Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI UNTUK


MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP PENDIDIKAN
JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGRI 1 REMBANG

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Jasmani FPIPSKR


Universitas PGRI Semarang

Oleh:

Nanang kurniawan
NPM : 18230020

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL DAN KEOLAHARGAAN UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021

1
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI...........................................................................ii


DAFTAR TABEL............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Identifikasi masalah................................................................................................3
C. Rumusan Masalah..................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................3
E. Manfaat Penelitian..................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................6
A. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu..........................................................................6
B. Landasan Teori.......................................................................................................8
C. Hipotesis Penelitian..............................................................................................15
BAB III............................................................................................................................17
METODE PENELITIAN.................................................................................................17
A. Desain Penelitian..................................................................................................17
B. Populasi dan Sampel............................................................................................17
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel....................................................18
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data...........................................................19
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.....................................................................20
F. Teknik Analisis Data............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan termasuk salah satu


upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan di
sekolah, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan
secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup
sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga
dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat
penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat
langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga, dan kesehatan yang terpilih serta dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan
fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola
hidup sehat dan bugar sepanjang hayat (JPJI, 2011:106).
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan juga mengandung makna
yaitu mata pelajaran ini menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Melalui Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan diharapkan kesehatan siswa tetap terjaga. Salah satu faktor dari
dalam diri siswa yang menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar adalah minat siswa. Minat mendorong seseorang melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Bila hal ini diterapkan

1
2

dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan


Kesehatan maka minat mempunyai peranan yang penting. Karena objek
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang merupakan
gerak manusia yaitu pelajar atau siswa itu sendiri menurut skripsi Tedy
(2016: 16). Minat itu sendiri muncul karena adanya suatu ketertarikan siswa
sebelum mereka melakukan aktivitas olahraga. Dengan adanya minat maka
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat berjalan
dengan lancar.
Pendidikan jasmani di sekolah berisi materi-materi yang dapat
dikelompokan menjadi aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas
ritmik, akuatik, uji diri, pendidikan luar kelas, permainan dan olahraga.
Dalam materi permainan dan olahraga terdapat sub materi dasar-dasar
bermain bola voli bagi siswa. Cabang olahraga permainan bola voli
merupakan suatu cabang olahraga yang sangat memasyarakat. Melihat dari
tuntutan yang sangat besar dari masyarakat dan adanya upaya untuk
mengenalkan serta mengembangakan olahraga bola voli di sekolah, maka
peningkatan keterampilan bermain bola voli pada siswa di suatu sekolah
sudah merupakan suatu keharusan.
Dijelaskan oleh Subiman (2012: 16), bahwa dalam hal pembelajaran
Penjasorkes di Sekolah, melalui modifikasi maka permainan bola voli akan
menjadi sebuah permainan yang menarik bagi siswa. Modifikasi yang
dimaksudkan adalah berkenaan dengan penyederhanaan karakteristik
permainan bola voli. Penyederhanaan dapat dilakukan dengan melakukan
penyesuaian ukuran lapangan dan peralatan dengan ukuran fisik siswa
sekolah menengah pertama. Penyederhanaan juga dapat dilakukan dengan
memodifikasi peraturan disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dengan
demikian esensi pembinaan olahraga bola voli bagi siswa sekolah menengah
pertama dapat dilakukan dan dikembangkan melalui pembelajaran
Penjasorkes di sekolah.

2
3

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan dilapangan yang


dilakukan oleh peneliti selama 2 bulan di SMP N 1 Rembang, ternyata proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah
tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih terlihat sebagian siswa
kelas VII yang masih sering datang terlambat ke lapangan sehingga
menghambat pembelajaran pendidikan jasmani, beberapa siswa menunjukkan
ketidaktertarikan pada materi permainan bola voli yang diberikan guru,
bahkan ada juga yang terkadang tidak membawa pakaian olahraga. Hal ini
diperkuat dengan siswa yang mengatakan bahwa mereka mengikuti pelajaran
penjas karena hobi dengan beberapa jenis olahraga yang dilakukan, seperti
sepakbola dan voli. Ada juga siswa yang beranggapan bahwa pelajaran
pendidikan jasmani hanya untuk bermain-main saja karena bosan dan lelah
dengan pelajaran yang ada di kelas.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin menyusun penelitian
ini dengan judul “Modifikasi Pembelajaran Permainan Bola Voli Untuk
Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan
Kesehatan Pada Siswa Kelas VII Smp Negri 1 Rembang”.

C. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,


maka masalah yang perlu dikaji lebih mendalam melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bagaimana modifikasi pembelajaran permainan bola voli untuk
meningkatkan minat siswa terhadap pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan pada siswa kelas VII SMP Negri 1 Rembang ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan


penelitian ini adalah : untuk mengetahui modifikasi pembelajaran permainan

3
4

bola voli untuk meningkatkan minat siswa terhadap pendidikan jasmani,


olahraga, dan kesehatan pada siswa kelas VII SMP Negri 1 Rembang.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki manfaat dalam pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian


selanjutnya sebgai bahan pembanding modifikasi pembelajaran permainan
bola voli untuk meningkatkan minat siswa terhadap pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan pada siswa SMP kelas VII

2. Manfaat Praktis
a. Siswa
Manfaat praktis bagi siswa diantaranya mampu meningkatkan
minat siswa dalam pembelajaran permainan bola voli.
b. Guru
Manfaat praktis bagi guru diantaranya sebagai bahan kajian dan
acuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran
permainan bola voli melalui modifikasi yang baru dalam pembelajaran
penjas.
c. Sekolah
Manfaat praktis bagi sekolah diantaranya sebagai bahan
pengembangan kualitas mengajar guru melalui modifikasi yang baru
sehingga minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan
bola voli meningkat.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sama atau hampir


sama dengan penelitian yang dilakukan dengan penelitian ini. Penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Yuli Adi Nugroho, 2011, “Minat Siswa Terhadap Permainan Bola Voli
Modifikasi dalam Pembelajaran Penjasorkes Pada Siswa Kelas VIII Di
SMP 2 Kaliwiro Kab. Wonosobo”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
minat siswa terhadap permainan bola voli modifikasi dalam pembelajaran
penjasorkes pada siswa kelas VIII di SMP 2 Kaliwiro Kabupaten
Wonosobo. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu minat siswa
terhadap permainan bola voli modifikasi dalam pembelajaran penjasorkes
pada siswa kelas VIII di SMP 2 Kaliwiro Kab. Wonosobo. Untuk metode
pengumpulan data peneliti menggunakan angket/kuesioner sedangkan
analisis data peneliti menggunakan analisis deskriptif persentase.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa minat siswa kelas VIII
SMP 2 kaliwiro kab. wonosobo setelah dilakukan pembelajaran
menggunakan modifikasi permainan bola voli terjadi peningkatan. Aspek
untuk rasa tertarik yang semula 42,57% meningkat menjadi 64,59%,
sedangkan aspek perhatian yang semula 51,13% menjadi 79,06%, dan
aspek aktivitas yang semula 25,77% menjadi 67,12%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran penjas dengan
menggunakan modifikasi permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP
2 kaliwiro kab. wonosobo tahun pelajaran 2010/2011 dalam kategori
tinggi.Saran yang penulis ajukan berkait dengan hasil penelitian ini
adalah : Seorang guru penjasorkes hendaknya dapat memberikan
pemahaman akan arti penting penjasorkes, sehingga dapat menumbuhkan
minat siswa secara intrinsik yatu tumbuhnya rasa tertarik, rasa senang,

6
7

perhatian, kemudian adanya keinginan untuk melakukan aktivitas


olahraga. Selain itu guru penjasorkes harus lebih kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan pembelajaran, dalam penjasorkes dengan cara modifikasi
pelaksanaan pembelajaran harus dapat memberikan variasi agar dapat
menambah minat siswa saat mengikuti pelajaran dan siswa tidak
mengalami kejenuhan.
2. Laraswati Rosalina Setiadi, 2017, “Minat Siswa Kelas VIII Dalam
Mengikuti Pembelajaran PJOK Di SMP Negeri 2 Godean Kab. Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta” Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
minat siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran PJOK di SMP
Negeri 2 Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah metode survei. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP N 2 Godean Kabupaten Sleman DIY yang berjumlah 119 orang.
Instrumen yang digunakan adalah angket dengan rincian validitas dari 31
butir pertanyaan dihasilkan 28 butir pertanyaan yang valid dan hasil
reliabilitasnya sebesar 0,921. Teknik analisis yang dilakukan adalah
menuangkan frekuensi ke dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa kelas VIII dalam
mengikuti pembelajaran PJOK di SMP Negeri 2 Godean Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sedang dengan pertimbangan
frekuensi terbanyak berada pada kategori sedang dengan 57 orang atau
47,9%. Tingkat minat siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran
PJOK di SMP Negeri 2 Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta yang berkategori sangat tinggi 11 orang atau 9,24%, tinggi
16 orang atau 13,45%, sedang 57 orang atau 47,9%, rendah 26 orang
atau 21,85% dan sangat rendah 9 orang atau 7,56%. Penulis memberikan
saran kepada guru penjas diharapkan melakukan tindakan atas dasar hasil
penelitian untuk meningkatkan minat belajar siswa serta sekolah agar
dapat meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penjas sebaik mungkin.
8
9

B. Landasan Teori

1. Modifikasi
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh
para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate
practice (DAP). Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus
mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam
bentuk aktivitas belajar yang potensial yang dapat memperlancar siswa dalam
belajarnya. Pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah masih
cenderung menggunakan cara tradisional. Paradigma ini terbentuk karena guru-
guru olahraga hanya mengajar praktik olahraga yang lebih kepada praktik.
Padahal, di sekolah tersebut sesungguhnya adalah pendidikan jasmani yang
berbeda dengan olahraga. Olahraga itu lebih kepada pencapaian hasil untuk
mendulang prestasi. Sedangkan pendidikan jasmani itu lebih kepada
bagaimana pembentukan kebugaran dan kesehatan anak melalui media
pendidikan jasmani itu.
Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penulis anggap penting
untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka
dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang
dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan
menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi.
Dari segi modifikasi fokus pada aturan, sarana prasarana, dan tidak
terikat pada aturan olahraga. Jadi, apa saja yang bisa dimodifikasi seperti
bentuk, ukuran, pemain. Selama ini yang melekat di benak guru olahraga
adalah suatu permainan harus sama dengan aturan yang sesungguhnya. Padahal
sebenarnya bisa dibentuk dan dimodifikasi sedemikian rupa. Akibatnya,
pembelajaran yang diberikan tidak efektif, karena guru beranggapan jika suatu
pelajaran olahraga harus sesuai dengan alat dan peraturan yang ditentukan.
Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu "
Developentally Appropriate Practice" (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang
10

disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak,


dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian
tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat
kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang
dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya.
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh
para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi
modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran
dengan mengurutkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial
sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan
untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak
bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-
cara gura memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas
pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja
yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan,
karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana,
prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah
akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani
adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan
jasmani yang merupakan media pembelajaran pendidikan jasmani sangat
diperlukan.
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki
sekolah- sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih
kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan
prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan
mampu menciptakan sesuatu yang barn, atau memodifikasi yang sudah ada
tetapi disajikan dengan cara yang sernenarik mungkin, sehingga anak didik
akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal
11

sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk


kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan
mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani.
Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak,
melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira.
Bahagia (2010:13), mengemukakan bahwa: modifikasi dapat diartikan
sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik
dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan
cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat
disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan
psikomotorik anak sehingga tujuan dari modofikasi dan pembelajaran tersebut
dapat tercapai.
Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia
dilakukan dengan berbagai pertimbangan yakni; anak-anak belum memiliki
kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, berolahraga dengan
peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak,
olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak
lebih cepat, dan olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan
kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.
Dari pendapat tersebut dapat diartikan baliwa pendekatan modifikasi
dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, oleh karenanya pendekatan ini
mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak,
sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dengan senang dan gembira. Penjasorkes scbenarnya mengajarkan
tentang konsep gerak dasar, bukan teknik keterampilan olahraga.
12

2. Permainan bola voli


Pada tahun 1895, William G. Morgan, seorang direktur YMCA di
Holyke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan bernama mintonette
dalam usahanya memenuhi keinginan para pengusaha lokal yang menganggap
permainan bola basket terlalu menghabiskan tenaga dan kurang
menyenangkan. Permainan ini cepat menarik perhatian karena hanya
membutuhkan sedikit ketrampilan dasar, mudah dikuasai dalam jangka waktu
latihan yang singkat, dan dapat dilakukan oleh pemain dengan berbagai tingkat
kebugaran. Permainan aslinya dahulu menggunakan bola yang terbuat dari
karet bagian dalam bola basket. Peraturan awalnya membebaskan berapa pun
jumlah pemain dalam satu tim. Pada tahun 1896 nama permainan ini diubah
oleh Alfred T. Halstead, yang setelah menyaksikan permainan ini, menganggap
bahwa bola voli lebih sesuai menjadi nama permainan ini mengingat ciri
permainan ini yang dimainkan dengan melambungkan bola sebelum bola
tersebut menyentuh tanah (volleying).
Bola voli, yang dinaungi oleh FIVB (Federation Internationale De
Volley-Ball) yang berdiri pada tahun 1947 dan pertama kali dipertandingkan di
tingkat dunia pada tahun 1949 di Praha, Cekoslovakia adalah salah satu dari
empat cabang olahraga yang cukup digemari di Indonesia (Selain Bulutangkis,
Sepakbola, dan Basket). Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-
masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25
terlebih dahulu.
Mem-voli bola ke udara sebelum bola itu jatuh ketanah dengan
Menyeberangkan bola ke udara harus menggunakan bagian tubuh mulai dari
pinggang keatas serta bersih pantulannya, dimana satu regu paling banyak
memainkan bola di lapangan sendiri tiga kali dengan peraturan setiap pemain
tidak boleh memainkan bola dua kali berturut-turut, (Suharno HP, 1986:4).
3. Modifikasi permainan bola voli
Modifikasi permainan bola voli dalam pembelajaran pendidikan
jasmani dan rohani ini sudah didesain sedemikian rupa dengan tujuan untuk
meningkatkan minat, aktivitas dan kemampuan gerak dasar siswa dalam
13

mengikuti pembelajaran bola voli. Adapun yang dimodifikasi dalam


permainan ini antara lain, bola, tinggi net, dan peraturan bermain bola voli.
Dengan modifikasi permainan bola voli tersebut diharapkan mampu
menghilangkan rasa takut dan menambah minat siswa sehingga siswa dalam
pembelajaran ini merasa senang dan gembira yang mana pada akhirnya akan
meningkatkan aktivitas dan kualitas gerak dengan hasil belajar bola voli yang
baik.
Secara garis besar modifikasi permainan bola voli dimainkan dengan
cara dan peraturan yang hampir sama dengan permainan bola voli yang telah
ada. Bahkan modifikasi permainan bola voli dapat dijadikan permainan
alternatif untuk meningkatkan minat dan aktivitas gerak siswa.
Permainan bola voli modifikasi ini memiliki karakteristik sama
dengan permainan bola voli sesungguhnya, yaitu olahraga beregu dimainkan
oleh dua regu di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari
permainan itu adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur melalui
atas net sampai bola tersebut jatuh menyentuh lantai di lapangan lawan dan
mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam
permainan sendiri. Perbedaan bola voli modifikasi dengan bola voli
sesungguhnya terletak pada peraturan yang dimodifikasi sehingga menjadi
sederhana.
4. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang dimiliki oleh seseorang
secara sadar. Minat mendorong seseorang untuk memperoleh subyek khusus,
aktifitas, pemahaman, dan ketrampilan untuk tujuan perhatian ataupun
pencapaian yang diinginkan. Minat merupakan masalah yang paling penting
dalam pendidikan, apalagi bila berkaitan dengan aktifitas seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. minat yang ada dalam diri seseorang akan memberikan
gambaran dalam aktifitas untuk mencapai suatu tujuan.
Minat (Slameto, 2003:57) adalah kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan seseorang, hal ini muncul dikarenakan oleh adanya respon atau
14

rangsangan untuk melakukan suatu aktivitas tersebut. Suatu minat dapat


diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar.
Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan
belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang tertentu, maka
akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut dibanding siswa
yang tidak menaruh minat. Menurut Slameto ( 2003: 180), minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh. Menurut Slameto (2003: 57), minat sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya,
karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Sehingga siswa enggan untuk
belajar, salah satunya dikarenakan siswa tidak memperoleh kepuasan dari
pelajaran itu kemudian menjadi bosan terhadap pelajaran tersebut. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan
karena minat mampu menambah kegiatan belajar yang aktif. Anak yang
berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan, akan
berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
berminat.
Menurut Dwi Hari Subekti (2007: 8) minat dipengaruhi oleh dua
faktor:

1. Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan


memang di inginkan karena seseorang senang melakukannya. Disini
minat datang dari dalam diri orang itu sendiri. Orang senang
melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Seperti : rasa
senang, mempunyai perhatian lebih, semangat, motivasi,emosi.

a. Perhatian

Seorang siswa yang berminat terhadap sesuatu atau pada mata


15

pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan mempunyai pe rhatian atau


memperhatikan mata pembelajaran tersebut.

b. Perasaan Senang

Perasaan senang terhadap mata pelajaran akan mempengaruhi minat


siswa dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya seorang siswa yang
sangat menyukai mata pelajaran pendidikan jasmani maka dia akan
merasakan kesenangan saat mata pelajaran pendidikan jasmani
berlangsung.

c. Aktivitas

Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam


sebuah hal. Seseorang memiliki minat yang tinggi maka aktivitas
seseorang tersebut makin tinggi juga begitu juga sebaliknya.
Misalnya saja dalam pembelajaran pendidikan jasmani disekolah
tentang pembelajaran permainan bola voli, siswa yang memiliki
minat tinggi cenderung lebih banyak melakukan aktivitas
pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang lainnya.

2. Faktor dari luar (ekstrinsik) bahwa suatu perbuatan dilakukan atas


dorongan/pelaksanaan dari luar. Orang melakukan perbuatan itu karena
ia didorong/dipaksa dari luar. Seperti: Lingkungan, orang tua, guru.

a. Peranan Guru

Peranan guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani seperti metode


mengajar guru, hubungan antara siswa dan murid dan kecakapan
dalam mengajar seorang guru berperan penting dalam menumbuhkan
minat belajar siswa.

Pendapat Abu Ahmadi (2003: 98) Secara lebih rinci tugas guru
berpusat pada:

1) Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi


pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2) Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman
16

belajar yang memadai.


3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai, dan penyesuaian diri.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang


peneliti buat. Menurut Sugiyono (2015: 87) mengatakan bahwa dalam
perumusan hipotesis statistik antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain
pasti diterima sehingga dapat di buat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho
diolak pasti Ha diterima.
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel saja tidak perlu
dihipotesiskan.
Maka setelah mengkaji dan menganalisis modifikasi pembelajaran
permainan bola voli untuk meningkatkan minat siswa terhadap pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan pada siswa kelas VII Smp Negri 1
Rembang , maka dalam penelitian ini akan mengajukan hipotesis sebagai
berikut :
H0: tidak ada modifikasi pemebelajaran bola voli untuk meningkatkan minat
siswa
Ha : ada modifikasi pemebelajaran bola voli untuk meningkatkan minat siswa
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah


penelitian survei. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini
maka jenis yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui atau menggali lebih dalam tentang suatu peristiwa atau
fenomena yang terjadi. (Hastono, 2001). Sedangkan desain yang
digunakan peneliti adalah deskriptif. Deskriptif merupakan prosedur atau
cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan objek yang
diteliti (seorang lembaga, masyarakat, dan lain-lain) sebagai adanya
berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang (Hadari Nawawi dan
Martin Hadari, 1991:67). Dalam hal ini dilakukan pada responder yang
telah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui bagaimana modifikasi
pembelajaran permainan bola voli untuk meningkatkan minat siswa
terhadap pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada kelas VII SMP
Negeri 1 Rembang.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya
( sugiyono, 2015:117).
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek
yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki
oleh subyek atau objek tersebut Populasi dari penelitian ini adalah siswa
kelas VII yang berjumlah 8 kelas di SMP N 1 Rembang.

17
18

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah
atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Dalam penelitian ini jumlah siswa yang dijadikan sampel adalah kelas
VII A sejumlah 36 siswa, kelas VII B sejumlah 36 siswa, kelas VII C
sejumlah 36 siswa, kelas VII D sejumlah 36 siswa, kelas VII E sejumlah
36 siswa, kelas VII F sejumlah 36 siswa, kelas VII G sejumlah 35 siswa
dan kelas VII H sejumlah 36 siswa. Sehingga jumlah sampel dari 8 kelas
tersebut adalah sebanyak 287 siswa.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Rembang, yang beralamat di
Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah. Hasil
yang diharapkan di setiap modifikasi pembelajaran dapat tercapai
dengan baik tergantung dari efektifitas waktu Penelitian Tindakan Kelas
ini sangat tergantung keaktifan siswa, guru, dan kolaborator.
Menurut Sugiyono (2015 : 61) Variabel adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya.
a. Variabel Independen Menurut Sugiyono (2015 : 61). Variabel
Independen atau variabel bebas adalah variabel mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modifikasi
pembelajaran bola voli
b. Variabel Dependen Menurut Sugiyono (2015 : 61). Variabel
dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
19

dalam penelitian ini adalah meningkatnya minat siswa terhadap


pemebelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII SMP N 1
Rembang

D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data


Teknik untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2015 : 199).
Kuesioner merupakan teknik pengumpuolan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Teknik pengumpulan data ini dianggap lebih
praktis dan efisien dimana peneliti bisa langsung memndapat data dari
responden secara langsung. Semakin tinggi nilai atau skor yang diperoleh
maka semakin tinggi minat belajar siswa.
Menurut Sugiyono (2015 : 148). Instrument penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik seluruh fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrument dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang telah di
gunakan oleh Rudy Yulianto dengan judul “ Pembelajaran Penjasorkes
Menggunakan Media Video Terhadap Motivasi Siswa Kelas VIII dalam
Mempelajari Bola Voli di SMP N 1 Boja”. Pada angket ini menggunakan
jawaban dengan skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat , minat dan persepsi seseorang pada suatu fenomena. Skala likert
menjabarkan variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan item untuk membuat instrumen
berupa pertanyaan maupun pernyataan. Jawaban dari instrumen tersebut
dikategorikan menjadi positif dan negatif. Penelitian ini menggunakan 5
tingkatan skala . pernyataan tersebut dinilai dengan ukuran sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tiap jawaban memiliki
skor sebagai berikut :
20

Skor Jawaban
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
tabel 3. 1Skala Likert

Sumber : Sugiyono tahun : 2015

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Menurut Sugiyono (2015:172-173) Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid
dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Berdasarkan hasil analisa data uji coba instrumen yantelah
dilakukan , terdapat 27 pertanyaan yang dinyatakan valid dari 30
pertanyaan yang diajukan . uji coba dilakukan oleh 15 siswa. Pada
perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan menggunakan SPSS,
mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,778. Karena nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,778 > 0,60 maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas bahwa dapat disimpulkan
jika pertanyaan angket dalam item adalah reliabel atau konsisten.

F. Teknik Analisis Data


Teknik untuk menganalisis data pada penelitian ini menggunakan
teknik statistik deskriptif sederhana dengan cara menghitung persentase
dan frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel dan menggunakan uji – t
dengan bantuan SPSS.
21

1. Rumus yang digunakan untuk mencari tahu tingkat motivasi


belajar pada pembelajaran penjas siswa kelas VII SMP N 1
Rembang dalam penelitian ini adalah :
N yang didapat
P= X 100%
N max
Keterangan :
P : angka persentase
N yang didapat : nilai yang didapat dari angket yang diisi
N Max : jumlah nilai maksimal dari suatu angket
Untuk menentukan motivasi siswa dikategorikan menjadi 5 tahap
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Rumus yang akan digunakan dalam menyusun dan
mengelompokkan tahapan adalah sebagai berikut :
Persentase Keterangan
85%≤ q ≤100% Sangat Tinggi
70%≤ q ≤85% Tinggi
55%≤ q ≤70% Sedang
45%≤ q ≤55% Rendah
0%≤ q ≤45% Sangat Rendah
tabel 3. 2 persentase angket minat siswa
Sumber : Riduwan Tahun : 2007
2. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
menggunakan teknik analisis. Analisis uji – t untuk melihat
perbedaan motivasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah
diberikan masing – masing metode pembelajran dengan
bantuan SPSS. Sebelum dilakukan uji – t maka terlebih dahulu
diadakan uji persyaratan. Uji persyaratan ini untuk mengetahui
apakah data yang dianalisis memenuhi syarat untuk dilakukan
analisis data dan pengujian hipotesis. Uji prasyarat yang
dilakukan adalah uji normalitas dengan uji Sahpiro – Wilk dan
uji homogenitas dengan uji lavene statistic.
a. Uji normalitas Uji normalitas bermaksud untuk mengetahui
normal tidaknya distribusi / sebara data yang diperoleh. Uji
22

normalitas ini menggunakan teknik Sahpiro – Wilk. Untuk


mengetahui normal tidaknya data adalah jika p > 0,05 maka
sebaran data dianggap normal, sebaliknya jika p < 0,05
maka sebaran data dikatakan tidak normal (Sujarweni,
2015).
b. Uji homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kelompok data berasal dari populasi
yang memiliki varians yang sama atu tidak. Pengujian
homogenitas menggunakan dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS versi 16.0. kriteria pengambilan
keputusan adalah apabila nilai sig > 0,05 atau F hitunh < F
Tabel, berarti sampel tersebut homogen. (Sujarweni, 2015)
Jika < 0,05 maka data dianggap tidak berasal dari varian
yang sama dan data ditolak.
c. Uji hipotesis Setelah data telah memnuhi syarat untuk
dianalisis maka langkah selanjutnya dalah menganalisis
data. Uji hipotesis ini menggunakan uji –t. Untuk
mengetahui signifikasi atau ada tidaknya perbedaan
motivasi belajar PJOK pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Maka hasil T hitung dikonsultasikan dengan T
tabel. Pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga T hitung
lebih besar dari T tabel maka terdapat perbedaan yang
signifikan motivasi belajar PJOK pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dengan demikian hipotesis nol (Ho) di
tolak dan hipotesis kerja diterima (Ha). (Sujarweni, 2015)
23

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta :


Rineka Cipta
Akdon, Riduwan. (2007). Rumusdan Data dalam Aplikasi Statistika.
Bandung: Alfabeta
Aussie (1996). Modified Sport Aquality Junior Sport Approach. Belconen:
ACT Australian Sport Commusion.
Hari Dwi Subekti. (2007). Minat Siswa SMA N 4 Yogyakarta Terhadap
Kegiatan Ekstrakurikuler Softball. Skripsi. FIK. UNY.
Hastono, SP. 2001. Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
L.R. Setiadi. (2017). Minat Siswa Kelas VIII Dalam Mengikuti
Pembelajaran PJOK. Yogyakarta : FIK UNY
Nawawi. Hadari. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
UGM.
Qori, R. (2017). Penerapan Metode Hypnoteaching Untuk Melihat Motivasi
Belajar Siswa Pada Materi Trigonometri Kelas X. Jurnal Pendidikan
Matematika , 21 - 31 .
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Subiman. (2012). Peningkatan Kemampuan Passing Bawah Dengan Model
Bermain Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Pendulan Baru Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & B). Bandung: Alfabeta.
Suharno, H.P. (1986). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK
IKIP. Yogyakarta.
24

Sujarweni, V. W. (2015). SPSS untuk Penelitian . Yogyakarta : Pustaka


Baru Press .
Tedy Andriyanto. (2016).Minat Siswa Kelas IV dan V Dalam Mengikuti
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD N
Sendangharjo Sleman Yogyakarta. Skripsi. FIK. UNY.
UNY. (2011). Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Yogyakarta: UNY
Y.A. Nugroho. (2011).Minat Siswa Terhadap Permainan Bola Voli
Modifikasi dalam Pembelajaran Penjasorkes Kepada Siswa Kelas
VIII Di SMP 2 Kaliwiro Kab. Wonosobo. Lib.unnes.ac.id
Yoyo, Bahagia. (2010). Media Dan Pembelajaran Penjas, Bandung : FPOK
UPI.

Anda mungkin juga menyukai