Anda di halaman 1dari 4

Narasi LKPJ 2020 Akreditasi Faskes dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Dasar Hukum : UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, UU No. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan, Permenkes No.46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik, Praktik Dokter Mandiri dan Praktik Dokter Gigi Mandiri dan
Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Dinas Kesehatan dan Keluaraga Berencana Kabupaten Pidie Jaya terus berupaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP), adapun upaya yang terus dilakukan yaitu dengen meningkatkan
pemenuhan kebutuhan baik Sarana, Prasarana, Alat Kesehatan, dan juga
Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia kesehatan (SDMK) atau pemenuhan
kompetensi tenaga kesehatan sesui dengan standard Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Pada tahun 2020 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pidie Jaya
telah memberikan pelatihan terkait Standar Mutu Pelayanan. Pelatihan tersebut yaitu
Workshop Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Manajemen Mutu, Workshop
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Workshop Keselamatan Pasien, Workshop
Audit Internal dan Tinjauan Manajemen dan Workshop Pemahaman Standar dan
Instrumen Akreditasi. Adapun kelima pelatihan tersebut yaitu untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di puskesmas yang sesuai standard secara Continuous Quality
Improvement (CQI).

Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan untuk


meningkatkan angka Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan
kesehatan. salah satu strategi pemerintah yaitu dengan cara mewajibkan semua
Fasilitas Kesehatan untuk di Akreditasi sebagai syarat kredensialing / kerjasama
dengan pihak BPJS. Melalui Program Akreditasi ini perbaikan terhadap pelayanan
kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya semakin meningkat.

Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang ada di


Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah dua belas (12) unit sudah mengantongi sertifikat
terakreditasi, kecuali satu (1) Puskesmas yang baru teregistrasi di Pusdatin Kemenkes
RI pada Desember 2019 yang direncanakan akan dilakukan Survei Akreditasi pada
bulan oktober 2021. Akreditasi Puskesmas diatur dalam Permenkes No. 46 Tahun
2015. Penilaian terhadap Puskesmas dilakukan oleh Surveior Komisi Akreditasi FKTP
Kemenkes RI dengan menggunakan Standar dan Instrumen Akreditasi yang terdiri dari
9 BAB, 42 Standar, 168 Kriteria dan 776 Elemen Penilaian, yaitu;

1) Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) : 3 Standar, 13 Kriteria,


59 EP
2) Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) : 6 Standar, 29
Kriteria, 121 EP
3) Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) : 1 Standar, 7 Kriteria
32 EP
4) Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS) : 3
Standar, 10 Kriteria, 53 EP
5) Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM) :7 Standar 22 Kriteria 101 EP
6) Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (SKUKM) :1 Standar 6
Kriteria 29 EP
7) Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) : 10 Standar 33 Kriteria
151 EP
8) Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) : 7 Standar 36 Kriteria 172
EP
9) Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien ( PMKP) : 4 Standar 12
Kriteria 58 EP.

Era Akreditasi Puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya dimulai pada tahun 2017 di
Puskesmas Bandar Baru dan dinyatakan lulus terakreditasi Dasar, 2018 dilanjutkan 5
Puskesmas yaitu Panterja, Meureudu, Ulim, Jangka Buya dan Bandar Dua kelima-
limanya terakreditasi Madya dan pada tahun 2019 terakreditasi 5 puskesmas lagi yaitu :
Cubo dan Trienggadeng terakreditasi Utama dan Meurah Dua, Kuta Krueng dan Blang
Kuta terakreditasi Madya. Dari trend peringkat akreditasi terlihat Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas semakin membaik.
Dengan Program Akreditasi, Puskesmas sudah mempunyai Kebijakan, Kerangka
Acuan Kerja (KAK), Pedoman dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku
dalam memberiakan pelayanan kepada Pasien/ Masyarakat. Upaya peningkatan/
perbaikan mutu pelayanan terus di lakukan dengan cara melaukan Plan, Do, Check,
Action (PDCA) maupuan Plan, Do, Study, Action (PDSA) secara Countinue Quality
Improvement (CQI) / Peningkatan Mutu secara konsisten dan berkesinambungan.
Dinas Kesehatan terus melakukan pembinaan dan pengawasan dan penilaian terhadap
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Pidie Jaya. Untuk
Tahun 2021 direncanakan akan di lakukan survey ulang/ Re-Akreditasi 7 (tujuh)
Puskesmas yaitu Puskesmas Bandar Baru, Panterja, Meureudu, Ulim, Bandar Dua dan
Jangka Buya dan 1 (satu) Puskesmas akan dilakukan survei perdana yaitu Puskesmas
Simpang 4 Nyong, Survei Akreditasi tahun 2021 di targetkan 2 (dua) Puskesmas
mendapatkan predikat Paripurna dan 5 (lima) Puskesmas mendapatkan Akreditasi
Utama.

Akreditasi akan terus diakukan secara berkala setiap 3 (tiga) tahun sekali. Dinas
Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya melalui tim TPCB ( Tim Pembinaan Cluster Binaan)
dan Tim TPMDK ( Tim Pembina Mutu Dinas Kesehatan) akan terus melakukan
Pembinaan, Monitoring dan evaluasi terhadap Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas secara berkala dan berkelanjutan.

Tidak hanya Puskesmas, Klinik sebagaimana tertuang dalam Permenkes No. 9


tahun 2014 tentang Klinik yang juga merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang ikut melayani kesehatan masyarakat di Pidie Jaya. Saat ini sudah terdaftar
sembilan (9) klinik di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI, dua (2)
diantaranya merupakan klinik milik pemerintah yaitu Klinik Badan Narkotika Nasional
Kabupaten (BNNK) dan Klinik Polres Pidie Jaya.

Diantara keberadaan klinik di Pidie Jaya, yang paling fenomenal yaitu hadirnya
Klinik di Ma’had Aly Pesantren Darul Munawwarah Kuta Krueng dengan nama Klink Al
Munawwarah yang telah diresmikan pada tanggal 30 Maret 2021 oleh Bpk Wakil Bupati
Pidie JayaH. Said Mulyadi,SE,M.Si. Kehadiran Klinik Dayah Ini merupakan suatu
trobosan luar biasa, Di Provinsi Aceh belum ada Dayah yang memiliki klinik tersendiri
untuk mendukung atau menjaga kesehatan santriwan dan santriwati Dayah. Hadirnya
Klinik Al Munawwarah akan menjadi kiblat bagi pesantren –pesantren lainnya di Aceh
bahkan Nasional dalam upaya menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan para anak
didik dan dewan guru yang ada di lingkungan Pesantren dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai