Anda di halaman 1dari 8

Ekonomi Makro : INFLASI & DEFLASI

1. Infasi  kecenderungan meningkatnya harga barang karena jumlah uang beredar lebih banyak dari jumlah barang yang berlaku secara
umum dan terus menerus sehingga nilai uang turun
a. INFLASI  Jumlah Uang Beredar > Jumlah Barang  Harga semakin mahal
b. Fenomena/indikatornya harga keseluruhan meningkat (mahal)
2. Deflasi  kecenderungan menurunnya harga barang karena jumlah uang beredar lebih sedikit dari jumlah barang yang berlaku secara
umum dan terus menerus sehingga nilai uang naik
a. DEFLASI  Jumlah Uang Beredar > Jumlah Barang  Harga semakin murah
3. Dampak Inflasi :
Keuntungan Kerugian
a. Investor bersikap spekulatif  Pemilik modal a. merugikan bagi pemilik pendapatan tetap
cenderung menyimpan kekayaan dalam bentuk b. Merugikan produsen saat pendapatan < kenaikan
investasi jangka panjang yang dianggap biaya produksi.
menguntungkan saat dijual c. Merugikan Kreditur (pemberi utang) karena pada
b. bagi Spekulan (Pemilik modal ) akan saat pembayaran piutang nilai uang telah turun
menggantikan tabungan dalam bentuk simpanan Jika pada saat pengajuan kredit telah ada
dalam bentuk mata uag asing yang akan dijual kesepakatan tentang perhitungan nilai inflasi pada
pada saat harga tinggi saat pelunasan utang maka kedua dampak di atas
c. Menguntungkan bagi pemiliki pendapatan tidak tidak akan terjadi
tetap d. Membuat seseorang enggan menabung
d. Menguntungkan produsen saat pendapatan > Dalam Teori Kuantitas  Infasi disebabkan
kenaikan biaya produksi. karena bertambahnya kuantitas uang yang beredar
e. Menguntungkan debitur (peminjam uang) pada dan harapan masyarakat mengenai kenaikan harga
saat membayar utang,ia membayar dengan nilai barang di masa yang akan datang. Jika masyarakat
uang yang sudah menurun berharap harga naik, uang yang diterima akan
dibelanjakan dan permintaan barang bertambah
sehingga harga barang naik. Ketika ada uang
orang malas untuk menabung,melainkan cepat-
cepat membeli barang sebelum uang mereka
nilainya turun karena naiknya harga barang

4.
5. Kurva PHILIPS  menjelaskan hubungan INFLASI dengan PENGANGGURAN
a. Tokoh : Prof. A.W PHILIPS (INGGRIS)
b. Hubungan INFLASI dengan PENGANGGURAN berbanding terbalik
c. Semakin tinggi Inflasi  Semakin rendah pengangguran
 Jika pengangguran turun maka banyak orang bekerja sehingga mereka memiliki banyak uang  Jumlah uang beredar > jumlah
barang  memicu inflasi
d. Semakin rendah Inflasi  Semakin tinggi pengangguran
 Jika pengangguran tinggi maka banyak orang tidak bekerja sehingga mereka tidak memiliki banyak uang  Jumlah uang beredar
< jumlah barang  memicu deflasi

Inflasi (%)

Pengangguran (Unemployment)
6. Hubungan Inflasi dengan GDP
GDP Riil (GDP konstan)= GDP Nominal
Deflator
jika GDP Nominal>GDP Rill (GDP konstan) memicu Inflasi
jika GDP Nominal<GDP Rill (GDP konstan) memicu Deflasi
7. Penggolongan Inflasi
Penggolongan Inflasi Keterangan
1. Inflasi dalam negeri
defisit APBN yg dibiayai dengan mencetak uang baru & kegagalan pasar
Sumbernya 2. Inflasi Luar Negeri
terjadi akibat meningkatnya harga barang impor karena biaya produksi LUAR
NEGERI / meningkatnya tarif impor barang
1. Inflasi ringan (Creeping)  10 % per tahun
2. Inflasi Sedang  10% per tahun – 30% per tahun
Keparahan
3. Inflasi Berat 30% per tahun – 100% per tahun
4. Inflasi Hyper  >100% per tahun
Penyebabnya 1. Demand Pull Inflation/Inflasi Tarikan PermintaanInflasi ini menguntungkan
penjual
a. Terjadi karena asumsi masyarakat tentang kenaikan harga,yang
menyebabkan konsumen membeli barang dalam partai besar untuk tujuan
persediaan hari berikutnya. Pembelian dalam partai besar yang dilakukan
oleh konsumen menyebabkan harga barang semakin mahal,sehingga terjadi
ketidakseimbangan permintaan dan penawaran karena :
 Terlalu banyak uang yang dialirkan dari bank Central kepada masyarakat
 Meningkatnya APBN
 Ekspansi bisnis
 Penurunan pajak
S0
P2 E2

Pe E0
D2
P1 E1 D0

D1

Q1 Qe Q2
2. Cost push Inflation/Inflasi Dorongan Penawaran
a. Terjadi karena naiknya harga (PRICE PUSH INFLASI )
b. Infalsi naiknya upah (WAGE COST PUSH INFLASI )  Biaya produksi
S1
E1 S0
P1
E0
Pe S2
E2
P2
D0

Q1 Qe Q2
3. Struktural Inflation  Inflasi Struktural
4. Teori Klasik
a. Penambahan volume/jumlah uang beredar
b. Ekspektasi masyarakat tentang kenaikan harga
8. Hubungan Inflasi dengan Kebijakan Perdagangan Internasional
IMPOR ber(-)

a. Kondisi Devaluasi Neraca Pembayaran (Perdagangan) Surplus


(Ekspor > Impor)
EKSPOR ber(+)

IMPOR ber(+)

b. Kondisi Revaluasi Neraca Pembayaran (Perdagangan) Defisit


(Ekspor < Impor)
EKSPOR ber(-)
9. Menghitung Laju Inflasi
a. INDEKS HARGA KONSUMEN  IHK
Keterangan :
IHKn  Indeks Harga Konsumen tahun n
(IHKn – IHKn-1) x 100% IHKn-1  Indeks Harga Konsumen tahun n-1
IHKn-1

b. INDEKS HARGA TERTIMBANG LASPEYRES


Keterangan :
IH L=
∑ Pn . Q0 . 100 Pn = tingkat harga pada periode n
∑ P0 . Q 0 P0 = tingkat harga pada tahun dasar
c. INDEKS HARGA TERTIMBANG PAASCHE Qn = jumlah barang pada periode n

IH P =
∑ P n .Q n . 100 Q0 = jumlah barang pada tahun dasar
∑ P 0 .Q n
10. Solusi Inflasi dan Deflasi melalui Kebijakan Moneter dan Fiskal :
a. InflasiJumlah Uang Beredar(JUB)>Jumlah Barangsolusinya me(-) JUBKontraktif (Tight Money Policy=politik pengetatan
pengeluaran uang)Penawaran uang ber(-)Investasi Turun
b. DeflasiJumlah Uang Beredar(JUB)<Jumlah Barang solusinya me(+)JUB EkspansifPenawaran uang ber(+) Investasi Naik
KEBIJAKAN MONETER
1. Pelaku  Bank Central (Bank Indonesia)
2. Target : Jumlah Uang Beredar (JUB)
3. Instrument Kebijakan Moneter
a.Kebijakan Moneter Kualitatif :
 Kredit
 Kontraktif  Kredit Selektf(ketat)  JUB turun Investasi Turun  solusi Inflasi
 Ekspansif  Kredit Efektif  JUB naik  Investasi Naik  solusi Deflasi
 Persuasi Moral
b. Kebijakan Moneter Kuantitaif :
 Politik Diskonto/Rediscount Policymenaikkan/menurunkan tingkat suku bunga kredit&tabungan yg dilakukan oleh bank
central terhadap bank-bank umum
 Kontraktif  Bunga naikTabungan Naik Kredit TurunJUB turunInvestasi turun Solusi Inflasi
 Ekspansif  Bunga turunTabungan turun Kredit NaikJUB naikInvestasi naik Solusi Deflasi
 Cash Ratio(CR)/Cadangan Minimum/Giro Minimum/Reserve Requirementperbandingan antara uang tunai yg disimpan di
bank dengan jumlah simpanan para nasabah
 Kontraktif  CR Naik  JUB turunInvestasi turun Solusi Inflasi
 Ekspansif  CR Turun  JUB naikInvestasi naik Solusi Deflasi
 Operasi Pasar Terbuka/Open Market Policy Bank Indonesia menjual/membeli surat berharga  SBPU,SBI
 Kontraktif  JUAL JUB turunInvestasi turun Solusi Inflasi
 Ekspansif  BELI  JUB naikInvestasi naik Solusi Deflasi

KEBIJAKAN FISKAL
1. Pelaku  Pemerintah  Kementrian Keuangan  FISKUS
2. Target : Penerimaan dan Pengeluan Negara  APBN, PAJAK, SUBSIDI
Kontraktif Solusi Inflasi  me (-) JUB Ekspansif Solusi Deflasi  me(+) JUB
APBN DEFISIT  Penerimaan < Pengeluaran SURPLUS Penerimaan > Pengeluaran
PAJAK NAIK TURUN
SUBSIDI TURUN NAIK
REVIEW KEBIJAKAN MONETER dan FISKAL

Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal


Pelaku : Bank Indonesia Pelaku : Kementrian Keuangan
Target : Mengatur Jumlah uang beredar Target : Mengatur Penerimaan dan
Pengeluaran Negara
Kontraktif Ekspansif Kontraktif Ekspansif
 Solusi  Solusi  Solusi  Solusi
Inflasi  Deflasi  Inflasi  Deflasi 
me (-) JUB me(+) JUB me (-) JUB me(+) JUB
Politik
Diskonto/Rediscoun
NAIK TURUN APBN DEFISIT SURPLUS
t Policy/Tingkat
Suku Bunga
Cash
Ratio(CR)/Cadanga
n Minimum/Giro NAIK TURUN PAJAK NAIK TURUN
Minimum/Reserve
Requirement
Operasi Pasar
SUBSID
Terbuka/Open JUAL BELI TURUN NAIK
I
Market Policy
Kebijakan Kredit SELEKTIF EFEKTIF

Anda mungkin juga menyukai