Askep Kelompok 1 Fix
Askep Kelompok 1 Fix
H DENGAN
KELOMPOK KMB
OLEH:
SENI PUTRI P07120520049
ZULFITRAWATI P07120520050
MENGETAHUI
2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER PANKREAS
A. DEFINISI
Kanker pankreas merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat. Kanker ini
paling sering menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70 tahun. Tumor
pankreas hampir selalu merupakan adeno karsinoma dan paling sering muncul di kepala
pankreas. Tumor badan dan ekor pankreas dan tumor sel kepulauan jarang muncul.
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor
ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita
yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Di Amerika Serikat, kanker pankreas adalah tumor ganas paling sering kedua pada traktus
gastrointestinal dan penyebab kematian nomor empat diantara kanker lainnya. Kanker
pankreas sulit didiagnosis, terutama pada stadium awal, sehingga menyulitkan tatalaksana.11
Data kepustakaan kanker pankreas di Indonesia masih sangat sedikit
B. ANATOMI
Pankreas merupakan suatu kelenjar yang terletak retroperitoneal dengan ukuran panjang
12–15 cm dan tebal 2,5 cm, serta berada di belakang lambung.1 Strukturnya lunak dan
berlobulus. Pankreas terdiri atas caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor) (lihat
Gambar 1).2
Pankreas merupakan kelenjar campuran, yaitu endokrin dan eksokrin.3 Endokrin pankreas
terdiri atas pulaupulau langerhans yang di dalamnya terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel alfa,
sel beta, sel delta, dan sel F.4 Eksokrin pankreas mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
atas enzim pankreas yang disekresikan oleh sel asinus (amilase, lipase, nuklease, dan enzim
proteolitik) dan larutan cairan basa yang disekresikan oleh duktus pancreas
Kanker atau tumor ganas (malignant neoplasm) adalah suatu penyakit yang timbul ketika
sel-sel lolos dari mekanisme kontrol yang normalnya membatasi pertumbuhan sel.6 Selsel
kanker tersebut dapat menyerang dan menghancurkan struktur sekitarnya dan dapat
menyebar ke tempat yang jauh (metastasis) yang dapat menyebabkan kematian.7 Kanker
dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk pankreas. Kanker pankreas dapat berasal
dari eksokrin dan endokrin. Menurut WHO, secara histologis kanker eksokrin pankreas
terdiri atas ductal adenocarcinoma, serous cystadenocarcinoma, mucinous
cystadenocarcinoma, intraductal papillary-mucinous carcinoma, acinar cell carcinoma,
pancreoblastoma, dan solid pseudopapillary carcinoma. 8 Sedangkan kanker endokrin
pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsional dan non-fungsional. Kanker endokrin
fungsional, terdiri atas gastrinoma, somatostatinoma, insulinoma, glukagonoma, VIPoma,
dan GRFoma
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Penurunan berat badan, nyeri abdomen, dan ikterik merupakan tanda-tanda klasik dan
dapat berkembangan hanya jika penyakitnya sudah tahap lanjut.
2. Penurunan berat badan yang cepat, banyak dan progresif.
3. Nyeri abdomen atau nyeri abdomen bagian atas yang tidak jelas asalnya atau rasa tak
nyaman yang tidak berhubungan dengan fungsi gastrointestinal manapun; menjalar
sebagai nyeri boring pada punggung tengah; akan lebih menghebat pada malah hari;
pembentukan asites adalah hal yang umum.
4. Awitan gejala-gelaja dari defiseiensi insulin; glukosuria, hiperglikemia, dan toleransi
glukosa abnormal; diabetes mungkin merupakan tanda dini dari karsinoma.
D. ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologic
menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa factor eksogen
(lingkungan) dan faktor endogen pasien. Etıologi kanker pankreas merupakan interaksi
kompleks antara faktor endogen pasien dan factor lingkungan.
1. Faktor Resiko Eksogen
Dalam fisiologi pancreas getah pancreas bersifat basa dengan komposisi HCO3 (Asam)
dengan kadar 113 meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar 1500 mL getah pancreas. Sekresi
getah pancreas bersama dengan sekresi empedu dan getah usus berefek pada penetralan
asam lambung dan menaikkan pH duodenum menjadi 6,0 – 7,0. Didalam getah penkreas
terdapat tripsinogen yang diubah menjadi enzim aktif tripsin. Tripsin berfungsi untuk
mengubah kimotripsinogen menjadi kimotripsin yang merangsang kerja enzim
enteropeptidase. Definisi enterpeptidase akan mengakibatkan kelainan kongenital dan
nutrisi protein.
Merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel
parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen
adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen. (Setyono, 2001).
2. Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh
darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di kaput
pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut tumor akan
masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker
yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa
juga ke limpa. (Setyono, 2001)..
3. .Faktor Genetik
Pada masa kini peran faktor genetik pada kanker pancreas makin banyak diketahui.
Sekitar 10% pasien kanker pancreas mempunyai predisposisi genitik yang diturunkan.
Proses karsinogenesis kanker pankreas diduga merupakan akumulasi dari banyak kejadian
mutasi genetik.
Kebanyakan penderita gastrinoma memiliki beberapa tumor lainnya yang berkelompok
didalam atau didekat pancreas. 50% kasus merupakan suatu kegansan. Kadang-kadang
gastrinoma merupakan bagian dari suatu kelainan bawaan yaitu neoplasia endokrin
multiple. Neoplasia ini merupakan sumber yang berasal dari sel-sel pada kelenjar endokrin
yang berlainan seperti sel-sel yang menghasilkan insulin pada pancreas.
4. Faktor Predisposisi :
a. Bertambahnya usia
b. Kebiasaan merokok
c. Diet rendah lemak
d. Diabetes
e. Radang pankreas kronik
f. Genetik
E. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan
melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak
peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering
bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering
menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal.
Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan
peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering
mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko
mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla
akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus
pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang
mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi
mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas yang
merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi
ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan dinding
duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera
bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan
sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam
lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi
kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya
yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak
peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi
cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah
inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi
seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan
menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system
persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).
F. PATHWAY CA PANKREAS
Makanan mengandung kolesterol, pecandu alkohol,
perokok, kopi, dan zat karsinogen
Tumor pankreas
Kelemahan
Pada epigastrium
Intoleransi
Menginduksi mual/muntah Anoreksia
aktivitas
Kurang
pengetahuan
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Laboratorium Anemia karena terjadi defisiensi zat besi, nutrisi, perdarahan per anal.
a) Amylase serum meningkat
b) TES faal hati bilirubin, serum, SGT, SGOT
c) Kadar glukosa darah > 20 %.
2. Pemeriksaan Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen akan terasa suatu massa epigastrium. Letak tumor pada
peritoneal. Pada beberapa pasien dapat di raba adanya pembesaran kandung empedu,
hepatomegali (akibat bermetastasis). Bila ditemukan asites maka akan terjadi invasi ke
peritoneum.
3. Pemeriksaan Radiologi
Yang paling baik adalah dengan menggunakan ERCP (Endoscopic ong Pancreatography)
Retrogade Cholangi. Dengan memasukkan media control ke dalam canula melalui
papilla vateri ke dalam duktus pankreatikus. PTC (Percutaneous Transhepatic merupakan
tindakan Duodenoskop lain yang dapat dilakukan untuk mengenali obstruksi
Cholangiography) saluran empedu oleh tumor pankreas.
Apabila ada tanda kolestasis ekstrahepatik di ujung duktus koledikus yang tumpul.
Ultrasonografi:
a) Tanda Primer yaitu pembesaran local pankreas, densitas gema massa yang tampak
rendah homogen, pelebaran saluran pankreas pada kaput timbul gejala pelebaran saluran
empedu.
b) Tanda sekunder
4. Pemeriksaan Endoskopi
Akan tampak pendesakan antrum lambung ke ventral.
a) Duodenoskopi
Bila terlihat pembesaran organ di sekitar kurva duodenal yang berbenjol, dengan
disertai vaskularisasi.
b) Laparaskopi
5. Pemeriksaan CT
Dapat dilakukan untuk menentukan apakah tumor tersebut masih dapat diangkat melalui
pembedahan. Pada pelebaran saluran pankreas sebagai akibat sumbatan di kaput.
6. Terapi dengan Suportif
Untuk pasien yang sudah memperlihatkan tanda kolestasis ekstrahepatik maka dilakukan
dekompresi dengan cara pengisapan cairan empedu.
7. Prognosis
Pada fase lanjut, prognosis jelek terutama pada pasien yang sama sekali Bila yang masih
dikpresi, hidupnyatidak mendapatkan terapi apapun. dapat diperpanjang
H. Manifestasi klinis
Rasa nyeri,ikterus atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien,seiring dengan
penurunan berat badan,gejala tersebut dipandang sebagai tanda-tanda klasik karsinoma
pancreas.Manifestasi ini mungkin baru tampak setelah penyakitnya memasuki stadium yang
sangat lanjut.Tanda-tanda lain menyangkut penurunan berat badan yang cepat,mencolok,dan
progresif.Disamping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samar-samar pada abdomen
pada bagian atas atau bagian bawah gangguan ini susah dijlaskan dan tidak disertai gangguan
fungsi gastrointestinal. Gangguan rasa nyaman tersebut menyebar sebagai rasa nyeri yang
menjengkelkan kebagian tengah punggung dan tidak berhungungan dengan postur tubuh dan
aktivitas. Penderita karsinoma pancreas sering merasakan bahwa serangan nyerinya dapat
dikurangi jika ia membungkuk, rasa nyeri tersebut acap kali bertambah p0arah ketika ia
berbaring terlentang. Ini dapat bersifat progresif dan hebat sehingga memerlukan penggunaan
preparat analgesic narkotik. Serangan nyeri ini sering terasa lebih berat pada malam harinya.
Sel-sel ganas dari kanker pankreas sering terlepas dan masuk kedalam rongga peritoneum
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya metastasis. Asites umunya terjadi. Suatu
tanda yang sangat penting jika ada adalah timbulnya gejala-gejala defiisiensi insulin yang
terjadi atas glukosuria, hyperglikemia dan toleransi glukosa yang abnormal. Diabetes dapat
menjadi tanda dini karsinoma pankreas. Makan sering meningkatkan nyeri epigastrium dan
gambaran ini biasanya sudah terjadi beberapa minggu sebelum munculnya ikterus serta
pruritus. Pembuatan voto seri gastrointestinal memperlihatkan deformitas organ visera
didekat pankreas yang disebabkan oleh massa pankreas yang terjepit itu.
Nyeri di bagian epigastrium, berat badan turun, timbulnya ikterus (kaput pancreas),
anoreksia, perut penuh, kembung, mual, muntah, intoleransi makanan, nyeri disekitar
umbilikus dan badan melemah. Pada tumor di korpus dan kauda penkreas , nyeri terletak di
epigastrium. Namun terutama di hipokondrium kiri dan kadang menjalar ke punggung kiri,
serangan hilang timbul. Timbulnya ikterus akibat adanya duktus koledukus. Kadang juga
terjadi perdarahan pada gastrointestinal. Perdarahan tersebut terjadi karena adanya erosi
duodenum yang disebabkan oleh tumor pancreas, dan dapat juga dikarenakan adanya
steatorea dan gajala dibetes militus.
Gizi kurang, pucat, lemah, kulit ikterik (kuning kehujauan), pruritus, hepatomegali,
kandung empedu membesar, masa epigastrium, splenomegali, asites (berarti sudah terjadi
invasi tumor ke peritoneum), tromboplebitis, edema tungkai, cairan asites bersifat hemoragik.
I. PENATALAKSANAAN
1. Prosedur pembedahan adalah ekstensif untuk mengangkat tumor setempat yang dapat
direseksi.
2. Pengobatan biasanya terbatas pada tindaka paliatif. Eksisi total pada lesi sering tidak dapat
terlihat karena perumbuhan ekstensif ketika lesi terdiagnosa dan kemungkinan telah
bermetastasis dengan luas, terutama ke hepar, paru-paru, dan tulanga.
3. Mungkin dlakukan radiasi dan kemoterapi; terapi radiasi intraoperatif (IORT) dilakukan
untuk menghilangkan nyeri.
BAB II
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Status kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
b. Status Kesehatan Masa lalu
c. Riwayat Penyakit Keluarga
d. Diagnosa Medis dan Therapy
3. Pola Kebutuhan Dasar Manusia
a. Pola Nafas
b. Pola Nutrisi (Makanan dan Minuman)
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas dan Latihan
e. Pola Tidur dan Istirahat
f. Pola Berpakaian
g. Pola Rasa Nyaman
h. Pola Kebersihan Diri
i. Pola Rasa Aman
j. Pola Komunikasi (Hubungan dengan orang lain)
k. Pola Beribadah
l. Pola Produktivitas (Fertilisasi, Libido, Menstruasi, Kontrasepsi, dll)
m. Pola Rekreasi
n. Kebutuhan Belajar
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda- tanda Vital
B. Diagnosa keperawatan
DX 1 : Gangguan pola napas b/d distensi diafragma
DX 2 : Nyeri akut b/d penekanan obstruksi pancreas
DX 3 : Defisit vulume cairan dan elektrolit b/d pengeluaran yang berlebih
DX 4 : Pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh b/d pemasukan asupan oral yang tidak
adekuat
DX 5 : Intoleransi aktifitas b/d kelemahan
DX 6 : Kurang pengetahuan b/d status kesehatan, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
C. Rencana keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Gg. Pola napas b/d setelah Tinggikan posisi kepala Mendorong
distensi abdomen diberikan 30o pengembangan
ditandai dengan tindakan diafragma / ekspansi
tidak maksimalnya keperawatan paru optimal &
pola nafas. selama 3 x24 meminimalkan
jam diharapkan tekanan isi abdomen
pernapasan pada rongga thorak
pasien normal Dorong latihan napas Meningkatkan
dengan KH: dalam ekspansi paru
-pasien tidak
mengalami
sesak Ubah posisi secara Meningkatkan
periodik pengisian udara
seluruh segment paru
Memaksimalkan
Berikan oksigen sediaan oksigen
tambahan untuk pertukaran dan
penurunan kerja
napas
Auskultasi suara nafas, Ronchi merupakan
catat adanya suara indikasi adanya
ronchi obstruksi atau
smapasme laringea
yang membutuhkan
evaluasi dan
intervensi yang cepat
dan tepat.
2. Nyeri akut b/d Setelah Kaji tanda-tanda adanya Bermanfaat dalam
penekanan diberikan nyeri baik verbal mengevaluasi nyeri,
obstruksi pankreas tindakan maupun nonverbal, catat menentukan pilihan
ditandai dengan keperawata lokasi, intensitas(skala intervensi,
distensi pada selama 0-10) dan lamanya. menentukan
abdomen. 3x24jam efektivitas terapi.
diharapkan
nyeri berkurang
/ terkontrol Letakkan pasien dalam
dengan KH: posisi supinasi. Mencegah hyper
-TTV normal ekstensi .
-pasien pertahankan bel
melaporkan pemanggil dan barang Membatasi
nyeru hilang yang sering digunakan ketegangan, nyeri
atau terkontrol. dalam jangkauan yang pada daerah
mudah abdomen.
D. Evaluasi
DX 1: Pola napas normal
DX 2: Nyeri dapat teratasi
DX 3: Defisit volume cairan cairan dan elektrolit teratasi
DX 4: Pasien tidak mengalami malnutrisi
DX 5 : Pasien tidak mengeluhkan adanya intolerasi aktifitas
DX6: Pengetahuan pasien tentang penyktnya bertamabah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor
ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita
yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
B. Saran
Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
pankreas secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit
tersebut.
Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang kanker pankreas yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Auliya,2015. Karakteristik Penderita Kanker Pankreas di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2009 – 2013. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sriwijaya
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Tn. T
2) Tempat dan Tanggal Lahir : Pacitan, 13 September 1972
3) Umur : 49 Tahun
4) Jenis Kelamin : Laki-Laki
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SD Sederajat
7) Pekerjaan : Petani
8) Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
9) Alamat : Dusun Dembo Kidul, RT 10/RW 05
Ngadirojo, Kab. Pacitan
10) Diagnosa Medis : Ca Pancreas
11) No. RM : 01.94.11.77
12) Tanggal Masuk RS : 17 February 2021
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Ny. AH
2) Umur : 46 Tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : IRT
5) Alamat : Dusun Dembo Kidul, RT 10/RW 05
Ngadirojo, Kab. Pacitan
6) Hubungan dengan pasien : Istri
7) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 01 maret 2021 klien mengeluh mual dan
muntah. Klien mengatakan muntah berair dengan frekuensi 4x. muntah disertai
dengan nyeri uluh hati dan terasa seperti terbakar.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS :
Keluarga mengatakan klien dibawah di Rumah Sakit disebabkan karena klien
terlihat lemas. Lemas memberat saat satu hari sebelum masuk rumah sakit.
Lemas disertai dengan mual dan muntah(-).
b) Riwayat Kesehatan Pasien :
Keluarga mengatakan mual mulai terasa sesaat setelah klien di kemo untuk
yang kelima. Mual menghilang ketika diberikan obat. Tetapi setelah kemo ke-
8 mual memberat sehingga klien menjadi lemas berat dan klien dibawah ke
rumah sakit.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien dan keluarga mengatakan bahwa klien pernah dirawat di RSUD Pacitan
dengan keluhan nyeri perut dan mual. Setelah dirawat beberapa hari klien
didiagnosa dengan Ca Pankreas. Klien harus dioperasi lalu klien dirujuk kr RSUP.
Dr. Sardjito, Yogyakarta bulan agustus 2020. Setelah dirawat klien diperbolehkan
pulang dan harus menjalani kemoterapi. Saat ini klien rutin menjalani kemoterapi
sudah ke-8 kali.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki :meninggal :garis keturunan
: Perempuan : pasien :serumah
Discharge Planning
-
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi :
- TB = 165 cm
- BB = 52 Kg
(Gizi baik/Kurang/Lebih)
Tanda Vital :
TD = 110/60 mmHg
Nadi = 112 x/mnt
Suhu = 36.8°C
RR = 18 x/mnt
Skala Nyeri (Visual analog) – usia> 8 tahun (NRS = 5)
Tanggal/waktu
Parameter Kriteria Nilai 01/3/ 02/3 03/3/
21 /21 21
Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
Usia
8-13 tahun 2
>13 tahun 1
Laki-laki 2
Jenis kelamin
Perempuan 1
Kelainan neurologis 4
Perubahan dalam oksigenasi 3
Diagnosis
Kelainan psikis/prilaku 2
Diagnosis lain 1
Tidak menyadari keterbatasan 3
Gangguan dirinya
Lupa adanya keterbatasan 2
kognitif Orientasi baik terhadap diri 1
sendiri
Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
Faktor Pasien gunakan alat bantu 3
lingkungan Pasien berada ditempat tidur 2
Diluar ruang perawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
Dalam 48 jam 2
terhadap
>48 jam 1
operasi/obat
penenang/efe
k anestesi
Bermacam- macam obat 3
digunakan: obat sedative
fenozin, antidepresan, laksansia/
Penggunaan
deuretika, narkotik.
obat
Salah satu dari pengobatan 2
diatas
Pengobatan lain 1
Total Skor 10 10 10
Intervensi pencegahan risiko jatuh (beritanda Tgl 01/3/ 02/3 03/3/
v) 21 /21 21
1. Pastikan bel/phone mudah
terjangkau atau pastikan ada
kelaurga yang menunggu
Risiko Rendah 2. Roda tempat tidur pada posisi v v v
(RR) dikunci
3. Naikan pagar pengaman tempat v v v
tidur
4. Beri edukasi pasien v v v
5. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan
Hemoglobin 11.7 g/dL 13.0-18.00
b) Radiologi
Hari/ Tanggal Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi
6. Pengobatan
- IVFD Aminofluid : D 5% 20 gtt/m
- Inj. Metocloparamide 10 mg/ 8 jam/ iv
- Inj. Levofloxacin 500 mg/24 jam/iv
- Inj. Omperazole 40 mg/ 24 jam/ iv
- Zinc 20 mg/ 24 jam/ po
- Vit. C 200 mg/ 8 jam/ po
- Vit. D /24 jam/ po
Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Data Subyeketif: Agen pencedera fisiologis Nyeri akut (SDKI Hal 172)
- Klien mengatakan nyeri (sdki hal 172)
pada daerah perut bagian
epigastric.
- Klien mengatakan nyeri
terasa seperti terbakar
Data Obyektif:
- Ku sedang, CM
- Klien Nampak meringis
- Klien terlihat pucat
beserta berkeingat
- Skala nyeri 5
- Nyeri sedang
- Vital sign
BP : 110/60 mmHg
HR : 112 kpm
RR : 18 kpm
SB : 36.8 o C
Data Subyektif: Gangguan pancreas (SDKI hal Neusea (SDKI Hal 170)
- Klien mengatakan mual 170)
dan muntah
- Klien mengatakan muntah
berair dengan frek. 4x
- Klien mengatakan tidak
bisa makan. Jika makan
klien muntah.
- Klien mengatakan BAB
cair. Frek. 3x
Data Obyektif:
- Ku sedang, Kes CM
- Turgor kulit klien nampak
kering dan tidak bagus
- Jantung klien berdebar-
debar
- Peristaltic usus klien
meningkat
- BB : 52 Kg.
- Vital sign
BP : 110/60 mmHg
HR : 112 kpm
RR : 18 kpm
SB : 36.8 o C
aData Subyektif: perubahan metabolism (SDKI. Gangguan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan jika Hal, 124). (SDKI. Hal, 124).
beraktivitas ia merasa
lemas
Data Obyektif:
- Ku sedang, Kes CM
- Aktivitas klien dibantu
oleh keluarga dan perawat
- Kekuatan otot
Eksremitas atas : 2/2
Ekstremitas bawah : 2/2