Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN.

H DENGAN

DIAGNOSA MEDIS CA PANKREAS DI RUANG DAHLIA 1

RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

KELOMPOK KMB
OLEH:
SENI PUTRI P07120520049

ZULFITRAWATI P07120520050

VAN WAYON TAHIDJI P07120520051

MENGETAHUI

CLINICAL INSTRUKTUR CLINICAL TEACHING

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER PANKREAS

A. DEFINISI
Kanker pankreas merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat. Kanker ini
paling sering menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70 tahun. Tumor
pankreas hampir selalu merupakan adeno karsinoma dan paling sering muncul di kepala
pankreas. Tumor badan dan ekor pankreas dan tumor sel kepulauan jarang muncul.
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor
ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita
yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Di Amerika Serikat, kanker pankreas adalah tumor ganas paling sering kedua pada traktus
gastrointestinal dan penyebab kematian nomor empat diantara kanker lainnya. Kanker
pankreas sulit didiagnosis, terutama pada stadium awal, sehingga menyulitkan tatalaksana.11
Data kepustakaan kanker pankreas di Indonesia masih sangat sedikit
B. ANATOMI
Pankreas merupakan suatu kelenjar yang terletak retroperitoneal dengan ukuran panjang
12–15 cm dan tebal 2,5 cm, serta berada di belakang lambung.1 Strukturnya lunak dan
berlobulus. Pankreas terdiri atas caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor) (lihat
Gambar 1).2

Pankreas merupakan kelenjar campuran, yaitu endokrin dan eksokrin.3 Endokrin pankreas
terdiri atas pulaupulau langerhans yang di dalamnya terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel alfa,
sel beta, sel delta, dan sel F.4 Eksokrin pankreas mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
atas enzim pankreas yang disekresikan oleh sel asinus (amilase, lipase, nuklease, dan enzim
proteolitik) dan larutan cairan basa yang disekresikan oleh duktus pancreas
Kanker atau tumor ganas (malignant neoplasm) adalah suatu penyakit yang timbul ketika
sel-sel lolos dari mekanisme kontrol yang normalnya membatasi pertumbuhan sel.6 Selsel
kanker tersebut dapat menyerang dan menghancurkan struktur sekitarnya dan dapat
menyebar ke tempat yang jauh (metastasis) yang dapat menyebabkan kematian.7 Kanker
dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk pankreas. Kanker pankreas dapat berasal
dari eksokrin dan endokrin. Menurut WHO, secara histologis kanker eksokrin pankreas
terdiri atas ductal adenocarcinoma, serous cystadenocarcinoma, mucinous
cystadenocarcinoma, intraductal papillary-mucinous carcinoma, acinar cell carcinoma,
pancreoblastoma, dan solid pseudopapillary carcinoma. 8 Sedangkan kanker endokrin
pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsional dan non-fungsional. Kanker endokrin
fungsional, terdiri atas gastrinoma, somatostatinoma, insulinoma, glukagonoma, VIPoma,
dan GRFoma
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Penurunan berat badan, nyeri abdomen, dan ikterik merupakan tanda-tanda klasik dan
dapat berkembangan hanya jika penyakitnya sudah tahap lanjut.
2. Penurunan berat badan yang cepat, banyak dan progresif.
3. Nyeri abdomen atau nyeri abdomen bagian atas yang tidak jelas asalnya atau rasa tak
nyaman yang tidak berhubungan dengan fungsi gastrointestinal manapun; menjalar
sebagai nyeri boring pada punggung tengah; akan lebih menghebat pada malah hari;
pembentukan asites adalah hal yang umum.
4. Awitan gejala-gelaja dari defiseiensi insulin; glukosuria, hiperglikemia, dan toleransi
glukosa abnormal; diabetes mungkin merupakan tanda dini dari karsinoma.
D. ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologic
menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa factor eksogen
(lingkungan) dan faktor endogen pasien. Etıologi kanker pankreas merupakan interaksi
kompleks antara faktor endogen pasien dan factor lingkungan. 
1. Faktor Resiko Eksogen
Dalam fisiologi pancreas getah pancreas bersifat basa dengan komposisi HCO3 (Asam)
dengan kadar 113 meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar 1500 mL getah pancreas. Sekresi
getah pancreas bersama dengan sekresi empedu dan getah usus berefek pada penetralan
asam lambung dan menaikkan pH duodenum menjadi 6,0 – 7,0. Didalam getah penkreas
terdapat tripsinogen yang diubah menjadi enzim aktif tripsin. Tripsin berfungsi untuk
mengubah kimotripsinogen menjadi kimotripsin yang merangsang kerja enzim
enteropeptidase. Definisi enterpeptidase akan mengakibatkan kelainan kongenital dan
nutrisi protein.
Merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel
parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen
adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen. (Setyono, 2001).
2. Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh
darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di kaput
pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut tumor akan
masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker
yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa
juga ke limpa.  (Setyono, 2001)..
3. .Faktor Genetik
Pada masa kini peran faktor genetik pada kanker pancreas makin banyak diketahui.
Sekitar 10% pasien kanker pancreas mempunyai predisposisi genitik yang diturunkan.
Proses karsinogenesis kanker pankreas diduga merupakan akumulasi dari banyak kejadian
mutasi genetik.  
Kebanyakan penderita gastrinoma memiliki beberapa tumor lainnya yang berkelompok
didalam atau didekat pancreas. 50% kasus merupakan suatu kegansan. Kadang-kadang
gastrinoma merupakan bagian dari suatu kelainan bawaan yaitu neoplasia endokrin
multiple. Neoplasia ini merupakan sumber yang berasal dari sel-sel pada kelenjar endokrin
yang berlainan seperti sel-sel yang menghasilkan insulin pada pancreas.
4. Faktor Predisposisi :
a. Bertambahnya usia
b. Kebiasaan merokok
c. Diet rendah lemak
d. Diabetes
e. Radang pankreas kronik
f. Genetik
E. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan
melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak
peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering
bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering
menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal.
Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan
peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering
mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko
mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla
akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus
pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang
mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi
mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas yang
merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi
ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan dinding
duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera
bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan
sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam
lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi
kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya
yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak
peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi
cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah
inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi
seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan
menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system
persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).

F. PATHWAY CA PANKREAS
Makanan mengandung kolesterol, pecandu alkohol,
perokok, kopi, dan zat karsinogen

Gangguan pertumbuhan seluler pada pankreas

Tumor pankreas

Mempengaruhi fungsi Berkembang menjadi Ca Pankreas Distensi abdomen


pankreas
Iritasi & oedem pankreas Ekspansi paru menurun
Produksi insulin terganggu
Merangsang ujung-ujung saraf sensori Sesak
Gangguan metabolisme
KH/glukosa Nyeri dipersepsikan Pola napas
tidak efektif
Penurunan energi Nyeri

Kelemahan
Pada epigastrium
Intoleransi
Menginduksi mual/muntah Anoreksia
aktivitas

Intake oral kurang


Resiko kekurangan
cairan tubuh
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Merangsang hipotalamus

Hipertermi Perubahan status kesehatan

Kurang informasi ttg kondisi dan pengobatan

Kurang
pengetahuan

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Laboratorium Anemia karena terjadi defisiensi zat besi, nutrisi, perdarahan per anal.
a) Amylase serum meningkat
b) TES faal hati bilirubin, serum, SGT, SGOT
c) Kadar glukosa darah > 20 %.
2. Pemeriksaan Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen akan terasa suatu massa epigastrium. Letak tumor pada
peritoneal. Pada beberapa pasien dapat di raba adanya pembesaran kandung empedu,
hepatomegali (akibat bermetastasis). Bila ditemukan asites maka akan terjadi invasi ke
peritoneum.
3. Pemeriksaan Radiologi
Yang paling baik adalah dengan menggunakan ERCP (Endoscopic ong Pancreatography)
Retrogade Cholangi. Dengan memasukkan media control ke dalam canula melalui
papilla vateri ke dalam duktus pankreatikus. PTC (Percutaneous Transhepatic merupakan
tindakan  Duodenoskop lain yang dapat dilakukan untuk mengenali obstruksi 
Cholangiography) saluran empedu oleh tumor pankreas.
Apabila ada tanda kolestasis  ekstrahepatik di ujung duktus koledikus yang tumpul.
Ultrasonografi:
a) Tanda Primer yaitu pembesaran local pankreas, densitas gema massa yang tampak
rendah homogen, pelebaran saluran pankreas pada kaput timbul gejala pelebaran saluran
empedu.
b) Tanda sekunder
4. Pemeriksaan Endoskopi
Akan tampak pendesakan antrum lambung ke ventral.
a) Duodenoskopi
Bila terlihat pembesaran organ di sekitar kurva duodenal yang berbenjol, dengan
disertai vaskularisasi.
b) Laparaskopi
5. Pemeriksaan CT
Dapat dilakukan untuk menentukan apakah tumor tersebut masih dapat diangkat melalui
pembedahan. Pada pelebaran saluran pankreas sebagai akibat sumbatan di kaput.
6. Terapi dengan Suportif
Untuk pasien yang sudah memperlihatkan tanda kolestasis ekstrahepatik maka dilakukan
dekompresi dengan cara pengisapan cairan empedu.
7. Prognosis
Pada fase lanjut, prognosis jelek terutama pada pasien yang sama sekali Bila yang masih
dikpresi, hidupnyatidak mendapatkan terapi apapun. dapat diperpanjang
H. Manifestasi klinis
Rasa nyeri,ikterus atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien,seiring dengan
penurunan berat badan,gejala tersebut dipandang sebagai tanda-tanda klasik karsinoma
pancreas.Manifestasi ini mungkin baru tampak setelah penyakitnya memasuki stadium yang
sangat lanjut.Tanda-tanda lain menyangkut penurunan berat badan yang cepat,mencolok,dan
progresif.Disamping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samar-samar pada abdomen
pada bagian atas atau bagian bawah gangguan ini susah dijlaskan dan tidak disertai gangguan
fungsi gastrointestinal. Gangguan rasa nyaman tersebut menyebar sebagai rasa nyeri yang
menjengkelkan kebagian tengah punggung dan tidak berhungungan dengan postur tubuh dan
aktivitas. Penderita karsinoma pancreas sering merasakan bahwa serangan nyerinya dapat
dikurangi jika ia membungkuk, rasa nyeri tersebut acap kali bertambah p0arah ketika ia
berbaring terlentang. Ini dapat bersifat progresif dan hebat sehingga memerlukan penggunaan
preparat analgesic narkotik. Serangan nyeri ini sering terasa lebih berat pada malam harinya.
Sel-sel ganas dari kanker pankreas sering terlepas dan masuk kedalam rongga peritoneum
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya metastasis. Asites umunya terjadi. Suatu
tanda yang sangat penting jika ada adalah timbulnya gejala-gejala defiisiensi insulin yang
terjadi atas glukosuria, hyperglikemia dan toleransi glukosa yang abnormal. Diabetes dapat
menjadi tanda dini karsinoma pankreas. Makan sering meningkatkan nyeri epigastrium dan
gambaran ini biasanya sudah terjadi beberapa minggu sebelum  munculnya ikterus serta
pruritus. Pembuatan voto seri gastrointestinal memperlihatkan deformitas organ visera
didekat pankreas yang disebabkan oleh massa pankreas yang terjepit itu.
Nyeri di bagian epigastrium, berat badan turun, timbulnya ikterus (kaput pancreas),
anoreksia, perut penuh, kembung, mual, muntah, intoleransi makanan, nyeri disekitar
umbilikus dan badan melemah.  Pada tumor di korpus dan kauda penkreas , nyeri terletak di
epigastrium. Namun terutama di hipokondrium kiri dan kadang menjalar ke punggung kiri,
serangan hilang timbul. Timbulnya ikterus akibat adanya duktus koledukus.  Kadang juga
terjadi perdarahan pada gastrointestinal. Perdarahan tersebut terjadi karena adanya erosi
duodenum yang disebabkan oleh tumor pancreas, dan dapat juga dikarenakan adanya
steatorea dan gajala dibetes militus.
Gizi kurang, pucat, lemah, kulit  ikterik (kuning kehujauan), pruritus, hepatomegali,
kandung empedu membesar, masa epigastrium, splenomegali, asites (berarti sudah terjadi
invasi tumor ke peritoneum), tromboplebitis, edema tungkai, cairan asites bersifat hemoragik.
I. PENATALAKSANAAN
1. Prosedur pembedahan adalah ekstensif untuk mengangkat tumor setempat yang dapat
direseksi.
2. Pengobatan biasanya terbatas pada tindaka paliatif. Eksisi total pada lesi sering tidak dapat
terlihat karena perumbuhan ekstensif ketika lesi terdiagnosa dan kemungkinan telah
bermetastasis dengan luas, terutama ke hepar, paru-paru, dan tulanga.
3. Mungkin dlakukan radiasi dan kemoterapi; terapi radiasi intraoperatif (IORT) dilakukan
untuk menghilangkan nyeri.
BAB II
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Status kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
b. Status Kesehatan Masa lalu
c. Riwayat Penyakit Keluarga
d. Diagnosa Medis dan Therapy
3. Pola Kebutuhan Dasar Manusia
a. Pola Nafas
b. Pola Nutrisi (Makanan dan Minuman)
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas dan Latihan
e. Pola Tidur dan Istirahat
f. Pola Berpakaian
g. Pola Rasa Nyaman
h. Pola Kebersihan Diri
i. Pola Rasa Aman
j. Pola Komunikasi (Hubungan dengan orang lain)
k. Pola Beribadah
l. Pola Produktivitas (Fertilisasi, Libido, Menstruasi, Kontrasepsi, dll)
m. Pola Rekreasi
n. Kebutuhan Belajar
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda- tanda Vital
B. Diagnosa keperawatan
DX 1   : Gangguan  pola napas b/d distensi diafragma
DX 2   : Nyeri akut b/d penekanan obstruksi pancreas
DX 3   : Defisit vulume cairan dan elektrolit b/d pengeluaran yang berlebih
DX 4   : Pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh b/d pemasukan asupan oral yang tidak
adekuat
DX  5  : Intoleransi aktifitas b/d kelemahan
DX 6 : Kurang pengetahuan b/d status kesehatan, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
C. Rencana keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Gg. Pola napas b/d setelah Tinggikan posisi kepala Mendorong
distensi abdomen diberikan 30o pengembangan
ditandai dengan tindakan diafragma / ekspansi
tidak maksimalnya keperawatan paru optimal &
pola nafas. selama 3 x24 meminimalkan
jam diharapkan tekanan isi abdomen
pernapasan pada rongga thorak
pasien normal Dorong latihan napas Meningkatkan
dengan KH: dalam ekspansi paru
-pasien tidak
mengalami
sesak Ubah posisi secara Meningkatkan
periodik pengisian udara
seluruh segment paru

Memaksimalkan
Berikan oksigen sediaan oksigen
tambahan untuk pertukaran dan
penurunan kerja
napas
Auskultasi suara nafas, Ronchi merupakan
catat adanya suara indikasi adanya
ronchi obstruksi atau
smapasme laringea
yang membutuhkan
evaluasi dan
intervensi yang cepat
dan tepat.
2.  Nyeri akut b/d Setelah Kaji tanda-tanda adanya  Bermanfaat dalam
penekanan diberikan nyeri baik verbal mengevaluasi nyeri,
obstruksi pankreas tindakan maupun nonverbal, catat menentukan pilihan
ditandai dengan keperawata lokasi, intensitas(skala intervensi,
distensi pada selama 0-10) dan lamanya. menentukan
abdomen. 3x24jam efektivitas terapi.
diharapkan
nyeri berkurang
/ terkontrol Letakkan pasien dalam
dengan KH: posisi supinasi. Mencegah hyper
-TTV normal ekstensi .
-pasien pertahankan bel
melaporkan pemanggil dan barang Membatasi
nyeru hilang yang sering digunakan ketegangan, nyeri
atau terkontrol. dalam jangkauan yang pada daerah
mudah abdomen.

ajarkan teknik relaksasi


(nafas dalam), dan Teknik relakasai
pengalihan nyeri dapat mengalihkan
(menonton tv, mengajak perhatian pasien
mengobrol) terhadap nyeri.
3 Defisit volume Setelah Kaji TTV TTV bermanfaat
cairan dan elektrolit diberikan untuk mengetahui
b/d pengeluaran asuhan keadaan umum
yang berlebih keperawatan pasien
Ditandai dengan selama 3 x 24
diare jam diharapkan Berikan intake cairan Memenuhi kebutuhan
pemenuhan sesuai kebutuhan cairan lebih cepat
cairan dan
elektrolit Indikator pisiologi
terpenuhi Observasi berat badan lanjut dari dehidrasi
dengan KE: dan torgor kulit pasien dan kurannya nutrisi
-pasien tidak
mengalami
dehidrasi.

4 Pemenuhan nutrisi Setelah Berikan makanan dalam Untuk meningkatkan


kurang dari diberikan porsi kecil tapi sering selera makan pasien
kebutuhan tubuh tindakan
ditandai dengan keperawatan
anoreksia selama Anjurkan oral higine 2 Untuk mengurangi
3x24jam kali sehari mual muntah
diharapkan
nutrisi cairan Obs. Berat badan & Indikator fisiologi
pasien turgor kulit pasien lanjut dari dehidrasi
terpenuhi dan kurangnya nutrisi
dengan KH:
-mualmuntah
(–)
diare (–)
-BB dapat di
pertahankan
5 Intoleransi aktivitas Setelah Evaluasi respon pasien Menetapkan
b/d kelemahan diberikan terhadap aktivitas, catat kemampuan pasien
ditandai dengan asuhan peningkatan kelelahan beraktivitas
distensi abdomen keperawatan & perubahan TTV
selama 3x24
diharapkan Berikan lingkunag
pasien dapat tenang & batasi Menurunan stres &
beraktivitas pengunjung. Dorong rangsangan
dengan normal penggunaan manajement berlebihan,
dengan KH: stres meningkatkan
Pasien tidak istirahat
mengeluhkan
adanya Bantu pasien memilih
intolerasi posisi yang nyaman Pasien mungkin
aktifitas untuk istirahat nyaman dengan
kepala ditinggikan
6 Kurang Setelah Berikan informasi Agar pasien
pengetahuan b/d diberikan askep tentang penyakit yang mengetahui informasi
perubahan status selama 3x24 diderita tentang penyakitnya
kesehatan,prognosis jam diharapkan
penyakit dan cara pasien mengerti Agar kita mengetahui
pegobatan ditandai tentang Evaluasi tingkat seberapa pengatahuan
dengan cemas penyakit yang pengetahuan pasien pasien tentang
dideritanya tentang penyakitnya penyakitnya
dengan kriteria
hasil pasien
tdak cemas

D. Evaluasi
DX 1: Pola napas normal
DX 2: Nyeri dapat teratasi
DX 3: Defisit volume cairan cairan dan elektrolit teratasi
DX 4: Pasien tidak mengalami malnutrisi
DX 5 : Pasien tidak mengeluhkan adanya intolerasi aktifitas
DX6: Pengetahuan pasien tentang penyktnya bertamabah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor
ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita
yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

B. Saran
Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
pankreas secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit
tersebut.
Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang kanker pankreas yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta.

Sylvia, 2005. Patofisiologis Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC : Jakarta.

Auliya,2015. Karakteristik Penderita Kanker Pankreas di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2009 – 2013. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sriwijaya
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Senin/ 01 Maret 2021


Jam : 11.00 wib
Tempat : Ruang Dahlia 1
Sumber data : Pasien dan Keluarga
Metode : Observasi, Pemfis dan Wawancara

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Tn. T
2) Tempat dan Tanggal Lahir : Pacitan, 13 September 1972
3) Umur : 49 Tahun
4) Jenis Kelamin : Laki-Laki
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SD Sederajat
7) Pekerjaan : Petani
8) Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
9) Alamat : Dusun Dembo Kidul, RT 10/RW 05
Ngadirojo, Kab. Pacitan
10) Diagnosa Medis : Ca Pancreas
11) No. RM : 01.94.11.77
12) Tanggal Masuk RS : 17 February 2021
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Ny. AH
2) Umur : 46 Tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : IRT
5) Alamat : Dusun Dembo Kidul, RT 10/RW 05
Ngadirojo, Kab. Pacitan
6) Hubungan dengan pasien : Istri
7) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 01 maret 2021 klien mengeluh mual dan
muntah. Klien mengatakan muntah berair dengan frekuensi 4x. muntah disertai
dengan nyeri uluh hati dan terasa seperti terbakar.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS :
Keluarga mengatakan klien dibawah di Rumah Sakit disebabkan karena klien
terlihat lemas. Lemas memberat saat satu hari sebelum masuk rumah sakit.
Lemas disertai dengan mual dan muntah(-).
b) Riwayat Kesehatan Pasien :
Keluarga mengatakan mual mulai terasa sesaat setelah klien di kemo untuk
yang kelima. Mual menghilang ketika diberikan obat. Tetapi setelah kemo ke-
8 mual memberat sehingga klien menjadi lemas berat dan klien dibawah ke
rumah sakit.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien dan keluarga mengatakan bahwa klien pernah dirawat di RSUD Pacitan
dengan keluhan nyeri perut dan mual. Setelah dirawat beberapa hari klien
didiagnosa dengan Ca Pankreas. Klien harus dioperasi lalu klien dirujuk kr RSUP.
Dr. Sardjito, Yogyakarta bulan agustus 2020. Setelah dirawat klien diperbolehkan
pulang dan harus menjalani kemoterapi. Saat ini klien rutin menjalani kemoterapi
sudah ke-8 kali.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki :meninggal :garis keturunan
: Perempuan : pasien :serumah

2) Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa ia adalah anak ke empat dari empat bersaudara. Saat ini
klien sudah menikah dan mempunyai dua orang anak. Klien mengatakan bahwa
dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan dirinya.
Dikeluarga klien hanya ada penyakit riwayat hipertensi yaitu ibunya klien.

3. Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)


1) Nutrisi- Metabolik
Klien mengatakan frekuensi makannya normal yaitu 2-3x sehari. Tetapi saat ini
klien mengalami gangguan untuk makan, dimana klien merasa mual jika akan
memulai makan. Mual dirasakan ketika proses kemoterapi yang ke-8.
2) Eliminasi
- BAB : Klien mengatakan sebelum sakit frekuensi BABnya 1x yaitu pada
pagi hari. Setelah sakit klien mengatakan saat ini dia sedang mengalami BAB
cair dengan frekuensi 3x.
- BAK : Klien mengatakan BAKnya biasa. Klien tidak mengeluh nyeri
saat BAK atau sesudah BAK.
3) Aktivitas /latihan
- Keadaan aktivitas sehari – hari
Klien mengatakan aktivitasnya mulai menurun sesaat sakit. Klien mengatakan
saat beraktivtas yang berlebih dia merasa lemas. Sebelumnya klien mengatakan
bahwa aktivitasnya normal-normal saja
- Keadaan pernafasan
Klien tidak ada masalah dengan pernafasan. Saat ini klien tidak membutuhkan
alat bantu nafas.
- Keadaan Kardiovaskuler
Klien mengatakan bahwa ia kadang merasa jantungnya berdebar-debar.
Skala ketergantungan
KETERANGAN
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Bathing 
Toileting 
Eating 
Moving 
Ambulasi 
Walking 
Keterangan :
1 = Mandiri/ tidak tergantungan apapun
2 = dibantu dengan alat
3 = dibantu orang lain
4 = Dibantu alat dan orang lain
5 = Tergantung total
4) Istirahat – tidur
Klien mengatakan sebelum sakit bahwa tidur malamnya yaitu sekitar 8 jam. Klien
bagun pagi yaitu jam setengah 6 atau jam 6 pagi. Setelah sakit klien mengatakan
tidurnya sering terganggu. Klien hanya bisa tidur 2-3 jam kemudian terbangun dan
susah untuk mulai tidur.
5) Persepsi, pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Klien mengatakan bahwa ia paham dan megerti tentang penyakitnya. Klienpun
mengetahui dampak yang akan ia rasakan ketika dikemoterapi. Tetapi klien kurang
paham jika pada kemoterapi ke-8 ini dia akan mengalami kejadian seperti ini.
6) Persepsi diri-Konsep diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan puas dengan semua bagian tubuhnya. Klien mengatakan tidak
ada yang ingin dia rubah dari bagian tubuhnya.
b) Harga Diri
Klien mengatakan saat ini dia senang beragaul dengan orang disekitar kompleks
rumahnya. Karena mereka saling menghargai.
c) Peran Diri
Didalam keluarga klien sebagai seroang suami mencari nafkah, tetapi saat sakit
klien mengatakan tidak bisa berubat apa-apa.
d) Ideal Diri
Klien berharap semoga dia bisa sembuh dan bisa cepat bekerja.
e) Identitas Diri
Klien mengatakan puas dengan apa yang dia punya sekarang. Klien bangga
dengan tempat kerjanya. Klien mengetahui bahwa ia berjenis kelamin pria.
f) Reproduksi dan kesehatan
Klien mengtakan tidak ada gangguan dengan masalah reprodusinya.
g) Keyakinan dan Nilai
Klien mengatakan dia beraga islam dan semua yang terjadi pada dirinya
diserahkan pada Allah SWT. Klien mengatakan sering melaksanakan sholat 5
waktu.

Discharge Planning
-
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi :
- TB = 165 cm
- BB = 52 Kg
(Gizi baik/Kurang/Lebih)

Tanda Vital :
TD = 110/60 mmHg
Nadi = 112 x/mnt
Suhu = 36.8°C
RR = 18 x/mnt
Skala Nyeri (Visual analog) – usia> 8 tahun (NRS = 5)

b. Pemeriksaan Head to Toe


a) Kulit
Kulit klien bewarna sawo matang, keadaan kering. Klien tidak ada keluhan
mengenai kulitnya.
b) Kepala
Kepala klien berbentuk bulat. Kulit kepala klien terlihat bersih. Distribusi
rambut klien tidak merata. Klien tidak mengeluh nyeri pada saat dipegang pada
daerah kepala.
c) Leher
Leher klien simetris tidak ada tanda-tanda pembesaran kelenjar getah bening.
Klien mengatakan tidak ada nyeri pada saat menelan dan saat dipalpasi klien
mengatakan tidak ada nyeri.
d) Dada
Dada klien terlihat simetris kiri dan kanan tidak ada bagian dada yang
tertinggal pada saat ekspirasi dan inspirasi tidak terdapat jejas pada bagian
dada. Tidak ada bunyi nafas tambahan dan bunyi jantung tambahan. Klien
mengatakan tidak ada nyeri pada daerah dada saat di palpasi. Saat diperkusi
dada klien sonor.
e) Abdomen
Kulit sekitar abdomen terlihat kering. Bunyi peristaltic usus klien meningkat.
Klien mengeluh nyeri pada saat ditekan pada daerah perut.
f) Anus dan Rectum
Klien mengatakan tidak mempunyai ambeyen. Tapi saat ini klien mengatakan
nyeri seperti tebakar pada daerah anus.
g) Genetalia
Tidak dikaji.
h) Ekstremitas
- Atas
Kekuatan otot klien 2. Klien tidak mampu melawan beban yang
diberikan. Pada tangan kiri klien terpasang infuse. Tidak ada
pembengakakan pada ekstremitas kiri dan kanan klien.
- Bawah
Kekuata otot klien 2, klien tidak mampu melawan beban yang diberikan.
Tidak terdapat oedem pada ekstremitas bawah. Refleks babinski positif.

Pengkajian Risiko Jatuh (Humpty Dumpty)

Tanggal/waktu
Parameter Kriteria Nilai 01/3/ 02/3 03/3/
21 /21 21
Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
Usia
8-13 tahun 2
>13 tahun 1   
Laki-laki 2   
Jenis kelamin
Perempuan 1
Kelainan neurologis 4
Perubahan dalam oksigenasi 3
Diagnosis
Kelainan psikis/prilaku 2
Diagnosis lain 1   
Tidak menyadari keterbatasan 3

Gangguan dirinya
Lupa adanya keterbatasan 2
kognitif Orientasi baik terhadap diri 1   
sendiri
Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
Faktor Pasien gunakan alat bantu 3
lingkungan Pasien berada ditempat tidur 2   
Diluar ruang perawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
Dalam 48 jam 2
terhadap
>48 jam 1
operasi/obat
penenang/efe
k anestesi
Bermacam- macam obat 3
digunakan: obat sedative
fenozin, antidepresan, laksansia/
Penggunaan
deuretika, narkotik.
obat
Salah satu dari pengobatan 2
diatas
Pengobatan lain 1   
Total Skor 10 10 10
Intervensi pencegahan risiko jatuh (beritanda Tgl 01/3/ 02/3 03/3/
v) 21 /21 21
1. Pastikan bel/phone mudah   
terjangkau atau pastikan ada
kelaurga yang menunggu
Risiko Rendah 2. Roda tempat tidur pada posisi v v v
(RR) dikunci
3. Naikan pagar pengaman tempat v v v
tidur
4. Beri edukasi pasien v v v

5. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan
Hemoglobin 11.7 g/dL 13.0-18.00

Leukosite 10.74 uL 4.50-11.50


Eritrosite 3.81 uL 4.60-6.00
Hematokrit 33.8 % 40.0-54.0
01 Maret 2021
MCV 88.7 fL 80.0-94.0
MCH 30.7 pg 26.0-32.0
MCHC 34.6 g/dL 32.0-36.0
Trombosite 170 uL 150-450
17 February Rapid SARS COV-19 Negative Negative
2021

b) Radiologi
Hari/ Tanggal Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi

- Pneumonia bilateral typical covid-19


17 February Foto Thorax
derajat ringan.
2021
- COR normal

6. Pengobatan
- IVFD Aminofluid : D 5% 20 gtt/m
- Inj. Metocloparamide 10 mg/ 8 jam/ iv
- Inj. Levofloxacin 500 mg/24 jam/iv
- Inj. Omperazole 40 mg/ 24 jam/ iv
- Zinc 20 mg/ 24 jam/ po
- Vit. C 200 mg/ 8 jam/ po
- Vit. D /24 jam/ po
Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Data Subyeketif: Agen pencedera fisiologis Nyeri akut (SDKI Hal 172)
- Klien mengatakan nyeri (sdki hal 172)
pada daerah perut bagian
epigastric.
- Klien mengatakan nyeri
terasa seperti terbakar
Data Obyektif:
- Ku sedang, CM
- Klien Nampak meringis
- Klien terlihat pucat
beserta berkeingat
- Skala nyeri 5
- Nyeri sedang
- Vital sign
BP : 110/60 mmHg
HR : 112 kpm
RR : 18 kpm
SB : 36.8 o C
Data Subyektif: Gangguan pancreas (SDKI hal Neusea (SDKI Hal 170)
- Klien mengatakan mual 170)
dan muntah
- Klien mengatakan muntah
berair dengan frek. 4x
- Klien mengatakan tidak
bisa makan. Jika makan
klien muntah.
- Klien mengatakan BAB
cair. Frek. 3x
Data Obyektif:
- Ku sedang, Kes CM
- Turgor kulit klien nampak
kering dan tidak bagus
- Jantung klien berdebar-
debar
- Peristaltic usus klien
meningkat
- BB : 52 Kg.
- Vital sign
BP : 110/60 mmHg
HR : 112 kpm
RR : 18 kpm
SB : 36.8 o C
aData Subyektif: perubahan metabolism (SDKI. Gangguan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan jika Hal, 124). (SDKI. Hal, 124).
beraktivitas ia merasa
lemas
Data Obyektif:
- Ku sedang, Kes CM
- Aktivitas klien dibantu
oleh keluarga dan perawat
- Kekuatan otot
Eksremitas atas : 2/2
Ekstremitas bawah : 2/2

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah

1. Nausea berhubungan dengan gangguan pancreas (SDKI. Hal, 170)


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (SDKI. Hal, 172).
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan metabolisme (SDKI. Hal, 124).
Rencana Tindakan Keperawat
HARI/TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI
Senin/ 01 Maret 2021 Nausea berhubungan dengan gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah 3 Observasi
pancreas (SDKI. Hal, 170) x 24 jam, nausea klien tertasi dengan criteria 1-5 - Identifikasi mual dan muntah (wana,
ditandai dengan : konsistensi, adanya darah, waktu,
1. Nafsu makan frekuensi, dan waktu)
2. Keluhan mual - Identifikasi factor penyebab mual dan
3. Perasaan muntah muntah
4. Perasaan asam dimulut - Monitor keseimbangan cairan dan
5. Diaphoresis elektrolit
6. Pucat Terapeutik
(SLKI. Hal, 144) - Atur posisi untuk mencegah aspirasi
- Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual dan muntah
Edukasi
- Anjurkan makan tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
- Anjurkan membawa kantung plastic
untuk menampung muntah
kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetic
(SIKI, Hal. 198)
Senin/ 01 Maret 2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah 3 Observasi
pencedera fisiologis (SDKI. Hal, 172). x 24 jam, nyeri akut klien tertasi dengan criteria 1- - Identifikasi lokasi, karateristik,
5 ditandai dengan : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Melaporkan nyeri terkontrol nyeri
2. Kemampuan mengenali nyeri meningkat - Identifikasi skala nyeri
3. Kemampuan mengenali penyebab nyeri - Identifikasi respon nyeri nonverbal
4. Kemampuan menggunakan tehnik non- Terapeutik
farmalokogic - Berikan terapi nonfarmakologis untuk
5. Dukungan orang terdekat. mengurangi rasa nyeri
(SLKI. Hal, 58) Edukasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, bila
perlu.
(SIKI, Hal. 201)
Senin/ 01 Maret 2021 Gangguan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah 3 Observasi
dengan perubahan metabolisme (SDKI. x 24 jam, gangguan mobilitas pasien klien tertasi - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
Hal, 124). dengan criteria 1-5 ditandai dengan : fisik lainnya
1. Oergerakan ekstremitas - Monitor kondisi umum selama
2. Kekuatan otot melakukan ambulasi
3. Rentang gerak Terapeutik
4. Nyeri - Libatkan keluarga untuk membantu
5. Kecemasan pasien dalam meningkatkan ambulasi
6. Kaku sendi Edukasi
7. Gerakan tidak terkoordinasi - Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
8. Gerakan terbatas - Anjurkan melakukan ambulasi
9. Kelemahan fisik (SIKI, Hal. 30)
(SLKI. Hal, 65)
Implementasi dan Evaluasi
Hari/Tanggal Diagnosa Tindakan Evaluasi
Jam Keperawatan Keperawatan
Senin/ 01 Nausea berhubungan 1. Identifikasi mual dan J. 13.00
Maret 2021 dengan gangguan muntah (wana, S:
12.00 pancreas konsistensi, adanya - Klien mengatakan
darah, waktu, muntah berair dengan
frekuensi, dan waktu) frekuensi 5x.
dengan hasil klien - Klien mengatakan
mengatakan muntah kadang hanya ada
air dengan konsistensi rasa mual.
cair. Klien O:
mengatakan sudah 5x - Ku sedang, cm
muntah. Klien juga - Sekarang terpasang
mengatakan bahwa infuse D5% 20 tpm
kadang hanya ada - Peristaltic usus
rasa mual. meningkat
2. Monitor - Turgor kulit kering
keseimbangan cairan
- Palpitasi (+)
dan elektrolit dengan
- Vital sign :
hasil klien saat ini
TD : 100/70 mmHg
terpasang ivfd D5%
HR : 121 kpm
dank klien juga
RR : 21 kpm
dianjurkan minum
SB : 36.50C
sedikit
A:
3. Atur posisi untuk
Masalah keperawatan
mencegah aspirasi
nausea belum teratasi
dengan hasil klien
P:
paham dan mau
Lanjutkan Intervensi :
mengikuti aturan jika
1. Identifikasi mual dan
muntah miringkan
muntah (wana,
badan.
konsistensi, adanya
4. Anjurkan membawa
darah, waktu,
kantung plastic untuk
frekuensi, dan waktu)
menampung muntah
2. Monitor keseimbangan
dengan hasil klien
cairan dan elektrolit
diberikan plastic
3. Atur posisi untuk
kuning untuk
mencegah aspirasi
menampung muntah
4. Anjurkan membawa
5. Kolaborasi pemberian
kantung plastic untuk
antiemetic dengan
menampung muntah
hasil klien
mendapatkan terapi 5. Kolaborasi pemberian
metocloparamide 10 antiemetic
mg/8jam/iv

Nyeri akut berhubungan 1. Identifikasi lokasi, S:


dengan agen pencedera karateristik, durasi, - Klien mengatakan
fisiologis frekuensi, kualitas, nyeri pada daerah
intensitas nyeri epistrium.
dengan hasil klien - Klien mengatakan
mengatakan nyeri nyeri seperti terbakar
seperti terbakar terasa - Klien mengatakan
pada daerah neyri akan terasa
epigastrium. Klien ketika merasa mual.
mengatakan nyeri O:
terasa saat mual. - Ku sedang, cm
2. Identifikasi skala - Skala nyeri 5 (0-10)
nyeri dengan hasil - Skala myeri sedang
skala nyeri 5 (sedang)
- Klien nampak
3. Identifikasi respon
memegang daerah
nyeri nonverbal
yang sakit.
dengan hasil klien
- Klien nampak
namapk meringis
meringis dan
disertai dengan
berkeringat dingin
berkeringat dingin
- Palpitasi (+)
4. Berikan terapi
- Vital sign :
nonfarmakologis
TD : 100/70 mmHg
untuk mengurangi
HR : 121 kpm
rasa nyeri dengan
RR : 21 kpm
hasil klien diajarkan
SB : 36.50C
cara untuk menarik
A:
nafas dalam.
Masalah keperawatan
5. Kolaborasi pemberian
nyeri akut belum teratasi
analgetik dengan hasil
P:
diberikan untuk
Lanjutkan Intervensi :
menetralkan asam
1. Identifikasi lokasi,
lambung.
karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon
nyeri nonverbal
4. Berikan terapi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian
analgetik, bila perlu.

Gangguan mobilitas 1. Identifikasi adanya S:


fisik berhubungan nyeri atau keluhan - Klien mengatakan
dengan perubahan fisik lainnya dengan jika terlalu banyak
metabolisme hasil klien bergerak klien akan
mengatakan jika merasa mual dan
terlalu banyak lemas.
bergerak dia merasa O:
lemas dan akan - Ku sedang, cm
merasa mual - Klien hanya bisa
2. Monitor kondisi bergerak diatas
umum selama tempat tidur
melakukan ambulasi - ADL klien dibantu
dengan hasil klilen keluarga
hanya bisa melakukan - Vital sign :
gerakan miring kiri TD : 100/70 mmHg
dan kanan diatas bed HR : 121 kpm
3. Libatkan keluarga RR : 21 kpm
untuk membantu SB : 36.50C
pasien dalam A:
meningkatkan Masalah keperawatan
ambulasi dengan hasil gangguan mobilitas fisik
klien dibantu untuk belum teratasi
memenuhi kebutuhan P:
ADL dan untuk Lanjutkan Intervensi :
mengganti posisi tidur 1. Identifikasi adanya
4. Jelaskan tujuan dan nyeri atau keluhan fisik
prosedur ambulasi lainnya
dengan hasil klien 2. Monitor kondisi umum
diberitahu tentang selama melakukan
damapak jika tidak ambulasi
mengganti posisi dank 3. Libatkan keluarga
lien berserta keluarga untuk membantu
paham. pasien dalam
5. Anjurkan melakukan meningkatkan
ambulasi dengan hasil ambulasi
klien dan keluarga 4. Jelaskan tujuan dan
mau mengganti posisi prosedur ambulasi
tidur dengan 1. Anjurkan melakukan
MIKA/MIKI per 1 ambulasi
jam.

Selasa /2 Nausea berhubungan 1. Identifikasi mual dan J. 16.00


Maret 2021 dengan gangguan muntah (wana, S:
14.00 pancreas konsistensi, adanya - Klien mengatakan
darah, waktu, muntah berair dengan
frekuensi, dan waktu) frekuensi 4x.
dengan hasil klien - Klien mengatakan
mengatakan muntah kadang hanya ada
air dengan konsistensi rasa mual.
cair. Klien O:
mengatakan sudah 4x - Ku sedang, cm
muntah. Klien juga - Sekarang terpasang
mengatakan bahwa infuse D5% 20 tpm
kadang hanya ada - Peristaltic usus
rasa mual. meningkat
2. Monitor - Turgor kulit kering
keseimbangan cairan
- Palpitasi (+)
dan elektrolit dengan
- Vital sign :
hasil klien saat ini
TD : 100/70 mmHg
terpasang ivfd D5%
HR : 122kpm
dank klien juga
RR : 20 kpm
dianjurkan minum
SB : 36.50C
sedikit
A:
3. Atur posisi untuk
Masalah keperawatan
mencegah aspirasi
nausea belum teratasi
dengan hasil klien
P:
paham dan mau
Lanjutkan Intervensi :
mengikuti aturan jika
1. Identifikasi mual dan
muntah miringkan
muntah (wana,
badan.
konsistensi, adanya
4. Anjurkan membawa
darah, waktu,
kantung plastic untuk
frekuensi, dan waktu)
menampung muntah
2. Monitor keseimbangan
dengan hasil klien
cairan dan elektrolit
diberikan plastic
3. Atur posisi untuk
kuning untuk
mencegah aspirasi
menampung muntah
4. Anjurkan membawa
5. Kolaborasi pemberian
antiemetic dengan kantung plastic untuk
hasil klien menampung muntah
mendapatkan terapi 5. Kolaborasi pemberian
metocloparamide 10 antiemetic
mg/8jam/iv

Nyeri akut berhubungan 1. Identifikasi lokasi, S:


dengan agen pencedera karateristik, durasi, - Klien mengatakan
fisiologis frekuensi, kualitas, nyeri pada daerah
intensitas nyeri dengan epistrium.
hasil klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri seperti terbakar nyeri seperti terbakar
terasa pada daerah - Klien mengatakan
epigastrium. Klien neyri akan terasa
mengatakan nyeri ketika merasa mual.
terasa saat mual. O:
2. Identifikasi skala - Ku sedang, cm
nyeri dengan hasil - Skala nyeri 4 (0-10)
skala nyeri 5 (sedang) - Skala myeri sedang
3. Identifikasi respon
- Klien nampak
nyeri nonverbal
memegang daerah
dengan hasil klien
yang sakit.
namapk meringis
- Klien nampak
disertai dengan
meringis dan
berkeringat dingin
berkeringat dingin
4. Berikan terapi
- Palpitasi (+)
nonfarmakologis
- Vital sign :
untuk mengurangi
TD : 100/70 mmHg
rasa nyeri dengan
HR : 121 kpm
hasil klien diajarkan
RR : 21 kpm
cara untuk menarik
SB : 36.50C
nafas dalam.
A:
5. Kolaborasi
Masalah keperawatan
pemberian analgetik
nyeri akut belum teratasi
dengan hasil
P:
diberikan untuk
Lanjutkan Intervensi :
menetralkan asam
6. Identifikasi lokasi,
lambung.
karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
7. Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon
Gangguan mobilitas 1. Identifikasi adanya S:
fisik berhubungan nyeri atau keluhan - Klien mengatakan
dengan perubahan fisik lainnya dengan jika terlalu banyak
metabolisme hasil klien bergerak klien akan
mengatakan jika merasa mual dan
terlalu banyak lemas.
bergerak dia merasa O:
lemas dan akan - Ku sedang, cm
merasa mual - Klien hanya bisa
2. Monitor kondisi bergerak diatas
umum selama tempat tidur
melakukan ambulasi - ADL klien dibantu
dengan hasil klilen keluarga
hanya bisa - Vital sign :
melakukan gerakan TD : 100/70 mmHg
miring kiri dan kanan HR : 121 kpm
diatas bed RR : 21 kpm
3. Libatkan keluarga SB : 36.50C
untuk membantu A:
pasien dalam Masalah keperawatan
meningkatkan gangguan mobilitas fisik
ambulasi dengan belum teratasi
hasil klien dibantu P:
untuk memenuhi Lanjutkan Intervensi :
kebutuhan ADL dan 1. Identifikasi adanya
untuk mengganti nyeri atau keluhan fisik
posisi tidur lainnya
4. Jelaskan tujuan dan 2. Monitor kondisi umum
prosedur ambulasi selama melakukan
dengan hasil klien ambulasi
diberitahu tentang 3. Libatkan keluarga
damapak jika tidak untuk membantu
mengganti posisi dank pasien dalam
lien berserta keluarga meningkatkan
paham. ambulasi
5. Anjurkan melakukan 4. Jelaskan tujuan dan
ambulasi dengan hasil prosedur ambulasi
klien dan keluarga 5. Anjurkan melakukan
mau mengganti posisi ambulasi
tidur dengan
MIKA/MIKI per 1
jam.

Rabu /3 Nausea berhubungan 1. Identifikasi mual dan J. 13.00


maret 2021 dengan gangguan muntah (wana, S:
07:30 pancreas konsistensi, adanya - Klien mengatakan
darah, waktu, muntah berair dengan
frekuensi, dan waktu) frekuensi 3x.
dengan hasil klien - Klien mengatakan
mengatakan muntah kadang hanya ada
air dengan konsistensi rasa mual.
cair. Klien O:
mengatakan sudah 3x - Ku sedang, cm
muntah. Klien juga - Sekarang terpasang
mengatakan bahwa infuse D5% 20 tpm
kadang hanya ada - Peristaltic usus
rasa mual. meningkat
2. Monitor - Turgor kulit kering
keseimbangan cairan
- Palpitasi (+)
dan elektrolit dengan
- Vital sign :
hasil klien saat ini
TD : 100/70 mmHg
terpasang ivfd D5%
HR : 121 kpm
dank klien juga
RR : 21 kpm
dianjurkan minum
SB : 36.50C
sedikit
A:
3. Atur posisi untuk
Masalah keperawatan
mencegah aspirasi
nausea belum teratasi
dengan hasil klien
P:
paham dan mau
Lanjutkan Intervensi :
mengikuti aturan jika
1. Identifikasi mual dan
muntah miringkan
muntah (wana,
badan.
konsistensi, adanya
4. Anjurkan membawa
darah, waktu,
kantung plastic untuk
frekuensi, dan waktu)
menampung muntah
2. Monitor keseimbangan
dengan hasil klien
cairan dan elektrolit
diberikan plastic
3. Atur posisi untuk
kuning untuk
mencegah aspirasi
menampung muntah
4. Anjurkan membawa
5. Kolaborasi pemberian
kantung plastic untuk
antiemetic dengan
menampung muntah
hasil klien
5. Kolaborasi pemberian
mendapatkan terapi
metocloparamide 10 antiemetic
mg/8jam/iv

Nyeri akut berhubungan 1. Identifikasi lokasi, S:


dengan agen pencedera karateristik, durasi, - Klien mengatakan
fisiologis frekuensi, kualitas, nyeri pada daerah
intensitas nyeri dengan epistrium.
hasil klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri seperti terbakar nyeri seperti terbakar
terasa pada daerah - Klien mengatakan
epigastrium. Klien neyri akan terasa
mengatakan nyeri ketika merasa mual.
terasa saat mual. - Klien mengatakan
2. Identifikasi skala setelah di berikan
nyeri dengan hasil obat nyeri ,nyerinya
skala nyeri 5 (sedang) berkurang
3. Identifikasi respon O:
nyeri nonverbal - Ku sedang, cm
dengan hasil klien - Skala nyeri 3 (0-10)
namapk meringis
- Skala myeri sedang
disertai dengan
- Klien nampak
berkeringat dingin
memegang daerah
4. Berikan terapi
yang sakit.
nonfarmakologis
- Klien nampak
untuk mengurangi
meringis dan
rasa nyeri dengan
berkeringat dingin
hasil klien diajarkan
- Palpitasi (+)
cara untuk menarik
- Vital sign :
nafas dalam.
TD : 100/70 mmHg
5. Kolaborasi pemberian
HR : 121 kpm
analgetik dengan hasil
RR : 21 kpm
diberikan untuk
SB : 36.50C
menetralkan asam
A:
lambung.
Masalah keperawatan
nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi :
1. Identifikasi lokasi,
karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon
nyeri nonverbal
4. Berikan terapi
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
5. Kolaborasi pemberian
analgetik, bila perlu.

Gangguan mobilitas 1. Identifikasi adanya S:


fisik berhubungan nyeri atau keluhan - Klien mengatakan
dengan perubahan fisik lainnya dengan jika terlalu banyak
metabolisme hasil klien bergerak klien akan
mengatakan jika merasa mual dan
terlalu banyak lemas.
bergerak dia merasa O:
lemas dan akan - Ku sedang, cm
merasa mual - Klien hanya bisa
2. Monitor kondisi umum bergerak diatas
selama melakukan tempat tidur
ambulasi dengan hasil - ADL klien dibantu
klilen hanya bisa keluarga
melakukan gerakan - Vital sign :
miring kiri dan kanan TD : 100/70 mmHg
diatas bed HR : 121 kpm
3. Libatkan keluarga RR : 21 kpm
untuk membantu SB : 36.50C
pasien dalam A:
meningkatkan Masalah keperawatan
ambulasi dengan hasil gangguan mobilitas fisik
klien dibantu untuk belum teratasi
memenuhi kebutuhan P:
ADL dan untuk Lanjutkan Intervensi :
mengganti posisi tidur 1. Identifikasi adanya
4. Jelaskan tujuan dan nyeri atau keluhan fisik
prosedur ambulasi lainnya
dengan hasil klien 2. Monitor kondisi umum
diberitahu tentang selama melakukan
damapak jika tidak ambulasi
mengganti posisi dank 3. Libatkan keluarga
lien berserta keluarga untuk membantu
paham. pasien dalam
5. Anjurkan melakukan meningkatkan
ambulasi dengan hasil ambulasi
klien dan keluarga 4. Jelaskan tujuan dan
mau mengganti posisi prosedur ambulasi
tidur dengan 5. Anjurkan melakukan
MIKA/MIKI per 1 ambulasi
jam.

Anda mungkin juga menyukai