Anda di halaman 1dari 65

PENDAHULUAN

Salah satu bentuk pelayanan keperawatan keperawatan yang saat ini mulai dikembangkan sebagai
dampak dari pergeseran demografi dan epidemilogi penyakit adalah Home Care. Agar mampu
melakukan home care dengan lebih optimal maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman tentang
home care itu sendiri. Modul berjudul “ Konsep dan Etikolegal dalam Home Care” ini membahas
tentang philosifi dan sejarah home care, konsep dan aplikasi home care, etikolegal dan peran
perawat dalam home care, proses keperawatan dalam home care dan dokumentasi dalam home
care.

Modul ini dikemas dalam 5 kegiatan belajar dan seluruhnya diberikan waktu tujuh jam
pembelajaran. Lima kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut a. Philosofi dan
sejarah home care b. Konsep dan Aplikasi home care c. Etikolegal dan peran perawat dalam home
care d. Proses keperawatan dalam home care e. Dokumentasi dalam home care

Setelah mempelajari modul ini peserta didik akan dapat :


1) Menjelaskan philosofi dan sejarah home care,
2) Menjelaskan tentang konsep dan aplikasi home care,
3) Menjelaskan dan menganalisa masalah etikolegal dan peran perawat dalam home care,
4) Menjelaskan dan menentukan proses keperawatan dalam home care dan
5)Menjelaskan dan menentukan penggunaan dokumentasi dalam home care.
Kompeten sikompetensi tersebut sangat diperlukan oleh peserta didik sebagai dasar dalam
memahami dan mempraktekkan home care. Pemahaman tentang philosofi, konsep aspek etikolegal
proses keperawatan dan dokuementasi mutlak diperlukan sebelum melakukan kegiatan klinik home
care. Dengan demikian pemahaman dan kemampuan menggunakan konsep tersebut menjadi dasar
yang sangat penting dalam mendukung penguatan pemahaman sehingga diharapkan memperkuat
semangat dalam menjadikan home care sebagai salah satu pilihan dalam memperkuat model
pelayanan kepada pasien berbasis keluarga dan komunitas.
ProsespembelajaranuntukmateriSejarah,Perspektif,Philosofi,Konsep dan Ethicolegal dalam Home
Care akan dapat dilakukan secara optimal dengan syarat saudara mengikuti langkah-langkah belajar
sebagaiberikut:
1) Telah lulus kelompokmata kuliah pengembangan kepribadian,Keilmuwan dan ketrampilan,
keahlian berkarya, dan berkehidupan bermasyarakat.
2) Pahami dulumengenai berbagai kegiatan penting dalam homecare
3) Lakukan analisis tentang pemahaman saudara tentang philosofi, konsep dan ethicolegal
dalam praktek sehari-hari.
4) Lakukan kajian dan bandingkan materi tentang philosofi, konsep dan ethicolegal sesuai
dengan literature yang ada
5) Keberhasilan proses pembelajaran saudara dalam mata kuliah home care ini sangat
dipengaruhi oleh kesungguhan saudara dalam memahani dan mengerjakan latihan. Untuk
itu bacalah literatur dan berlatihlah secara mandiri atau berkelompok.
6) 6. Bila saudara menemui kesulitan silahkan hubungi instruktur atau pembimbing/fasilitator
yang ditunjuk mengajar mata kuliah ini.

SEJARAH, PERSPEKTIF DAN PHILOSOFI HOME CARE.

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah kegiatan belajar 1 ini, peserta didikdiharapkan


mampumemahami dan menjelaskan sejarah dan filosofi home care.

1
B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, peserta
didik diharapkan mampu menjelaskan:
1) Sejarah home care
2) Perspektif home care
3) Filosofi home care

C. Pokok – Pokok Materi Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, Anda
akan mempelajari tentang sejarah dan filosofi home care yang meliputi:

1) Sejarah home care


2) Perspektif home care
a. Perspektif Sosial
b. Perspektif regulasi dan kebijakan pemerintah tentang home care
c. Perspektif teknologi dalam home care .
3) Filosofi praktik home care.

D. Uraian Materi 1. Sejarah Home Care Perkembangan industri home care dewasa ini
cukup pesat sehubungan dengan makin banyaknya kebutuhan tentang kualitas
pelayanankeperawatan yang bermutu, pertimbangan biaya,pertimbangan sosial dan
kemajuan sistem teknologi informasi dan pendukung jasa pelayanan keperawatan
(Rice, 2001). Analisis

pengguna pelayanan kesehatan tentang makin tingginya

biaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit pada tahun 1980-an menyebabkan adanya pola
fikir kearah model pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau namun tetap
berkualitas.

Bila kembali melihat sejarah konsep home care berkembang sejak tahun 1700-an
yang pada awalnya lebih ditujukan pada konsep melakukan pelayanan home visit

pada keluarga yang tidak

mampu. Pada tahun 1796 Boston Dispensary, sebagai lembaga yang pertama kali
memberikan pelayanan dengan konsep home di Amerika Serikat. Home care
berkembang dari konsep Nursing Home Visit yang dikenal dengan istilah dengan
District Nurse yang didedikasikan kepada Florence Nightingale yang ditujukan
kepada para pasien yang dirawat di rumah. Pada tahun 1877 The Women’s Branch
yang ada di New York yang memulai memperkerjaan lulusan perawat untuk
merawat orang sakit di rumah. Sedangkan di Boston sejak tahun 1886 telah berdiri
kumpuan kelompok relawan yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari terbentuknya
Visiting Nurse Associations (VNAs).

Sejak 1893 Lillian Wald dan Mary Brewster

mengembangkan

2
home care yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di wilayah New York
City. Hingga tahun 1909 di New York saja sudah ada hampir 565 lembaga pelayanan
home care yang menyerap hampir 1416 perawat home care. Sejak berakhirnya
perang dunia II home care berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi
kebutuhan masyarakat.

Di Indonesia istilah home care baru berkembang sejak tahun 2001 sejak
dikeluarkannya SK Dirjen YAN MED Nomor :

HK.

00.06.5.1.311. Namun jauh sebelum regulasi tersebut turun, penggunaan model dan
sistem pelayanan home care sudah dikenal sejak lama dengan dikenalnya istilah
parawat keliling, yang memberikan

pelayanan

kesehatan

dari

rumah-kerumah.

Di

Indonesia, Pelaksanaan home care berkembang cukup pesat khususnya di Bali. Hal
ini ditandai dengan lahirnya Lembaga Home care Graha Bali yang terintegrasi
dengan praktek mandiri perawat ( Cakra, 2006).

Sejak lahirnya Permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktek
keperawatan telah memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan praktek
perawat di rumah yang bisa dilakukan oleh perawat. Dalam Permekes No 28 tahun
2011 secara ekplisit home care menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari klinik.
Dengan demikian dari konsep history home care merupakan bagian yang sangat
penting dalam pengembangan pelayanan keperawatan yang bermutu dan menjadi
salah satu pilihan dalam pelayanan kesehatan.

2. Perspektif Home Care Home merupakan suatu model pelayanan keperawatan


yang terus berkembang sebagai dampak semakin banyaknya pandangan yang positif
terkait model pelayanan ini baik dari konteks sosial, regulasi maupun teknologi. Ke
depan home care akan semakin berkembang seiring dengan semakin banyaknya
demand (Rice,2001).

a. Perspektif Sosial Home care menjadi sebuah pilihan yang cukup baik sebagai salah
satu model dalam pemberian pelayanan kesehatan yang cepat, terjangkau yang
akan memberikan dampak luas dalam peningkatan pelayanan sehingga dapat
mempengaruhi mutu

3
5

pelayanan kesehatan.

Sebelum tahun 1960an home care

masih digolongkan sebagai pelayanan sosial pemerintah yang berbasis komunitas


yang lebh focus pada upaya pencegahan yang ditujukan pada keluarga misikin serta
rentan. Namun saat ini home care merupakan model pelayanan yang lebih banyak
mengarah ke private service yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan

pelayanan

sebagai

dampak

dari

perubahan demografi dan epidemiologi. Makin banyaknya lansia, makin


meningkatnya penyakit degeratif kronis dan makin terbatasnya kesempatan
keluarga untuk mendampingi anggota keluarga yang sakit akibat pergeseran sosial
dan budaya, seperti

tuntutan

pekerjaan,

tuntutan

jarak

tinggal

dan

keterbatasan waktu menyebabkan semakin banyak memerlukan tenaga perawat


untuk menggantikan posisi keluarga tersebut ( Suardana,2013).

Ilustrasi :Jika dibandingkan penderita penyakit kronis yang dirawat di rumah sakit
kelas VIP diestimasikan biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi dan jasa sekitar
Rp.800.000,sehari sehingga dalam sebulan keluarga akan mengeluarkan hampir 24
Juta. Belum lagi jasa pendamping, kehilangan waktu kerja dan stress.

Namun jika dirawat dengan pendekatan home care estimasi pengeluaran sebulan
hanya 15 juta, itupun dengan perawatan penuh dan keluarga tidak perlu takut
kehilangan waktu dan pekerjaan.

4
b.

Perspektif regulasi dan kebijakan pemerintah tentang home care

Perkembangan home care hampir diseluruh dunia sebagian besar akibat adanya
dukungan regulasi yang sangat kuat. Berbicara tentang home care identik
keperawatan. Kebijakan tentang bentuk continuing care, dukungan dalam bentuk
regulasi praktek dan pembiyaan yang bersumber pada asuransi perorangan dan
pemerintah menjadikan home care diberbagai Negara berkembang dengan pesat.
Disamping itu pengembangan home pengembangan

care juga

kurikulum

home

sangat

didukung oleh

care dalam

pendidikan

keperawatan. Regulasi yang bisa dijadikan acuan dalam mengembangan Home Care
di Indonesia : 1) UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 2) UU Nomor
32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 3) UU Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan 4) PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan 5) PP Nomor 25
tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 6) PP Nomor 47
tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter

gigi,

apoteker,

ass.apoteker,

pranata

lab.kes.

epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian, administrator kesehatan, penyuluh


kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat, radiographer, perekam medis,
dan teknisi elektromedis 7) SK Menpan Nomor

94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang

jabatan fungsonal perawat. 8) Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar puskesmas

5
7

9) Kepmenkes Nomor

279

tahun 2006 tentang pedoman

penyelenggaraan Perkesmas. 10) Kepmenkes Nomor 374

tahun 2009 tentang Sistem

Kesehatan Nasional 11) Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan
roadmap reformasi kes.masy. 12) Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin
dan penyelenggaraan praktik keperawatan 13) Permenkes No 28 tahun 2011
tentang Klinik 14) Permenkes 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan
15) SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri.

c. Perspektif teknologi dalam home care Kemajuan teknologi komunikasi dan


teknologi pelayanan kesehatan memungkinkan pelayanan home care semakin
berkembang.

Perkembangan

teknologi

komunikasi

memungkinkan pasien, keluarga dan perawat dapat melakukan aktivitas

pelayanan

dengan

semakin

baik.

Penggunaan

Personal Digital Assistance sangat membantu dalam melakukan telemonitoring,


konsultasi dan dokumentasi tindakan perawatan yang dilakukan ( Rice,2001).
Kemajuan dalam teknologi pelayanan kesehatan memungkinkan melakukan
beberapa tindakan ( Rise,2001) antara lain: 1) Meningkatkan kualitas tingkat layanan
pada pasien dengan penyakit kronis di rumah. Contoh : peritonial hemodialisis. 2)
Kemanjuan teknologi dapat membantu dalam memberikan pelayanan pada pasien
dengan keterbatasan fisik dan financial. Contoh : penggunaan berbagai model bed
pasien.

6
8

3) Mengurangi kerugian sosial dan ekonomi akibat pelayanan kesehatan. Contoh :


keluarga tidak perlu kehilangan pekerjaan karena harus menjaga pasien di rumah
sakit. 4) Melakukan manajemen pemenuhan berbagai kebutuhan pasien di rumah.
Contoh : Seluruh kebutuhan dasar pasien bisa dipenuhi secara professional 5)
Melakukan

tuntutan

peningkatan

kualitas

pelayanan

keperawatan terhadap pelayanan home secara personal. Contoh : Pasien bisa


memilih perawat yang berkualitas sesuai dengan standar yang dibutuhkan pasien.

3. Filosofi home care Home care adalah metode pelayanan dengan cara delivery
atau memberikan pelayanan keperawatan di rumah pasien.

Suatu

komponen ttg pelayanan kesehatan yg berkesinambungan dan komprehensif yang


diberikan kpd individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yg bertujuan utk
meningkatkan, mempertahankan, atau

memulihkan

kesehatan

atau

memaksimalkan

tingkat

kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.


Pelayanan yg sesuai dg kebutuhan pasien individu

dan

keluarga,

direncanakan,

dikoordinasikan

dan

7
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di
rumah melalui staf atau peraturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari
keduanya (Dee,1994) Tujuan akhir dari pelayanan home care adalah kemampuan
pasien meningkat sedemikian rupa mampu melakukan self-care manajemen di
rumah dan pasien bisa mendapat pelayanan sesuai dengan yang diinginkan. Home
Care diharapkan dapat merefleksikan kondisi pengetahuan terkini sesuai dengan
kondisi pasien dilapangan, secara legal, tidak membahayakan dan tidak merugikan
yang diselengarakan secara multidisiplin dengan

menjadikan perawat sebagai case manajer yang mengatur semua tindakan


kesehatan.

Tindakan yang dilakukan dalam bentuk : d. Restorasi, rehabilitasi dan palliative e.


Edukasi kepada pasien dan caregiver terkait tindakan dan pencegahan akibat
penyakit yang dialami pasien. f. Meningkatkan kemampuan pasien dan caregiver g.
Memperbaiki koping mekanisme pasien dan keluarga terkait gaya hidup, peran,
konsep diri dan konsekwensi dari penyakit. h. Mengembalikan

pasien

dan

keluarga

dalam

kehidupan

keluarga komunitas dan pendukung sosial lainnya.

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan


kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan
komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan
tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan

keluarga,

dengan

tujuan

menyembuhkan,

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen

8
rentang

pelayanan

kesehatan

yang

berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di


tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan

10

serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit


termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
individual dan keluarga, direncanakan,

dikoordinasi

dan

disediakan

oleh

pemberi

pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C, 1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian


integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat

mencapai

kemandirian

dalam

menyelesaikan

masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan


perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah
sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning),
bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini
biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh
perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang
menangani perawatan di rumah.

9
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan

atau

memulihkan

kesehatan

atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit


( Depkes, 2002 ).

Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) dalam Avicenna ( 2008 ) menyatakan
home health care adalah sistem dimana

11

pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang


yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.

Tidak berbeda dengan kedua definisi di atas, Warloha ( 1980 ) mendefinisikan home

care sebagai

pelayanan

yang

sesuai

dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan


disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di
rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan di


rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis
yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah


adalah : Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang

komprehensif

bertujuan

10
memandirikan

klien

dan

keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan


melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi
merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu
unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan
mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional,
di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002). Pelayanan keperawatan
yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada
asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga

12

dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum


kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan

pada

lingkungan

rumah

untuk

memulihkan

ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa home care sebagai seni dan praktek dan
dedikasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan pasien

di

rumah.

Tindakan

dilakukan

sebagai

bentuk

pengembangan pengetahuan, praktek dan riset sebagai salah satu pilihan


hospitalisasi dengan menggunakan home care agency, kebijakan klinik dan
pengambilan keputusan yang terbaik sesuai dengan etika keperawatan yang
diperkuat melalui dukungan kebijakan yang ada ( Rise,2001).

11
RANGKUMAN

Industri keperawatan home care terus berkembang sebagai dampak dari makin
tingginya permintaan masyarakat, makin kuatnya dukungan regulasi oleh
pemerintah, adanya pertimbangan sosial serta ekonomi dan kemajuan teknologi
informasi serta teknologi kesehatan. Harapan tentang pelayanan kesehatan yang
berkualitas

dan

cost-efektif merupakan

alasan utama pasien memilih home care. Home care diberikan secara delivery

sebagai

seni

dan

praktek

yang

disesuaikan

dengan

perkembangan ilmu, praktek dan riset keperawatan yang tujuan utamanya agar
pasien mampu melakukan self-care manajemen. Home care akan memberikan
kesempatan yang lebih luas dalam menunjukkan otonomi perawat dalam pelayanan
kesehatan sehingga akan merangsang perawat agar mampu berfikir kritis, kreatif
dan mampu menjadi pemimpin dalam pelayanan kesehatan.

13

TEST FORMATIF Setelah saudara membaca uraian kegiatan belajar 1, maka


selanjutnya jawablah pertanyaan berikut dengan member tanda silang pada salah
satu option yang paling benar ! Soal 1.

Home berkembang Amerika sejak tahun 1600an. Namun sejak tahun 1980
berkembang menjadi pilihan pelayanan yang banyak dipilih perorangan karena
dianggap lebih menguntungkan oleh pasien. Dasar analisis pasien memilih home
care tahun 1980an adalah : A. Karena diberikan gratis oleh pemerintah B.
Ditanggung oleh asuransi C. Makin tingginya biaya kesehatan di Rumah Sakit D.
Karena lebih fleksibel dalam pelayanan E. Pelayanan lebih berkualitas

2.

Pemilihan model pelayanan home care disebakan oleh adanya pergeseran

12
demografi dan epidemiologi penyakit dari penyakit akut menjadi penyakit
degenerative yang kronis. Cara pandang tersebut didasari pola fikir berspektif : A.
Sosial B. Epidemiologi C. Demografi D. Regulasi E. Teknologi

3.

Praktek home care di Indonesia sangat mungkin dilakukan, mengingat dari sudut
perspektif regulasi sudah mendukung. Regulasi yang mengijinkan home dapat
dilakukan secara mandiri oleh perawat adalah

14

A.

Permenkes

Nomor

148

tahun

2010

tentang

ijin

dan

penyelenggaraan praktik keperawatan B.

Permenkes No 28 tahun 2011 tentang Klinik

C.

Permenkes 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan

D. SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri. E. UU No 36
tahun 2009

4.

Home care diselenggarakan sebagai bentuk upaya pemberian pelayanan yang


komprehensif di rumah pasien. Filosofi utama dari tujuan penyelenggaraan home
care adalah : A. Pelayanan delivery B. Meningkatkan manajemen self-care pasien C.
Pelayanan dirumah pasien D. Memberikan pelayanan yang maksimal E. Pelayanan
sesuai perkembangan ilmu dan praktek keperawatan

5. Membantu pasien dan keluarga agar bisa beradaptasi dengan kondisinya

13
merupakan salah satu bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perawat home care
sebagai bentuk tindakan : A. Restorasi B. Edukasi C. Optimalisasi D. Memperbaiki
koping E. Mengembalikan fungsi sosial

15

TUGAS TERSTRUKTUR

Buatlah 4 kelompok kecil, lalu diskusikan dan jawab tugas diskusi dalam kolom yang
telah disediakan ! 1. Lakukan identifikasi dan kajian tentang sejarah dan bentuk
pelaksanaan home care yang ada di wilayah saudara dan kaitkan dengan sejarah
yang ada !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………..

5. Bagaimana perspektif saudara terhadap peluang pelaksanaan home care di


wilayah saudara dan lakukan kajian perspektif tersebut dari konteks sosial, regulasi
dan teknologi kesehatan yang ada diwilayah saudara !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………

16

3. Lakukan kajian tentang layanan home care yang bisa dilaksanakan diwilayah

saudara dalam

bentuk layanan

restorasi,

Restorasi,

14
rehabilitasi dan palliative, edukasi, meningkatkan kemampan pasien dan care giver
dan memperbaiki koping mekanisme

pasien dan

keluarganya serta kegiatan mengembalikan pasien kepada keluarga atau kelompok


sosialnya !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………….

17

KONSEP MODEL DAN APLIKASI HOME CARE

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah kegiatan belajar 2 ini, peserta didik

diharapkan mampu

memahami dan menjelaskan konsep dan aplikasi home care.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, peserta


didik diharapkan mampu menjelaskan: 1. Konsep dalam home care 2. Aplikasi
konsep home care C. Pokok – Pokok Materi Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan
belajar 2 ini, Anda akan mempelajari tentang konsep model yang digunakan dalam
home care dan aplikasi home care meliputi: 1. Konsep model dalam home care a.
Science of Unitary Human Beings b. Transcultural Nursing c. Self-Care Déficit Theory
d. Health as Expanding Consciousness e. Theory of Human Caring

2. Aplikasi Praktis Home Care

18

D. Uraian Materi 1. Konsep Keperawatan Dalam Home Care Setiap

profesi

memiliki

15
dasar

dalam

mengimplementasikan

tanggungjawab profesionalnya. Bagaimana kita bisa bekerja dan apa yang harus
dikerjakan ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan dengan
menunjukkan fakta-fakta bahwa apapun bentuk pelayanan yang dilakukan sangat
dipengaruhi oleh oleh factor politik, sosial dan ekonomi dari tempat dimana profesi
itu berkembang ( Rice, 2001). Semua itu sangat tergantung pada tingkat pendidikan
pendidikan, pengalaman

kerja

dan

cara

pandang kita

dalam

melakukan perawatan kepada pasien.

Bentuk pelayanan kesehatan tradisional yang selama ini berpusat hanya pada rumah
sakit hendaknya harus dirubah menuju pada system pelayanan kesehatan yang
berbasis komunitas. Secara umum perubahan pola fikir ini akan berdampak pada
perubahan kebutuhan tenaga perawat dan inovasi-inovasi pelayanan keperawatan.
Perawat dituntut untuk meningkatkan diri dalam memberikan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan manusia sepanjang kehidupannya.

Home care menjadi salah satu bagian penting dalam melakukan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan perawatan dan budaya yang ada. Pelayanan keperawatan yang
holistic menjadi bagian yang tidak terpisahkan oleh karena itu perawat home care
harus tahu model pelayanan keperawatan untuk memperkuat konseptual mereka
tentang dalam pelayanan, memperkuat pemahaman tentang posisi dan peran
perawat dan mempertahankan standar professional sehingga dapat berkontribusi
dalam mengembangkan keperawatan sebagai sustu disiplin ilmu yang professional.

19

Pertanyaannya bagaimana teori itu berkembang dan apa pentingnya untuk


keperawatan ?

Ingat ! Teori berkembang dari asumsi tentang perilaku alamiah dari alam dan
perilaku manusia itu sendiri. Teori dikembangkan dari refleksi terhadap hidup,
pengalaman kerja yang diproleh dari riset.

Model

16
disusun dalam bentuk konsep batasan kerja, system, model

yang

menggambarkan fenomena yang diamati yang menggambarkan satu proses


sistematis, geralisasi hypothesis, proses dan evaluasi.

Teori penting dipahami ( Rise,2001) untuk: 1. Mengarahkan batasan praktek


professional 2. Menggambarkan hubungan antara pasien dan perawat 3.
Mengarahkan cara berfikir sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh pasien dan
perawat. 4. Sebagai pemicu dalam pelaksanaan penelitian keperawatan 5. Memberi
petunjuk tentang peran yang harus dilakukan dalam pelayanan kesehatan.

JIKA SAUDARA SUDAH PAHAM TENTANG PENTINGNYA MANFAAT TEORI MAKA


ANDA PASTI AKAN BERTANYA, KEPERAWATAN MEMILIKI BANYAK TEORI, LALU TEORI
MANA SAJA YANG COCOK UNTUK HOME CARE ?

A. Folerence Nightingale Florence Nightingale sebagai peletak dasar keperawatan


modern menjelaskan bahwa sakit merupakan proses perbaikan (reparative) yang
tidak selalu diikuti oleh suatu proses ketakutan. Nightingale menjelaskan dalam teori
“Environmentnya”, mengatakan bahwa penyait merupakan suatu proses ujian alam
sebagai bentuk perusakan yang sebelumnya akan ditunjukkan dalam bentuk tanda-

20

tanda penurunan bukan penyakit semata. Nightingale menjelaskan tentang


pentingnya pengaruh lingkungan dan kebersihan dalam memperbaiki kesehatan
pasien dengan memperhatikan lima komponen berikut; 1. Udara yang alami 2. Air
yang sehat 3. Drainage yang baik 4. Kebersihan lingkungan 5. Cahaya yang cukup
Teori tersebut menjadi dasar dalam konsep penegndalian penyakit dan menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien. Coba Anda renungkan teori tersebut
dan lakukan refleksi diri. Kirakira praktek apa saja yang bisa dilakukan dalam
melakukan home care . Bagaimana dengan hal berikut: 1. Memilih dan mengatur
ruangan perawatan dirumah 2. Menjaga kebersihan tempat tidur 3. Menjaga
kebersihan lingkungan tempat perawatan pasien 4. Mengatur ventilasi 5. Mengatur
pencahayaan ruangan 6. Memonitor kelancaran drainage rumah 7. Mengurangi
risiko penularan penyakiti Dari teori tersebut memberikan petunjuk yang sangat
jelas bahwa upaya menciptakan lingkungan yang aman dan mencegah risiko
penularan penyakit dan infeksi nasokomial merupakan tugas yang dibebankan
kepada perawat dalam perawatan pasien di rumah.

B. Science of Unitary Human Beings Kajian teori ini didasarkan pada asumsi bahwa
manusia adalah makhluk yang senantiasa berintaraksi dengan alam. Interaksi ini
menghasilkan pola energy. Berdasarkan teori Rogers sakit timbul akibat
ketidakseimbangan energi penanganan dengan metode terapi modalitas/
komplementer. Rogers mengungkapkan bahwa

21

aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreativitas, seni dan imaginasi. Dasar teori
Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta

17
seperti

antropologi,

sosiologi,

agama,

filosofi,

perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia secara utuh.:

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia.

Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi

dan

material

satu

sama

lain.

Beberapa

individu

mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan


merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal. Apa saja yang termasuk therapy
komplementer dan alternatif yang bisa dilakukan dalam home care (Sneider,2006) 1.
Therapy komplementer alternative berbasis biologis (herbal dan supplement) 2.
Therapy komplementer alternative berbasis energy ( Prana, Reiki, Qi-Gong, infra-
red ) 3. Therapy koplementer alternative berbasis body manipulasi ( Massage,
Shiatsu, Refleksi, Akkupresure, Bekam dan akupunture) 4. Therapy komplementer
alternative berbasis Mind and Body (Meditasi, therapy tertawa, yoga dan story
telling) 5. Sistem therapy seperti Ayur Wedha, Tradisional China Medicine )

22

C. Trancultural Nursing Teori ini menekankan betapa pentingnya pemahaman


budaya pasien dan keluarga ketika melakukan pelayanan keparawatan. Terkadang
perawat dihadapkan pada dilema antara tetap focus menggunaan pendekatan

18
konvensional dan mengabaikan atau menolak konsep budaya pasien tentang
penyakit. Perawat sering memaksakan konsep konvensional dan mengabaikan
paradigm budaya pasien. Dengan teori ini perawat diharapkan senantiasa mampu
berfikir luas dalam mengatasi permasalahan kesehatan pasien baik dengan
pendekatan konvensional maupun modern Kasus Pasien A, laki-laki 65 tahun
seorang saat ini dirawat dengan stroke non hemoragic dan mengalami hemiparese
dextra. Setelah dirawat selama 6 bulan merasa bahwa penyakitnya tidak ada
perubahan yang berarti. Dia beranggapan penyakit ini disebabkan karena pengaruh
tata letak rumah yang tidak sesuai dengan unsur tata letak menurut budaya Bali.
Tanggapan perawat beragam Perawat A : “ Wah pak itu terlalu berlebihan. Tidak ada
hubungan antara tata letak rumah bapak dengan penyakit ini. Semua ini karena gaya
hidup bapak dimasa lalu. Proses penyembuhan memang agak lama karena
masalahnya terjadi di system saraf pusat. Perawat B : “ Ya bapak saya percaya
dengan apa yang bapak yakini. Namun pada saat ini sebaiknya kita harus focus
bersama-sama berusaha mengurangi masalah bapak. Memang akan cukup lama,
tetapi jangan menyerah dan jangan berhenti memohon kepada Tuhan. Memang
penembuhan bapak agak lama karena memang masalahnya terjadi pada system
saraf pusat. SILAHKAN SAUDARA RENUNGKAN KASUS DIATAS ! YANG MANAKAH
LEBIH BIJAKSANA !!!!

23

Leininger memberikan batasan bahwa dalam menangani pasien jangan pernah


melakukan dikotomi antara metode konvensional dan tradisional tetapi hendaknya
menggunakan secara bijaksana karena pasien adalah manusia yang unik sehingga
penanganan harus dilakukan secara Holistik. Apa saja yang menjadi komponen yang
harus diperhatikan dalam penanganan pasien ditinjau dari aspek budaya ? 1. Filosofi
dan keyakinan pasien 2. Pandangan hidup pasien 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5.
Kekerabatan 6. Teknologi 7. Regulasi

D. Self-Care Deficit Menurut Dorothea Orem dalam teori Self Care Deficit
menyebutkan bahwa manusia dalam upaya menjaga kesehatannya sangat
dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam memenuhi syarat agar tetap sehat
“Self care requisites” seperti makanan, minuman, udara sehat, istirahat, interaksi
sosial dan dasar lain terkait fungsi hidup manusia. Untuk mencapai hal tersebut
perawat memiliki fungsi untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien saat
dilakukan home care. Konsep Sistem Keperawatan menurut Orem 1. Wholly
Compensatory : pasien dengan ketergantunga penuh dan harus dirawat secara
penuh oleh perawat home care 2. Partly Compensatory : pasien dengan
ketergantungan sebagian hanya memerlukan penanganan secara partial, apakah
hanya 16 jam, 8 jam atau hanya untuk tindakan keperawatan tertentu ! 3.
Supportive – educative : perawat membantu sebagai konsultan atau membantu
pasien dalam mengambil keputusan

24

KASUS Seorang lansia laki-laki 92 tahun saat ini dirawat dirumah dengan diagnose
medis Ca Paru stadium IV. Pasien sudah selesai dilakukan kemotherapy, saat ini
hanya dirawat palliative. Makan susu 6 kali sehari per sonde, Infus RL 17 tetes
permenit, terpasang catheter. Obat berupa anti nyeri tramadoll per drip dan
neurobion 5000 perdrip. Keluarga pasien semua sibuk bekerja diluar rumah sehingga

19
tidak ada yang menunggu pasien. Menurut saudara apa bentuk system pelayanan
yang tepat diberikan untuk pasien diatas menurut konsep orem? Jelaskan
alasannya ! …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..

E. Health Expanding Consciusness Menurut

Margaret

Newman

tugas

seorang

perawat

dalam

melakukan home care bukan saja membantu mengatasi masalah yang muncul
sebagai respon dari penyakit yang dialami, perawat juga diharapkan membantu
mencari penyebab terjadinya masalah dan membantu pasien dan keluarga mencari
jalan keluarnya.

Newman

beranggapan

bahwa

kondisi

sakit

timbul

akibat

ketidkpahaman terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit.


Ketidakpahaman mengakibatkan kegagalan dalam mengambil keputusan sehingga
mempengaruhi perilaku pasien. Perilaku yang tidak mendukung kesehatan akan
mengakibatkan pasien menjadi sakit.

25

APA SAJA KOMPONEN CONSCIOUSNESS YANG HARUS DIPERBAIKI PADA PASIEN


SAAT MELAKUKAN HOME CARE ??? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Kebiasaan makan Kebiasaan olahraga Kebiasaan merokok Minum minuman keras

20
Pola tidur Perilaku sex Personal hygiene Sanitasi Cara memecahkan masalah
Komunikasi dalam keluarga Konsumsi obat-obatan Pola asuh

F. Human Caring Perawat sebagai profesi yang dalam pelayanan senantiasa


mengedepankan

kepedulian,

moralitas

dan

kasih

sayang.

Intelektualitas adalah bagian yang juga harus kedepankan. Perawat dalam


memberikan pelayanan hendaknya mengedepankan nilainilai kemanusiaan dengan
selalu mengutamakan memberikan perlindungan, membantu penyembuhan dan
mengedepankan nilainilai

kemanusiaan

dalam

membantu

pasien

menghadapi

penyakitnya. Perawat mebantu pasien dalam mencari makna sakit, nyeri dan
menuntun pasien dalam meningkatkan pengetahuan, mengentrol diri dan
melakukan penyembuhan terhadap diri sendiri.

Konsep dari Watson ini menekankan bahwa penyakit terjadi akibat disharmony
antara fisik dan fikiran serta jiwa. Untuk itu ditekankan bahwa penanganan pasien
secara holistik menjadi hal yang sangat penting dalam home care.

26

FOKUS YANG HARUS DILAKUKAN DALAM MENANGANI PASIEN DI RUMAH MENURUT


HUMAN CARING (WATSON 1979) a. Nilai – nilai humanistic – altruistic : mengutaman
kepentingan pasien dan keluarga b. Menanamkan semangat dan harapan :
memotivasi agar pasien dan keluarga tidak putus asa menghadapi penyakitnya c.
Menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain : sensitive dalam merespon
setiap keluhan pasien dan keluarga d. Mengembangkan sikap saling tolong
menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau
buruk: perawat harus bekerjasama dengan pasien dan keluarga serta sejawat. e.
Mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan : Perawat
harus bisa berfikir lebih dewasa, cepat dan responsip dalam menghadapi masalah

21
pasien. f. Prinsip belajar – mengajar : proaktif melakukan edukasii kepada pasien dan
keluarga. g. Mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental ,
sosiokultural dan spiritual : membekali diri dengan ketrampilan keperawatan yang
lebih luas h. Memenuhi kebutuhan dasr manusia : membantu memenuhi kebutuhan
dasar manusia secara tepat. i.

Tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi: perawat senantiasa


dinamis sehingga harus terus belajar dan berlatih

j. 27

KASUS Perawat B saat ini sedang merawat pasien dengan diagnose pasca stroke dan
mengalami inkontinensia urine. Keluarga menyatakan ketidakpuasan kepada
penyelenggara pelayanan home care karena perawat B mengganti pampers hanya
kalau diminta oleh keluarga, sehingga pasien sering merasa tidak nyaman. Ketika
ditegur, suster B mengatakan bahwa tindakannya tidak mempengaruhi kesehatan
pasien. Apakah nilai-nilai keperawatan yang diabaikan oleh suster B dalam home
care tersebut !
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………….

2. Aplikasi Konsep Home Care Pelayanan home jika dilihat dan kebutuhan, cara
memilih pelayanan dan pengambilan keputusan sangat berbeda dibandingkan
dengan perawatan pasien di klinik atau rumah sakit. Manajer dalam home care
adalah perawat yang harus memberikan dukungan, edukasi dan bantuan
sumberdaya. Pelayanan home care berfokus pada pasien, memenuhi kebutuhan

yang inginkan

pasien

dan kemampuan

pasien untuk

menjangkau pelayanan tersebut. Pembeda

Tenaga

Pasien

Kesehatan Kebutuhan tindakan Pemilihan tindakan Strategy tindakan Manajer


pasien Sistem kerja Evaluasi

Home Care

Rumah Sakit/Klinik Tenaga

22
Kesehatan

vv

Pasien/Keluarga

vv

dokter

Perawat

SOP v

Berdasarkan kontrak v

28

Tujuan dari home care bukan menjadikan pasien sehat saja, karena tidak ada
jaminan pasien yang dirawat dengan home care sembuh. Banyak aktivitas home care
dilakukan untuk menyiapkan agar pasien bisa menerima keadaannya dan hingga
kalaupun pasien meninggal, pasien dapat meninggal dengan tenang. Model aplikasi
home ini dikenal dengan istilah “ Dinamic SelfDetermination for Self Care ” Patient
Self Care Strategies Patient motivaton for self care

Patient indicators of optimal health

CARING

Home care Nurse as fasilitator

Patient Education

Aestetic – Spritual Communion

Patient Advocacy

Case Management

23
Gambar 1. Rice Model of Dinamic Self – Determination for Self Care dikutif dari Rice,
2001. Dari gambar diatas tampak bahwa pelaksanaan dan pemilihan home care
sangat tergantung pada motivasi pasien pasien dalam memilih pelayanan home
care. Pemilihan itu dipengaruhi oleh persepsi terhadap penyakit, budaya, jarak
rumah saki dengan home care, masalah kesehatan yang dihadapi,

system

pendukung,

keberadaan

sumber

daya

dan

perkembangan penyakit.

29

Untuk memenuhi kebutuhan home care pasien maka perawat akan menyusun
strategi perawatan ( Self-care Strategy ), yang bersifat holistic sesuai dengan
keinginan yang diharapkan pasien. Hasil tindakan dapat dilihat dalam indicator “
Patient Indicatr of Optinal Health” yang terdiri dari: stabilitas psikologis,
interpersonal yang seimbang, partisipasi dalam penyusunan rencana tindakan,
fluktuasi mood, kemampuan keluarga dalam merawat mengatur perawatan
dirumah, hasil dari tujuan pelayanan, status kesehatan baik subyektif maupun
obyektif, puas terhadap pelayanan dan kualitas hidupnya.

Perawat dalam melakukan tindakAn berperan sebagai fasilitator yang bertugas


melakukan beberapa fungsi antara lain ( Rise,2001): 1.

Patient Education

: meningkatkan kemampuan kognitif, afektf dan

psikomotor melalui pembelajaran sepanjang rentang kehidupan. 2.

Aesthetic-Spritual Communion : memahami penyakit dengan cara yang unik,


melakukan tindakan keperawatan komplementer dan alternative, meningkatkan
pengenalan dan pemahaman tentang keyakinan kepada tuhan harapan dan cinta
kasih.

3.

Patient Advocacy : memberikan pelayanan secara holistic sesuai yang diinginkan


pasien dan keluarganya, menghagai budaya, norma dan nilai-nilai yang ada,
mendukung keluarga dan care giver, memahami etik legal dan standar professional

24
serta praktis.

4.

Case Management : melakukan pengkajian, implementasi, koordinasi dan evaulasi


terhadap tindakan yang dilakukan oleh care giver atau tenaga multidisiplin lainnya.
Aktivasi dalam pemenuhan kebutuhan alat, kebuuhan obat dan sumber daya
komunitas disekitar pasien. Sebagai pengatur dalam pemenuhan berbagai
kebutuhan pelayanan lain, quality control, dan menjadi pemimpin dalam team kerja.

30

FASE-FASE PEMANDIRIAN PASIEN DALAM HOME CARE ADALAH : 1. Dependence :


inisiasi dari pelayanan sepenuhnya dilakukan oleh perawat dengan melakukan
analisis kajian kebutuhan dan membangun kerjasama dalam merawat pasien dengan
care giver keluarga. 2. Interdependence : Perawat berperan sebagai penguat dan
pendukung dari pelayanan di rumah. 3. Independence : pasien dan keluarga mampu
melakukan perawatan secara mandiri tanpa bantuan dari tenaga perawat.

APAKAH SUDARA SUDAH MEMAHAMI APLIKASI KONSEP HOME CARE ? JIKA SUDAH
UJILAH KEMAMPUAN SAUDARA DENGAN MENJAWAB KASUS BERIKUT ! KASUS
Sebuah pelayanan home care ketika menerima pasien baru menjelaskan bahwa
system pelayanan yang diberikan sepenuhnya disesuaikan dengan system yang ada
B.di Rangkuman lembaga tersebut. Setelah dirawat selama 6 bulan pasien masih
tetap dirawat dengan total care karena semua kebutuhan pasien sangat tergantung
pada pelayanan perawat. Perawat melakukan itu karena semua tergantung dari
instruksi dokter.

Bagaimana pendapat saudara tentang kasus diatas jika ditinjau dari : 1. Sistem
pelayanan home care berdasarkan konsep “Dinamic Self–Determination for Self
Care”. …………………………………………………………………………
………………………………………………………………………… 2. Fase kemandirian keluarga dan
pasien …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………. 3. Dikaitkan dengan fungsi perawat
sebagai manajer home care …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

31

COBA LAKUKAN IDENTIFIKASI KEGIATAN PERAWAT HOME CARE DIKAITKAN DENGAN


PERAN BERIKUT :

1.

Patient Educator ……………………………………………………………………………


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2.

Aesthetic-Spritual Communion : ……………………………………………………………………………

25
……………………………………………………………………………

3.

Patient Advocacy : ……………………………………………………………………………


……………………………………………………………………………

4.

Case Management :
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

RANGKUMAN Home care merupakan suatu system pelayanan, yang paradigmanya


sangat berbeda dengan pelayanan pasien di rumah sakit. Home dilaksanakan
sebagai bentuk penerjemahan dan aplikasi

dari konsep-

konsep keperawatan. Namun untuk aplikasinya model yang digunakan


menggunakan konsep Rice Model of Dinamic Self – Determination for Self Care.
Dalam konsep ini pasien memiliki otonomi yang cukup besar dalam melakukan
pemilihan pelayanan home care (Patient motivatioan factors for self care), tugas
perawat adalah memilih strategi sesuai dengan level kemandirian keluarga ( wholley,
partial dan supportive), melalui tindakan

32

mandiri, kerjasama maupun ketergantungan. Tujuan dari pelayanan home care


bukan semata-mata untuk kesembuhan pasien, namun lebih luas termasuk

didalamnya

menyiapkan

pasien

jikalaupun

meninggal

diharapkan dapat meninggal dengan tenang. Untuk mencapai hal tersebut perawat
hendaknya dapat melaksanakan perannya sebagai educator, aesthetic-spritual
communion, advocate maupun case manager bagi pasien dan keluarga.

TES FORMATIF 1. Seorang perawat home care dalam melakukan tindakan, selalu
menolak untuk membuka jendela, mengganti sprei dan memperbaiki korden yang
rusak karena menganggap itu bukan kewenangannya. Tindakan tersebut tidak sesuai
dengan konsep model A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E.
Margaret Newman

26
2. Seorang

perawat

menggunakan meningkatkan

dalam

therapy

melakukan

kompelementer

kenyamanan

pasien.

tindakan berupa

Tindakan

keperawatan shiatsu

perawat

untuk tersebut

mengacu pada model A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E.


Margaret Newman

33

3. Dalam melakukan tindakan keperawatan seorang perawat selalu berusaha untuk


menghilangkan kebiasaan buruk yang menyebabkan gangguan pada kesehatan
pasien saat ini. Tindakan perawat tersebut mengacu pada model A. Florence
nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E. Margaret Newman

4. Seorang pasien minta agar diberikan air suci sebagai bentuk keyakinan bahwa
sakitnya diengaruhi oleh factor non medis. Perawat yang merawat mengatakan
bahwa penyakitnya tidak ada hubungan dengan hal tersebut. Konsep ini
bertentangan dengan model : A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem
E. Margaret Newman

5. Perawat diharapkan mampu menyiapkan psikologis pasien agar siap menghadapi


penyakit kronis bahkan kematian. Tindakan tersebut merupakan aplikasi konsep Rise
dalam bentuk A. Patient Educator B. Aesthetic-Spritual Communion : C. Patient
Advocacy : D.

Case Manager :

27
E. Consultan

34

6. Alasan yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan perawatan di rumah jika


dilihat dari konsep patient motivation for self care A. Budaya B. Kualitas pelayanan C.
Kualitas tindakan D. Strategi pelayanan E. Kemampuan manajemen perawat

7. Seorang pasien dimensia tekanan darahnya turun setelah diberikan injeksi


citicolin. Seelah pemberian hari ke-3 tekanan darah pasien menjadi 80/50 mmhg,
sedangkan biasanya 130/90mmhg. Pasien lemas dan hampir terjatuh. Menyadari hal
tersebut pasien menelpon dokter yang memberikan therapy dan minta agar obat
dihentikan. Tindakan yang dilakukan perawat termasuk dalam peran A. Patient
Educator B. Aesthetic-Spritual Communion : C. Patient Advocacy : D. Case Manager :

E. Consultan

35

ETIKOLEGAL DAN PERAN PERAWAT DALAM HOME CARE

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah kegiatan belajar 3 ini, peserta didik

diharapkan mampu

memahami, menjelaskan dan mengaplikasikan konsep etikolegal dan peran perawat


dalam home care.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, peserta


didik diharapkan mampu mehami, menjelaskan dan mengaplikasikan : 1. Issue
tentang etikolegal 2. Aturan-aturan yang mendukung 3. Malpraktik 4. Informed
consent 5. Peran perawat dalam home care 6. Ketrampilan dasar yang harus dikuasai
C. Pokok – Pokok Materi Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 3 ini, Anda
akan mempelajari tentang etikolegal dan peran perawat dalam home care 1.
Etikolegal dalam home care a. Issue tentang etikolegal 2. Aturan-aturan yang
mendukung 3. Malpraktek 4. Seleksi tenaga home care 2. Peran perawat dalam
home care

C. Uraian Materi

36

1. Etikolegal dalam home care Issue : 1. Seorang lansia 89 tahun adalah seorang
pasien yang dirawat dengan home care. Perawat hanya diminta untuk merawat pagi
dan malam. Pada siang hari dirawat oleh keluarga. Pada suatu siang tiba-tiba lansia
meninggal saat dijaga oleh keluarga. Keluarga menuntut jika selama ini ternyata
perawat didak merawat dengan baik dan menuntut perawat bertanggungjawab atas
kematian tersebut.

Kkkk

28
2. Pasien dirawat dengan “vegetative state” dengan perintah dari dokter, jika henti
nafas atau jantung tidak usah dilakukan resuitasi. Suatu saat pasien henti nafas dan
jantung lalu perawat tidak melakukan tindakan Resusitasi, sehingga keluarga marah-
marah. 3. Seorang lansia 89 tahun pasca stroke dan kondisinya terus menurun, saat
meningggal perawat home care disalahkan karena tisak mampu membuat pasien
sembuh.

Kasus diatas merupakan masalah yang sering terjadi dalam home care, yang terjadi
akibat kesalahan komunikasi, ketidaktahuan keluarga dan perawat yang kurang kritis
dalam menangani pasien. Oleh karena itu pemahaman tentang etikolegal dalam
home care sangat penting sehingga kita memiliki kemampuan untuk menghadapi
risiko yang terjadi saat melakukan home care. Dalam kegiatan kongres ICN 13 July
2009 di Afrika Selatan dibahas Sharing experience tentang Home Based Care dan
Primary Health care dimasing masing negara. Permasalahan dinegara berkembang
hampir sama yaitu communicable disease dan kurangnya sumber daya baik tenaga
perawat maupun fasilitas, termasuk teknologi serta pentingnya kompetensi perawat
dalam melaksanakan Home Based Care dengan aspek legal yang kuat dalam praktek.
Pemahaman tengan aspek etikolegal dalam praktek home care sangat penting untuk
hal berikut:

37

a) Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang


sesuai dengan hukum b) Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c)

Membantu

menentukan

batas-batas

kewenangan

tindakan

keperawatan mandiri d) Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan


dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

a. Issue tentang etikolegal Secara umum dikenal tiga masalah yang terkait issue-
issue etikolegal dalam home care 1) Tindakan kriminal (Criminal action) : tindakan-
tindakan sengaja yang dilakukan oleh perawat home care yang secara langsung
dapat menyebabkan kerugian harta-benda dan nyawa baik yang dilakukan sendiri
maupun karena keinginan dari keluarga, atau perusahaan. Bentuk dari perbuatan
tersebut antara lain: sengaja mengabaikan pasien, memalsukan catatan, melakukan
penipuan terhadap asuransi, mencuri obat-obat golongan narkotika. Jika hal ini
terjadi dan bisa dibuktikan secara hukum maka perawat bisa dipidana.

2) Tindakan administrasi yang melanggar hukum (Administrative law) action : suatu


agen home care memperkerjakan tenaga perawat yang tidak memenuhi syarat

29
seperti bukan perawat, perawat yang belum memiliki ijazah, tidak teregister, dan
sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan. Masalah ini biasanya muncul akibat
keluhan dari pasien atau keluarganya. Kasus-kasus seperti ini biasanya diselesaikan
dengan mediasi dari organisasi profesi dan lembaga non hukum yang terkait.
Masalah muncul sebagian besar dalam bentuk masalah disiplin keilmuwan.

38

Kasus Seorang perawat home care ketika mendapatkan pasien mengalami hentinafa
dan henti jantung tidak benar dalam melakukan RJP, meskipun pasien berhasil
diselamatkan keluarga pasien merasakan dan melihat tindakan perawat tidak sesuai
dengan prosedur sehingga menyampaikan ketidak puasan kepada agency atau
organisasi 3) Perilaku personal yang melanggar kesepakatan ( Civil action) : Kasus : 1.
Sebuah keluarga pemakai jasa home care mengungkapkan ketidakpuasan terhadap
pelayanan yang diberikan dan bermaksud menghentikan penggunaan jasa home
care sebelum waktu kontrak habis. 2. Keluarga pengguna jasa home care tidak mau
membayar klaim pembayaran dengan alasan tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan.

Dari kasus diatas tampak bahwa berbicara tentang civil action maka pola fikiran kita
tertuju pada kondisi-kondisi wanprestasi dari kedua belah pihak terhadap perjanjian
yang telah dilakukan sebelumnya. Kondisi civil action bisa berkembang menjadi
maslah hukum perdata yang lebih berat apabila kedua belah pihak tidak
menemukan titik temu dalam pemecahan masalahnya.

b. Aturan penyelengaaran home care Home care dapat dilaksanakan oleh perawat
dengan memanfaatkan lembaga sesuai dengan : 1.

SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri. Mengacu
pada ketentuan ini perawat dapat menyelenggarakan home care secara mandiri. 39

2.

SK Kemenkes No 28 tahun 2011 tentang Klinik, dimana dengan ketentuan ini maka
perawat yang melakukan home care berada dibawah tanggungjawab klinik yang
menyelenggarakan home care.

Syarat perawat yang boleh melakukan home care, menurut Permenkes 148 tahun
2010 dan SK Direktorat Yan Medik HK.00.06.5.1.311 tahun 2001 dan Permenkes
1796 tahun 2011 adalah : a. Pendidikan minimal D-III Keperawatan b. Memiliki
sertifikat pelatihan home care c. Memiliki STR ( Surat Tanda Registrasi ) d. Memiliki
SIK ( Surat Ijin Kerja ) e. Memiliki SIPP ( Surat Ijin Praktek Mandiri Perawat jika
perawat praktek perorangan )

c. Malpraktek Masalah yang paling serius yang bisa terjadi pada pelaksana home
care adalah terjadinya malprakatek yang dilakukan oleh perawat. Elemen dari
malpraktek yang sering terjadi antara lain: 1) Melalaikan kewajiban 2) Melaksanakan
tindakan tidak sesuai stándar 3) Injury/trauma akibat tindakan seperti luka,
kerusakan jaringan 4) Melalaikan pasien sehingga pasien mengalami injuri/trauma

30
d. Informed Concent Aktivitas yang dilakukan perawat dalam home care sangat
berisiko terhadap terjadinya tuntutan hukum, mengingat saat bekerja, perawat
melakukannya sendiri. Untuk itu perlundungan terhadap apa yang

40

dilakukan merupakan

bagian yang sangat penting. Perlindungan

yang terpenting untuk setiap tindakan yang dilakukan adalah menyiapkan dan
mengisi lembar informed concent untuk setiap tindakan yang dilakukan khususnya
tindakan infasif. Syarat informed consent 1. Pasien dan atau keluarga memiliki
kemampuan untuk menerima informasi dan melakukan consent 2. Perawat dan atau
dokter memiliki kemampuan untuk menjelaskan tindakan yang aka dilakukan 3.
Perawat dan atau dokter telah memberikan penjelasan dengan jujur, jelas dan
terbuka 4. Perawat dan atau dokter menjelaskan jenis tindakan, cara, dampak dan
alternaif tindakan lain 5. Pasien datu atau keluarga sudah mendapat penjelasan
dengan jujur, jelas dan terbuka 6. Keluarga

diberikan

kesempatan

untuk

menyatakan

persetujuan/tidaknya terkait tindakan yang akan diberikan 7. Tersedia dokumentasi


untuk lembar informed consent yang berisi komponen yang memberikan informed
concent, yang menerima dan saksi. 8. Lembar

dokumentasi

informed

concent

dilengkapi

dan

ditandatangani oleh keduabelah pihak dan saksi.

41

LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN Yang bertanda tangan dibawah ini Nama :


……………………………………………………………………… Tempat/tanggal lahir :
…………………………………………………………………….. Identitas : No
……………………………………………………………….. Hubungan dengan pasien :
…………………………………………………………. Memang benar telah diberikan penjelasan

31
terkait tindakan ………………………………….yang akan dilakukan pada
pasien……………………………… oleh………………………………………………………. Saya telah
mengerti dan setuju untuk dilakukan tindakan yang dimaksud, dan tidak akan
menuntut jika terjdi hal-hal yang terjadi sebagai akibat dari risiko tindakan yang
dilakukan, Demikian pernyataan persetujuan ini dibuat sebagai bukti jika dikemudian
hari ada hal-hal yang berkaitan dengan tuntutan hukum. ……………………..,
………………….. Dokter/Perawat

Pasien/Keluarga

……………………………….

………………………………………….

Saksi

…………………………………………………….

42

2.

Prinsi Etik dalam Home care Hak-hak pasien dan keluarga harus dilindungi, dengan
cara menerapkan prinsip etik dalam pelayanan, yakni beneficience dan maleficience,
autonomy dan justice (Polit dan Hungler, 1999) a. Prinsip beneficience Prinsip
beneficience mengandung arti bahwa pelayanan yang dilakukan telah memberi
dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi pasien.

b. Malefecience Prinsip maleficience mengandung arti bahwa pelayanan home care


ini tidak akan menimbulkan risiko yang membahayakan responden. Responden telah
dilindungi fisik dan psikologisnya sehingga tetap merasa aman. Perawat harus bias
mengantisipasi setiap risiko yang bias terhadi akibat tindakan yang dilakukan. c.

Prinsip autonomy Prinsip ini bertujuan memberikan perlindungan terhadap harkat


dan martabat pasien dan keluarga serta memberikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga untuk menggunakan haknya dalam pemilihan dan penggunaan pelayan
perawatan. Penerapan prinsip autonomy dilakukan dengan prinsip self
determination yakni hak otonomi pasien dan keluarga untuk ikut atau tidak
menyetujui tindakan yang dilakukan, setelah sebelumnya diberikan penjelasan
tentang prosedur, manfaat, dan risiko dari tindakan yang diberikan. Pasien/keluarga
dapat menolak tindakan yang dipilihkan tanpa konsekwensi apapun. Perawat
berupaya mengurangi penolakan responden dalam pelayanan dengan cara membina
hubungan saling percaya dan menjelaskan prosedur tindakan serta manfaatnya bagi
pasien dan keluarga.

d. Prinsip justice Makna dari prinsip justice ini adalah bahwa pasien atau keluarga
dihargai atau dihormati serta dijaga privacy dan anonymity-nya. Prinsip ini
diterapkan dalam

43

32
pelayanan dengan cara menjaga kerahasiaan atas informasi dari pasien dan keluarga
keculai untuk kepentingan hokum.

3.

Peran perawat dalam home care Expetasi yang diharapkan oleh pengguna jasa
pelayanan home terhadap peran perawat sangat besar. Jika dirumah sakit perawat
memiliki team kerja yang setiap waktu bisa berkoordinasi, maka di home care,
perawat haruslah seorang expert yang memliki kemampuan lebih karena harus
mampu mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Peran tersebut adalah: a.
Patient educator Perawat dalam melakukan kunjungan ke pasien biasanya dilakukan
secara paruh waktu atau dalam kurun waktu tertentu sehingga waktu kontak
langsung dengan pasien terbatas. Untuk itu perawat sangat penting sebagai
edukator untuk mendidik care giver, keluarga atau pasien agar mereka mampu
melakukan penanganan terhadap masalah yang dihadapi. Perawat wajib
memberikan informasi yang cukup terkait manajemen kasus yang ditangani dan
membimbing mereka memilih tindakan yang tepat (Lindquist, et all,2001)

b. Patient advócate Sebagai pelindung bagian dari perilaku caring terhadap pasien.
Perawat sebagai advocat tidak saja memastikan bahwa tindakan telah dilakukan
dengan benar akan tetapi juga memastikan bahwa tindakan tersbut dilakukan
dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga hak-hak pasien.

Advokasi merupakan refleksi

dari perilaku estándar

profesional etika praktek (Lindquist, et all,2001).

c. Case manager Sebagai manajer kasus perawat berperan melakukan pengkajian,


mengimplementasikan dan mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada pasien.
Selain itu sebagai manajer juga melakukan evaluasi terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan melalui kajian análisis cost-effective,

44

kualitas pelayanan dari semua disiplin yang menjadi team home care. (Lindquist, et
all,2001).

d. Spiritual-aesthetic communer Perawat home carea akan mengahadpi pasien yang


memiliki berbagai latar belakang kondisi dan prognosis penyakit. Kasus yang
ditangani dalam home care berupa penyakit kronis dan terminal. Untuk itu perawat
wajib membantu melakukan realisasi dan memberikan dorongan semangat, harapan
dan tuntunan spiritual agar pasien siap menghadapi perubahan yang terjadi.
Spiritual-aesthetic communer merupakan satu bentuk

penghargaan

terhadap

proses

33
pengembangan

pola

fikir

bahwasanya perawat perlu memberikan apresiasi tehadap upaya penyembuhan lain


yang dilakukan oleh pasien sesuai budaya dan keyakinan pasien. Model ini sebagai
bentuk pemahamana yang sangat tinggi terkait penghargaan diri dari pasien
terhadap hidup dan kehidupan serta pemahaman spiritual pasien tentang proses
yang dialami. Model ini dilakukan ketika kata-kata sudah tidak mampu lagi bisa
diungkapkan untuk mengungkapkan peraasaan antara pasien dan perawat
(Lindquist, et all,2001) Kasus Seorang perawat sudah 8 bulan menangani Bapak A 89
tahun, yang dirawat sejak pulang dari rumah sakit akibat stroke non hemoragic.
Tekanan darah pasien 170/100 mmhg, suhu 36,6 derajat celcius, nadi 78 x/menit
regular. Tetra parese dengan kekuatan otot di ke-empat ekstremitas 222. Sejak awal
perawat dengan team menangani pasien, perawat tidak mau melibatkan keluarga
takut menyalahi prosedur. Sampai sekarang semua kebutuhan lansia ditangani oleh
perawat. Suatu hari perawat menghentikan pemberian citicolin injeksi setelah lebih
dahulu minta ijin ke dokter, karena setelah injeksi 3 kali tekanan darah pasien drop
hingga 90/60 mm hg dan pasien mengalami nyeri kepala hebat. Saat ini perawat
merawat sesuai dengan prosedur dank arena sudah lama dirawat pasien-perawat
sangat akrab. Perawat selalu mendukung pasien dan memberikan jalan keluar pada
setiap masalah yang dihadapi secara holistic. Perawat yang menangani pasien A
berjumlah 4 orang yang diatur menurut shift. Perawat B adalah kepala perawat yang
setiap saat melakukan pengajian, memonitor tindakan yang diberikan dan
memastikan kualitas layanan yang diberikan

45

Dari kasus diatas coba jawab dan jelaskan peran apa yang sudah/ belum
dilaksanakan perawat home care terhadap pasien A dan kutif kalimat yang
mendukung ! 1. Patient educator :
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….. 2. Patient
advocate : …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….. 3. Case
manager : …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….. 4. Spiritual-
aesthetic communer : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Selain peran tersebut dalam SK DirektoratYan Medik HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001
juga diberikan tugas untuk melaksanakan peran sebagai kewenangnnya antara lain:

Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23

34
tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara
lain : 1. Vital sign 2. Memasang nasogastric tube 3. Memasang selang usus besar 4.
Memasang cateter 5. Penggantian tube pernafasan

46

6. Merawat luka dekubitus 7. Suction 8. Memasang peralatan O2 9. Penyuntikan


(IV,IM, IC,SC) 10. Pemasangan infus maupun obat 11. Pengambilan preparat 12.
Pemberian huknah/laksatif 13. Kebersihan diri 14. Latihan dalam rangka rehabilitasi
medis 15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic 16.
Pendidikan kesehatan 17. Konseling kasus terminal 18. Konsultasi/telepon 19.
Fasilitasi ke dokter rujukan 20. Menyiapkan menu makanan 21. Membersihkan
Tempat tidur pasien 22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien 23. Fasilitasi perbaikan
sarana klien.

Sebagai bagian dari tim home care setiap perawat akan memiliki kewenangan sesuai
dengan posisinya antara lain: a. Ketua Pengelola 1) Mengkoordinasikan semua
kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah 2) Melakukan perlakuan yang baik
terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien 3) Meningkatkan

kemampuan

pengetahuan

dan

keterampilan

pelaksanaan Pelayanan 4) Melaksanakan

pengawasan,

pengendalian

dan

pembinaan

terhadap kinerja pel.

47

5) Menyusun

laporan

pelaksanaan

Home

Care

35
secara

berkesinambungan b. Ketua Bidang Administrasi/Keuangan 1) Mengkoordinasikan


semua kegiatan administrasi dan keuangan Home Care 2) Melakukan perlakuan yang
baik terhadap administrasi pengelolaan Home Care 3) Meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan pada bidang administrasi dan keuangan Home Care
4) Melaksanakan pengawasan, pengendalian proses adm. keuangan Home Care 5)
Menyusun laporan administrasi keuangan Home Care

c. Ketua Bidang Pelayanan 1) Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan


perawatan 2) Melakukan perlakuan yang baik terhadap proses pelaksanaan Home
Care 3) Meningkatkan

kemampuan

pengetahuan

dan

keterampilan

terhadap sumber daya manusia keperawatan 4) Melaksanakan

pengawasan,

pengendalian

dan

pembinaan

pelayanan Home Care. 5) Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di


rumah

d. Penanggung Jawab Kasus/ Koordinator 1) Mengkoordinasikan semua kegiatan


pelayanan yang dilaksanakan oleh pelaksanan pelayanan. 2) Melakukan

perlakuan

yang

baik

terhadap

pelaksanaan

keperawatan dan klien di rumah 3) Meningkatkan

kemampuan

36
pengetahuan

dan

keterampilan

pelaksanaan keperawatan.

48

4) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana


keperawatan. 5) Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya

e. Pelaksana Pelayanan 1) Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa


keperawatan 2) Menyusun

rencana

keperawatan

sesuai

dengan

diagnosa

keperawatan 3) Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana


yang ditentukan 4) Mengevaluasi

kegiatan/

tindakan

yang

diberikan

dengan

berpedoman pada rencana perawatan. 5) Membuat dokumentasi tertulis pada


rekam keperawatan setiap selesai melaksanakan tugas

f. Konsultan 1) Menerima

konsultasi

dari

pelaksanaan

37
keperawatan

dan

memberikan petunjuk / advis sesuai kewenangannya 2) Memberikan advokasi


khususnya dalam bidang tindakan medik 3) Melaksanakan tindakan-tindakan medik
sesuai kewenangannya 4) Memeriksa, menentukan Diagnosa dan memberi terapi
medik 4.

Kompetensi Perawat Home Care Agar bisa melaksanakan oeran tersebut maka
perawat home care harus dibekali ketrampilan khusus antara lain: a. Ketampilan
pengkajian dan evaluasi Dirumah pasien perawat pada saat shift kerjanya bekerja
sendiri. Untuk itu penguasaan terhadap kemampuan pengkajian menjadi sangat
penting. Perawat harus mampu melakukan mengkajian yang holistik dan mendalam
tentang pasien, keluarga dan lingkungan rumah pasien, termasuk support sistem
yang ada disekitar

lingkungan pasien.

Kemampuan untuk menilai perkembangan pasien baik jangka pendek, 49

menengah maupun panjang sangat penting karena dengan kemampuan tersebut


kita bisa mengenal jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai. Kemampuan
pengkajian dan evaluasi menjadi dasar dalam melakukan perubahan terhadap
rencana tindakan yang akan dilakukan, baik menyangkut jenis tindakan, frekwensi
tindakan maupun kebutuhan terhahap konsultasi dan referal yang tepat (Lindquist,
et all,2001).

Kasus Seorang perawat home care merawat pasien dementia yang saat ini diberikan
advise menggunakan citicolin 1 x 1 ampul. Setelah diberikan selama lima kali pasien
yang biasanya tensinya 180/90 mmhg, setelah hari ke-lima pemakaian citicolin
tensinya menjadi 90/60 mmh hg, nadi irregular 60x/menit, dengan keluhan, pusing,
dan lemas. BAGAIMANA TANGGAPAN SAUDARA TERHADAP KASUS DIATAS ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

b. Ketrampilan komunikasi yang efektif Setelah dokter dan agency jauh, maka
perawat merupakan orang terdepan yang berhadapan dengan pasien dan
keluarganya yang menjadi chanel dan media komunikasi antara profesi kesehatan
dengan pasien. Perawat mampu melakukan komunikasi dengan multidisplin amupun
saat dilakukan confrence dengan multidisiplin.

Komunikasi yang baik akan

38
mampu menjaga hubungan antara perawat dengan pasien dan perawat dengan
multidisiplin lainnya, yang memiliki berbagai macam latar

50

belakang. Komunikasi sebagai dasar dari estetika home care (Lindquist, et all,2001).

Kasus Seorang perawat home care ditolak oleh pasien dan keluarga dan sering
berselisih pendapat dengan tim kesehatan lain karena alasan ketidakmampuan
pasien menjelaskan segala hal terkait kondisi pasien. Bahasa tidak meyakinkan,
berbicara tidak sistematis laporan tentang kondisi pasien kurang jelas, sehingga
menyulitkan dalam melakukan perubahan rencana tindakan saat nursing
conference.

BAGAIMANA TANGGAPAN SAUDARA TERHADAP KASUS DIATAS ?


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………… c.
Pengambilan keputusan
…………………………………………………………………………………………………………… Merawat
pasien dirumah pasien yang jauh membutuhkan
……………………………………………………………………………………………………………
tanggungjawab khusus yang cukup berat. Kapan waktunya
………………………………………………………………………………………………………… menghubungi
dokter, mengirim pasien ke rumah sakit. Untuk itu seorang perawat home care
harus mampu mengambil keputusan. Perawat harus tahu kapan situasi mengancam
atau tidak mengancam pasien. KASUS Rina seorang perawat home care saat ini
merawat pasien P laki-laki 56 tahun dengan total parese. Pasien saat dikaji
ditemukan badan panas S 38,5 derajat celcius, batuk terus menerus, nafas sesak
frekwensi nafas 30 x permenit, nafas cuping hidung. Suster Rina bingung harus
diapakan sehingga merawat pasien sebisanya dirumah. Ketika ditanya keluarga apa
yang harus dilakukan Rina mengatakan “Terserah keluarga saja”

BAGAIMANA TANGGAPAN SAUDARA TERHADAP KASUS DIATAS ?


……………………………………………………………………………………………………………… APA YANG
SEBAIKNYA DILAKUKAN OLEH PERAWAT RINA ?
………………………………………………………………………………………………………………

51

d. Kemampuan dokumentasi Perawat home care harus memiliki kemampuan


pencatatan yang baik terkait tindakan yang dilakukan maupun kondisi pasien.
Catatan dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan tindakan, menilai
perkembangan pasien dan sebagai data untuk mendapatkan klaim pembayaran
asuransi, serta akreditasi penyelenggara home care.

e. Kemampaun berfikir fleksibel, kritis dan kreatif Bkerja dirumah pasien dengan
kondisi yang berbeda dan berubah-ubah merupakan pengalaman menarik dari home

39
care. Perawat meungkin saja menemukan situasi yang berbeda yang tidak sesuai
dengan kondisi ideal dari perawatan. Bekerja pada lingkungan yang tidak terkontrol,
peralatan terbatas tenaga terbatas memerlukan fleksibilitas dalam melakukan
tindakan, kritis dalam berfikir dan kreatif dalam membuat teknik-teknik khusus
sesuai dengan kondisi yang ada.

Kasus: Seorang perawat sedang menangai pasien dengan dekubitus. Dekubitus


sudah terjadi saat pasien pulang dari rumah sakit dan diterima di rumah dengan
grade II diameter 5 cm kedalaman 2 cm. Saat dirumah pasien perawat tidak memiliki
alat sterilisator. Luka dijarit dan tampak pus cukup banyak. APA YANG SAUDARA
LAKUKAN UNTUK MENGATASI SITUASI SEPERTI ITU ?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….

52

f.

Mengatur diri Perawat home care harus mampu mengatur dirinya sendiri, mampu
mengenal keluarga dan pasien dengan lebih baik. Mampu mengatur kapan

seharusnya

melakukan

pengkajian,

melakukan

tindakan,

mengatur kunjungan dan melakukan koordinasi dengan disiplin lain. Krena secara
umum sebagain besar tindakan diatur oleh perawat karena perawatlah yang
menjadi manajer dari home care.

g. Penanganan kegawat daruratan Situasi kegawatdaruratan bisa terjadi kapan saja


pada pasien, baik dalam bentuk kedaruratan nafas, kardiovaskuler, neuro maupun
psikiatri. Oleh Karen itu seorang perawat home care harus mamiliki kemampuan
pemberian bantuan hidup dasar ( Basic Life Services)

RANGKUMAN Aspek etikolegal merupakan hal yang sangat penting dipahami oleh
setiap perawat penyelenggara home care. Pemahaman tentang aturan hukum
penyenggaraan home care wajib dipahami untuk menghindari masalah hukum
terhadap aktivitas yang dilakukan. Perawat dalam melakukan harus mematuhi etik
pelayanan sehingga bebas dari berbagai masalah terkait etik dan hukum seperti
Criminal action, administrative action maupun civil action. Palang pintu dari tindakan
itu adalah membentengi diri dengan memberikan informed cocent untuk setiap

40
tindakan invasif yang dilakukan. Melakukan tindakan sesuai kewenangan dapat
mencegah terjadinya malpraktek. Agar pelayanan yang diberikan bisa optimal
seorang perawat home care haruslah perawat yang memiliki kemampuan
pengkajian dan evaluasi,

komunikasi, mampu mengambil keputusan

dengan berfikir kritis, mendokumentasikan tindakannya serta harus siap dalam


menghadapi kedaruratan dengan bekal ketrampilan Basic Life Saving.

53

TEST FORMATIF

Seorang perawat dalam melakukan home care pada pasien dengan Ca, yang
menggunakan pengurang nyeri petidin, suatu saat mengambil 1 ampul petidin untuk
dipakai sendiri. Tindakan perawat tersebut termasuk : A. Criminal action B.
Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency criminal

1. Perawat B baru selesai pendidikan dijadikan perawat home care oleh agency. Saat
ini perawat B hanya memiliki ijazah. Pelanggaran yang dilakukan oleh agency dan
perawat B termasuk A. Criminal action B. Administratif law C. Civil action D. Personal
crimal E. Agency criminal

2. Suatu hari seorang pengguna jasa home care mengatakan berhenti menggunakan
jasa perawat home sebelum waktu kontrak berakhir, dengan alasan tidak puas.
Biaya pelayanan tidak dibayar. Tindakan yang dilakukan oleh keluarga pasien disebut
A. Criminal action B. Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency
criminal

3. Seorang perawat home saat di telpon oleh dokter yang menangani pasien
menanyakan tentang ada tidaknya tanda-tanda penemoni pada pasien stroke yang
ditangani, menjawab, “ saya tidak bisa memastikan suara parunya dok, sepertinya
aman-aman saja”. Setelah 2 hari pasien tiba-tiba

54

sesak dan setelah dikirim ke rumah sakit akhirnya meninggal karena pnemonia.
Syarat yang tidak dipenuhi oleh perawat adalah A. Kemampuan evaluasi kurang B.
Kemampuan pengkajian lemah C. Kemampuan berfikir kritis D. Tidak melaporkan
tanda-tanda lain E. Kemampuan mengabil keputusan

4. Seorang perawat home care saat di telpon oleh dokter yang menangani pasien
menanyakan tentang fluktuasi kadar gula dan tekanan darah selama 2 minggu
terakhir, bingung menjawab. Perawat menjawab “ gula darah dan tensi normal-
normal saja” Syarat dasar yang tidak dimiliki oleh perawat diatas adalah A.
Kemampuan evaluasi kurang B. Kemampuan pengkajian lemah C. Kemampuan
berfikir kritis D. Kemampuan komunikasi lemah E. Kemampuan mengabil keputusan
5. Berikut ini yang tidak benar terkait etik home care A. Justice berarti tindakan yang
dilakukan sama pada pasien B. Benefiecence artinya tindakan tidak merugikan
pasien C. Maleficience artinya tindakan yang dilakukan tidak membahayakan D.

41
Autonomy artinya memberikan kebebasan pada pasien E. Justice berarti berlaku adil
sesuai kondisi pasien.

6. Berikut ini yang bukan merupakan 23 tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat
home care menurut SK Direktorat Yanmedik HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 adalah A.
Memasang Nasogastric Tube B. Melakukan huknah lambung C. Memberikan
Neurobion 5000 injeksi per set D. Merawat kolostomi E. Memasang infus

55

Kegiatan Belajar 4

PROSES KEPERAWATAN PADA PELAYANAN HOME CARE

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah kegiatan belajar 4 ini, peserta didik

diharapkan mampu

memahami, menjelaskan dan mengaplikasikan proses keperawatan pada pelayanan


home care.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4 ini, peserta


didik diharapkan mampu mehami, menjelaskan dan mengaplikasikan : 1. Konsep
proses keperawatan dalam home care 2. Pengkajian 3. Diagnose keperawatan 4.
Perencanaan keperawatan 5. Implementasi keperawatan 6. Evaluasi keperawatan C.
Pokok – Pokok Materi Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 4 ini, Anda
akan mempelajari tentang proses keperawatan pada pelayanan home care dengan
pokok-pokok materi : 1. Konsep proses keperawatan dalam home care 2. Pengkajian
3. Diagnose keperawatan 4. Perencanaan keperawatan 5. Implementasi
keperawatan 6. Evaluasi keperawatan

56

D. Uraian Materi Proses keperawatan merupakan suatu strategi berfikir kritis atau
proses metode pemecahan masalah keperawatan pada pasien yang dilakukan secara
sistematis. Tujuan dari tindakan keperawatn dalam home care adalah menangani
respon pasien yang muncul akibat adanya masalah petensial maupun actual.

1. Konsep proses keperawatan dalam home care Proses keperawatan merupakan


suatu metode berfikir untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien
yang didasari oleh aspek legal praktek, pengkajian yang sistematis, perencanaan
yang didasarkan pada pengetahuan berdasarkan hasil riset, berpusat pada pasien,
untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan prioritas dan bersifat dinamis. Dalam
home care aplikasi home didasarkan pada kebutuhan terhadap pelayanan yang
optimal sesuai dengan kebutuhan pasien. Tindakan yang dilakukan merupakan
strategi yang dibuat perawat untuk mencapai keinginan pasien, dan evaluasi yang
dilakukan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan bersama antara pasien/keluarga
dan perawat (Rice,2001). Langkah-langkah yang dilakukan adalah pengkajian,
penetapan diagnose keperawatan, menyusun rencana keperawatan,

melakukan

42
implementasi

dan

evaluasi

serta

dokumentasi.

2. Pengkajian Pengkajian adalah sekelompok kegiatan untuk mendapatkan data dan


melakukan intepretasi terhadap data yang didapatkan. Yang temasuk aktivitas
pengkajian adalah mengumpulkan data, validasi data, pengorganisasian data,
mengidentifikasi pola data, melihat trend data melaporkan dan melakukan
pencatatan data.

57

1) Pengumpulan data Dalam home care data yang dikumpulkan sangat beragam.
Data dikumpulkan dengan metode anamnesa/wawancara baik dengan

pasien

maupun

keluarga.

pemenuhan kebutuhan dasar pasien.

Wawancara

terkait

Observasi terhadap

kondisi pasien, lingkungan dan hubungan inter dan antar keluarga. Pemeriksaan fisik
dari kepala hingga ke kaki pasien. Melakukan

pengambilan

data

penunjang

seperti

hasil

pemeriksaan laboratorium, X-ray, USG, MRI, CT-Scan. Melihat dokumentasi therapy


yang diberikan saat ini. Data Terkait keluarga yang dikaji adalah a) Identitas

43
penangungjawab (1) Nama (2) Umur (3) Jenis kelamin (4) Pekerjaan (5) Alamat (6)
Nomor kontak/thepeone yang bisa dihubungi (7) Hubungan dengan pasien

b) Alasan mencari home care c) Diagnose medis d) Dokter yang merawat e) Identitas
pasien (1) Nama (2) Umur (3) Jenis kelamin (4) Pendidikan (5) Agama (6) Pekerjaan
(7) Alamat

58

(8) Nomor kontak/thepeone yang bisa dihubungi (9) Status pasien f) Keluhan utama :
keluhan yang paling dirasakan pasien yang mendorong pasien merasa perlu
medapat pertolongan. g) Riwayat penyakit pasien : riwayat penyakit yang diderita
oleh pasien saat ini, riwayat penyakit lainnya. Riwayat tindakan kesehatan yang
pernah didapatkan oleh pasien baik invasif maupun non invasif. h) Data subyektif
dan obyektif dari pemenuhan kebutuhan dasar (1) Makan/minum (2) Bernafas (3)
Kebersihan diri (4) Berpakaian (5) Buang air besar/buang air kecil (6) Sex (7) Gerak
dan aktivitas (8) Tidur dan istirahat (9) Rekreasi (10)

Spiritual

(11)

Harga diri

(12)

Rasa nyaman

(13)

Rasa aman

(14)

Kebutuhan belajar

i) Pemeriksaan tanda-tanda vital j) Pemeriksaan fisik (1) Data di kepala (2) Data di
leher (3) Data dada (4) Data di punggung (5) Data di ektermitas atas

59

(6) Data di area kelamin (7) Data di area anus (8) Data pada ektremitas bawah k)
Pemeriksaan fisik (9) Data di kepala (10)

Data di leher

(11)

Data dada

(12)

44
Data di punggung

(13)

Data di ektermitas atas

(14)

Data di area kelamin

(15)

Data di area anus

(16)

Data pada ektremitas bawah

l) Data penunjang (1) Laboratorium (2) EKG, X-Ray, MRI, USG, CT-Scan, dll (3) Obat-
obat atau cairan yang digunakan pasien saat ini (a) Nama obat (b) Dosis (c) Cara
pemberian (d) Waktu pemberian (e) Jumlah obat yang tersisa

2) Validasi data Validasi

data

dilakukan

untuk

meastikan

data

yang

dikumpulkan sudah benar-benar tepat, sehingga membantu dalam merumuskan


permasalahan.

3) Pengorganisasi data

60

Data yang sudah dikumpulkan dan divalidasi selanjutnya dikelompokkan menjadi


data subyektif dan obyektif, sehingga akan ditemukan permasalahan-permasalahan
yang menjadi dasar dalam menyusun diagnosa.

4) Identifikasi pola dan trend data Untuk

memudahkan

45
identidikasi

terhadap

kecenderungan

kondisi pasien maka dasi hasil pengkajian, kita bisa melihat pola dan trend dari data
pasien yang akan mengarahkan kepada sebuah kesimpulan terkait fluktuasi kondisi
pasien dikaitkan dengan berbagai faktor yang berkontribusi yang ada didalam dan
diluar klien. Kasus Tuan J 71 tahun dirawat dengan stroke non hemoragic, saat ini
mengalami total parese dan tidak mampu bicara. Dari hasil pemeriksaan gula darah
dan tekanan darah tampak bahwa tekanan darah dan gula darah naik melebihi rata-
rata setiap setelah dirawat malam oleh Suster X. Dari trend tersebut kita bias
melihat hubungan perilaku caring suster X terhadap Tuan J yang berdampak pada
perubahan emosi dan hormone kortisol yang memacu peningkatan gula darah dan
tekanan darah Tuan J.

5) Melaporkan hasil temuan Dalam proses penkajian data yang ditemukan oleh
perawat akan menjadi data bersama yang bisa digunakan oleh semua team
kesehatan yang terlibat dalam pelayanan home care.

6) Pedokumentasian data Data

yang

ditemukan

selanjutnya

dicatat

dalam

form

pengumpulan data sebagai vahan untuk penyusunan diagnosa

61

dan rencana perawatan,serta bukti untuk klaim pembayaran serta bukti hukum.

3. Diagnose keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang


menjelaskan kondisi aktual atau potensial sebagai bentuk respon pasien terhadap

masalah

kesehatan

yang

46
dihadapi.

Diagnose

keperawatan yang digunakan adalah diagnosa individu stándar NANDA


( Wilkinson,2005) Contoh Seorang lansia 80 tahun dengan stroke non hemoragic,
kondisi kurus, perubahan posisi harus dibantu, pemenuhan kebutuhan dasar dibantu
sepenuhnya, minum hanya 2 gelas sehari. Diagnose yang bisa dirumuskan adalah 1.
Risiko terjadu gangguan integritas kulit berhubungan dengan cachexia, dan
ketidakmampuan melakukan perubahan posisi. 2. Risiko terjadi konstipasi
berhubungan immobilisasi dan intake cairan yang tidak adekuat.

Selain diagnose aktual dan potensial juga bisa dirumuskan masalah kolaboratif
apabila dalam penanganan memerlukan kerjasama dengan lintas profesi.

4. Perencanaan keperawatan Perencanaan disusun sebagai strategi pemenuhan


kebutuahn klien yang muncul sebagai respon terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi atau motivasi pasien mencari pelayanan home care. Prioritas

penanganan

mengacu

pada

stándar

pemenuhan

kebutuhan menurut konsep Maslow yang meliputi pemenuhan kebutuhan biologis,


rasa aman, dicintai, dihargai dan aktualisasi

62

diri.

Perencanaan

yang

dilakukan

seharusnya

mengandung

beberapa hal: a. Berorientasi pada kebutuhan pasien b. Utamakan kebutuhan dasar


c. Jangan sampai overlaping d. Holistik e. Tujuan jelas f. Perintah jelas dan mudah
dipahami oleh team home care 1) Tindakan independent 2) Tindakan interpendent
3) Tindakan dependent g.

47
Sesuaikan dengan sumber daya yang ada

Contoh form rencana home care Nama : Hadi Umur : 80 tahun Perawatan hari ke :
20/ 4 Juli 2013 Perawat penanggung jawab : Nurhayati, Dr penanggungjawab : dr
Indraguna,SPS Diagnose Medis : Stroke Non Hemoragic Diagnose keperawatan : 1.
Risiko Kerusakan integritas kulit b.d caxecia dan ketidakmampuan dalam melakukan
mobilisasi 2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d keterbatasan intake makanan
per oral Rencana Tindakan Waktu perawatan 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
14.00 15.00 16.00 dst Posisi miring v v v v v kanan/miring kiri Massage punggung dg
v v v minyak kelapa Kompres punggung dg v v v air hangat Ganti cairan infus NaCl v
0,9 Berikan bubur saring v v v v v Berikan Neurobion 5000 v tablet gerus dst……………

5. Implementasi keperawatan Implementasi bisa dilakukan sendiri oleh perawat atau


dibantu oleh asisten perawat atau keluarganya. Bentuk implementasi berupa
tindakan mandiri (independen), kerjasama (kolaborative) atau perpanjangan tangan
profesi lain (delegatif).

Pasien yang bisa

dirawat dengan pendekatan home care antara lain:

63

a. Pasien yang memerlukan bantuan layanan perawatan total 1). Mandi 2) Cuci
rambut 3) Menyiapkan makanan 4) Oral higiene 5) Perawatan kulit dan kuku 6)
Berpindah 7) Toileting dan elimainasi 8) Latihan fisik 9) Pasien perlu observasi
pengobatan 10) Pasien yang memerlukan edukasi dan latihan 11) Penggunaan
Nasogastric Tube (NGT) 12) Pengguna tracheostomy 13) Perawatan kateter 14)
Perawatan luka 15) Perawatan kolostomi 16) Kebutuhan gizi khusus 17)
Menggunakan Oksigen 18) Rehabilitasi keperawatan ( spincter urine dan bowel
training) 19) Pengguna infus 20) Manajemen perencanaan perawatan lanjutan

b. Pelayanan multidisiplin 1) Pasien yang dengan gangguan gizi a) Gangguan tumbuh


kembang b) Obesitas c) Anoreksia d) Malnutrisi

2) Pasien Jiwa a) Depresi

64

b) Halusinasi c) Delusi d) Dementia e) Pola perilaku yang tidak realistis f) Ketakutan


berkepanjangan g) Koping Maladaptive h) Gangguan tidur i) Pasien yang diabaikan
dan dengan kekerasan j) Pasien bingung dan gangguan emocional k) Pasien dengan
diagnosa psikiatri aktif

3) Pasien yang perlu tindakan rehabilitasi a) Tidakmampuan membalikkan tubuh b)


Tidak mampu berpindah c) Ganguuan kesimbangan dan koordinasi d)
Ketidakmampuan melakukan ROM e) Pasien menggunakan control nyeri f)
Penggantian alat bantú

4) Pasien yang perlu rehabilitasi kerja a) Pasien dengan keterbatasan (Activity Daily
Living ) ADL b) Latihan penggunaan tangan dan alat bantú c) Gangguan kognitif d)

48
Konservasi energi e) Adaptasi penggunaan alat

5) Pasien dengan gangguan bicara a) Ketidakmampuan berekpresi dab menerima


informasi b) Gangguan kognitif dan memori c) Tidak mampu berbicara d) Gangguan
menelan

65

e) Apraxia

6) Gangguan fungsi sosial a) Miskomunikasi antar anggota keluarga b) Konflik


keluarga c) Gangguan pendengaran dan penglihatan d) Tinggal sendiri e) Pasien
dengan HIV/AIDS f) Pasien dengan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi Setiap
tindakan yang dilakukan harus mengacu pada stándar prosedur operasional (SOP)
yang telah ditetapkan.

6. Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan merupakan suatu aktivitas tindakan


perawat untuk mengetahuai efektivitas tindakan yang telah dilakukan terhadap
pasien. Evaluasi terhadap aktivitas home care dapat dilakukan dalam bentuk: a.
Evaluasi jangka pendek atau evaluasi tindakan b. Jangka menengah atau evaluasi
tujuan c. Jangka panjang atau evaluasi dampak Penjelasan dari masing-masing jenis
evaluasi dapat dilihat pada penjelasan berikut: a.

Evaluasi jangka pendek Merupakan evaluasi sebagai bentuk respon langsung


terhadap tindakan

yang

diberikan,

baik

tindakan

independent,

interdependen maupun dependent. 1) Evaluasi perasaan pasien setelah dimandikan


2) Evaluasi reaksi obat setelah diberiksn obat 3) Evaluasi setelah dilatih Range of
Motion

b. Evaluasi jangka menengah

66

Evaluasi yang dilakukan terahadap keberhasilan tindakan yang dilakukan

didasarkan

pada

pencapaian

49
tujuan

yang

telah

ditetapkan. Contoh: 1. Setelah dilakukan perawatan selama 7 hari luka dikubitus


kering dan tanda-tanda radang hilang 2. Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari
tekanan darah pasien terkontrol dengan kriteria sístole 120 mmh hg dan diástole 80
mm hg

c. Evaluasi jangka panjang Evaluasi terhadap dampak dari tindakan yang telah
dilakukan terhadap pasien, yang merupakan akumulasi dari tujuan jangka pendek
ataupun menengah. Wujud dari evaluasi jangka panjang adalah membaiknya Quality
of life dari pasien, yang sifatnya sangat relatif, tergantung dari jenis penyakit dan
kondisi tubuh pasien secara keseluruhan. Contoh: Setelah dirawat selama selama 3
bulan pasien tidak mengalami, dekubitus,

pasien

tidak

mengalami

pnemonia,

dan

tidak

mengalami atropi otot.

RANGKUMAN Proses keperawatan merupakan suatu bentuk pola berfikir kritis dan
sistematik dengan tujuan memecahkan masalah yang dialami oleh pasien. Langkah-
langkah proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi tindakan perawatan. Penkajian
yang dilakukan dalam home

67

care bersifa komprehensif dan holistik

dengan cara wawancara,

pemeriksaan fisik, observasi, pengukuruan dan mendapatkan data dari dokumentasi


hasil pemeriksaan dari disiplin lain serta intruksi delegatif yang diberikan oleh
disiplin lain. Tindakan keparawatan dapat dikelompokkan sebagai tindakan
independen, interdependent dan dependent. Tindakan yang dilakukan selanjutnya
dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektifitas dari layanan yang diberikan. Bentuk
evaluasi yang dilakukan antara lain: jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

50
TEST FORMATIF Isilah tanda silang (X) pada pernyataan yang sudara anggap paling
benar ¡ 1. Data home care berikut yang tidak tepat di dapatkan dari hasil anamnesa
A. Keluhan utama B. Genogram keluarga C. Riwayat penyakit D. Obat yang diminum
saat ini E. Kebiasaan makan

2. Data berikut ini yang tidak termasuk data obyektif yang perlu di cantumkan dalam
hasil pengkajian data A. Hasil X-Ray B. Data riwayat alergi C. Hasil MRI D. Hasil
Laboratorium E. Obat yang dikonsumsi saat ini

3. Data yang dikumpulkan kemudian diklasifikasikan sehingga terbentuk pola yang


bisa dijadikan bahan kajian penentuan masalah. Tindakan ini merupakan bagian dari
langkah : 68

A. Pengkajian keperawatan B. Penyusunan diagnosa home care C. Validasi home


care D. Penyusunan Rencana Keperawatan E. Penyusunan diagnosa keperawatan

4. Tujuan dari penyusunan rencana perawatan dalam home care adalah A.


Menghindari tindakan yang tumpang tindih B. Meringankan pekerjaan C.
Memudahkan tindakan D. Mengurangi beban perawat E. Mengurangi beban
keluarga atau pasien

5. Setelah dirawat selama 6 bulan, kontraktur tidak terjadi, pnemoni tidak ada,
dikubitus tidak terjadi. Tujuan itu mengacu pada A. Tujuan jangka pendek B. Tujuan
jangka menengah C. Tujuan jangka panjang D. Evaluasi hasil E. Out-come

69

DOKUMENTASI KEPERAWATAN PADA PELAYANAN HOME CARE A. Tujuan


Pembelajaran Umum Setelah kegiatan belajar 5 ini, peserta didik

diharapkan mampu

memahami, menjelaskan dan mengaplikasikan pendokumentasian dalam pelayanan


home care.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 5 ini, peserta


didik diharapkan mampu mehami, menjelaskan dan mengaplikasikan : 1. Pengertian
dokumentasi dalam home care 2. Manfaat dokumentasi 3. Macam dokumentasi
yang dalam home care C. Pokok – Pokok Materi 1. Pengertian dokumentasi dalam
home care 2. Manfaat dokumentasi 3. Macam dokumentasi yang dalam home care

D.Uraian Materi 1. Pengertin dokumentasi keperawatan dalam home care


Dokumentasi keperawatan adalah seperangkat tindakan untuk mengabadikan segala
hal yang dilakukan oleh perawat selama

70

melakukan

aktivitas

51
perawatannya.

Dokumentasi

merupakan

tindakan notasi/pencatatan yang dilakukan secara sistematik tentang aktivitas


prfesional yang dilakukan terhadap pasien yang dirawat. Tindakan dokumentasi
secara umum dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik pendekatan yakni
Subyek Oriented Resourcess dan Patient Oriented Resourcess. Dalam home care
yang aktivitas tindakannya memerlukan kerjasama multidisiplin, maka metode
pendekatan Patient Oriented Resourcess (SOR) merupakan pilhan yang cukup
rasional. Metode SOR mengedepankan

pada

teknik

dokumentasi

sederhana

dan

komprehensif dimana dengan metode ini perawat berfungsi sebagai fasilitator yang
menganalisis,

mengatur dan menuliskan semua

dokumentasi yang diperlukan oleh pasien dan team pelayanan home care. Metode
ini membarikan dampak berupa bentuk dokumentasi yang efeketif dan efisien.

2. Manfaat dikumentasi keperawatan Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan


dokumentasi yang baik adalah: a. Bagi pasien Dokumentasi sangat bermanfaat bagi
kepentingan pasien. Dokumentasi home care yang baik akan memberikan informasi
terkait beberapa hal pada pasien antara lain: 1) Riwayat pelaksanaan home care 2)
Infromasi tentang perawat yang merawat 3) Kunjungan dokter 4) Kunjungan team
home care lain 5) Penggunaan obat 6) Penggunaan alat 7) Perkembangan
kesehatannya

71

b. Bagi Perawat 1) Pengaturan jadwal jaga perawat 2) Pengaturan visite dokter 3)


Pengaturan team home visit 4) Beban kerja team home care 5) Penghitungan gaji 6)
Efektivitas pelayanan 7) Efektivitas alat perawatan 8) Efektifitas metode tindakan 9)
Efektifitas kerja dari team home care 10) Efisiensi tindakan 11) Pencatatan tindakan
yang telah dilakukan 12) Perkembangan kondisi pasien 13) Penilaian kinerja team
home care 14) Bahan pertanggungjawaban 15) Bahan confrence 16) Bahan riset 17)
Untuk vahan análisis jaminan mutu

52
c. Bagi asuransi 1) Bukti klaim 2) Efisiensi tindakan 3) Efektifitas kerja 4) Bahan
pertimbangan tindak lanjut kontrak 5) Bukti hukum atas klaim 6) Jaminan análisis
jaminan mutu

Khusus untuk klaim asuransi, dokumentasi yang dilakukan akan memberikan


gambaran tentang tindakan yang dilakukan dalam home care telah mengikuti
ketentuan antara lain (Rice,2001):

72

1) Dilakukan dalam koordinasi tenaga home care yang telah tersertifikasi 2) Tindakan
yang dilakukan masuk akal 3) Tindakan yang dilakukan didasarkan pada evidance
base yang obyektif. 4) Catatan dokumentasi dilakukan setiap kunjungan dan
tindakan 5) Tindakan sesuai dengan ketentuan stándar asuransi 6) Tujuan tindakan
dan status saat penghentian tindakan harus jelas 7) Jika tindakan dilakukan team
multidisiplin harus ada bukti berupa waktu kunjungan, tindakan yang dilakukan dan
tanda tangan dari anggota team. 8) Khusus untuk kasus psikitari agar langsung
ditangani oleh psikiater dan perawat jiwa. 9) Catatan dari tindakan setiap hari harus
dilampirkan. 10) Yang menjadi acuan dari tindakan multidisiplin adalah dokumentasi
keperawatan. 11) Catatan tersebut ditandatangani oleh pasien atau keluarga dan
perawat. 12) Jika perlu review maka tindakan tersebut dibenarkan oleh hukum. 13)
Hasil print percakapan per-thelepone dapat dimasukkan dalam bukti 14) Untuk
efisiensi pendokumentasian dapat dilakukan dengan komputer

3. Macam-macam dokumentasi dalam home care Dokumentasi merupakan bagian


yang sangat pentinng dalam home care. Dalam keperawatan tidak ada dokumentasi
sama artinya kita tidak melakukan home care. a. Catatan jaga perawat

73

NO

NAMA

BULAN JUNI 2012 1

53
Nina

P(*) P

Noni

S(*) S

Keterangan P

: Jaga pagi

: Jaga siang

: Jaga Malam

: Libur

54
(*) Jika jaga sudah dilakukan maka pada kolom diberikan paraf. b. FORM
PENGKAJIAN HOME CARE LEMBAR 1

PUSAT PELAYANAN HOME CARE LATU HUSADA BALI Alamat: Jl. Gerih No 1,
Abiansemal-Badung Nama pasien Tekanan darah Kondisi pasien saat dikunjungi
Diagnose medis

: : : Tidur :

Nadi : duduk

No Register : : Respirasi : : bias berdiri : Dokter penanggungjawab:

Suhu

Telp (0361)8079710

Tanggal mulai home care : : Berat Badan: Tinggi Badan : Perawat penangungjawab

Keluhan Utama/Alasan mencari home care :


……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Riwayat
penyakit :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Pemenuhan
kebutuhan dasar : Makan/minum :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Eliminasi
BAB/BAK :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Personal
Hygiene :
……………………………………………………………………………………………………………………………………

55
………………………………………………………………………………………………………… Tidur/Istirahat :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Gerak dan
Aktivitas :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… Bernafas :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Berpakaian :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………… Sexualitas :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………......... Rekreasi :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………… Spiritual :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Harga diri :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. 74 Rasa nyaman :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Rasa aman :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….. Kebutuhan belajar :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………

b. FORM PENGKAJIAN HOME CARE LEMBAR 2 PUSAT PELAYANAN HOME CARE LATU
HUSADA BALI Alamat: Jl. Gerih No 1, Abiansemal-Badung Nama pasien : Tekanan
darah : Kondisi pasien saat dikunjungi Diagnosemedis

Nadi : Tidur :

No Register : : Respirasi : Suhu : duduk : bias berdiri : Dokter penanggungjawab:

Telp (0361)8079710

Tanggal mulai home care : : Berat Badan: Tinggi Badan : Perawat penangungjawab

HASIL PENGKAJIAN Emosional/mental o o o o o o o

Kesadaran Orientasi Disorientasi Bingung Lupa Cemas ___________

Neurologi o Pusing o Sakit kepala o Kejang/tremor o Kekuatan otot o Respon pupil o


_____________ Pencernaan o Nafsu makan o Jumlah air yang diminum o Status
nutrisi o Mual/muntah o Nyeri perut o Meilena o Flatus o Distensi perut o Ostomi
________________ o Diare o Nutrisi yang digunakan saat ini o NGT o Kondisi NGT o
_______________________ Otot dan tulang o Keseimbangan

Jantung dan paru o Aritmia o Chest pain o Distensi vena jugularis o Sesak o
Whezing/Rhonci/Rales o Batuk o Sputum o O2 lt/mnt o Pulse kanan /kiri o Odem

56
kaki o Odem periper o ______________________ Sistem sex dan perkencingan o
Disuri o Hematuri o Frequensi o Inkotinensi o Ukuran kateter o Ostomi o Kotoran
dalam alat kelamin o ________________________ Telinga hidung tenggorokan o
Gangguan menelan o Kehilangan pendengaran o Ada cairan o Kemerahan o
___________________ Nyeri o Lokasi o Skala nyeri o Yang mengurangi nyeri

Penggunaan akses o Type o Letak o Nyeri/kemerahan/cairan o Aklusi/sumbatan o


Ektravasasi o Pompa o Program yg didapat _____________ o Penggantian penutup o
Injeksi yang didapat dan dosis o Rotasi pemasangan Data penunjang
Lab__________________________________ X-Ray
_______________________________ MRI_________________________________
CT-Scan______________________________ Instruksi medis

Intruksi perawatan luka

Instruksi keamanan pasien o Miring kanan/miring kiri __________________ o


Perawatan punggung______________________ o ROM
__________________________________ 75 o
_______________________________________

____________,______________2013

LEMBAR 3 d. FORM DIAGNOSE , RENCANA DAN IMPLEMENTASI HOME CARE Nama :


Hadi Umur : 80 tahun Perawatan hari ke : 20/ 4 Juli 2013 Perawat penanggung jawab
: Nurhayati, Dr penanggungjawab : dr Indraguna,SPS Diagnose Medis : Stroke Non
Hemoragic Diagnose keperawatan : 1. Risiko Kerusakan integritas kulit b.d caxecia
dan ketidakmampuan dalam melakukan mobilisasi 2. Risiko nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d keterbatasan intake makanan per oral
3____________________________________________________________________
__________ Rencana Tindakan

Lakukan bed making Posisi miring kanan/miring kiri Massage punggung dg minyak
kelapa Kompres punggung dg air hangat Ganti cairan infus NaCl 0,9 Berikan bubur
saring Berikan Neurobion 5000 tablet gerus Dst………………

08. 00 v v

09 .00

10 .00

11. 00

Waktu perawatan 12 13. 14.00 .00 00 v

57
v

15.00

Evaluasi

vv

Cara penggunaan form 3 1. Format sebaiknya dibuat dalam bentuk landscape 2.


Rencana dibuat oleh perawat yang sudah tersertifikasi 3. Satu form berlaku untuk 1
hari (24 lam ) 4, Semua rencana dalam 1 hari dimasukkandari lembar dokumentasi 5.
JIka rencana sudah dilaksanakan maka pada kolom yang berisi tanda rumput
sebaiknya di paraf oleh yang melaksanakan tindakan. 6. Bagian akhir dari kolom
dituliaskan keterangan yang berisi evaluasi jangka pendek dari hasil tindakan

d. FORM CATATAN PERKEMBANGAN Nama

: Hadi

Umur

: 80 tahun

Perawatan hari ke : 20/ 4 Juli 2013

76

Perawat penanggung jawab Dr penanggungjawab Diagnose Medis

: Nurhayati, : dr Indraguna,SPS : Stroke Non Hemoragic

DIAGNOSE KEPERAWATAN

PERKEMBANGAN

Risiko Kerusakan integritas kulit b.d

S:

58
caxecia dan ketidakmampuan dalam

O:

melakukan mobilisasi

A: P: I : E:

e. LEMBAR DOKUMENTASI KUNJUNGAN TEAM HOME CARE Nama Pasien : Hadi


Perawat penanggung jawab Dr penanggungjawab Diagnose Medis

NO

Umur : 80 tahun : Nurhayati, : dr Indraguna,SPS : Stroke Non Hemoragic

HARI/ TANGGAL DURASI Senin, 8 Juli 2013

NAMA PETUGAS

Rabu, 10 Juli 2013

Andre

Jony

Perawatan hari ke : 20/ 4 Juli 2013

KEGIATAN

Melatih therapy wicara Meganslis ststus gizi dan membuat susunan menu

TT PETUGAS

TT PASIEN/KLG

dst

RANGKUMAN

59
Dokumentasi merupakan tindakan yang sangat penting dalam pelaksanaan home
care. Dokumentasi dapat sebagai bukti aktivitas yang telah dilakukan oleh perawat
mapun team home care lainnya. Dokunetasi yang efektif dan efisien merupakan
syarat utama dalam home care sehingga diharapkan model dokumentasi mengarah
pada pasien yang menjadi fokus Patient Oriented Sourcess. Dokuemntasi yang baik
akan memberikan manfaat yang besar bagi perawat, team

77

home

care,

penelitian

maupun

asuransi.

Komponene

yang

didokumentasikan meliputi jadwal jaga perawat, kunjungan team home care dan
proses keperawatan.

FORMATIF

1. Model dokumentasi, dimana semua team yang terlibat dalam home care
menempatkan catatan pada lembar yang sama, dengan fokus pasien disebut A.
Sistem Orientation Record B. Subject Orientation Record C. Patient Orientation
Record D. Subject Orientation Sourcess E. Subject Orientation Sourcess

2. Berikut yang yang bukan merupakan keuntungan dokumentasi bagi pasien adalah
A. Riwayat pelaksanaan home care B. Infromasi tentang perawat yang merawat C.
Kunjungan dokter D. Penggunaan obat E. Pengaturan visite

3. Manfaat dokumentasi home care bagi perawat adalah; A. Beban kerja team home
care B. Penghitungan gaji C. Efektifitas pelayanan D. Quality control layanan E.
Pengitungan dana yang dihabiskan

78

4. Syarat dokumentasi dapat digunakan sebagai klaim oleh asuransi dengan


pertimbangan A. Tindakan yang dilakukan masuk akal B. Tindakan yang dilakukan
didasarkan pada evidance base yang obyektif. C. Catatan dokumentasi dilakukan
setiap bulan D. Tindakan sesuai dengan ketentuan stándar asuransi E. Tujuan
tindakan dan status saat penghentian tindakan harus jelas

5. Manfaat dokumentasi bagi asuransi adalah A. Bukti tindakan B. Efisiensi tindakan


C. Efektifitas kerja D. Bahan pertimbangan tindak lanjut kontrak E. Bukti hukum atas

60
klaim

6. Data home care berikut yang tidak tepat di dapatkan dari hasil anamnesa A.
Keluhan utama B. Genogram keluarga C. Riwayat penyakit D. Obat yang diminum
saat ini E. Kebiasaan makan

2. Data berikut ini yang tidak termasuk data obyektif yang perlu di cantumkan dalam
hasil pengkajian data A. Hasil X-Ray B. Data riwayat alergi C. Hasil MRI

79

D. Hasil Laboratorium E. Obat yang dikonsumsi saat ini

6. Data yang dikumpulkan kemudian diklasifikasikan sehingga terbentuk pola yang


bisa dijadikan bahan kajian penentuan masalah. Tindakan ini merupakan bagian dari
langkah : A. Pengkajian keperawatan B. Penyusunan diagnosa home care C. Validasi
home care D. Penyusunan Rencana Keperawatan E. Penyusunan diagnosa
keperawatan

7. Tujuan dari penyusunan rencana perawatan dalam home care adalah A.


Menghindari tindakan yang tumpang tindih B. Meringankan pekerjaan C.
Memudahkan tindakan D. Mengurangi beban perawat E. Mengurangi beban
keluarga atau pasien

8. Setelah dirawat selama 6 bulan, kontraktur tidak terjadi, pnemoni tidak ada,
dikubitus tidak terjadi. Tujuan itu mengacu pada A. Tujuan jangka pendek B. Tujuan
jangka menengah C. Tujuan jangka panjang D. Evaluasi hasil E. Out-come

80

TES SUMATIF

1. Model dokumentasi, dimana semua team yang terlibat dalam home care
menempatkan catatan pada lembar yang sama, dengan fokus pasien disebut A.
Sistem Orientation Record B. Subject Orientation Record C. Patient Orientation
Record D. Subject Orientation Sourcess E. Subject Orientation Sourcess

2. Berikut yang yang bukan merupakan keuntungan dokumentasi bagi pasien adalah
A. Riwayat pelaksanaan home care B. Infromasi tentang perawat yang merawat C.
Kunjungan dokter D. Penggunaan obat E. Pengaturan visite

3. Manfaat dokumentasi home care bagi perawat adalah; A. Beban kerja team home
care B. Penghitungan gaji C. Efektifitas pelayanan D. Quality control layanan E.
Pengitungan dana yang dihabiskan

81

4. Syarat dokumentasi dapat digunakan sebagai klaim oleh asuransi dengan


pertimbangan A. Tindakan yang dilakukan masuk akal B. Tindakan yang dilakukan
didasarkan pada evidance base yang obyektif. C. Catatan dokumentasi dilakukan
setiap bulan D. Tindakan sesuai dengan ketentuan stándar asuransi E. Tujuan

61
tindakan dan status saat penghentian tindakan harus jelas

5. Manfaat dokumentasi bagi asuransi adalah A. Bukti tindakan B. Efisiensi tindakan


C. Efektifitas kerja D. Bahan pertimbangan tindak lanjut kontrak E. Bukti hukum atas
klaim

6. Seorang perawat home care dalam melakukan tindakan, selalu menolak untuk
membuka jendela, mengganti sprei dan memperbaiki korden yang rusak karena
menganggap itu bukan kewenangannya. Tindakan tersebut tidak sesuai dengan
konsep model A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E. Margaret
Newman

7. Seorang

perawat

dalam

melakukan

tindakan

keperawatan

menggunakan therapy kompelementer berupa shiatsu untuk meningkatkan


kenyamanan pasien. Tindakan perawat tersebut mengacu pada model A. Florence
nightingale

82

B. Roger C. Leininger D. Orem E. Margaret Newman

8. Dalam melakukan tindakan keperawatan seorang perawat selalu berusaha untuk


menghilangkan kebiasaan buruk yang menyebabkan gangguan pada kesehatan
pasien saat ini. Tindakan perawat tersebut mengacu pada model A. Florence
nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem E. Margaret Newman

9. Seorang pasien minta agar diberikan air suci sebagai bentuk keyakinan bahwa
sakitnya diengaruhi oleh factor non medis. Perawat yang merawat mengatakan
bahwa penyakitnya tidak ada hubungan dengan hal tersebut. Konsep ini
bertentangan dengan model : A. Florence nightingale B. Roger C. Leininger D. Orem
E. Margaret Newman

10. Perawat diharapkan mampu menyiapkan psikologis pasien agar siap menghadapi
penyakit kronis bahkan kematian. Tindakan tersebut merupakan aplikasi konsep Rise
dalam bentuk A. Patient Educator B. Aesthetic-Spritual Communion : C. Patient
Advocacy :

83

D. Case Manager :

62
E. Consultan 11. Alasan yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan perawatan di
rumah jika dilihat dari konsep patient motivation for self care A. Budaya B. Kualitas
pelayanan C. Kualitas tindakan D. Strategi pelayanan E. Kemampuan manajemen
perawat

12. Seorang pasien dimensia tekanan darahnya turun setelah diberikan injeksi
citicolin. Seelah pemberian hari ke-3 tekanan darah pasien menjadi 80/50 mmhg,
sedangkan biasanya 130/90mmhg. Pasien lemas dan hampir terjatuh. Menyadari hal
tersebut pasien menelpon dokter yang memberikan therapy dan minta agar obat
dihentikan. Tindakan yang dilakukan perawat termasuk dalam peran A. Patient
Educator B. Aesthetic-Spritual Communion : C. Patient Advocacy : D. Case Manager :

E. Consultan

13. Home berkembang Amerika sejak tahun 1600an. Namun sejak tahun 1980
berkembang menjadi pilihan pelayanan yang banyak dipilih perorangan karena
dianggap lebih menguntungkan oleh pasien. Dasar analisis pasien memilih home
care tahun 1980an adalah : A. Karena diberikan gratis oleh pemerintah B.
Ditanggung oleh asuransi C. Makin tingginya biaya kesehatan di Rumah Sakit D.
Karena lebih fleksibel dalam pelayanan E. Pelayanan lebih berkualitas

84

14. Pemilihan model pelayanan home care disebakan oleh adanya pergeseran
demografi dan epidemiologi penyakit dari penyakit akut menjadi penyakit
degenerative yang kronis. Cara pandang tersebut didasari pola fikir berspektif : A.
Sosial B. Epidemiologi C. Demografi D. Regulasi E. Teknologi

15. Praktek home care di Indonesia sangat mungkin dilakukan, mengingat dari sudut
perspektif regulasi sudah mendukung. Regulasi yang mengijinkan home dapat
dilakukan secara mandiri oleh perawat adalah A.

Permenkes

Nomor

148

tahun

2010

tentang

ijin

dan

penyelenggaraan praktik keperawatan B.

63
Permenkes No 28 tahun 2011 tentang Klinik

C.

Permenkes 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan

D. SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311. tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada perawat membentuk lembaga home care mandiri. E. UU No 36
tahun 2009

16. Home care diselenggarakan sebagai bentuk upaya pemberian pelayanan yang
komprehensif di rumah pasien. Filosofi utama dari tujuan penyelenggaraan home
care adalah : A. Pelayanan delivery B. Meningkatkan manajemen self-care pasien C.
Pelayanan dirumah pasien D. Memberikan pelayanan yang maksimal E. Pelayanan
sesuai perkembangan ilmu dan praktek keperawatan

85

17. Membantu pasien dan keluarga agar bisa beradaptasi dengan kondisinya
merupakan salah satu bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perawat home care
sebagai bentuk tindakan : A. Restorasi B. Edukasi C. Optimalisasi D. Memperbaiki
koping E. Mengembalikan fungsi sosial

18. Seorang perawat dalam melakukan home care pada pasien dengan Ca, yang
menggunakan pengurang nyeri petidin, suatu saat mengambil 1 ampul petidin untuk
dipakai sendiri. Tindakan perawat tersebut termasuk : A. Criminal action B.
Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency criminal

19. Perawat B baru selesai pendidikan dijadikan perawat home care oleh agency.
Saat ini perawat B hanya memiliki ijazah. Pelanggaran yang dilakukan oleh agency
dan perawat B termasuk A. Criminal action B. Administratif law C. Civil action D.
Personal crimal E. Agency criminal

2O. Suatu hari seorang pengguna jasa home care mengatakan berhenti
menggunakan jasa perawat home sebelum waktu kontrak berakhir, dengan alasan
tidak puas. Biaya pelayanan tidak dibayar. Tindakan yang dilakukan oleh keluarga
pasien disebut A. Criminal action

86

B. Administratif law C. Civil action D. Personal crimal E. Agency criminal

87

KUNCI JAWABAN FORMATIF KB 1 : 1C; 2 A; 3 D; 4 B; 5 D; KB 2 : 1 A; 2 B; 3 E; 4 A; 5 B;


6 B; 7 C KB 3 : 1 A; 2 B; 3 B; 4 B; 5 A; 6 A; 7 C KB 4 : 1 D; 2 B; 3 B; 4 A; 5 C KB 5 : 1 C; 2
E; 3E; 4 C; 5 C

KUNCI JAWABAN SUMATIF 1 C; 2 E; 3 E; 4 C; 5 C; 6 A; 7 B; 8 E; 9 A; 10 B; 11 A; 12 C;


13 C; 14 B; 15 D; 16 B; 17 D; 18 A; 19B; 10 C

64
88

DAFTAR PUSTAKA Allender J.A & Spradley.B.W. (2001 ). Community Health Nursing :
Concept and Practice 5 th Ed. Philadelphia : Lippincot Dep.Kes RI. 2006. Pedoman
Kegiatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas. Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan, Direktorat Bina Pelayanan Medik, Dep.Kes RI. Jakarta Friedman, Et All.
2003. Familiy Nursing : Research, Theory, and Practice. Fifth Edition. New Jersey :
Prentice Halll I Nyoman Cakra, A Md Kep, SH., 2006. Home care. Disajikan dalam
rangka sosialisasi home care, pada sidang DPRD Kabuapten Gianyar, pada tanggal 19
Oktober 2006 di Gianyar- Bali Konsep home care PPNI Kabupaten Cilacap, tgl 7
Desember 2009. Diacsess tgl 1 Oktober 2012 Rice, Robin (2001). HOMECARE
NURSING PRACTICE :Concepts and Application Third Edition. St. Louis Missouri :
Mosby. Inc. Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community health nursing :
promoting health of aggregates, families, and individuals ( 4 th.ed.). St. Louis :
Mosby-Year Book, Inc. Subekti, I; Hariyanto, T. (2005). Asuhan Keperawatan
Keluarga. Konsep dan Proses. Malang : Buntara Media Suardana (2013) Home Care
Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Prosiding Symposium
Kesehatan Poltekkes Denpasar 2013.

89

90

65

Anda mungkin juga menyukai