DisusunOleh :
Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk melakukan sebuah interaksi dengan sesama di masyarakat
setiap orang pasti membutuhkan sebuah Bahasa. Bahasa memiliki dua bentuk antara lain
yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan bahasa yang dilisankan,
diucapkan, dituturkan oleh para pelaku tutur. Bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan,
dikarenakan dalam bahasa lisan membutuhkan penutur. Bahasa tulis merupakan bahasa
yang digunakan dalam sebuah bentuk tulisan, pola penulisannya diharuskan sesuai
dengan kaidah yang telah ditentukan. Banyak berbagai macam bahasa, bahkan setiap
negara memiliki bahasa yang berbeda-beda. Negara Indonesia menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa umum dan utama dalam bernegara. Negara Indonesia terdiri
dari banyak pulau yang memiliki berbagai macam Bahasa berbeda-beda tiap daerah,
Bahasa ini sering disebut dengan Bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam
keadaan non formal seperti pada saat berinteraksi dengan sesama warga satu daerah.
Sedangkan pada acara formal tentu menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
penuturnya karena Bahasa Indonesialah yang telah diakui dan disepakati rakyat Indonesia
dalam Sumpah Pemuda adalah Bahasa Indonesia. Seiringdenganberjalannyawaktu,
pemakaian Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser dan digantikan
dengan adanya pemakaian Bahasa anak remaja yang sering dikenal sebagai Bahasa gaual.
Anak remaja menganggap apabila tidak mengerti Bahasa gaul make remaja tersebut tidak
gaul. Bahasa gaul semakin meluas di dikalangan remaja bahkan tidak sedikit orang yang
berpendidikan menggunakan Bahasa gaul, baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan dan
dalam waktu formal maupun non formal mengakibatkan penggunaan Bahasa menjadi
tidak baik dan benar. Dalam makalah ini penulisan mengupas segala sesuatu yang
berkaitandengan Bahasa gaul di Indonesia khususnya pada kalangan mahasiswa
perguruan tinggi.
Makalah ini disusun untuk memberikan manfaat baik secara teoriti satau pun
praktis. Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk pengembangan konsep kebahasaan.
Secara praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis membatasi masalah yang akan dibahasa
yaitu :
LANDASAN TEORI
2.1.1Pengertian Bahasa
Secara terminologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan bahasa sebagai
suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat
untuk bekerjasama, berinteraksi serta untuk mengidentifikasi diri.
Menurut Keraf (1991:1) bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai suatu makna. Hal tersebut menerangkan
bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri atas dua
bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Dalam Smaradhipa (2005:1), Keraf juga memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian
yang pertama menyatakan bahwa digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang diucapkan oleh alat ucap manusia . Kedua, bahasa
merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vocal yang
bersifat arbitrer.
Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai sistem lambang bunyi ujaran yang
digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi oleh masyarakat. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana
integrasi serta adaptasi.
Dari beberapa pengertian bahasa diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi antar anggota masyarakat.
1. Fungsi ekspresif
Fungsi ini merupakan fungsi yang paling dasar dari bahasa ,dalam fungsi ekspresif
bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, serta pengalaman.
Contohnya dalam sebuah puisi, pengarang mengekspresikan ide, gagasan serta
pengalaman dengan bahasa yang ditulis per bait yang disebut puisi.
2. Fungsi estetis
Dalam fungsi estetis, bahasa dapat digunakan sebagai media atau sarana bagi
seseorang untuk menyampaikan pesan, bahasa juga berfungsi sebagai media yang
indah untuk menyampaikan pesan, fungsi estetis dari bahasa ini biasa diwujudkan
dalam bentuk karya sastra seperti puisi , cerita pendek dan lain sebagainya.
3. Fungsi Informatif
Dalam fungsi informatif, bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan sesuatu
kepada orang lain . Fungsi Informatif ini dapat diwujudkan dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Dalam bentuk lisan misalnya, percakapan sedangkan bentuk tulisan
seperti buku-buku dan lain sebagainya.
4. Alat fungsional
Sebagai alat fungsional, bahasa dapat dijadikan sebagai sebuah alat untuk mencapai
tujuan tertentu. Misalnya sebagai alat untuk mempengaruhi orang lain.
Struktur dan tata bahasa prokem atau bahasa gaul tidak berbeda jauh dengan
bahasa formalnya yaitu bahasa Indonesia. Saat ini, banyak sekali anak muda yang
menggunakan serta mencipatkan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang diplesetkan.
Bahkan banyak orangv dewasa yang tidak memahami bahasa apa yang dikatakan
anak muda tersebut. Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus seperti kata-kata
yang singkat, lincah, dan kreatif. Dalam penggunaannya sendiri, kosakata yang
digunakan cenderung pendek. Sedangkan kata yang panjang akan dipersingkat atau
diperpendek melalui proses morfologi yaitu proses mengganti kata yang panjang
menjadi kata yang lebih pendek. Hal tersebut dapat dilihat dari :
a. Penggunaan awalan e
Awalan “e” digunakan seperti pada kata “emang”, yang sebenarnya berasal dari kata
memang kemudian diberi sisipan “e”. Kata “emang” juga merupakan salah satu
contoh pemendekan atau penyingkatan kata yaitu dengan menghilanhkan huruf
depannya yakni “m”. Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan pelafalan dari
kata aslinya.
b. Kombinasi k,a,g
Kata tidak yang berubah menjadi kata “kagak” dengan mengubah bunyi “tid”
menjadi “kag”. Huruf pertama pada kata tidak yaitu huruf konsonan “t”diganti dengan
huruf “k”, lalu huruf kedua yaitu huruf vokal “i” diganti dengan huruf “a”, dan yang
terakhir, huruf ketiga yaitu huruf konsonan “d” diganti dengan huruf “g”. Dengan
demikian kata tidak berubah menjadi “kagak”.
c. Sisipan e
Kata teman yang berubah menjadi “temen” karena adanya perubahan dari huruf vokal
“a” menjadi “e”. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
Contoh kosakata dari bahasa gaul atau bahasa prokem yang digunakan dalam
percakapan sehari-hari generasi milenial, sebagai berikut :
1. Jaim
Jaim alias jaga image berarti seseorang yang harus menjaga tingkah lakunya di depan
orang lain
2. Kuy
Kata kuy merupakan istilah dari kata “yuk” yang berarti ajakan atau mengajak
3. Baper
Kata baper merujuk kepada singkatan “bawa perasaan”, biasanya ditujukan kepada
orang yang suasana perasaannya sedang tidak baik (sensitif) atau mudah terbawa
suasana. Contoh : Cuma bercanda, jangan baper, artinya orang tersebut hanya bercanda
tetapi temannya sampai terbawa perasaan menjadi sedih
4. Bucin
Kata bucin merupakan singkatan daripada kata “budak cinta”, biasanya dtujukan
kepada mereka yangberlebihan dalam mencintai seseorang. Contoh : Dasar bucin!,
artinya orang tersebut terlalu mencintai seseorang hingga tidak menghiraukan sekitarnya
5. Sans/Santuy/Woles
Kata sans/santuy/woles merupakan istilah dari kata “santai” yang berarti ajakan untuk
tenang sejenak. Contoh : Woles aja lah, yang artinya tenang saja
6. Caper
Kata caper merupakan singkatan daripada kata “cari perhatian”, biasanya digunakan
saat melihat seseorang yang berperilaku berlebihan di depan orang yang hendak
didekati. Contoh : Jangan caper di depan orang baru
7. Gan/Slur
Kata gan/slur merupakan istilah dari kata “juragan/sedulur” kata ini banyak
digunakan dalam menawarkan barang yang hendak dijual melalui media sosial dalam
jaringan (daring). Contoh : Ayo dibeli barangnya gan !
8. Mabar
Kata mabar merupakan singkatan daripada kata “main bareng”, biasanya digunakan
untuk mengajak rekan untuk bermain permainan berbasis daring bersama. Contoh :
Jangan lupa nanti mabar ya, mabar game online lah
9. Nobar
Kata nobar merupakan singkatan daripada kata “nonton (tonton) bareng”, biasanya
digunakan untuk mengajak rekan untuk menonton sebuah film ataupun pertunjukan
bersama. Contoh : Nobar liga champion.
10. Mantul
Kata mantul, tak beda pengertian dengan kata manjiw yang merupakan singkatan
daripada kata “mantap betul”, biasanya digunakan saat melihat seseorang yang
dianggap hebat. Contoh : Nasi Goreng disini mantul banget
11. OTW
Kata OTW merupakan istilah dari kata bahasa Inggris, yakni “On The Way”, singkatan
ini biasanya digunakan generasi milenial untuk menyatakan dirinya sedang dalam
perjalanan. Contoh : 10 menit lagi OTW
12. GWS
Kata GWS merupakan istilah dari kata bahasa Inggris, yakni “Get Well Soon”,
singkatan ini biasanya digunakan generasi milenial untuk mengucapkan kepada
rekannya yang tengah sakit. Contoh : GWS ya buat adiknya Rini
13. Garing
Kata garing berarti gurauan seseorang yang tidak lucu. Contoh : Bercandamu garing
14. TP merupakan singkatan dari Tebar Pesona, yang artinya suka memamerkan atau
memperlihatkan kelebihannya pada orang lain. Contoh : Anak baru itu sukanya TP-TP
15. Gaptek
Kata gaptek merupakan singkatan dari gagap teknologi, yang berarti seseorang yang
kurang bisa atau tidak bisa menggunakan kecanggihan teknlogi seperti laptop, komputer,
handphone, dan lain-lain
16. Meneketehe
Meneketehe adalah kata yang berarti mana ku tahu, yang biasanya digunakan untuk
mengungkapkan jawaban tidak tahu atas pertanyaan seseorang
Contoh : A: “Rumah Andi dimana? ”
B: “Meneketehe
Adanya bahasa gaul kemudian memunculkan suatu istilah baru yaitu bahasa alay. Bahasa
alay hampir sama dengan bahasa gaul, tetapi bahasa alay lebih terlihat penggunaannya
dalam tulisan, bukan secara lisan. Contoh jenis padanan kata yang ada dalam bahasa alay:
Penulisan kalimat yang menggunakan gabungan huruf besar dan kecil serta
menggabungkannya dengan angka
Penulisan dengan gabungan huruf kecil dan besar serta dengan menggunakan angka
seringkali digunakan untuk membuat status di media sosial ataupun ketika saling berkirim
pesan (SMS) dengan teman.
Contoh : “aLoW kLiAnZ hArUz Add GwE YaH” (halo kalian harus add gue yah)
“K4Ng3nZ dWEcChh gWe” (kangen deh gue)
Selain contoh-contoh kalimat diatas, terdapat pula contoh perubahan penulisan kata dari
yang baku menjadi bahasa alay, seperti :
1. Iya : ia, iy
2. Kamu : kamuh, kamoh, kamyu,qamu dan lain-lain
3. Aku : akyu, aq, akoh, akkoh, dan lain-lain
4. Maaf : maap, mu’up, mu’uph, maav, dan lain-lain
5. Lagi : agi, agy
6. Makan : mums, mu’um, mu’uhms, dan lain-lain
7. Lucu : lutchu, lutchuw, luychuw, uchul, dan lain-lain
8. Siapa : capa, ciapa, ciuppu, cppa, dan lain-lain
9. Apa : ap, apva, uppu, aps, dan lain-lain
10. Bagaimana : giman, gimansm gimanos, gimandong, gmn, bgmn, dan lain-lain
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Makalah ini disusun dengan menggunakan suatu pedekatan kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif. Dalam makalah ini penulis menguraikan permasalahan yang akan dibahas
dengan secara jelas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskripstif yang
memberikan hasil data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku
yang dapat diamati dari orang-orang sekitar. Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, lebih
mudah memahami fenomena yang terjadi dilapangan.Penelitian kualitatif tidak dimulai dari
teori yang telah dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasarkan
lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui
pemaparan deskriptif, tanpa harus menggunakan angka karena lebih mengutamakan proses
terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami.
Data teoritis yang terdapat dalam makalah ini disusun dengan menggunakan
teknik studi pustaka yang dapat berarti penulis mengambil data melalui kegiatan
membaca dari berbagai macam literatur yang relevan dengan permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Perkembangan bahasa Indonesia pada sekarang ini kian menurun. Hal tersebut
disebabkan oleh masuknya bahasa asing yang tidak bisa ditolak karena merupakan
akibat dari arus globalisasi. Bahasa asing tersebut justru menjadi dominan untuk
digunakan terutama di kalangan generasi muda dan juga beberapa kata asing yang
diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia.
Banyaknya kata asing yang diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia, juga
menimbulkan masalah terhadap orisinalitas bahasa yang semakin mengkhawatirkan
dan penggunaan tata bahasa yang semakin tidak tertata baik secara tulisan maupun
lisan. Faktor utama yang mempunyai pengaruh besar dalam merubah kebahasaan
bahasa Indonesia adalah media seperti televisi, koran, radio, internet. Fenomena ini
sangat terlihat pada penggunaan bahasa oleh anak muda sehingga munculah istilah
bahasa gaul, bahasa alay, dan lain sebagainya. Selain media, faktor lain yang
berpengaruh pada perubahan penggunaan bahasa adalah merek dagang asing, yang
masuk ke Indonesia tanpa melakukan penyesuai dengan bahasa nasional.
Perubahan penggunaan bahasa pada anak muda juga dipengaruhi oleh film
asal luar negeri. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kegiatan menonton film merupakan
salah satu kegiatan favorit anak muda. Selain karena perkembangan zaman, film yang
berasal dari luar negeri sendiri bisa masuk ke Indonesia juga karena sebagai dampak
globalisasi dimana tidak ada lagi batas-batas antar negara dalam berbagai hal. Padahal
seharusnya melalui kegiatan menonton film itulah anak muda dapat memperkuat
kebahasaannya menjadi dasar dalam berkomunikasi. Contohnya seperti film animasi
dari Malaysia yaitu Upin Ipin, yang diputarkan di televisi nasional dengan
menggunakan bahasa Melayu.
Pengaruh globalisasi juga terlihat pada perubahan perilaku masyarakat yang
mulai terbiasa menggunakan bahasa gaul dan meninggalkan bahasa Indonesia. Saat
ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini
diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian
bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan
menciptakan bahasa gaul di masyarakat. Hal tersebut didukung dengan adanya
anggapan bahwa dengan menggunakan bahasa gaul, akan membuat keren dan
terkenal. Kebahasaan kita semakin lama menjadi seperti pasar karena semua bahasa
yang masuk ke Indonesia digunakan bersama dan menjadi campur baur. Dengan kata
lain, eksistensi bahasa Indonesia semakin menurun dengan munculnya bahasa lain
yang salah satunya adalah bahasa gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Jika generasi negeri
ini semakin tenggelam dalam pembentukan bahasa Indonesia yang lebih dalam,
mungkin bahasa Indonesia akan semakin berat dalam memanggul bebannya sebagai
bahasa Nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan
pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak
mengikuti pengaruh tersebut. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa
tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan
terbiasa menggunakan bahasa gaul.
2. Menurunnya derajat bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainnya,
tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa
asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan
dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Selain itu, maraknya pemakaian jalur
komunikasi yang murah, efisien, dan juga dapat melahirkan dampak yang negatif
dalam penggunaan tata bahasa. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap
bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini.
Pada umumnya yang menggunakan adalah remaja yang ingin dianggap keren dan
tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren,
padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay.
Terlihat dari contoh struktur bahsa gaul media mempunyai peranan yang
sangat besar darlam menyebarluaskan dan memperngaruhi, khususnya jejaring media
sosial. Penikmat situs jejaring media sosial biasanya adalah remaja. Tulisan remaja
dimedia jejaring sosial yang menggunakan bahasa gaul dapat ditiru oleh remajan
lainnya lalu dikembangkan dan disebarluaskan. Sehingga tak dapat dipungkuri
penyerapan bahsagaul dikalangan remaja yang tengah menjadi tren merupakan bagian
dari konformitas lingkungan, sehingga itu mempengaruhi cara pola piker remaja
bilamana menggunakan bahsa gaul akan ldapat membuat mereka lebih dikenal oleh
orang lain dan membuat diri mereka menjadi semakin menarik. Oleh karena itu sudah
pasti media berpengaruh besar dalam penyebaran bahasa gaul.
Dewasa ini, pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan nyata maupun fiksi mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa
gaul. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa indonesia sebagai identitas
bangsa. Dalam upaya untuk mengurangi pemakaian bahasa gaul sebagai alat
komunikasi dalam masyarakat diperlukan suatu strategi yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut, diantaranya sebagai berikut:
2. Kesadaran diri untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Peran orang tua dan lingkungan dalam dalam mendidik dan membentuk pola pikir
anak dan remaja sangatlah berpengaruh. Apa yang diajarkan oleh orang tua dapat
ditiru dan dilakukan oleh anak – anakmya. Oleh karena itu ada baiknya bila orang
tua memperhatikan dan peduli terhadap lingkungan pergaulan dikalangan
anaknya, sehingga seorang anak tahu mana yang patut dicontoh dan tidak.
Tuntunlah anaknya k lingkungan pergaulan yang baik sehingga mereka tidak salah
arah dalam memebntuk jati diri dan dapat membuat anaknya menjadi lebih baik
lagi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa gaul, singkatan-singkatan
dalam komunikasinya sehari-hari adalah penyimpangan dari penggunaan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan Bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan
menggunakan Bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau
hilangnya Bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan
remaja. Apalagi dengan maraknya dunia media jejaring social dikalangan artis
menggunakan bahasa gaul, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan
sehari-hari karena remaja suka meniruhal-hal yang baru dengan begitu perkembangan
Bahasa gaul tidak dapat dicegah tetapi dapat diminimalisir jika kita kembali
meningkatkan eksistensi Bahasa Indonesia itu sendiri. Sehingga dibutuhkannya peran
orang tua dan lingkungan yang baik untuk dapat mempengaruhi, dan menanamkan
pentinganya bahasa Indonesia yang baik sebagaiciri identitas bangsa Indonesia.
5.2 Saran
1. Hendaknya untuk diadakan pemahaman yang lebih bai kepada remaja tentang bahasa
Indonesia sebagai identitas bangasa.
Putriana, Eka. Penggunaan bahasa gaul dalam meningkatkan keakraban pada pergaulan
di kalangan Mahasiswa Sosiologi angkatan 2013 FISIP Universitas Tadulako.Jurnal
Online Kinesik Vol. 4 No. 1 April
2017https://media.neliti.com/media/publications/144218-ID-penggunaan-bahasa-gaul-
dalam-meningkatka.pdf
Goziyah, & Yusuf, Maulana & Semiba, Semiba. (2019). Bahasa Gaul (Prokem) Generasi
Milenial dalam Media Sosial.
https://www.researchgate.net/publication/338209574_Bahasa_Gaul_Prokem_Generasi_M
ilenial_dalam_Media_Sosial
https://www.slideshare.net/riskia_chandra/makalah-penggunaan-bahasa-gaul-
mempengaruhi-eksistensi-bahasa-indonesia
https://livinusingge.blogspot.com/2014/04/pengaruh-bahasa-gaul-dalam-
perkembangan.html?m=1
https://www.kompasiana.com/arif_3sbty/55003da0a333119f6f51051a/upaya-mengatasi-
pergeseran-bahasa-indonesia-sebagai-identitas-bangsa