Salah satu bentuk pelayanan keperawatan keperawatan yang saat ini mulai dikembangkan sebagai
dampak dari pergeseran demografi dan epidemilogi penyakit adalah Home Care. Agar mampu
melakukan home care dengan lebih optimal maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman tentang
home care itu sendiri. Modul berjudul “ Konsep dan Etikolegal dalam Home Care” ini membahas
tentang philosifi dan sejarah home care, konsep dan aplikasi home care, etikolegal dan peran
perawat dalam home care, proses keperawatan dalam home care dan dokumentasi dalam home
care.
Modul ini dikemas dalam 5 kegiatan belajar dan seluruhnya diberikan waktu tujuh jam
pembelajaran. Lima kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut a. Philosofi dan
sejarah home care b. Konsep dan Aplikasi home care c. Etikolegal dan peran perawat dalam home
care d. Proses keperawatan dalam home care e. Dokumentasi dalam home care
1
B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, peserta
didik diharapkan mampu menjelaskan:
1) Sejarah home care
2) Perspektif home care
3) Filosofi home care
C. Pokok – Pokok Materi Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, Anda
akan mempelajari tentang sejarah dan filosofi home care yang meliputi:
D. Uraian Materi 1. Sejarah Home Care Perkembangan industri home care dewasa ini
cukup pesat sehubungan dengan makin banyaknya kebutuhan tentang kualitas
pelayanankeperawatan yang bermutu, pertimbangan biaya,pertimbangan sosial dan
kemajuan sistem teknologi informasi dan pendukung jasa pelayanan keperawatan
(Rice, 2001). Analisis
biaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit pada tahun 1980-an menyebabkan adanya pola
fikir kearah model pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau namun tetap
berkualitas.
Bila kembali melihat sejarah konsep home care berkembang sejak tahun 1700-an
yang pada awalnya lebih ditujukan pada konsep melakukan pelayanan home visit
mampu. Pada tahun 1796 Boston Dispensary, sebagai lembaga yang pertama kali
memberikan pelayanan dengan konsep home di Amerika Serikat. Home care
berkembang dari konsep Nursing Home Visit yang dikenal dengan istilah dengan
District Nurse yang didedikasikan kepada Florence Nightingale yang ditujukan
kepada para pasien yang dirawat di rumah. Pada tahun 1877 The Women’s Branch
yang ada di New York yang memulai memperkerjaan lulusan perawat untuk
merawat orang sakit di rumah. Sedangkan di Boston sejak tahun 1886 telah berdiri
kumpuan kelompok relawan yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari terbentuknya
Visiting Nurse Associations (VNAs).
mengembangkan
2
home care yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di wilayah New York
City. Hingga tahun 1909 di New York saja sudah ada hampir 565 lembaga pelayanan
home care yang menyerap hampir 1416 perawat home care. Sejak berakhirnya
perang dunia II home care berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi
kebutuhan masyarakat.
Di Indonesia istilah home care baru berkembang sejak tahun 2001 sejak
dikeluarkannya SK Dirjen YAN MED Nomor :
HK.
00.06.5.1.311. Namun jauh sebelum regulasi tersebut turun, penggunaan model dan
sistem pelayanan home care sudah dikenal sejak lama dengan dikenalnya istilah
parawat keliling, yang memberikan
pelayanan
kesehatan
dari
rumah-kerumah.
Di
Indonesia, Pelaksanaan home care berkembang cukup pesat khususnya di Bali. Hal
ini ditandai dengan lahirnya Lembaga Home care Graha Bali yang terintegrasi
dengan praktek mandiri perawat ( Cakra, 2006).
Sejak lahirnya Permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktek
keperawatan telah memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan praktek
perawat di rumah yang bisa dilakukan oleh perawat. Dalam Permekes No 28 tahun
2011 secara ekplisit home care menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari klinik.
Dengan demikian dari konsep history home care merupakan bagian yang sangat
penting dalam pengembangan pelayanan keperawatan yang bermutu dan menjadi
salah satu pilihan dalam pelayanan kesehatan.
a. Perspektif Sosial Home care menjadi sebuah pilihan yang cukup baik sebagai salah
satu model dalam pemberian pelayanan kesehatan yang cepat, terjangkau yang
akan memberikan dampak luas dalam peningkatan pelayanan sehingga dapat
mempengaruhi mutu
3
5
pelayanan kesehatan.
kebutuhan
pelayanan
sebagai
dampak
dari
tuntutan
pekerjaan,
tuntutan
jarak
tinggal
dan
Ilustrasi :Jika dibandingkan penderita penyakit kronis yang dirawat di rumah sakit
kelas VIP diestimasikan biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi dan jasa sekitar
Rp.800.000,sehari sehingga dalam sebulan keluarga akan mengeluarkan hampir 24
Juta. Belum lagi jasa pendamping, kehilangan waktu kerja dan stress.
Namun jika dirawat dengan pendekatan home care estimasi pengeluaran sebulan
hanya 15 juta, itupun dengan perawatan penuh dan keluarga tidak perlu takut
kehilangan waktu dan pekerjaan.
4
b.
Perkembangan home care hampir diseluruh dunia sebagian besar akibat adanya
dukungan regulasi yang sangat kuat. Berbicara tentang home care identik
keperawatan. Kebijakan tentang bentuk continuing care, dukungan dalam bentuk
regulasi praktek dan pembiyaan yang bersumber pada asuransi perorangan dan
pemerintah menjadikan home care diberbagai Negara berkembang dengan pesat.
Disamping itu pengembangan home pengembangan
care juga
kurikulum
home
sangat
didukung oleh
care dalam
pendidikan
keperawatan. Regulasi yang bisa dijadikan acuan dalam mengembangan Home Care
di Indonesia : 1) UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 2) UU Nomor
32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 3) UU Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan 4) PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan 5) PP Nomor 25
tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 6) PP Nomor 47
tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter
gigi,
apoteker,
ass.apoteker,
pranata
lab.kes.
jabatan fungsonal perawat. 8) Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar puskesmas
5
7
9) Kepmenkes Nomor
279
Kesehatan Nasional 11) Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan
roadmap reformasi kes.masy. 12) Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin
dan penyelenggaraan praktik keperawatan 13) Permenkes No 28 tahun 2011
tentang Klinik 14) Permenkes 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan
15) SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri.
Perkembangan
teknologi
komunikasi
pelayanan
dengan
semakin
baik.
Penggunaan
6
8
tuntutan
peningkatan
kualitas
pelayanan
3. Filosofi home care Home care adalah metode pelayanan dengan cara delivery
atau memberikan pelayanan keperawatan di rumah pasien.
Suatu
memulihkan
kesehatan
atau
memaksimalkan
tingkat
dan
keluarga,
direncanakan,
dikoordinasikan
dan
7
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di
rumah melalui staf atau peraturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari
keduanya (Dee,1994) Tujuan akhir dari pelayanan home care adalah kemampuan
pasien meningkat sedemikian rupa mampu melakukan self-care manajemen di
rumah dan pasien bisa mendapat pelayanan sesuai dengan yang diinginkan. Home
Care diharapkan dapat merefleksikan kondisi pengetahuan terkini sesuai dengan
kondisi pasien dilapangan, secara legal, tidak membahayakan dan tidak merugikan
yang diselengarakan secara multidisiplin dengan
pasien
dan
keluarga
dalam
kehidupan
keluarga,
dengan
tujuan
menyembuhkan,
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen
8
rentang
pelayanan
kesehatan
yang
10
dikoordinasi
dan
disediakan
oleh
pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C, 1980).
mencapai
kemandirian
dalam
menyelesaikan
9
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau
memulihkan
kesehatan
atau
Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) dalam Avicenna ( 2008 ) menyatakan
home health care adalah sistem dimana
11
Tidak berbeda dengan kedua definisi di atas, Warloha ( 1980 ) mendefinisikan home
care sebagai
pelayanan
yang
sesuai
komprehensif
bertujuan
10
memandirikan
klien
dan
12
pada
lingkungan
rumah
untuk
memulihkan
ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa home care sebagai seni dan praktek dan
dedikasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan pasien
di
rumah.
Tindakan
dilakukan
sebagai
bentuk
11
RANGKUMAN
Industri keperawatan home care terus berkembang sebagai dampak dari makin
tingginya permintaan masyarakat, makin kuatnya dukungan regulasi oleh
pemerintah, adanya pertimbangan sosial serta ekonomi dan kemajuan teknologi
informasi serta teknologi kesehatan. Harapan tentang pelayanan kesehatan yang
berkualitas
dan
cost-efektif merupakan
alasan utama pasien memilih home care. Home care diberikan secara delivery
sebagai
seni
dan
praktek
yang
disesuaikan
dengan
perkembangan ilmu, praktek dan riset keperawatan yang tujuan utamanya agar
pasien mampu melakukan self-care manajemen. Home care akan memberikan
kesempatan yang lebih luas dalam menunjukkan otonomi perawat dalam pelayanan
kesehatan sehingga akan merangsang perawat agar mampu berfikir kritis, kreatif
dan mampu menjadi pemimpin dalam pelayanan kesehatan.
13
Home berkembang Amerika sejak tahun 1600an. Namun sejak tahun 1980
berkembang menjadi pilihan pelayanan yang banyak dipilih perorangan karena
dianggap lebih menguntungkan oleh pasien. Dasar analisis pasien memilih home
care tahun 1980an adalah : A. Karena diberikan gratis oleh pemerintah B.
Ditanggung oleh asuransi C. Makin tingginya biaya kesehatan di Rumah Sakit D.
Karena lebih fleksibel dalam pelayanan E. Pelayanan lebih berkualitas
2.
12
demografi dan epidemiologi penyakit dari penyakit akut menjadi penyakit
degenerative yang kronis. Cara pandang tersebut didasari pola fikir berspektif : A.
Sosial B. Epidemiologi C. Demografi D. Regulasi E. Teknologi
3.
Praktek home care di Indonesia sangat mungkin dilakukan, mengingat dari sudut
perspektif regulasi sudah mendukung. Regulasi yang mengijinkan home dapat
dilakukan secara mandiri oleh perawat adalah
14
A.
Permenkes
Nomor
148
tahun
2010
tentang
ijin
dan
C.
D. SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri. E. UU No 36
tahun 2009
4.
13
merupakan salah satu bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perawat home care
sebagai bentuk tindakan : A. Restorasi B. Edukasi C. Optimalisasi D. Memperbaiki
koping E. Mengembalikan fungsi sosial
15
TUGAS TERSTRUKTUR
Buatlah 4 kelompok kecil, lalu diskusikan dan jawab tugas diskusi dalam kolom yang
telah disediakan ! 1. Lakukan identifikasi dan kajian tentang sejarah dan bentuk
pelaksanaan home care yang ada di wilayah saudara dan kaitkan dengan sejarah
yang ada !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………..
16
3. Lakukan kajian tentang layanan home care yang bisa dilaksanakan diwilayah
saudara dalam
bentuk layanan
restorasi,
Restorasi,
14
rehabilitasi dan palliative, edukasi, meningkatkan kemampan pasien dan care giver
dan memperbaiki koping mekanisme
pasien dan
17
diharapkan mampu
18
profesi
memiliki
15
dasar
dalam
mengimplementasikan
tanggungjawab profesionalnya. Bagaimana kita bisa bekerja dan apa yang harus
dikerjakan ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan dengan
menunjukkan fakta-fakta bahwa apapun bentuk pelayanan yang dilakukan sangat
dipengaruhi oleh oleh factor politik, sosial dan ekonomi dari tempat dimana profesi
itu berkembang ( Rice, 2001). Semua itu sangat tergantung pada tingkat pendidikan
pendidikan, pengalaman
kerja
dan
cara
pandang kita
dalam
Bentuk pelayanan kesehatan tradisional yang selama ini berpusat hanya pada rumah
sakit hendaknya harus dirubah menuju pada system pelayanan kesehatan yang
berbasis komunitas. Secara umum perubahan pola fikir ini akan berdampak pada
perubahan kebutuhan tenaga perawat dan inovasi-inovasi pelayanan keperawatan.
Perawat dituntut untuk meningkatkan diri dalam memberikan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan manusia sepanjang kehidupannya.
Home care menjadi salah satu bagian penting dalam melakukan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan perawatan dan budaya yang ada. Pelayanan keperawatan yang
holistic menjadi bagian yang tidak terpisahkan oleh karena itu perawat home care
harus tahu model pelayanan keperawatan untuk memperkuat konseptual mereka
tentang dalam pelayanan, memperkuat pemahaman tentang posisi dan peran
perawat dan mempertahankan standar professional sehingga dapat berkontribusi
dalam mengembangkan keperawatan sebagai sustu disiplin ilmu yang professional.
19
Ingat ! Teori berkembang dari asumsi tentang perilaku alamiah dari alam dan
perilaku manusia itu sendiri. Teori dikembangkan dari refleksi terhadap hidup,
pengalaman kerja yang diproleh dari riset.
Model
16
disusun dalam bentuk konsep batasan kerja, system, model
yang
20
B. Science of Unitary Human Beings Kajian teori ini didasarkan pada asumsi bahwa
manusia adalah makhluk yang senantiasa berintaraksi dengan alam. Interaksi ini
menghasilkan pola energy. Berdasarkan teori Rogers sakit timbul akibat
ketidakseimbangan energi penanganan dengan metode terapi modalitas/
komplementer. Rogers mengungkapkan bahwa
21
aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreativitas, seni dan imaginasi. Dasar teori
Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta
17
seperti
antropologi,
sosiologi,
agama,
filosofi,
perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia secara utuh.:
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia.
dan
material
satu
sama
lain.
Beberapa
individu
22
18
konvensional dan mengabaikan atau menolak konsep budaya pasien tentang
penyakit. Perawat sering memaksakan konsep konvensional dan mengabaikan
paradigm budaya pasien. Dengan teori ini perawat diharapkan senantiasa mampu
berfikir luas dalam mengatasi permasalahan kesehatan pasien baik dengan
pendekatan konvensional maupun modern Kasus Pasien A, laki-laki 65 tahun
seorang saat ini dirawat dengan stroke non hemoragic dan mengalami hemiparese
dextra. Setelah dirawat selama 6 bulan merasa bahwa penyakitnya tidak ada
perubahan yang berarti. Dia beranggapan penyakit ini disebabkan karena pengaruh
tata letak rumah yang tidak sesuai dengan unsur tata letak menurut budaya Bali.
Tanggapan perawat beragam Perawat A : “ Wah pak itu terlalu berlebihan. Tidak ada
hubungan antara tata letak rumah bapak dengan penyakit ini. Semua ini karena gaya
hidup bapak dimasa lalu. Proses penyembuhan memang agak lama karena
masalahnya terjadi di system saraf pusat. Perawat B : “ Ya bapak saya percaya
dengan apa yang bapak yakini. Namun pada saat ini sebaiknya kita harus focus
bersama-sama berusaha mengurangi masalah bapak. Memang akan cukup lama,
tetapi jangan menyerah dan jangan berhenti memohon kepada Tuhan. Memang
penembuhan bapak agak lama karena memang masalahnya terjadi pada system
saraf pusat. SILAHKAN SAUDARA RENUNGKAN KASUS DIATAS ! YANG MANAKAH
LEBIH BIJAKSANA !!!!
23
D. Self-Care Deficit Menurut Dorothea Orem dalam teori Self Care Deficit
menyebutkan bahwa manusia dalam upaya menjaga kesehatannya sangat
dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam memenuhi syarat agar tetap sehat
“Self care requisites” seperti makanan, minuman, udara sehat, istirahat, interaksi
sosial dan dasar lain terkait fungsi hidup manusia. Untuk mencapai hal tersebut
perawat memiliki fungsi untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien saat
dilakukan home care. Konsep Sistem Keperawatan menurut Orem 1. Wholly
Compensatory : pasien dengan ketergantunga penuh dan harus dirawat secara
penuh oleh perawat home care 2. Partly Compensatory : pasien dengan
ketergantungan sebagian hanya memerlukan penanganan secara partial, apakah
hanya 16 jam, 8 jam atau hanya untuk tindakan keperawatan tertentu ! 3.
Supportive – educative : perawat membantu sebagai konsultan atau membantu
pasien dalam mengambil keputusan
24
KASUS Seorang lansia laki-laki 92 tahun saat ini dirawat dirumah dengan diagnose
medis Ca Paru stadium IV. Pasien sudah selesai dilakukan kemotherapy, saat ini
hanya dirawat palliative. Makan susu 6 kali sehari per sonde, Infus RL 17 tetes
permenit, terpasang catheter. Obat berupa anti nyeri tramadoll per drip dan
neurobion 5000 perdrip. Keluarga pasien semua sibuk bekerja diluar rumah sehingga
19
tidak ada yang menunggu pasien. Menurut saudara apa bentuk system pelayanan
yang tepat diberikan untuk pasien diatas menurut konsep orem? Jelaskan
alasannya ! …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
Margaret
Newman
tugas
seorang
perawat
dalam
melakukan home care bukan saja membantu mengatasi masalah yang muncul
sebagai respon dari penyakit yang dialami, perawat juga diharapkan membantu
mencari penyebab terjadinya masalah dan membantu pasien dan keluarga mencari
jalan keluarnya.
Newman
beranggapan
bahwa
kondisi
sakit
timbul
akibat
25
20
Pola tidur Perilaku sex Personal hygiene Sanitasi Cara memecahkan masalah
Komunikasi dalam keluarga Konsumsi obat-obatan Pola asuh
kepedulian,
moralitas
dan
kasih
sayang.
kemanusiaan
dalam
membantu
pasien
menghadapi
penyakitnya. Perawat mebantu pasien dalam mencari makna sakit, nyeri dan
menuntun pasien dalam meningkatkan pengetahuan, mengentrol diri dan
melakukan penyembuhan terhadap diri sendiri.
Konsep dari Watson ini menekankan bahwa penyakit terjadi akibat disharmony
antara fisik dan fikiran serta jiwa. Untuk itu ditekankan bahwa penanganan pasien
secara holistik menjadi hal yang sangat penting dalam home care.
26
21
pasien. f. Prinsip belajar – mengajar : proaktif melakukan edukasii kepada pasien dan
keluarga. g. Mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental ,
sosiokultural dan spiritual : membekali diri dengan ketrampilan keperawatan yang
lebih luas h. Memenuhi kebutuhan dasr manusia : membantu memenuhi kebutuhan
dasar manusia secara tepat. i.
j. 27
KASUS Perawat B saat ini sedang merawat pasien dengan diagnose pasca stroke dan
mengalami inkontinensia urine. Keluarga menyatakan ketidakpuasan kepada
penyelenggara pelayanan home care karena perawat B mengganti pampers hanya
kalau diminta oleh keluarga, sehingga pasien sering merasa tidak nyaman. Ketika
ditegur, suster B mengatakan bahwa tindakannya tidak mempengaruhi kesehatan
pasien. Apakah nilai-nilai keperawatan yang diabaikan oleh suster B dalam home
care tersebut !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………….
2. Aplikasi Konsep Home Care Pelayanan home jika dilihat dan kebutuhan, cara
memilih pelayanan dan pengambilan keputusan sangat berbeda dibandingkan
dengan perawatan pasien di klinik atau rumah sakit. Manajer dalam home care
adalah perawat yang harus memberikan dukungan, edukasi dan bantuan
sumberdaya. Pelayanan home care berfokus pada pasien, memenuhi kebutuhan
yang inginkan
pasien
dan kemampuan
pasien untuk
Tenaga
Pasien
Home Care
22
Kesehatan
vv
Pasien/Keluarga
vv
dokter
Perawat
SOP v
Berdasarkan kontrak v
28
Tujuan dari home care bukan menjadikan pasien sehat saja, karena tidak ada
jaminan pasien yang dirawat dengan home care sembuh. Banyak aktivitas home care
dilakukan untuk menyiapkan agar pasien bisa menerima keadaannya dan hingga
kalaupun pasien meninggal, pasien dapat meninggal dengan tenang. Model aplikasi
home ini dikenal dengan istilah “ Dinamic SelfDetermination for Self Care ” Patient
Self Care Strategies Patient motivaton for self care
CARING
Patient Education
Patient Advocacy
Case Management
23
Gambar 1. Rice Model of Dinamic Self – Determination for Self Care dikutif dari Rice,
2001. Dari gambar diatas tampak bahwa pelaksanaan dan pemilihan home care
sangat tergantung pada motivasi pasien pasien dalam memilih pelayanan home
care. Pemilihan itu dipengaruhi oleh persepsi terhadap penyakit, budaya, jarak
rumah saki dengan home care, masalah kesehatan yang dihadapi,
system
pendukung,
keberadaan
sumber
daya
dan
perkembangan penyakit.
29
Untuk memenuhi kebutuhan home care pasien maka perawat akan menyusun
strategi perawatan ( Self-care Strategy ), yang bersifat holistic sesuai dengan
keinginan yang diharapkan pasien. Hasil tindakan dapat dilihat dalam indicator “
Patient Indicatr of Optinal Health” yang terdiri dari: stabilitas psikologis,
interpersonal yang seimbang, partisipasi dalam penyusunan rencana tindakan,
fluktuasi mood, kemampuan keluarga dalam merawat mengatur perawatan
dirumah, hasil dari tujuan pelayanan, status kesehatan baik subyektif maupun
obyektif, puas terhadap pelayanan dan kualitas hidupnya.
Patient Education
3.
24
serta praktis.
4.
30
APAKAH SUDARA SUDAH MEMAHAMI APLIKASI KONSEP HOME CARE ? JIKA SUDAH
UJILAH KEMAMPUAN SAUDARA DENGAN MENJAWAB KASUS BERIKUT ! KASUS
Sebuah pelayanan home care ketika menerima pasien baru menjelaskan bahwa
system pelayanan yang diberikan sepenuhnya disesuaikan dengan system yang ada
B.di Rangkuman lembaga tersebut. Setelah dirawat selama 6 bulan pasien masih
tetap dirawat dengan total care karena semua kebutuhan pasien sangat tergantung
pada pelayanan perawat. Perawat melakukan itu karena semua tergantung dari
instruksi dokter.
Bagaimana pendapat saudara tentang kasus diatas jika ditinjau dari : 1. Sistem
pelayanan home care berdasarkan konsep “Dinamic Self–Determination for Self
Care”. …………………………………………………………………………
………………………………………………………………………… 2. Fase kemandirian keluarga dan
pasien …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………. 3. Dikaitkan dengan fungsi perawat
sebagai manajer home care …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
31
1.
2.
25
……………………………………………………………………………
3.
4.
Case Management :
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
dari konsep-
32
didalamnya
menyiapkan
pasien
jikalaupun
meninggal
diharapkan dapat meninggal dengan tenang. Untuk mencapai hal tersebut perawat
hendaknya dapat melaksanakan perannya sebagai educator, aesthetic-spritual
communion, advocate maupun case manager bagi pasien dan keluarga.
TES FORMATIF 1. Seorang perawat home care dalam melakukan tindakan, selalu
menolak untuk membuka jendela, mengganti sprei dan memperbaiki korden yang
rusak karena menganggap itu bukan kewenangannya. Tindakan tersebut tidak sesuai
dengan konsep model A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E.
Margaret Newman
26
2. Seorang
perawat
menggunakan meningkatkan
dalam
therapy
melakukan
kompelementer
kenyamanan
pasien.
tindakan berupa
Tindakan
keperawatan shiatsu
perawat
untuk tersebut
33
4. Seorang pasien minta agar diberikan air suci sebagai bentuk keyakinan bahwa
sakitnya diengaruhi oleh factor non medis. Perawat yang merawat mengatakan
bahwa penyakitnya tidak ada hubungan dengan hal tersebut. Konsep ini
bertentangan dengan model : A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem
E. Margaret Newman
Case Manager :
27
E. Consultan
34
E. Consultan
35
diharapkan mampu
C. Uraian Materi
36
1. Etikolegal dalam home care Issue : 1. Seorang lansia 89 tahun adalah seorang
pasien yang dirawat dengan home care. Perawat hanya diminta untuk merawat pagi
dan malam. Pada siang hari dirawat oleh keluarga. Pada suatu siang tiba-tiba lansia
meninggal saat dijaga oleh keluarga. Keluarga menuntut jika selama ini ternyata
perawat didak merawat dengan baik dan menuntut perawat bertanggungjawab atas
kematian tersebut.
Kkkk
28
2. Pasien dirawat dengan “vegetative state” dengan perintah dari dokter, jika henti
nafas atau jantung tidak usah dilakukan resuitasi. Suatu saat pasien henti nafas dan
jantung lalu perawat tidak melakukan tindakan Resusitasi, sehingga keluarga marah-
marah. 3. Seorang lansia 89 tahun pasca stroke dan kondisinya terus menurun, saat
meningggal perawat home care disalahkan karena tisak mampu membuat pasien
sembuh.
Kasus diatas merupakan masalah yang sering terjadi dalam home care, yang terjadi
akibat kesalahan komunikasi, ketidaktahuan keluarga dan perawat yang kurang kritis
dalam menangani pasien. Oleh karena itu pemahaman tentang etikolegal dalam
home care sangat penting sehingga kita memiliki kemampuan untuk menghadapi
risiko yang terjadi saat melakukan home care. Dalam kegiatan kongres ICN 13 July
2009 di Afrika Selatan dibahas Sharing experience tentang Home Based Care dan
Primary Health care dimasing masing negara. Permasalahan dinegara berkembang
hampir sama yaitu communicable disease dan kurangnya sumber daya baik tenaga
perawat maupun fasilitas, termasuk teknologi serta pentingnya kompetensi perawat
dalam melaksanakan Home Based Care dengan aspek legal yang kuat dalam praktek.
Pemahaman tengan aspek etikolegal dalam praktek home care sangat penting untuk
hal berikut:
37
Membantu
menentukan
batas-batas
kewenangan
tindakan
a. Issue tentang etikolegal Secara umum dikenal tiga masalah yang terkait issue-
issue etikolegal dalam home care 1) Tindakan kriminal (Criminal action) : tindakan-
tindakan sengaja yang dilakukan oleh perawat home care yang secara langsung
dapat menyebabkan kerugian harta-benda dan nyawa baik yang dilakukan sendiri
maupun karena keinginan dari keluarga, atau perusahaan. Bentuk dari perbuatan
tersebut antara lain: sengaja mengabaikan pasien, memalsukan catatan, melakukan
penipuan terhadap asuransi, mencuri obat-obat golongan narkotika. Jika hal ini
terjadi dan bisa dibuktikan secara hukum maka perawat bisa dipidana.
29
seperti bukan perawat, perawat yang belum memiliki ijazah, tidak teregister, dan
sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan. Masalah ini biasanya muncul akibat
keluhan dari pasien atau keluarganya. Kasus-kasus seperti ini biasanya diselesaikan
dengan mediasi dari organisasi profesi dan lembaga non hukum yang terkait.
Masalah muncul sebagian besar dalam bentuk masalah disiplin keilmuwan.
38
Kasus Seorang perawat home care ketika mendapatkan pasien mengalami hentinafa
dan henti jantung tidak benar dalam melakukan RJP, meskipun pasien berhasil
diselamatkan keluarga pasien merasakan dan melihat tindakan perawat tidak sesuai
dengan prosedur sehingga menyampaikan ketidak puasan kepada agency atau
organisasi 3) Perilaku personal yang melanggar kesepakatan ( Civil action) : Kasus : 1.
Sebuah keluarga pemakai jasa home care mengungkapkan ketidakpuasan terhadap
pelayanan yang diberikan dan bermaksud menghentikan penggunaan jasa home
care sebelum waktu kontrak habis. 2. Keluarga pengguna jasa home care tidak mau
membayar klaim pembayaran dengan alasan tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan.
Dari kasus diatas tampak bahwa berbicara tentang civil action maka pola fikiran kita
tertuju pada kondisi-kondisi wanprestasi dari kedua belah pihak terhadap perjanjian
yang telah dilakukan sebelumnya. Kondisi civil action bisa berkembang menjadi
maslah hukum perdata yang lebih berat apabila kedua belah pihak tidak
menemukan titik temu dalam pemecahan masalahnya.
b. Aturan penyelengaaran home care Home care dapat dilaksanakan oleh perawat
dengan memanfaatkan lembaga sesuai dengan : 1.
SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri. Mengacu
pada ketentuan ini perawat dapat menyelenggarakan home care secara mandiri. 39
2.
SK Kemenkes No 28 tahun 2011 tentang Klinik, dimana dengan ketentuan ini maka
perawat yang melakukan home care berada dibawah tanggungjawab klinik yang
menyelenggarakan home care.
Syarat perawat yang boleh melakukan home care, menurut Permenkes 148 tahun
2010 dan SK Direktorat Yan Medik HK.00.06.5.1.311 tahun 2001 dan Permenkes
1796 tahun 2011 adalah : a. Pendidikan minimal D-III Keperawatan b. Memiliki
sertifikat pelatihan home care c. Memiliki STR ( Surat Tanda Registrasi ) d. Memiliki
SIK ( Surat Ijin Kerja ) e. Memiliki SIPP ( Surat Ijin Praktek Mandiri Perawat jika
perawat praktek perorangan )
c. Malpraktek Masalah yang paling serius yang bisa terjadi pada pelaksana home
care adalah terjadinya malprakatek yang dilakukan oleh perawat. Elemen dari
malpraktek yang sering terjadi antara lain: 1) Melalaikan kewajiban 2) Melaksanakan
tindakan tidak sesuai stándar 3) Injury/trauma akibat tindakan seperti luka,
kerusakan jaringan 4) Melalaikan pasien sehingga pasien mengalami injuri/trauma
30
d. Informed Concent Aktivitas yang dilakukan perawat dalam home care sangat
berisiko terhadap terjadinya tuntutan hukum, mengingat saat bekerja, perawat
melakukannya sendiri. Untuk itu perlundungan terhadap apa yang
40
dilakukan merupakan
yang terpenting untuk setiap tindakan yang dilakukan adalah menyiapkan dan
mengisi lembar informed concent untuk setiap tindakan yang dilakukan khususnya
tindakan infasif. Syarat informed consent 1. Pasien dan atau keluarga memiliki
kemampuan untuk menerima informasi dan melakukan consent 2. Perawat dan atau
dokter memiliki kemampuan untuk menjelaskan tindakan yang aka dilakukan 3.
Perawat dan atau dokter telah memberikan penjelasan dengan jujur, jelas dan
terbuka 4. Perawat dan atau dokter menjelaskan jenis tindakan, cara, dampak dan
alternaif tindakan lain 5. Pasien datu atau keluarga sudah mendapat penjelasan
dengan jujur, jelas dan terbuka 6. Keluarga
diberikan
kesempatan
untuk
menyatakan
dokumentasi
informed
concent
dilengkapi
dan
41
31
terkait tindakan ………………………………….yang akan dilakukan pada
pasien……………………………… oleh………………………………………………………. Saya telah
mengerti dan setuju untuk dilakukan tindakan yang dimaksud, dan tidak akan
menuntut jika terjdi hal-hal yang terjadi sebagai akibat dari risiko tindakan yang
dilakukan, Demikian pernyataan persetujuan ini dibuat sebagai bukti jika dikemudian
hari ada hal-hal yang berkaitan dengan tuntutan hukum. ……………………..,
………………….. Dokter/Perawat
Pasien/Keluarga
……………………………….
………………………………………….
Saksi
…………………………………………………….
42
2.
Prinsi Etik dalam Home care Hak-hak pasien dan keluarga harus dilindungi, dengan
cara menerapkan prinsip etik dalam pelayanan, yakni beneficience dan maleficience,
autonomy dan justice (Polit dan Hungler, 1999) a. Prinsip beneficience Prinsip
beneficience mengandung arti bahwa pelayanan yang dilakukan telah memberi
dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi pasien.
d. Prinsip justice Makna dari prinsip justice ini adalah bahwa pasien atau keluarga
dihargai atau dihormati serta dijaga privacy dan anonymity-nya. Prinsip ini
diterapkan dalam
43
32
pelayanan dengan cara menjaga kerahasiaan atas informasi dari pasien dan keluarga
keculai untuk kepentingan hokum.
3.
Peran perawat dalam home care Expetasi yang diharapkan oleh pengguna jasa
pelayanan home terhadap peran perawat sangat besar. Jika dirumah sakit perawat
memiliki team kerja yang setiap waktu bisa berkoordinasi, maka di home care,
perawat haruslah seorang expert yang memliki kemampuan lebih karena harus
mampu mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Peran tersebut adalah: a.
Patient educator Perawat dalam melakukan kunjungan ke pasien biasanya dilakukan
secara paruh waktu atau dalam kurun waktu tertentu sehingga waktu kontak
langsung dengan pasien terbatas. Untuk itu perawat sangat penting sebagai
edukator untuk mendidik care giver, keluarga atau pasien agar mereka mampu
melakukan penanganan terhadap masalah yang dihadapi. Perawat wajib
memberikan informasi yang cukup terkait manajemen kasus yang ditangani dan
membimbing mereka memilih tindakan yang tepat (Lindquist, et all,2001)
b. Patient advócate Sebagai pelindung bagian dari perilaku caring terhadap pasien.
Perawat sebagai advocat tidak saja memastikan bahwa tindakan telah dilakukan
dengan benar akan tetapi juga memastikan bahwa tindakan tersbut dilakukan
dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga hak-hak pasien.
44
kualitas pelayanan dari semua disiplin yang menjadi team home care. (Lindquist, et
all,2001).
penghargaan
terhadap
proses
33
pengembangan
pola
fikir
45
Dari kasus diatas coba jawab dan jelaskan peran apa yang sudah/ belum
dilaksanakan perawat home care terhadap pasien A dan kutif kalimat yang
mendukung ! 1. Patient educator :
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….. 2. Patient
advocate : …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….. 3. Case
manager : …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….. 4. Spiritual-
aesthetic communer : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Selain peran tersebut dalam SK DirektoratYan Medik HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001
juga diberikan tugas untuk melaksanakan peran sebagai kewenangnnya antara lain:
34
tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara
lain : 1. Vital sign 2. Memasang nasogastric tube 3. Memasang selang usus besar 4.
Memasang cateter 5. Penggantian tube pernafasan
46
Sebagai bagian dari tim home care setiap perawat akan memiliki kewenangan sesuai
dengan posisinya antara lain: a. Ketua Pengelola 1) Mengkoordinasikan semua
kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah 2) Melakukan perlakuan yang baik
terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien 3) Meningkatkan
kemampuan
pengetahuan
dan
keterampilan
pengawasan,
pengendalian
dan
pembinaan
47
5) Menyusun
laporan
pelaksanaan
Home
Care
35
secara
kemampuan
pengetahuan
dan
keterampilan
pengawasan,
pengendalian
dan
pembinaan
perlakuan
yang
baik
terhadap
pelaksanaan
kemampuan
36
pengetahuan
dan
keterampilan
pelaksanaan keperawatan.
48
rencana
keperawatan
sesuai
dengan
diagnosa
kegiatan/
tindakan
yang
diberikan
dengan
f. Konsultan 1) Menerima
konsultasi
dari
pelaksanaan
37
keperawatan
dan
Kompetensi Perawat Home Care Agar bisa melaksanakan oeran tersebut maka
perawat home care harus dibekali ketrampilan khusus antara lain: a. Ketampilan
pengkajian dan evaluasi Dirumah pasien perawat pada saat shift kerjanya bekerja
sendiri. Untuk itu penguasaan terhadap kemampuan pengkajian menjadi sangat
penting. Perawat harus mampu melakukan mengkajian yang holistik dan mendalam
tentang pasien, keluarga dan lingkungan rumah pasien, termasuk support sistem
yang ada disekitar
lingkungan pasien.
Kasus Seorang perawat home care merawat pasien dementia yang saat ini diberikan
advise menggunakan citicolin 1 x 1 ampul. Setelah diberikan selama lima kali pasien
yang biasanya tensinya 180/90 mmhg, setelah hari ke-lima pemakaian citicolin
tensinya menjadi 90/60 mmh hg, nadi irregular 60x/menit, dengan keluhan, pusing,
dan lemas. BAGAIMANA TANGGAPAN SAUDARA TERHADAP KASUS DIATAS ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
b. Ketrampilan komunikasi yang efektif Setelah dokter dan agency jauh, maka
perawat merupakan orang terdepan yang berhadapan dengan pasien dan
keluarganya yang menjadi chanel dan media komunikasi antara profesi kesehatan
dengan pasien. Perawat mampu melakukan komunikasi dengan multidisplin amupun
saat dilakukan confrence dengan multidisiplin.
38
mampu menjaga hubungan antara perawat dengan pasien dan perawat dengan
multidisiplin lainnya, yang memiliki berbagai macam latar
50
belakang. Komunikasi sebagai dasar dari estetika home care (Lindquist, et all,2001).
Kasus Seorang perawat home care ditolak oleh pasien dan keluarga dan sering
berselisih pendapat dengan tim kesehatan lain karena alasan ketidakmampuan
pasien menjelaskan segala hal terkait kondisi pasien. Bahasa tidak meyakinkan,
berbicara tidak sistematis laporan tentang kondisi pasien kurang jelas, sehingga
menyulitkan dalam melakukan perubahan rencana tindakan saat nursing
conference.
51
e. Kemampaun berfikir fleksibel, kritis dan kreatif Bkerja dirumah pasien dengan
kondisi yang berbeda dan berubah-ubah merupakan pengalaman menarik dari home
39
care. Perawat meungkin saja menemukan situasi yang berbeda yang tidak sesuai
dengan kondisi ideal dari perawatan. Bekerja pada lingkungan yang tidak terkontrol,
peralatan terbatas tenaga terbatas memerlukan fleksibilitas dalam melakukan
tindakan, kritis dalam berfikir dan kreatif dalam membuat teknik-teknik khusus
sesuai dengan kondisi yang ada.
52
f.
Mengatur diri Perawat home care harus mampu mengatur dirinya sendiri, mampu
mengenal keluarga dan pasien dengan lebih baik. Mampu mengatur kapan
seharusnya
melakukan
pengkajian,
melakukan
tindakan,
mengatur kunjungan dan melakukan koordinasi dengan disiplin lain. Krena secara
umum sebagain besar tindakan diatur oleh perawat karena perawatlah yang
menjadi manajer dari home care.
RANGKUMAN Aspek etikolegal merupakan hal yang sangat penting dipahami oleh
setiap perawat penyelenggara home care. Pemahaman tentang aturan hukum
penyenggaraan home care wajib dipahami untuk menghindari masalah hukum
terhadap aktivitas yang dilakukan. Perawat dalam melakukan harus mematuhi etik
pelayanan sehingga bebas dari berbagai masalah terkait etik dan hukum seperti
Criminal action, administrative action maupun civil action. Palang pintu dari tindakan
itu adalah membentengi diri dengan memberikan informed cocent untuk setiap
40
tindakan invasif yang dilakukan. Melakukan tindakan sesuai kewenangan dapat
mencegah terjadinya malpraktek. Agar pelayanan yang diberikan bisa optimal
seorang perawat home care haruslah perawat yang memiliki kemampuan
pengkajian dan evaluasi,
53
TEST FORMATIF
Seorang perawat dalam melakukan home care pada pasien dengan Ca, yang
menggunakan pengurang nyeri petidin, suatu saat mengambil 1 ampul petidin untuk
dipakai sendiri. Tindakan perawat tersebut termasuk : A. Criminal action B.
Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency criminal
1. Perawat B baru selesai pendidikan dijadikan perawat home care oleh agency. Saat
ini perawat B hanya memiliki ijazah. Pelanggaran yang dilakukan oleh agency dan
perawat B termasuk A. Criminal action B. Administratif law C. Civil action D. Personal
crimal E. Agency criminal
2. Suatu hari seorang pengguna jasa home care mengatakan berhenti menggunakan
jasa perawat home sebelum waktu kontrak berakhir, dengan alasan tidak puas.
Biaya pelayanan tidak dibayar. Tindakan yang dilakukan oleh keluarga pasien disebut
A. Criminal action B. Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency
criminal
3. Seorang perawat home saat di telpon oleh dokter yang menangani pasien
menanyakan tentang ada tidaknya tanda-tanda penemoni pada pasien stroke yang
ditangani, menjawab, “ saya tidak bisa memastikan suara parunya dok, sepertinya
aman-aman saja”. Setelah 2 hari pasien tiba-tiba
54
sesak dan setelah dikirim ke rumah sakit akhirnya meninggal karena pnemonia.
Syarat yang tidak dipenuhi oleh perawat adalah A. Kemampuan evaluasi kurang B.
Kemampuan pengkajian lemah C. Kemampuan berfikir kritis D. Tidak melaporkan
tanda-tanda lain E. Kemampuan mengabil keputusan
4. Seorang perawat home care saat di telpon oleh dokter yang menangani pasien
menanyakan tentang fluktuasi kadar gula dan tekanan darah selama 2 minggu
terakhir, bingung menjawab. Perawat menjawab “ gula darah dan tensi normal-
normal saja” Syarat dasar yang tidak dimiliki oleh perawat diatas adalah A.
Kemampuan evaluasi kurang B. Kemampuan pengkajian lemah C. Kemampuan
berfikir kritis D. Kemampuan komunikasi lemah E. Kemampuan mengabil keputusan
5. Berikut ini yang tidak benar terkait etik home care A. Justice berarti tindakan yang
dilakukan sama pada pasien B. Benefiecence artinya tindakan tidak merugikan
pasien C. Maleficience artinya tindakan yang dilakukan tidak membahayakan D.
41
Autonomy artinya memberikan kebebasan pada pasien E. Justice berarti berlaku adil
sesuai kondisi pasien.
6. Berikut ini yang bukan merupakan 23 tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat
home care menurut SK Direktorat Yanmedik HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 adalah A.
Memasang Nasogastric Tube B. Melakukan huknah lambung C. Memberikan
Neurobion 5000 injeksi per set D. Merawat kolostomi E. Memasang infus
55
Kegiatan Belajar 4
diharapkan mampu
56
D. Uraian Materi Proses keperawatan merupakan suatu strategi berfikir kritis atau
proses metode pemecahan masalah keperawatan pada pasien yang dilakukan secara
sistematis. Tujuan dari tindakan keperawatn dalam home care adalah menangani
respon pasien yang muncul akibat adanya masalah petensial maupun actual.
melakukan
42
implementasi
dan
evaluasi
serta
dokumentasi.
57
1) Pengumpulan data Dalam home care data yang dikumpulkan sangat beragam.
Data dikumpulkan dengan metode anamnesa/wawancara baik dengan
pasien
maupun
keluarga.
Wawancara
terkait
Observasi terhadap
kondisi pasien, lingkungan dan hubungan inter dan antar keluarga. Pemeriksaan fisik
dari kepala hingga ke kaki pasien. Melakukan
pengambilan
data
penunjang
seperti
hasil
43
penangungjawab (1) Nama (2) Umur (3) Jenis kelamin (4) Pekerjaan (5) Alamat (6)
Nomor kontak/thepeone yang bisa dihubungi (7) Hubungan dengan pasien
b) Alasan mencari home care c) Diagnose medis d) Dokter yang merawat e) Identitas
pasien (1) Nama (2) Umur (3) Jenis kelamin (4) Pendidikan (5) Agama (6) Pekerjaan
(7) Alamat
58
(8) Nomor kontak/thepeone yang bisa dihubungi (9) Status pasien f) Keluhan utama :
keluhan yang paling dirasakan pasien yang mendorong pasien merasa perlu
medapat pertolongan. g) Riwayat penyakit pasien : riwayat penyakit yang diderita
oleh pasien saat ini, riwayat penyakit lainnya. Riwayat tindakan kesehatan yang
pernah didapatkan oleh pasien baik invasif maupun non invasif. h) Data subyektif
dan obyektif dari pemenuhan kebutuhan dasar (1) Makan/minum (2) Bernafas (3)
Kebersihan diri (4) Berpakaian (5) Buang air besar/buang air kecil (6) Sex (7) Gerak
dan aktivitas (8) Tidur dan istirahat (9) Rekreasi (10)
Spiritual
(11)
Harga diri
(12)
Rasa nyaman
(13)
Rasa aman
(14)
Kebutuhan belajar
i) Pemeriksaan tanda-tanda vital j) Pemeriksaan fisik (1) Data di kepala (2) Data di
leher (3) Data dada (4) Data di punggung (5) Data di ektermitas atas
59
(6) Data di area kelamin (7) Data di area anus (8) Data pada ektremitas bawah k)
Pemeriksaan fisik (9) Data di kepala (10)
Data di leher
(11)
Data dada
(12)
44
Data di punggung
(13)
(14)
(15)
(16)
l) Data penunjang (1) Laboratorium (2) EKG, X-Ray, MRI, USG, CT-Scan, dll (3) Obat-
obat atau cairan yang digunakan pasien saat ini (a) Nama obat (b) Dosis (c) Cara
pemberian (d) Waktu pemberian (e) Jumlah obat yang tersisa
data
dilakukan
untuk
meastikan
data
yang
3) Pengorganisasi data
60
memudahkan
45
identidikasi
terhadap
kecenderungan
kondisi pasien maka dasi hasil pengkajian, kita bisa melihat pola dan trend dari data
pasien yang akan mengarahkan kepada sebuah kesimpulan terkait fluktuasi kondisi
pasien dikaitkan dengan berbagai faktor yang berkontribusi yang ada didalam dan
diluar klien. Kasus Tuan J 71 tahun dirawat dengan stroke non hemoragic, saat ini
mengalami total parese dan tidak mampu bicara. Dari hasil pemeriksaan gula darah
dan tekanan darah tampak bahwa tekanan darah dan gula darah naik melebihi rata-
rata setiap setelah dirawat malam oleh Suster X. Dari trend tersebut kita bias
melihat hubungan perilaku caring suster X terhadap Tuan J yang berdampak pada
perubahan emosi dan hormone kortisol yang memacu peningkatan gula darah dan
tekanan darah Tuan J.
5) Melaporkan hasil temuan Dalam proses penkajian data yang ditemukan oleh
perawat akan menjadi data bersama yang bisa digunakan oleh semua team
kesehatan yang terlibat dalam pelayanan home care.
yang
ditemukan
selanjutnya
dicatat
dalam
form
61
dan rencana perawatan,serta bukti untuk klaim pembayaran serta bukti hukum.
masalah
kesehatan
yang
46
dihadapi.
Diagnose
Selain diagnose aktual dan potensial juga bisa dirumuskan masalah kolaboratif
apabila dalam penanganan memerlukan kerjasama dengan lintas profesi.
penanganan
mengacu
pada
stándar
pemenuhan
62
diri.
Perencanaan
yang
dilakukan
seharusnya
mengandung
47
Sesuaikan dengan sumber daya yang ada
Contoh form rencana home care Nama : Hadi Umur : 80 tahun Perawatan hari ke :
20/ 4 Juli 2013 Perawat penanggung jawab : Nurhayati, Dr penanggungjawab : dr
Indraguna,SPS Diagnose Medis : Stroke Non Hemoragic Diagnose keperawatan : 1.
Risiko Kerusakan integritas kulit b.d caxecia dan ketidakmampuan dalam melakukan
mobilisasi 2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d keterbatasan intake makanan
per oral Rencana Tindakan Waktu perawatan 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
14.00 15.00 16.00 dst Posisi miring v v v v v kanan/miring kiri Massage punggung dg
v v v minyak kelapa Kompres punggung dg v v v air hangat Ganti cairan infus NaCl v
0,9 Berikan bubur saring v v v v v Berikan Neurobion 5000 v tablet gerus dst……………
63
a. Pasien yang memerlukan bantuan layanan perawatan total 1). Mandi 2) Cuci
rambut 3) Menyiapkan makanan 4) Oral higiene 5) Perawatan kulit dan kuku 6)
Berpindah 7) Toileting dan elimainasi 8) Latihan fisik 9) Pasien perlu observasi
pengobatan 10) Pasien yang memerlukan edukasi dan latihan 11) Penggunaan
Nasogastric Tube (NGT) 12) Pengguna tracheostomy 13) Perawatan kateter 14)
Perawatan luka 15) Perawatan kolostomi 16) Kebutuhan gizi khusus 17)
Menggunakan Oksigen 18) Rehabilitasi keperawatan ( spincter urine dan bowel
training) 19) Pengguna infus 20) Manajemen perencanaan perawatan lanjutan
64
4) Pasien yang perlu rehabilitasi kerja a) Pasien dengan keterbatasan (Activity Daily
Living ) ADL b) Latihan penggunaan tangan dan alat bantú c) Gangguan kognitif d)
48
Konservasi energi e) Adaptasi penggunaan alat
65
e) Apraxia
yang
diberikan,
baik
tindakan
independent,
66
didasarkan
pada
pencapaian
49
tujuan
yang
telah
c. Evaluasi jangka panjang Evaluasi terhadap dampak dari tindakan yang telah
dilakukan terhadap pasien, yang merupakan akumulasi dari tujuan jangka pendek
ataupun menengah. Wujud dari evaluasi jangka panjang adalah membaiknya Quality
of life dari pasien, yang sifatnya sangat relatif, tergantung dari jenis penyakit dan
kondisi tubuh pasien secara keseluruhan. Contoh: Setelah dirawat selama selama 3
bulan pasien tidak mengalami, dekubitus,
pasien
tidak
mengalami
pnemonia,
dan
tidak
RANGKUMAN Proses keperawatan merupakan suatu bentuk pola berfikir kritis dan
sistematik dengan tujuan memecahkan masalah yang dialami oleh pasien. Langkah-
langkah proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi tindakan perawatan. Penkajian
yang dilakukan dalam home
67
50
TEST FORMATIF Isilah tanda silang (X) pada pernyataan yang sudara anggap paling
benar ¡ 1. Data home care berikut yang tidak tepat di dapatkan dari hasil anamnesa
A. Keluhan utama B. Genogram keluarga C. Riwayat penyakit D. Obat yang diminum
saat ini E. Kebiasaan makan
2. Data berikut ini yang tidak termasuk data obyektif yang perlu di cantumkan dalam
hasil pengkajian data A. Hasil X-Ray B. Data riwayat alergi C. Hasil MRI D. Hasil
Laboratorium E. Obat yang dikonsumsi saat ini
5. Setelah dirawat selama 6 bulan, kontraktur tidak terjadi, pnemoni tidak ada,
dikubitus tidak terjadi. Tujuan itu mengacu pada A. Tujuan jangka pendek B. Tujuan
jangka menengah C. Tujuan jangka panjang D. Evaluasi hasil E. Out-come
69
diharapkan mampu
70
melakukan
aktivitas
51
perawatannya.
Dokumentasi
merupakan
pada
teknik
dokumentasi
sederhana
dan
komprehensif dimana dengan metode ini perawat berfungsi sebagai fasilitator yang
menganalisis,
dokumentasi yang diperlukan oleh pasien dan team pelayanan home care. Metode
ini membarikan dampak berupa bentuk dokumentasi yang efeketif dan efisien.
71
52
c. Bagi asuransi 1) Bukti klaim 2) Efisiensi tindakan 3) Efektifitas kerja 4) Bahan
pertimbangan tindak lanjut kontrak 5) Bukti hukum atas klaim 6) Jaminan análisis
jaminan mutu
72
1) Dilakukan dalam koordinasi tenaga home care yang telah tersertifikasi 2) Tindakan
yang dilakukan masuk akal 3) Tindakan yang dilakukan didasarkan pada evidance
base yang obyektif. 4) Catatan dokumentasi dilakukan setiap kunjungan dan
tindakan 5) Tindakan sesuai dengan ketentuan stándar asuransi 6) Tujuan tindakan
dan status saat penghentian tindakan harus jelas 7) Jika tindakan dilakukan team
multidisiplin harus ada bukti berupa waktu kunjungan, tindakan yang dilakukan dan
tanda tangan dari anggota team. 8) Khusus untuk kasus psikitari agar langsung
ditangani oleh psikiater dan perawat jiwa. 9) Catatan dari tindakan setiap hari harus
dilampirkan. 10) Yang menjadi acuan dari tindakan multidisiplin adalah dokumentasi
keperawatan. 11) Catatan tersebut ditandatangani oleh pasien atau keluarga dan
perawat. 12) Jika perlu review maka tindakan tersebut dibenarkan oleh hukum. 13)
Hasil print percakapan per-thelepone dapat dimasukkan dalam bukti 14) Untuk
efisiensi pendokumentasian dapat dilakukan dengan komputer
73
NO
NAMA
53
Nina
P(*) P
Noni
S(*) S
Keterangan P
: Jaga pagi
: Jaga siang
: Jaga Malam
: Libur
54
(*) Jika jaga sudah dilakukan maka pada kolom diberikan paraf. b. FORM
PENGKAJIAN HOME CARE LEMBAR 1
PUSAT PELAYANAN HOME CARE LATU HUSADA BALI Alamat: Jl. Gerih No 1,
Abiansemal-Badung Nama pasien Tekanan darah Kondisi pasien saat dikunjungi
Diagnose medis
: : : Tidur :
Nadi : duduk
Suhu
Telp (0361)8079710
Tanggal mulai home care : : Berat Badan: Tinggi Badan : Perawat penangungjawab
55
………………………………………………………………………………………………………… Tidur/Istirahat :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Gerak dan
Aktivitas :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Bernafas :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Berpakaian :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………… Sexualitas :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………......... Rekreasi :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………… Spiritual :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Harga diri :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. 74 Rasa nyaman :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Rasa aman :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Kebutuhan belajar :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………
b. FORM PENGKAJIAN HOME CARE LEMBAR 2 PUSAT PELAYANAN HOME CARE LATU
HUSADA BALI Alamat: Jl. Gerih No 1, Abiansemal-Badung Nama pasien : Tekanan
darah : Kondisi pasien saat dikunjungi Diagnosemedis
Nadi : Tidur :
Telp (0361)8079710
Tanggal mulai home care : : Berat Badan: Tinggi Badan : Perawat penangungjawab
Jantung dan paru o Aritmia o Chest pain o Distensi vena jugularis o Sesak o
Whezing/Rhonci/Rales o Batuk o Sputum o O2 lt/mnt o Pulse kanan /kiri o Odem
56
kaki o Odem periper o ______________________ Sistem sex dan perkencingan o
Disuri o Hematuri o Frequensi o Inkotinensi o Ukuran kateter o Ostomi o Kotoran
dalam alat kelamin o ________________________ Telinga hidung tenggorokan o
Gangguan menelan o Kehilangan pendengaran o Ada cairan o Kemerahan o
___________________ Nyeri o Lokasi o Skala nyeri o Yang mengurangi nyeri
____________,______________2013
Lakukan bed making Posisi miring kanan/miring kiri Massage punggung dg minyak
kelapa Kompres punggung dg air hangat Ganti cairan infus NaCl 0,9 Berikan bubur
saring Berikan Neurobion 5000 tablet gerus Dst………………
08. 00 v v
09 .00
10 .00
11. 00
57
v
15.00
Evaluasi
vv
: Hadi
Umur
: 80 tahun
76
DIAGNOSE KEPERAWATAN
PERKEMBANGAN
S:
58
caxecia dan ketidakmampuan dalam
O:
melakukan mobilisasi
A: P: I : E:
NO
NAMA PETUGAS
Andre
Jony
KEGIATAN
Melatih therapy wicara Meganslis ststus gizi dan membuat susunan menu
TT PETUGAS
TT PASIEN/KLG
dst
RANGKUMAN
59
Dokumentasi merupakan tindakan yang sangat penting dalam pelaksanaan home
care. Dokumentasi dapat sebagai bukti aktivitas yang telah dilakukan oleh perawat
mapun team home care lainnya. Dokunetasi yang efektif dan efisien merupakan
syarat utama dalam home care sehingga diharapkan model dokumentasi mengarah
pada pasien yang menjadi fokus Patient Oriented Sourcess. Dokuemntasi yang baik
akan memberikan manfaat yang besar bagi perawat, team
77
home
care,
penelitian
maupun
asuransi.
Komponene
yang
didokumentasikan meliputi jadwal jaga perawat, kunjungan team home care dan
proses keperawatan.
FORMATIF
1. Model dokumentasi, dimana semua team yang terlibat dalam home care
menempatkan catatan pada lembar yang sama, dengan fokus pasien disebut A.
Sistem Orientation Record B. Subject Orientation Record C. Patient Orientation
Record D. Subject Orientation Sourcess E. Subject Orientation Sourcess
2. Berikut yang yang bukan merupakan keuntungan dokumentasi bagi pasien adalah
A. Riwayat pelaksanaan home care B. Infromasi tentang perawat yang merawat C.
Kunjungan dokter D. Penggunaan obat E. Pengaturan visite
3. Manfaat dokumentasi home care bagi perawat adalah; A. Beban kerja team home
care B. Penghitungan gaji C. Efektifitas pelayanan D. Quality control layanan E.
Pengitungan dana yang dihabiskan
78
60
klaim
6. Data home care berikut yang tidak tepat di dapatkan dari hasil anamnesa A.
Keluhan utama B. Genogram keluarga C. Riwayat penyakit D. Obat yang diminum
saat ini E. Kebiasaan makan
2. Data berikut ini yang tidak termasuk data obyektif yang perlu di cantumkan dalam
hasil pengkajian data A. Hasil X-Ray B. Data riwayat alergi C. Hasil MRI
79
8. Setelah dirawat selama 6 bulan, kontraktur tidak terjadi, pnemoni tidak ada,
dikubitus tidak terjadi. Tujuan itu mengacu pada A. Tujuan jangka pendek B. Tujuan
jangka menengah C. Tujuan jangka panjang D. Evaluasi hasil E. Out-come
80
TES SUMATIF
1. Model dokumentasi, dimana semua team yang terlibat dalam home care
menempatkan catatan pada lembar yang sama, dengan fokus pasien disebut A.
Sistem Orientation Record B. Subject Orientation Record C. Patient Orientation
Record D. Subject Orientation Sourcess E. Subject Orientation Sourcess
2. Berikut yang yang bukan merupakan keuntungan dokumentasi bagi pasien adalah
A. Riwayat pelaksanaan home care B. Infromasi tentang perawat yang merawat C.
Kunjungan dokter D. Penggunaan obat E. Pengaturan visite
3. Manfaat dokumentasi home care bagi perawat adalah; A. Beban kerja team home
care B. Penghitungan gaji C. Efektifitas pelayanan D. Quality control layanan E.
Pengitungan dana yang dihabiskan
81
61
tindakan dan status saat penghentian tindakan harus jelas
6. Seorang perawat home care dalam melakukan tindakan, selalu menolak untuk
membuka jendela, mengganti sprei dan memperbaiki korden yang rusak karena
menganggap itu bukan kewenangannya. Tindakan tersebut tidak sesuai dengan
konsep model A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E. Margaret
Newman
7. Seorang
perawat
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan
82
9. Seorang pasien minta agar diberikan air suci sebagai bentuk keyakinan bahwa
sakitnya diengaruhi oleh factor non medis. Perawat yang merawat mengatakan
bahwa penyakitnya tidak ada hubungan dengan hal tersebut. Konsep ini
bertentangan dengan model : A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem
E. Margaret Newman
10. Perawat diharapkan mampu menyiapkan psikologis pasien agar siap menghadapi
penyakit kronis bahkan kematian. Tindakan tersebut merupakan aplikasi konsep Rise
dalam bentuk A. Patient Educator B. Aesthetic-Spritual Communion : C. Patient
Advocacy :
83
D. Case Manager :
62
E. Consultan 11. Alasan yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan perawatan di
rumah jika dilihat dari konsep patient motivation for self care A. Budaya B. Kualitas
pelayanan C. Kualitas tindakan D. Strategi pelayanan E. Kemampuan manajemen
perawat
12. Seorang pasien dimensia tekanan darahnya turun setelah diberikan injeksi
citicolin. Seelah pemberian hari ke-3 tekanan darah pasien menjadi 80/50 mmhg,
sedangkan biasanya 130/90mmhg. Pasien lemas dan hampir terjatuh. Menyadari hal
tersebut pasien menelpon dokter yang memberikan therapy dan minta agar obat
dihentikan. Tindakan yang dilakukan perawat termasuk dalam peran A. Patient
Educator B. Aesthetic-Spritual Communion : C. Patient Advocacy : D. Case Manager :
E. Consultan
13. Home berkembang Amerika sejak tahun 1600an. Namun sejak tahun 1980
berkembang menjadi pilihan pelayanan yang banyak dipilih perorangan karena
dianggap lebih menguntungkan oleh pasien. Dasar analisis pasien memilih home
care tahun 1980an adalah : A. Karena diberikan gratis oleh pemerintah B.
Ditanggung oleh asuransi C. Makin tingginya biaya kesehatan di Rumah Sakit D.
Karena lebih fleksibel dalam pelayanan E. Pelayanan lebih berkualitas
84
14. Pemilihan model pelayanan home care disebakan oleh adanya pergeseran
demografi dan epidemiologi penyakit dari penyakit akut menjadi penyakit
degenerative yang kronis. Cara pandang tersebut didasari pola fikir berspektif : A.
Sosial B. Epidemiologi C. Demografi D. Regulasi E. Teknologi
15. Praktek home care di Indonesia sangat mungkin dilakukan, mengingat dari sudut
perspektif regulasi sudah mendukung. Regulasi yang mengijinkan home dapat
dilakukan secara mandiri oleh perawat adalah A.
Permenkes
Nomor
148
tahun
2010
tentang
ijin
dan
63
Permenkes No 28 tahun 2011 tentang Klinik
C.
D. SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri. E. UU No 36
tahun 2009
16. Home care diselenggarakan sebagai bentuk upaya pemberian pelayanan yang
komprehensif di rumah pasien. Filosofi utama dari tujuan penyelenggaraan home
care adalah : A. Pelayanan delivery B. Meningkatkan manajemen self-care pasien C.
Pelayanan dirumah pasien D. Memberikan pelayanan yang maksimal E. Pelayanan
sesuai perkembangan ilmu dan praktek keperawatan
85
17. Membantu pasien dan keluarga agar bisa beradaptasi dengan kondisinya
merupakan salah satu bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perawat home care
sebagai bentuk tindakan : A. Restorasi B. Edukasi C. Optimalisasi D. Memperbaiki
koping E. Mengembalikan fungsi sosial
18. Seorang perawat dalam melakukan home care pada pasien dengan Ca, yang
menggunakan pengurang nyeri petidin, suatu saat mengambil 1 ampul petidin untuk
dipakai sendiri. Tindakan perawat tersebut termasuk : A. Criminal action B.
Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency criminal
19. Perawat B baru selesai pendidikan dijadikan perawat home care oleh agency.
Saat ini perawat B hanya memiliki ijazah. Pelanggaran yang dilakukan oleh agency
dan perawat B termasuk A. Criminal action B. Administratif law C. Civil action D.
Personal crimal E. Agency criminal
2O. Suatu hari seorang pengguna jasa home care mengatakan berhenti
menggunakan jasa perawat home sebelum waktu kontrak berakhir, dengan alasan
tidak puas. Biaya pelayanan tidak dibayar. Tindakan yang dilakukan oleh keluarga
pasien disebut A. Criminal action
86
87
64
88
DAFTAR PUSTAKA Allender J.A & Spradley.B.W. (2001 ). Community Health Nursing :
Concept and Practice 5 th Ed. Philadelphia : Lippincot Dep.Kes RI. 2006. Pedoman
Kegiatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas. Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan, Direktorat Bina Pelayanan Medik, Dep.Kes RI. Jakarta Friedman, Et All.
2003. Familiy Nursing : Research, Theory, and Practice. Fifth Edition. New Jersey :
Prentice Halll I Nyoman Cakra, A Md Kep, SH., 2006. Home care. Disajikan dalam
rangka sosialisasi home care, pada sidang DPRD Kabuapten Gianyar, pada tanggal 19
Oktober 2006 di Gianyar- Bali Konsep home care PPNI Kabupaten Cilacap, tgl 7
Desember 2009. Diacsess tgl 1 Oktober 2012 Rice, Robin (2001). HOMECARE
NURSING PRACTICE :Concepts and Application Third Edition. St. Louis Missouri :
Mosby. Inc. Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community health nursing :
promoting health of aggregates, families, and individuals ( 4 th.ed.). St. Louis :
Mosby-Year Book, Inc. Subekti, I; Hariyanto, T. (2005). Asuhan Keperawatan
Keluarga. Konsep dan Proses. Malang : Buntara Media Suardana (2013) Home Care
Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Prosiding Symposium
Kesehatan Poltekkes Denpasar 2013.
89
90
65