Anda di halaman 1dari 16

1.

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya
tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga
komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Pada
umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang
dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah
kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.
Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh
SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus
tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan
Sumber daya alam merupakan aset terpenting dalam setiap negara. Sumber daya alam
diberikan oleh Allah untuk kebutuhan hidup manusia. SDA yang dimiliki setiap negara
berbeda-beda. Bentuk dari SDA dapat berupa air, minyak bumi , gas alam , tumbuhan ,
hewan , tanah dan lain-lain. Semua bentuk SDA itu tidak dapat digunakan langsung harus
diteliti dulu apakah aman untuk digunakan kemudian diproses hingga siap untuk digunakan.
Sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh negara itu sendiri akan memberikan keuntungan
lebih terutama dalam bidang ekonomi. Hasil dari sumber daya alam dapat memajukan
perekonomian negara itu karena semua negara pasti bergantung pada sumber daya alam.
Meskipun menguntungkan kita tidak dapat mengeksplor secara terus menerus karena anak
cucu kita masih membutuhkan sumber daya alam di masa depan.
Sumber daya alam tidak hanya memberikan manfaat saja namun bisa juga
menimbulkan berbagai masalah. Jika sumber daya alam negara itu tidak dimanfaatkan ,
dikelola dan tidak terstruktur secara baik dan benar maka akan dikuasai oleh negara lain yang
mampu mengelola sumber daya alam itu. Dari masalah seperti itu maka negara pemilik
sumber daya alam akan dirugikan karena seharusnya menjadi tuan rumah bukan menjadi
karyawan dari pengelolaan negara lain. Masalah ini timbul karena pemerintah kurang peduli
cara aga SDA ini dapat dikelola oleh warganya sendiri. Pemerintah sebaiknya memberikan
pelatihan pengelolaan , membetuk struktur untuk pengelolaan SDA dan tidak menerima
dengan mudah perusahaan asing mengelola SDA tanpa ada kesepakatan.
Pengelolaan yang kurang menyangkut kebutuhan manusia disamping akan merusak
lingkungan sekitarnya juga akan menjadi bumerang bagi manusia sendiri. Maka dari itu
dalam pengelolaan sumber daya alam harus berdasarkan prinsip-prinsip berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan. Berwawasan lingungan artinya mempertimbangkan kelestarian
dan jangan sampai menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Berkelanjutan artinya
pengolahan sumber daya alam jangan sampai terhenti perlu dilakukan secara terus-menerus.
Keberadaan potensi sumberdaya alam yang melimpah Nnusantara dari waktu kewaktu
periode pembangunan ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Daerah, bahkan masyarakat daerah cendrung menanggung akibatnegatif dari eksploitasi
Sumber Daya alam tersebut , jika boleh di lakukan kalkulasi antara hasil yang dikeruk dari
bumi lambung mangkurat ini dibandingkan dengan pemderitaan rakyat akibat dampak negatif
nya maka keberadaan karunia kekayaan alam tersebut justru menjadi balla(=bencana).
Sejarah mencatat betapa melimpahnya potensi kekayaan hutan berupa kayu
Kalimantan Selatan, dengan napsu dan keserakahan dibawah kendali oknum-oknum
pemerintah yang duduk dipusat pada orde pemerintahahan lalu, dengan memanfaatkan dan
berlindung di peraturan dan perundang-undangan yang mampu dibuat (dipesan saat itu),
untuk kepentingan pribadi dan golongan tersebut, oknum aparat bersenjata pada saat tersebut
dibayar untuk menghadapi dan menakut-nakuti rakyat agar pengerukan Sumber Daya kayu
tersebut berjalan mulus,maka ludeslah harta karun yang melimpah ruah tersebut, sementara
apa yang bisa dinikmati oleh masyarakat daerah, tidak ada jalan yang mulus, fasiltas umum
yang memadai serta sarana pendidikan yang lengkap yang dapat dinikmati masyarakat,yang
ada hanya bencana kekeringan, banjir dan penyakit akibat rusaknya ekosistem, coba
seandainya 5 % saja potensi sumber daya alam kayu tersebut dialokasikan untuk masyarakt
daerah, ceritanya akan lain, ekonomi masyarakat akan meningkat sehingga bisa membangun
rumah yang permanen bebas banjir, Sumber Daya Manusianya akan meningkat sehingga
mampu membangun daerah dan mencegah terjadinya bencana, serta bisa berupaya
memulihkan kondisi lingkungan dengan reboisasi swakarsa, sementara Dana Reboisasi yang
menjadi hak daerah sampai saat ini masih belum jelas juntrungnya, kalaupun ada program
reboisasi hanya sebagai sarana kroni-kroni oknum penguasa saat itu mengeruk keuntungan
pribadi dengan membuat reboisasi kamuflase. Akankah kesalahan dalam pengelolaan sumber
daya alam hutan tersebut terus berlangsung terhadap sumber daya alam lainnya ? maukah kita
masyarakat daerahterus diposisikan jadi penonton dan korban akibat pengerukan SDA oleh
pihak lain dengan dalih regulasi dan alasan formil lainnya?Tentunya jika kita berpikiran
waras menolak dan bereaksi keras terhadap segala upaya yang menyengsarakan rakyat
daerah. Lalu siapa yang berwenang dan mempunyai tanggung jawab untuk melindungi dan
memproteksi rakyat daerah dari tindakan kesewenangan tersebut. Kewajiban dan tanggung
jawab tersebutyang utama ada di pundak pimpinannegeri ini yang diberi mandat oleh rakyat
untuk memimpin, disamping masyarakat juga harus berusaha jangan hanya diam dan pasrah
atas perlakuan ketidakadilan tersebut, jangan justru masyarakat yang mempunyai kemampuan
dan keahlian untuk bicara dan bersuara,beberapa media lokal,justru turutserta terlibat
memuluskan praktek-prektek dari pihak luar tersebut,untuk menyakiti rakyat daerahnya.
”Semut mati dilumbung gula”, itulah fenomena yang nampaknya terjadi dalam
pembangunan saat ini. Alangkah ironisnya potensi sumber daya alam nusantara yang begitu
melimpah tetapi rakyatnya masih miskin, masih terdapat masyarakat yang mati kelaparan
karena gizi buruk, kita mencoba mengungkap salah satu daerah yang berperan sebagai
lumbung penghasil tambang batubara nasional yaitu di Kalimantan Selatan, seperti yang
dirilis media elektronik TV One 6 balita Kalsel meninggal karena gizi buruk, (TV One 24
Sept, 2009) bukti bahwa rakyat Kalsel masih belum sejahtera adalah pencapaian indikator
Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan berada diurutan 26 dari 33 Provinsi yang
direalease Koran Banjarmasin Post tanggal 11 Agustus 2007, yang lebih miris ternyata masih
menurut koran tersebut Ketua Komite Ahli Cooporate Social Responsibility (CSR) Award,
corporete Forum Community Development (CFCD), Prof. Dr Irham Hardinsyah MS
mengatakan IPM Kal-Sel yang berada di peringkat 26 dari 33 provinsi di Indonesia dengan
Nilai 67,4. bahkan di regional Kalimantan Kal-Sel menduduki urutan paling buncit. Padahal
daerah yang berada diperingkat atas banyak daearah yang tidak memiliki sumber daya alam.
Sementara Kalsel kaya”, ujarnya pada sebuah seminar. Untuk menaikkan peringkat IPM
diperlukan waktu yang sangat lama. Satu peringkat saja memakan waktu sekitar lima tahun.
IPM Kal-Sel tahun 2002 sebesar 64,3 kemudian tahun 2004 sebesar 66,7 dan 2005 naik
menjadi 67,4 ” jadi kalau Kal-Sel ingin masuk lima besar IPM di Indonesia perlu waktu
palaing cepat 50 tahun tukasnya(B.Post, tanggal 11 Agustus 2007).Indikator lain adalah
Umur harapan Hidup Kalimantan Selatan rendah hanya 62,4 tahunjauh dibawah standar
Umur Harapan Hidup Nasional. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan
pembangunan di Kalimantan Selatan masih belum mampu membuat rakyat sejahtera, hal
tersebut bertentangan dengan produksi sumber daya batubara yangmenempatkan Kalimantan
Selatan sebagai penghasilbahan tambang batubara terbesar kedua secara nasional, fakta
tersebut menujukkan bahwa daerah Kalimantan Selatan telah dirampok Sumber Daya
Alamnya tanpa mempedulikan kesejahteraan masyarakat daerahnya, hal tersebut juga terjadi
di beberapa provinsi lain di negeri ini.
Bertitik tolak dari gambaran perkembangan pembangunandan realitas keadaan
kesejahteraan rakyatyang belum berkoorelasi, ternyata jalannya pemerintahan dan
pembangunan belum melibatkan dan berorientasi kepada rakyatnya, kedepan diperlukan
pemimpin negeri yang bisa membangun dan maju bersama rakyatnya, agar bisa mengelola
daerah dan masyarakatnya sejahtera bersama-sama. Untuk dapat meningkatkan akselerasi
roda ekonomi masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
sangat diperlukan adanya arus investasi yang masuk untuk mengelola potensi sumber daya
daerah sehingga mempunyai nilai ekonomi. Perkembangan arus investasi di Indonesia masih
belum menggembirakan bahkan menurut hasil survey Japan Bank for International
Cooperation(JBIC) tahu 2005 “Indonesia menjadi Negara yang Kurang Menarik untuk
Tujuan Investasi”. Daya saing Indonesia pada tahun 2005 berada pada peringkat ke-74 atau
turun peringkat dari peringkiat 69 pada tahun 2004(BKPM, 2006). Dan pada tahun 2009
mulai ada perbaikan.
Langkah penataan pengembangan potensi daerah yang terarah dan terpadu tidak bisa
ditawar lagi harus segera dirumuskan dan dilaksanakan oleh pemerintah sebagai regulator
dan fasilitator dan bekerjasama dengan KADIN sebagai praktisi usaha yang ditetapkan oleh
undang-undang. Straregi dan langkah penataan pengembangan potensi daearah yang
berkeadilan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan pemerintahsangat perlu di
laksanakan agarpengalaman masa lalu dalam pengelolaan potensi daerah yang hanya
menguntungkan segelintir orang dari luar jangan sampai terulang dan disamping itu juga
dalam rangka mengantisipasi timbulnya friksi dan tuntutan serta protes masayarakat akibat
kecemburuan dari pengelolaan yang belum nenerapkan segi keadilan bagi masyarakat daerah,
timbulnya kerusuhan dan berbagai protes masyarakat nantinya akan membuyarkan semua
investasi yang sudah ditanamkan dan harapan untuk menggaet investor sulit untuk dilakukan
akibat cara penanganan yang salah dalam mengelola investasi didaerah. Perlu adanya
kesadaan dan tekad semua pihak untuk mewujudkan Indonesia sebagai temapat tujuan
investasi yang menyenangkan, aman dan terjamin dimana kondisi tersebut menimbulkan
berbondong-bondong investor akan menanamkan modalnya. Hal lain yang sangat penting
juga diantisipasi dalam penataan pengelolaan investasi tersebut adalah merubah paradigma
penonton menjadi paradigma pelaku usaha agar masyarakat daerah tidak jadi penonton saja
melainkan juga turut berperan aktif dalam pengelolaan investasi sesuai dengan peran dan
kemampuan masing-masing.
Cara penggunaan sumber daya alam oleh manusia yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara sebagai berikut:

1. Pengelolaan udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan karena setiap organisme bernafas memerlukan
udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk membuat udara tetap layak dihirup adalah:
 Menggalakan penanaman pohon dan tanaman hias di lingkungan sekitar. Tanaman dapat
menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia dan mampu memproduksi oksigen melalui
proses fotosintesis. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara tetap
terjaga.
 Mengupayakan pengurangan emisi atau gas sisa pembakaran. Asap kendaraan bermotor dan
cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan
industri dan menjadi penyebab pencemaran udara. Salah satu pencegahannya adalah
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan serta pemasangan filter pada
cerobong asap.
 Mengurangi dan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer (baca: fungsi atmosfer). Gas Freon yang digunakan untuk pendingin AC atau kulkas
serta yang digunakan dalam kosmetik merupakan salah satu senyawa yang dapat merusak
lapisan ozon.

2. Pengelolaan hutan
Ekspoitasi hutan yang berlangsung secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penanaman
kembali menyebabkan kawasan ekosistem hutan menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian hutan adalah:
 Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
 Melarang pembabatan hutan
 Menerapkan sistem tebang pilih
 Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan
 Menerapkan saksi berat bagi mereka yang melanggar pengelolaan hutan
3. Pengelolaan laut dan pantai
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan
kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan ekosistem air laut dan ekosistem pantai, lebih
banyak disebabkan oleh tangan manusia. Pengerukan pasir pantai, pengrusakan ekositem
hutan mangrove dan pengrusakan terumbu karang di laut merupakan kegiatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian ekosistem laut dan ekosistem pantai. Adapun upaya
untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan dengan cara:
- Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai
- Melarang pengambilan batu karang yang berada di sekitar pantai dan laut
- Melarang penggunaan bahan peledak dan racun kimia untuk menangkap ikan

4. Pengelolaan flora dan fauna


Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan
alam sekitar. Terputusnya salah satu rantai makanan dari sitem tersebut akan mengakibatkan
gangguan dalam sebuah ekosistem dan juga mengancam kehidupan seluruh komponen rantai
makanan. Oleh sebab itu kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah:
 Mendirikan cagar alam. Cagar alam merupakan kawasan hutan untuk melindungi ekosistem
yang ada mulai dari tanah, tumbuhan, hewan serta tempat-tempat bersejarah lainnya. Contoh:
cagar alam Pananjung di Pangandaran, cagar alam Rafflesia di Bengkulu, dan lai-lain (baca:
cagar alam di Indonesia beserta flora dan fauna yang dilindungi)
 Mendirikan suaka marga satwa. Suaka margasatwa merupakan suatu kawasan hutan yang
dikhususkan untuk melindungi hewan-hewan di habitat aslinya dan tidak untuk diburu.
Contoh: suaka margasatwa Way Kambas di Lampung, suaka margasatwa Gunung Leuseur di
Aceh, dan banyak lagi (baca: pengertian cagar alam dan suaka margasatwa).
 Selain mendirikan cagar alam dan margasatwa perlunya penindakan tegas terhadap para
perburuan liar dan perusakan cagar alam karena hal tersebut diatur dalam undang-undang.
5. Pembentukan Tim Persiapan dan Percepatan Investasi
Dalam rangka penataan dan melakukan langkah opersioanal persiapan penataan investasi
perlu dibentuk Tim Gabungan dibawah Koordinator Pemerintah dalam hal ini
BKPM/BKPMD dan Kadin yang terdiri dari berbagai unsur meliputi instansi pemerintah,
akademisi, praktisi usaha, NGO dan komponen lain yang terkait, dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
 Membuat juklak dan juknis standar operasional prosedur Penataan dan percepatan
investasi
 Melakukan sosialisasi dan penyiapan lokasi serta penyiapan masyarakat terhadap
kegiatan penataan investasi
 Menyusun program prioritas investasi masing-masing daerah
 Melakukan kajian Feasibility studi bekerjasama dengan konsultan Independent
 Menyusun dan membuat proposal bisnis masing-masing proyek investasi dalam
bentuk Proposal bisnis yang memuat tentang informasi yang dapat dipercaya terhadap
prospek masing-masing proyek untuk ditawartkan kepada calon Investor
 Penyiapan surat dukungan dan rekomendasiserta administrative lainnya dari instansi
terkait untuk awal atas nama Tim selanjutnya setelah investor berminat serius selanjutnya
segala bentuk administrative terrsebut di balik nama atasnama perusahaan investor tersebut.
 Negosiasi dan Advocasi dan temu bisnisdengan calon investor dan bankir
Internasional untuk memasarkan peluang investasi tersebut.
 Membantu Investor dalam sosialisasi, pembebasan lahan, penyiapan masyarakat dan
pengamanan sampai kegiatan pra kontruksi dan dapat dilanjutkan sesuai dengan permintaan
dan kebutuhan perusahaan tersebut.
 Melakukan pemantauan dan pembinaan dan proteksi serta pengaturan jalannya
investasi]
 Memantau kontribusi manfaat investasi bagi masyarakat dan pemerintah darah,
termasuk mencegah timbulnya ekonomi biaya tinggi akibat pungutan-pungutan yang tidak
resmi

6. Penetapan Zona Kawasan Pengembangan Investasi dan Distribusinya


Untuk dapat menata dan mengelola potensi daerah agar dapat dimanfaatkan secara optimal
dengan meminimasi potensi konflik dengan masyarakat maupun sesama pelaku usaha perlu
ditetapkan pembagian zona atau wilayah pengembangan investasiyang disepakati dan ditaati
semua pihak termasuk masyarakat setempat.
Dari potensi yang tersedia berdasarkan hasil kajian dan penelitian Tim Terpadu Percepatan
Investasi selanjutnya ditetapkan zoa kawasan investasi dengan distribusi sebagai berikut :
a.Zona Pengelolaan Investasi Pengusaha dan Masyarakat Daerah sebesar 30 % dari total
potensi yang tersedia
b.Zona Pengelolaan Investasi BUMD dan atau BUMN yaitu sebesar 20 % dari potensi yang
tersedia
c.Zona Pengelolaan Investasi PMDN dan PMA sebesar 50 % yang selanjutnya ditawarkan
kepada investor nasional dan Luar negeri.

Masing-masing zona atau kawasan dibatasi secara tegas dan diberirambu-rambu dilapangan
sehinga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dan perebutan yang dapat menimbulkan
konflik. Masyarakat yang berada di sekitar wilayah zona tersebut diberikan pengertian dan
penyuluhan secara intensif agar dapat mengetahui dan selanjutnya mendukung terhadap
program tersebut. Kepada masyarakat daerah dibawah koordinasi pemerintah berupaya
mengoptimalkan perannya untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuannya di
wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona masayarakat daerah, sehingga dengan telah
terdistribusinya potensi tersebut dan termasuk pengaturan alokasi bagi masyarakat daerah
tentunya diharapkan masyarakat daerah tidak lagi hanya sebagai penonton melainkan juga
diharapkan dapat terlibat usaha langsung yang tentunya hal ini merupakan jalan yang penting
untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat(secara detail dituangkan dalam buku
yang akan di publikasikan).

Sebagai kata kunci dalam upaya percepatan kesejahteraan masyarakat adalah dorong dan
libatkan masyarakat daearah untukberusaha dan aktifdalam pengelolaan Sumber Daya
Daerah dengan proteksi dan pengawasan langsung oleh Gubernur dan Bupati, saatnya
Presiden dan kepala daerah berani melindungi rakyat daerahnya apabila terdapat kebijakan
Pusat yang tidak memihak kepadamasyarakatnya.

7. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Lingkungan Hidup Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan
dan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah tersedianya sarana bagi masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup sejak proses
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai
pengawasan.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :


(1) peningkatan jumlah dan kualitas anggota masyarakat yang peduli dan mampu mengelola
sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup; (2) pemberdayaan masyarakat lokal
dalam pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan lingkungan hidup melalui
pendekatan keagamaan, adat, dan budaya; (3) pengembangan pola kemitraan dengan lembaga
masyarakat yang melibatkan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian lingkungan hidup; dan (4) perlindungan hak-hak adat dan ulayat dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Selain itu terdapat kegiatan pokok lain, yaitu:
(1) pemasyarakatan pembangunan berwawasan lingkungan; (2) pengkajian keadaan sosial-
ekonomi dan budaya masyarakat adat dan lokal; (3) pemanfaatan kearifan tradisional dalam
pemeliharaan lingkungan hidup; dan (4) perlindungan terhadap teknologi tradisional dan
ramah lingkungan; serta (5) peningkakan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap
peraturan perundang-undangan dan tata nilai masyarakat lokal yang berwawasan lingkungan
hidup
2. Sumber daya alam dalam garis besarnya dibagi menjadi dua tipe yaitu sumber daya alam
yang bisa diperbaharui serta sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Kedua sumber
daya alam tersebut mempunyai andil besar kepada kehidupan manusia. Keduanya
mempunyai caranya sendiri dalam pelestarianya.
Sumber daya alam yang bisa diperbaharui bisa semakin terus menerus dengan bantuan
manusia, Sedangkan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui jumlahnya terbatas.
Sumber daya alam yang tak bisa diperbarui apabila dipakai semakin menerus bakal habis.
Agar selalu bisa menjaga adanya sumber daya alam yang tidak akan habis ini, manusia bisa
membuat suatu pilihan dari sumber daya alam tersebut. Umpama ketika cadangan bensin
menipis, manusia bisa memakai energi pilihan semacam biogas sebagai pengganti bahan
bakar.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah SDA yang memiliki waktu
regenerasi sangat lama atau bahkan tidak dapat ber-regenerasi sama sekali. Oleh karena itu,
ketika habis dipakai, sumber daya alam ini tidak dapat digunakan lagi dalam waktu yang
lama. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui kerap juga disebut
sebagai nonrenewable resource. Contoh dari SDA yang tidak dapat diperbarui adalah bahan
bakar fosil, barang tambang logam dan mineral, serta beberapa jenis air akifer tertentu.

Macam - macam manfaat sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui

Sumber daya mineral merupakan salah satu contoh SDA tidak dapat diperbarui yang
penting untuk memenuhi kebutuhan hidup berbagai makhluk hidup terutama manusia.
Sebelum dimanfaatkan sumber daya mineral ini harus digali terlebih dahulu. Setelah digali
bahan mineral ini perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat yang
lebih. Proses penggalian dan pengolahan sumber daya mineral ini dilakukan oleh manusia
dengan menggunakan peralatan yang telah khususkan untuk mengambil manfaat dari sumber
daya mineral yang ada di alam ini. Sumber daya mineral ini dapat diambil manfaatnya untuk
berbagai keperluan diantaranya untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebagai bahan baku
industri, dan sebagai komoditas ekspor.

Memanfaatkan SDA untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan pokok


maupun kebutuhan lainnya. Sumber daya mineral yang pada umumnya dapati dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia diantaranya timah putih, besi, aluminium, tembaga,
emas dan perak, seng dan plumbun, intan, aspal alam, fosfat, batu granit, dan batu kapur.
Beberapa bahan mineral yang telah di sebutkan tersebut masing - masing memiliki kegunaan
dan cara pengolahan yang berbeda - beda. Tempat untuk mendapatkan bahan - bahan mineral
tersbut di alam juga tidak sama posisinya. Di tiap - tiap wilayah di alam (bumi) memiliki
kandungan mineral yang tidak sama baik betuk, jenis, kualitas, maupun kuantitas dari mineral
yang terdapat pada daerah tersebut. Pemanfaatan dari beberapa bahan mineral yang telah
disebutkan sebelum dapat dipahami sebagaimana di jelaskan berikut ini.

1. Bahan Mineral Timah Putih untuk dapat dimanfaatkan mineral ini harus dilakukan
proses atau tahap penggalian terlebih dahulu untuk mendapatkan mineral timah putih ini.
Adapun tahap penggalian di mineral timah putih dibagi menjadi dua macam yakni
penggalian bijih timah primer dan bijih timah sekunder. Tahap penggalian bijih timah
primer dilakukan dengan cara melakukan penghancuran pada batu - batu granit yang
memiliki kandungan bijih timah. Batu - batu granit yang telah berubah hancur, kemudian di
lakukan pencucian pada batu granit tersebut. Dari proses pencucian bantuan granit yang
hancur ini akan didapatkan konsentrat timah, yaitu mineral timah yang berkadar
tinggi. Penggalian bijih timah sekunder ini dilakukan dengan melakukan tahapan pengerukan
pada endapan - endapan dengan menggunakan bantuan kapal keruk. Hasil dari kerukan ini
selanjutnya dicuci untuk menghasilkan konsentrat timah. Selanjutnya konsentrat - konsentrat
yang telah di dapatkan baik konsentrat timah primer maupun konsentrat timah sekunder
dilakukan proses pengolahan pada pabrik pengolahan. Setelah melalui proses pengolahan
barulah timah putih dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari - hari. Timah putih ini dapat
dimanfaatkan untuk membuat alat - alat rumah tangga dan sebagai bahan patri.

2. Bahan Mineral Besi pada awalnya dalam bentuk bijih besi sebelum menjadi besi yang
dapat manfaatkan. Untuk mendapatkan bijih besi ini dilakukan proses penggalian dengan
menggunakan alat yang telah dirancang khusus. Setelah dilakukan proses penggalian bijih
besi maka selanjutnya dilakukan penyemprtotan dengan air pada hasil galian dari bijih besi
tersebut. Dari proses penyemprotan dengan air ini maka akan dihasilkan suatu konsentrat
besi. Tahap berikutnya konsentrat besi ini diolah pada pabrik pengolahan atau peleburan besi
dan baja. Hasil dari proses pengolahan atau peleburan konsentrat besi ini adalah besi beton,
besi lempengan, dan pelat besi. Besi - besi yang dihasilkan ini dimanfaatkan untuk bahan
bangunan rumah, gedung, dan alat -alat rumah tangga (misalnya ranjang besi dan kursi besi).

3. Bahan Mineral Aluminium bentuk awalnya berupa bijih bauksit sebelum menjadi


aluminium yang dapat digunakan untuk keperluan sehari - hari. Bijih bauksit di dapatkan dari
proses penggalian dengan menggunakan bantuan dari peralatan yang tentunya sudah
dirancang untuk melakukan penggalian bijih bauksit. Setelah melalui proses penggalian bijih
bauksit ini selanjutnya menjalani proses atau tahap pencucian. Selesai menjalani proses
pencucian maka bijih bauksit menjalani pengolahan tahap berikutnya pada pabrik peleburan
atau pengolahan sehingga menjadi aluminium yang dapat dimanfaatkan. Aluminium ini dapat
dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur, alat - alat rumah tangga, dan bahan - bahan
yang digunakan untuk bangunan.

4. Bahan Mineral Tembaga awalnya berbentuk bijih besi sebelum dapat digunakan atau
diambil manfaatnya. Bijih tembaga ini di dapatkan dengan melalui proses penggalian yang
mana dilakukan dengan bantuan dari alat yang dirancang khusus. Ketika dalam proses
penggalian telah dapat hasil berupa bijih tembaga. Selanjutnya bijih tembagai ini dicuci untuk
mendapatkan konsentrat tembaga. Konsentrat tembaga ini kemudian diolah pada pabrik
pengolahan untuk menghasilkan tembaga yang dapat digunakan untuk dimanfaatkan
selanjutnya. Tembaga yang telah dihasilkan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat peratan
yang digunakan dalam rumah tangga.
5. Bahan Mineral Emas dan Perak untuk mendapatkan mineral ini maka dilakukan
penggalian dengan menggunakan batuan alat yang dirancang untuk menggali. Dalam tahap
penggalian ini akan didapatkan bahan mentah dari emas maupun perak. Tahap selanjutnya
bahan mentah emas maupun perak ini dilakukan pengolahan untuk mendapatkan hasil atau
bentuk yang dapat diambil manfaatnya yaitu emas batangan dan perak batangan. Emas
maupun perak ini dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam perhiasan dan
berbagai macam barang - barang kerajinan.

ARUS AIR
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 2015 tenaga air
menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan 70% dari seluruh energi terbarukan,[1] dan
diperkirakan akan naik 3.1% per tahun sampai 25 tahun ke depan.
Tenaga air dihasilkan di 150 negara, dan kawasan Asia-Pasifik menghasilkan 33%
tenaga air global tahun 2013. China adalah produsen tenaga air terbesar (920 TWh tahun
2013) menyumbang 16,9% kebutuhan listrik domestik.
Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang kompetitif untuk
energi terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan air, tidak seperti pembangkit batu
bara atau gas. Ongkos listrik rata-rata untuk pembangkit berukuran lebih dari
10 megawatt adalah 3 - 5 sen dolar AS per kilowatt-jam.[2] Dengan bendungan dan reservoir
juga membuatnya sumber listrik yang fleksibel karena listrik yang dihasilkan dapat dinaikkan
atau diturunkan sesuai kebutuhan. Ketika sebuah kompleks tenaga air dibangun, maka tidak
menghasilkan limbah langsung dan tingkat gas rumah kaca yang relatif lebih rendah daripada
pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Mengutip dari kompas.com (3/6/2017), menurut Ismet ada beberapa faktor mengapa
belum banyak PLTA di Indonesia :
1 Permodalan
Saat ini, rata-rata pembiayaan dari bank sekitar 7 tahun , padahal proyek-proyek konstruksi
seperti PLTA ini rata-rata payback periodnya sekitar 15 tahun. "Di sini kesulitan financing
terjadi. Sementara perusahaan pembangunan PLTA ditopang 4 bank yakni BNI, BRI, Panin
dan Exim," lanjut dia.

2 Kondisi alam
Rata-rata potensi PTA berada di atas pegunungan atau daerah yang sulit dijangkau. Untuk
membangunnya bahkan butuh ratusan kilometer untuk membuka jalan menuju site lokasi.
"PLTA berbeda dengan pembangkit listrik energi terbarukan lain, sebab tidak bisa
diaplikasikan secara sama di tempat lain. PLTA merupakan proyek bergantung alam,"
paparnya.
3 Regulasi
Saat ini pemerintah memang sedang menggencarkan pembangunan energi listrik dari energi
baru dan terbarukan, namun sejumlah aturan turunannya ada yang belum sinkron. "Terkadang
dari LSM seperti enggan bekerja sama. padahal proyek listrik ini memberikan dampak
keekonomian untuk masyarakat," pungkasnya.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut


Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut sangat sederhana.
Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya dipasang di
bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang ke pantai, air dalam tabung beton
tersebut mendorong udara di bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya
terjadi saat ombat surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Terdapat alat khusus
yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu arah walaupun arus
udara. PLTGL belum banyak ditemukan di Indonesia, dikarenakan:
1. Pemanfaatan yang belum optimal
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Pemerintah Norwegia sejak 1987, didapat bahwa daerah pantai Indonesia berpotensi sebagai
pembangkit listrik bertenaga gelombang laut. Lokasinya tersebar di sepanjang Pantai Selatan
Pulau Jawa, di Papua bagian utara, dan sebelah barat Pulau Sumatera. Namun, potensi
tersebut kenyataannya belum dimanfaatkan secara optimal. Jika dimanfaatkan secara optimal,
energi gelombang laut bisa memenuhi kebutuhan energi listrik untuk beberapa daerah yang
berada di pulau-pulau daerah perbatasan.
2. Bergantung pada derasnya ombak dan rawan kerusakan akibat hantaman ombak dan korosi.
Pembangkit ini bergantung pada ombak, kadang dapat energi kadang pula tidak, artinya
pembangkit ini tidak pasti dapat terus digunakan. Sehingga, perlu menemukan lokasi yang
sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten. Selain itu, pembangkit listrik ini
membutuhkan alat konversi yang handal dan mampu bertahan dengan kondisi lingkungan
laut yang keras serta tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut
Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pasang surut air laut dan
menjadikannya energi dalam bentuk lain, terutama listrik. Energi pasang surut merupakan
salah satu jenis energi terbarukan yang relatif lebih mudah diprediksi jumlahnya
dibandingkan energi angin dan energi surya. Pemanfaatannya saat ini belum luas karena
tingginya biaya awal dan terbatasnya lokasi yang memiliki pasang surut yang mencukupi.
Penelitian dan pengembangan lebih lanjut terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
batas kritis energi yang dihasilkannya sehingga didapatkan berbagai metode untuk
mengekstraksi energi jenis ini.
Dalam sejarahnya, energi pasang surut telah digunakan di Eropa dan pantai timur
Amerika Utara dalam bentuk turbin, mengubahnya menjadi energi mekanik dan digunakan
untuk menggiling gandum. Baru pada abad ke 19, proses ini digunakan untuk menghasilkan
listrik. Pembangkit listrik tenaga pasang surut skala besar pertama di dunia adalah Rance
Tidal Power Station yang dibangun di Prancis dan mulai beroperasi sejak tahun 1966.
Alasan belum berkembangnya PLTPS di Indonesia :
1. Dampak ekologi yang besar.
Pembangkit listrik energi pasang surut dapat memiliki dampak negatif bagi makhluk
hidup. Turbin yang berputar mampu membunuh hewan air. Kebisingan karena gerakan turbin
menjadikan organisme besar sulit berkomunikasi. Selain itu, pelumas dan bahan kimia
lainnya juga dapat tumpah ke laut, menyebabkan pencemaran.

2. Biaya pembuatan dan perawatan yang ditimbulkan akibat korosi tidak sedikit.
Air asin merupakan penyebab utama korosi pada logam. Sehingga biaya pembuatan
dan perawatan generator energi pasang surut cenderung mahal karena membutuhkan logam
tahan karat, seperti baja tahan karat, logam paduan dengan kadar nikel tinggi,
paduan tembaga-nikel, dan paduan titanium.

Proses Biologi (biomassa)


Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologis
seperti tanaman seperti sawit,sekam. Biomassa dapat digunakan sebagai alternative untuk
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil Bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
batubara dan lain-lain terdapat dalam jumlah terbatas. Dibutuhkan jutaan tahun bagi
pembentukan bahan bakar fosil sehingga tidak bisa digantikan dalam waktu singkat. Bahan
bakar biomassa hadir sebagai sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar fosil. Biomassa tidak menjadi prioritas dalam tenaga listrik karena :
1. Sulitnya PLN mendapatkan cangkang sawit, dan sekam karena banyak yang diekspor.
2. Halangan lainnya adalah listrik biomassa tersebut sangat mahal untuk diproduksi.
Dibutuhkan banyak sumber daya untuk mengubah bahan baku biomassa menjadi sumber
energi yang bisa digunakan. Biaya produksi energi biomassa masih lebih tinggi dibandingkan
biaya produksi bahan bakar fosil. Berbagai riset harus terus dilakukan untuk menekan biaya
sehingga menjadikan energi biomassa lebih ekonomis.

Panas Bumi
Energi panas bumi (atau energi geothermal) adalah sumber energi yang relatif ramah
lingkungan karena berasal dari panas dalam bumi. Sekitar 40% cadangan energi geothermal
dunia terletak di bawah tanah Indonesia, maka negara ini diperkirakan memiliki cadangan-
cadangan energi geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki potensi tinggi untuk
sumber energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum digunakan. Saat ini,
Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas geothermalnya.
Hal ini karena :
1. Adanya undang-undang (Undang-Undang No. 27/2003) di Indonesia yang menganggap
aktivitas geothermal adalah aktivitas tambang dan akan merusak hutan lindung di Indonesia.
2. Halangan lain di Indonesia adalah tarif listrik yang tidak kompetitif. Melalui subsidi
pemerintah, tarif listrik menjadi murah. Selain itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki
monopoli distribusi listrik di Indonesia dan karena itu energi listrik dari produsen-produsen
independen harus dijual kepada PLN. Namun, di Juni 2014, Pemerintah Indonesia
mengumumkan akan membuat harga pembelian (dibayar oleh PLN) menjadi lebih menarik
melalui kebijakan tarif feed-in yang baru.
3. Halangan lain adalah eksplorasi geothermal di Indonesia dihalangi oleh keadaan infrastruktur
yang buruk di wilayah-wilayah terpencil, perlawanan masyarakat lokal pada proyek-proyek
ini, dan juga birokrasi yang buruk (prosedur perizinan yang panjang dan mahal yang
melibatkan pemerintah pusat provinsi, dan kabupaten).

Anda mungkin juga menyukai