Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangHampir setiap orang mengenal Koperasi. Walaupun perdefinisi Koperasi dipahami
Beroperasi BERBEDA-beda,tetapi secara umum koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang unik.
Beberapa pengertian Koperasi menyatakan, “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang dimulai,
masing-masing memberikan kontribusi yang sebanding dengan modal yang diperlukan, dan diterima yang
dipertanyakan serta diterima ketidakseimbangan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966
dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993). Pengertian lainya menyatakan, “Koperasi didirikan sebagai
persekutuan kaum yang Lemah untuk review membela Keperluan hidupnya dengan ongkos semurah-
murahnya, itulah Yang dituju. Pada koperasi didahulukan demi bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954).
Dari Definisi-Definisi tersebut Dilihat bahwa hearts Koperasi Setidak- tidaknya Terdapat doa Unsur Yang Yang
saling berkaitan Satu sama lain. Unsur Pertama adalah tidak ekonomi, sedangkan tidak yakin kedua adalah
tidak sosial . Sebagai suatu bentuk perusahaan, Koperasi berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuhan
ekonomi para anggotanya secara efisien. Sementara sebagai perkumpulan Orang, Koperasi memiliki watak
sosial. Keuntungan yang diterima tujuan utama Koperasi. Dapat dikemukakan oleh BungHatta (1954), yang
lebih diutamakan dalam koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dilihat dari
yang telah diutarakan diatas, Koperasi tampak memiliki hubungan dengan Ekonomi Kerakyatan yang saat ini
sedang ramai dibicarakan dan dibuat slogan oleh paraCapres.Isu ekonomi memang menjadi tema utama
saat ini. Ekonomi Kerakyatan biasa dikenal orang sebagai paham ekonomi yang berpihak pada rakyat. Dalam
hal ini yang dimaksud adalah rakyat miskin. Tentunya Ekonomi kerakyatan sangat diminati oleh kalangan
menengah ke bawah yang mempertimbangkan paham ini adalah paham yang tepat. Tampak Jelas koperasi
Berhubungan dengan ekonomi kerakyatan. Ekonomi Kerakyatan berpihak pada rakyat Miskin dan Koperasi
memperjuangkan kebutuhan ekonomi para anggotanya dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Oleh karena itu saya mengangkat judul “Peranan Koperasi dalam Program
Pengembangan Ekonomi Secara Nasional untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Apakah peran Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan
2. Apakah koperasi memiliki peran penting dalam Ekonomi Kerakyatan?

1.3. Tujuan Penulisan memahami makalah ini adalah untuk mengetahui peran Koperasi dalam Ekonomi
Kerakyatan dan apakah Koperasi memiliki peran penting dalam Ekonomi Kerakyatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan tentang mengenai tujuan dan peran koperasi, dan sejarah koperasi.

A. TUJUAN KOPERASI

Koperasi dapat diartikan sebagai badan usaha yang mempunyai anggota di mana setiap anggota memiliki
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap anggota mempunyai hak suara yang sama dalam setiap
keputusan yang akan diambil.

Berikut ini secara khusus tujuan didirikannya koperasi, yang perlu digaris bawahi

1. Mensejahterakan anggota koperasi dan masyarakat sekitar.

2. Memperbaiki kehidupan para anggota dan masyarakat di bidang ekonomi.

3. Mewujudkan masyarakat adil, maju, dan makmur.

4. Membangun tatanan perekonomian nasional.

  Jenis Koperasi

Terdapat 3 jenis koperasi yang ada di Indonesia. Jenis ini dibedakan berdasarkan tujuan dan bentuknya.
Berikut beberapa jenis koperasi yang harus Anda ketahui.

a. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang memiliki kegiatan dalam hal penampungan barang. Barang yang
disediakan di dalam koperasi produksi adalah barang-barang yang dihasilkan atau diproduksi oleh para
anggotanya. Contoh barang yang disediakan di koperasi produksi adalah tempe dan tahu, hasil kerajinan,
maupun susu. Dengan demikian, contoh dari koperasi produksi misalnya koperasi susu maupun koperasi
hasil kerajinan.

b. Koperasi Konsumsi

Sesuai namanya koperasi ini bertujuan untuk menyediakan anggotanya barang-barang konsumsi dengan
harga yang relatif murah, dengan kualitas yang bagus. Dengan laba yang diperoleh atau Sisa Hasil Usaha
(SHU), maka akan di bagikan ke anggota berdasarkan jumlah pembelian dari setiap anggotanya. Contohnya
adalah KPRI.

c. Koperasi Simpan pinjam

Jenis koperasi terakhir ini simpan pinjam, bisa disebut dengan koperasi kredit. Tujuan koperasi ini untuk
menyediakan uang bagi para anggota untuk berbagai keperluan. Saat ini banyak koperasi kredit yang tengah
berkembang di Indonesia. Karena memang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh orang Indonesia.

B. PERAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN

Adanya berbagai jenis koperasi tentu memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan anggota yang
menjalankannya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah beberapa peran dari koperasi.
1) Meningkatkan Pendapatan Anggota

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para anggota. Makin
besar jasa seorang anggota terhadap koperasi makin besar pula penghasilan yang diperoleh
anggota itu.

2) Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan juga masyarakat pada
umumnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha melakukan kegiatan sesuai
dengan jenis koperasi, seperti di bidang kerajinan, pertanian, dan pertokoan. Dibukanya lapangan
usaha koperasi berarti memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya
manusia pada umumnya.

3) Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat

Kegiatan koperasi dapat meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini berarti sekaligus
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh penghasilan yang tinggi
kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam.

4) Turut Mencerdaskan Bangsa

Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material, tetapi juga mengadakan kegiatan
pendidikan terhadap para anggota. Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk
pelatihan keterampilan dan manajemen. Dengan demikian, koperasi turut berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.

5) Mempersatukan & mengembangkan Daya Usaha

Koperasi merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Misalnya, koperasi pertanian dalam melakukan kegiatan usahanya dapat mempersatukan usaha
para petani untuk memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat
pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian.

6) Menyelenggarakan Kehidupan Ekonomi

Pada setiap kegiatan, koperasi bertindak bukan atas kehendak pengurus, melainkan berdasarkan
keinginan para anggota, yaitu terlebih dahulu harus dimusyawarahkan. Hal ini merupakan
pencerminan dari pelaksanaan demokrasi ekonomi. Untuk memudahkan menjalankan koperasi,
Anda dapat membuat laporan keuangan koperasi. Dengan begitu, Anda akan mengetahui kondisi
keuangan koperasi, jumlah SHU yang diperoleh, jumlah harta, kewajiban dan kekayaan koperasi
selama periode tertentu. Jurnal, software akuntansi online yang membantu Anda mengelola
keuangan koperasi dengan mudah, cepat, aman, dan nyaman. Dengan begitu, Anda jadi lebih
mudah memonitor seluruh kegiatan koperasi di mana pun dan kapan pun.

C. SEJARAH KOPERASI

 Abad 20
Kali ini kita akan membahas tentang sekilas sejarah koperasi di Indonesia. Koperasi di
Indonesia ada sejak abad ke-20. Asal-usul sejarah di Indonesia ini diawali dengan dimulainya
dari hasil usaha kecil yang dilakukan oleh rakyat kecil biasa. Karena ada pengetahuan dan
wawasan tentang ekonomi yang rendah saat itu, sehingga membuat para pengusaha rakyat
kecil terdorong untuk lepas dari kesulitan. Sederhananya, mereka ingin mengubah kehidupan
mereka yang terpuruk ke kehidupan yang tinggi. 
 Tahun 1986
Pada tahun 1986, ide-ide perkoperasian di Indonesia telah diperkenalkan oleh RA Aria
Wiraatmadja. Saat ini ia telah mendirikan bank yang hanya untuk para pegawai negeri
saja. Melihat ide-ide tersebut dan semangat yang tinggi, De Wolffvan Westerrode tergugah
untuk mengembangkan ide-ide tentang perkoperasian tersebut.
 Tahun 1908
Sutomo pun ikut mengembangkan perkoperasian di Indonesia denga nmendirikan Budi
Utomo. Sutomo memiliki peran yang sangat penting pada gerakan koperasi dalam
memperbaiki dan mensejahterakan kehidupan rakyat kecil.
 Tahun 1915
Mulai dari beberapa peraturan tentang kebijakan tentang operasi di Indonesia. Peraturan-
peraturan tersebut dinamakan peraturan 'Verordening op de Cooperative Vereenging'.
 Tahun 1927
Peraturan Verordening op de Cooperative Vereenging telah dikembangkan dan diganti oleh
peraturan 'Regeling Inlandsche Cooperatiev'. Di tahun yang sama, terbentuk pula Serikat
Dagang Islam. Perserikatan ini dibentuk karena memiliki tujuan yaitu untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusaha-pengusaha pribumi. Karena pada saat itu merupakan
kebijakan perkoperasian di Indonesia, hanya menguntungkan pihak penjajah atau Belanda
saja.
 Tahun 1929
Hingga pada tahun 1929, telah didirikan Partai Nasional Indonesia yang telah memberikan
semangat juang dan memperjuangkan semangat dalam koordinasi di Indonesia dengan
kebijakan yang adil. 
 Tahun 1942
Setelah Belanda menyingkir dari Indonesia, Jepang mulai menjarah Indonesia hingga
mendirikan koperasi di Indonesia dengan nama Koperasi Kumiyai.
 Tahun 1947 (Kongres Pertama)
Pada tanggal 12 Juli 1947, setelah menggapai kemerdekaan dari Indonesia dan merebut
kekuasaan dari tangan Jepang, Gerakan Perkoperasian di Indonesia telah menyelenggarakan
Kongres Koperasi yang pertama kalinya. Kongres tersebut diadakan di Tasikmalaya, hingga
di tanggal tersebut dibuat sebagai Hari Koperasi Indonesia. Kongres Koperasi Pertama telah
membuahkan beberapa keputusan yang disetujui:
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI).
2. Menetapkan gotong-royong sebagai asas koperasi.
3. Ditetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi.
 Tahun 1953 (Kongres Ke-2)
Di Hari Koperasi pada tahun 1953, yaitu pada tanggal 12 Juli 1953 Kongres Koperasi
diadakan kembali, sehingga ini menjadi Kongres Koperasi ke-2. Kongres Koperasi ke-2 telah
memberikan beberapa keputusan di Rapat:
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti SOKRI.
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah.
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
4. Segera akan dibuat Undang-Undang Koperasi yang baru.
Hal ini membuat program pemberdayaan pemerintah yang menghasilkan tiga kebijakan di
perolehan:
1. Menggiatkan pembangunan organisasi pembangunan rakyat.
2. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi.
3. Terima kredit kepada produsen, baik di lapangan maupun pertanian yang bermodal
kecil.

Perkembangan Koperasi di Indonesia


1. Sistem Ekonomi Terpimpin
Berikut peraturan konsep pengembangan koperasi dan seragam hingga dikeluarkanlah
beberapa pertimbangan sebagai berikut:
 Menyesuaikan fungsi koperasi dengan semangat dan semangat UUD 1945 dan
Manipol RI tanggal 17 Agustus 1959, di mana koperasi diberi wewenang sesuai dengan
tugasnya dan penyelenggaraannya benar-benar dapat mengatur alat untuk menjalankan
ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi bangsa
Indonesia dan dasarnya untuk disetujui oleh rakyat guna mencapai masyarakat yang layak
dalam masyarakat adil dan makmur yang mendukung.
 Terkait pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan
Koperasi berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan, mendorong,
membimbing, mendukung, dan meningkatkan perkembangan Gerakan Koperasi.
 Terkait dengan mengundang koordinator koperasi untuk Pergerakan Gerakan
Koperasi sendiri dalam taraf sekarang bukan saja tidak mencapai tujuan untuk membendung
arus kapitalisme dan liberalisme, tetapi juga menyediakan organisasi dan cara kerja yang
sehat dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya.

2. Orde Baru
Titik awal semangat Orde Baru dimulai pada titik awal pada tanggal 11 Maret 1996 telah
memperoleh kebijakan Undang-Undang yang baru tentang perkoperasian. Undang-Undang
ini telah diganti dari Undang-Undang sebelumnya yang dicetuskan pada tanggal 18
Desember 1967. Konsideran UU No. 12/1967 ini berisi:
1. Terkait Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian Berfikir-Pikiran
yang Nyata-Nyata Berharap:
o Menempatkan fungsi dan peran koperasi sebagai langsung dari
politik. Membantah koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi
rakyat.Menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas, dan sendi-sendi dasar
koperasi dari kemurniannya.
2. Perlu berhubung dengan itu perlu:
o Dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai dengan semangat dan jiwa Orde
Baru dituangkan dalam Ketetapan-Ketetapan MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa
untuk mendapatkan bantuan bagi para pekerja yang mendapatkan kedudukan hukum dan
tempat yang semestinya adalah organisasi perjuangan ekonomi yang dihatakak sosial dan
sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.
o Terkait koperasi bersama-sama dengan sektor ekonomi Negara dan swasta
bergerak di semua kegiatan dan kehidupan ekonoomi bangsa dalam kerangka memampukan
dirinya bagi usaha-usaha untuk mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia melalui
Pancasila yang adil dan makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berkaitan dengan itu, maka
o Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu dicabut dan perlu dipertimbangkan
jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelaskan, sebagaimana disebutkan di Indonesia
yang disusun berdasarkan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan koperasi satu
bangunan usaha yang sesuai dengan susunan yang diharapkan. (Baca Juga:  Sejarah PKI )
o Berdasarkan ketentuan itu dan untuk mencapai cita-cita tersebut, Pemerintah
harus membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap 'ngarsa sung
tuladha, di madya mbangun karsa, tut wuri handayani'.
o Di bidang idiil, koperasi Indonesia merupakan satu-satunya wadah untuk
menyusun anggaran rakyar berazas kekeluargaan dan kegotong-royongan yang merupakan
ciri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak memandang golongan, aliran,
serta kepercayaan yang ada di dalam seseorang.
o Koperasi sebagai alat pendemokrasi ekonomi nasional yang dilaksanakan
dalam kerangka politik atau perjuangan bangsa Indonesia.
o Menurut pasal 3 UU No. 12/167, koperasi Indonesia adalah organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang merupakan tata azas kekeluargaan.

3. Masa Reformasi
Saat ini gerakan koperasi sudah mulai berkembang dengan ditandai adanya gerakan koperasi
yang otonom. Namun, pada masa reformasi, gerakan koperasi masih pada bisnis koperasi
yang harus diarahkan ke ciri universalitas kebutuhan yang tinggi. Kebutuhan yang tinggi di
kebutuhan:
 Jasa keuangan,
 Pelayanan infrastruktur, serta
 Membeli bersama.
Dengan gerakan koperasi yang mendorong otonomi ini berpeluang dalam memanfaatkan
potensi lokal. Selain itu juga membangkitkan potensi yang harus segera diselesaikan di
tingkat daerah. Sebagai penopang agar koperasi tetap bertahan dan semakin kuat, maka perlu
ada beberapa pertimbangan tentang berbagai bidang yang dibutuhkan:
 Potensi keuangan,
 pengembangan jaringan informasi, serta
 Pengembangan pusat inovasi dan teknologi
Ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya menghadiri
koperasi. Selain itu, dalam gerakan otonom di koperasi daerah ini juga ada peran pemerintah
daerah yang bisa mendukung pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah. Sementara
untuk pemusatan koperasi di bidang jasa keuangan sangat tepat untuk dilakukan pada tingkat
kabupaten / kota. Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi arus dana keseimbangan dan
kebutuhan dalam memperhatikan kepentingan daerah (masyarakat lokal). Ada pun yang
mengelola pusat koperasi keuangan di sini:
 Menjaga likuiditas,
 Berperan dalam bidang pengawasan dan perbaikan manajemen.
Dalam bidang pengawasan ini dilakukan hingga pengembangan sistem asuransi yang dapat
diintegrasikan dalam sistem asuransi nasional.
Adanya membahas pengembangan koperasi sebagai instrumen pembangunan ini terbukti
telah membuktikan pentingnya menjadikan koperasi sebagai prinsip yang berpacu pada
prinsip-prinsip koperasi. Selain itu juga sebagai badan usaha yang kompetitif. Sehingga,
dapat dikembalikan pada reformasi atau pengembangan dalam kelembagaan koperasi untuk
menjadi koperasi yang bergerak dengan jati yang merupakan agenda yang sangat panjang dan
akan dilakukan oleh koperasi di Indonesia. Untuk memperkokoh pembiayaan kegiatan
ekonomi di lapisan terbawah dan menahan arus ke luar potensi sumber daya lokal yang masih
dibutuhkan maka dalam pengajuan otonomi daerah perlu adanya penataan lembaga keuangan
koperasi atau koperasi simpan pinjam. Nah, dalam program pembenahan ini akan menjadi
elemen yang sangat penting dalam membangun sistem pembiayaan mikro di Indonesia yang
memang dibuat sebagai tulang punggung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat.

BAB III

A. PERKEMBANGAN KONDISI KOPERASI DI INDONESIA SAAT INI

Sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya
ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Fenomena pada koperasi di Indonesia dalam
perkembangannya mengalami pasang surut.
Saat ini pertanyaannya adalah "Mengapa koperasi sulit berkembang?" Padahal, upaya
pemerintah untuk memberdayakan koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa dinilai
mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah terus mengalir
untuk memberdayakan gerakan ini.

Berikut beberapa kendala yang menyebabkan lesunya koperasi terhadap kemajuan ekonomi
bangsa, diantaranya yaitu :

1. Kurangnya partisipasi anggota.


2. Tingat sosialisasi dan partisipasi anggota koperasi masih rendah.
3. Manajemen koperasi yang belum profesioanal.
4. Kondisi modal keuangan yang masih minim.
5. Sumber daya manusia yang belum mendukung jalannya koperasi.
6. Kurangnya kesadaran masyarakat.
7. Pemerintah masih terlalu memanjakan koperasi.
8. Demokrasi ekonomi yang kurang.

Berdasarkan kendala-kendala yang dapat menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang, maka
ada beberapa solusi ataupun usaha yang bisa ditempuh untuk memajukan sebuah koperasi,
diantaranya yaitu :

1. Merekrut anggota yang berkompeten.


2. Meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana promosi.
3. Merubah kebijakan pelembagaan koperasi.
4. Menerapkan sistem GCG.
5. Memperbaiki koperasi secara menyeluruh. 6. Membenahi kondisi internal koperasi.
7. Penggunaan kriteria identitas.
8. Menghimpun kekuatan ekonomi dan kekuatan politis.
Sebagai kesimpulan bahwa besar harapan kita koperasi bisa berjalan dengan baik sebagai mana
visi dan misinya yang semata-mata untuk membantu memajukan perekonomian Indonesia.

Maka dari itu, berbagai langkah harus ditempuh oleh pihak-pihak yang terlibat dengan
mewaspadai segala bentuk penghambat koperasi itu sendiri dan menempuh segala hal yang
dapat membuat koperasi itu lebih maju.

B. KENDALA BERKEMBANGNYA PERKOPERASIAN DI INDONESIA  

Anda mungkin juga menyukai