam waktu >10 menit
c. Tidak berulang dalam waktu 24 jam
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)
Ciri kejang ini :
a. Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
1.2 Etiologi
Penyebab kejang demam yang sering ditemukan adalah :
1. Infeksi
2. Derajat Deman
3. Usia
4. Genetik
1.3 Manifestasi Klinis/ Gejala
1. Tanda dan gejala demam antara lain :
2. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
3. Kulit kemerahan
4. Hangat pada sentuhan
5. Peningkatan frekuensi pernapasan
6. Menggigil
7. Dehidrasi
8. Kehilangan nafsu makan
9. Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit
hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat
dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo),
keletihan, kelemahan, dan berkeringat.
1.4 Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10c akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal
10-15% dan kebutuhan O2 akan meningkat 20%. Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion k+
maupun Na+, melalui membran tersebut sehingga terjadi lepas muatan listrik, hal ini bisa meluas
ke seluruh sel maupun ke bembran sel sekitarnya dengan bantuan neuron transmiter dan
terjadilah kejang. Kejang yang berlangsung lama disertai dengan apnea, meningkatkan
kebutuhan o2 dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnea dll,selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat hingga terjadi kerusakan
neuron otak selama berlangsungnya kejang lama.
Pathway
1.5 Klasifikasi
Kejang demam dapat di klasifikasikan dalam empat bentuk :
1. Kejang tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan
masa kehamilan kurang dari 34 minggu dengan bayi prenatal berat berlangsung 10 s/d 15
menit, bisa juga lebih.
2. Kejang klonik
Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,biasanya berlangsung selama 1-2
menit
3. Takikardia : pada bayi frekuensi sering diatas 150-200 per menit
4. Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjasi sebagai akibat
menurunnya curah jantung.
1.6 Komplikasi
Pada sebagian besar kasus, kejang demam tidak menimbulkan komplikasi. Meski
demikian, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, seperti:
1. Epilepsi.
2. Lidah terluka/tergigit.
3. Depresi pusat pernafasan.
4. Retardasi mental.
5. Pneumonia aspirasi.
6. Kerusakan otak
1.8 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan bila anak kejang
1. Segera hentikan kejang
2. Mencari penyebab
3. Cegah kejang berulang
Penatalaksanaan
Diazepam IV: 0,2- 0,5 mg/kg IV (maksimu 10 mg)dalam spuit ,kecepatan 2 mg/menit.Bila
kejang berhenti sebelum obat habis , tidak perlu dihabiskan obatnya.
Setelah suntikan pertama secara iv di tunggu 15 menit bila masih terdapat kejang diulangi
suntikan ke dua dengan dosis yang sama secara iv jika masih kejang maka di berikan lagi
tapi secara im.
ANTIPRETIK Paracetamol 10-15mg/kb BB/kali diberikan tiap 4-6jam
Ibuprofeno 5-10mg/kg BB/kali 3-4X sehari
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
1. Biodata/ assesment
a Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
2.2 Diagnosa
- Nutrisi kurang dari kebutuhan
- Gangguan keseimbagan cairan dan elektrolit
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Pola nafas tidak efektif
- Resiko injuri
- Gangguan rasa nyaman(nyeri)
2.3 Perencenaan
Pada tahap perencanaan dalam kasus nyata ada beberapa langkah tindakan yang
ditambahkan penulis selain yang terdapat dalam tinjauan pustaka sesuai kebutuhan klien saat
itu.
2.4 Pentalaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dalam kasus nyata toidak menemui kesulitan karena sikap
keluarga yang kooperatif dan sarana dan prasarana yang memadai.
2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan kunci keberhasilan dari proses keperawatan, terdiri atas
tinjauan laporan pasien dan pengkajian kembali keadaan pasien. Dengan evaluasi akan
membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien yang dapat berubah-ubah.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
mencapai >38°C). Kejang demam dapat terjadi karena proses intrakanial maupun
ekstrakanial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan s/d 5
tahun. Paling sering pada anak usia 17-23 bulan.
Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral
yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba.Penyebab dari kejang demam dibagi
menjadi 6 kelompok, yaitu : Obat – obatan racun, alkhohol, obat yang diminum
berlebihan Ketidak seimbangan kimiawi,hiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis.
Deman paling sering terjadi pada anak balita, Patologis otak akibat dari cidera kepala,
trauma, infeksi, peningkatan TIK, Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarum
Idiopatik penyebab tidak diketahui.
3.2 Saran
Diharapkan semoga dengan “Makalah tentang Kejang Demam” ini yang merupakan
bagian dari Keperawatan Dawat darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman
dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau
mengerti tentang makalah ini. tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi
akan kebutuhan klien tersebut.
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien
Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Sumijati M.E, dkk, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi
Pada Anak, PERKANI : surabaya.
Asuhan Keperawatan Kejang Demam http://asprasasti.blogspot.com/2011/05/kejang-demam-
pada-anak.html , 15 Februari 2015.
Asuhan Keperawatan Kejang Demam. Http://panduankeperawatan.com/asuhan-
keperawatan/asuhan-keperawatan-kejang-demam/ , 15 Februari 2015.