Anda di halaman 1dari 8

MUALLIMAH (19020)

KELAS 2A

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERCULOSIS PARU

TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosisTidak hanya paru – paru,organ lain : tulang, pencernaan(usus), kelenjar, ginjal, otak

FAKTOR RESIKO TERKENA TB PARU

1. USIA BERESIKO
2. DAYA TAHAN TUBUH RENDAH
3. Malnutrisi
4. Penyakit Kronis
5. HIV/AIDS
6. LINGKUNGAN

TB DAN PENYEBARANNYA

Mycobacterium tuberculosis (tubercle bacilli)

• Bakteri aerob, gram-positif

• Mempunyai dinding sel yang tebal

• Spesies lain: M. bovis, M. avium

TB menyebar melalui udara = droplet infection

PENULARAN TB DROPLET NUCLEI

Sekali batuk akan menghasilkan 500 droplets Rata rata pasien TB memproduksi 75,000 droplets per
hari sebelum pengobatan .Dalam 2 minggu pengobatan yang efektif jumlah terjadi penurunan sampai
25 droplet

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN TIPE PASIEN

Kasus BARU : pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang
dari satu bulan

Kasus KAMBUH (Relaps) : pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).

Kasus PUTUS BEROBAT (Default ) : pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih
dengan BTA positif.
Kasus GAGAL (Failure) : pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi
positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.

Pengobatan TB bertujuan untuk

1. menyembuhkan pasien,
2. mencegah kematian,
3. mencegah kekambuhan,
4. memutuskan rantai penularan dan
5. mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.

PRINSIP PENGOBATAN

OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,

 dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
 Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi) .
 Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT – KDT) lebih menguntungkan dan sangat
dianjurkan.

Ada Pengawasan Menelan Obat (PMO) untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat Pengobatan
TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu

1. tahap intensif dan


2. Tahap lanjutan.

PENCEGAHAN TB

Upaya untuk mencegah penularan :

 Mengobati pasien tuberkulosis paru BTA positif sampai sembuh (ini merupakan upaya
terpenting).
 Perilaku: penderita agar menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk atau bersin, dan tidak
meludah di lantai atau di sembarang tempat.
 Perbaikan perumahan dan lingkungan, peningkatan status gizi dan peningkatan pelayanan
kesehatan

PENCEGAHAN TB (3)

Imunisasi BCG

 Dapat menurunkan kejadian (insidensi) TB berat pada anak (misalnya meningitis tuberkulosis).
 Tidak dapat mencegah terjadinya TB post primer jika infeksi dengan kuman TB tersebut sudah
terjadi sebelum pemberian imunisasi BCG.
 Tidak dapat menurunkan insidensi TB BTA positif.

TB RESISTEN OBAT: DEFINISI

Mono-resistant: Resisten terhadap satu obat

 Poly-resistant: Resisten terhadap lebih dari satu obat, tapi bukan terhadap kombinasi isoniazid
dan rifampisin
 Multidrug-resistant (MDR): Resisten terhadap paling sedikit isoniazid dan rifampisin
 Extensively drug-resistant (XDR): MDR ditambah resistensi terhadap fluoroquinolon dan
sedikitnya 1 dari 3 obat suntik (amikasin, kanamisin, kapreomisin)

SITUASI INDONESIA

 Indonesia sebagai no-8 dari 27 negara “high burden MDR TB countries”.


 2008: perkiraan jumlah pasien TB MDR 9.300 (Global report 2010)
 OAT lini-2 yg beredar di pasar bebas: quinolon & kanamisin à berpotensi timbulnya TB-XDR
 Hasil Survey Resistensi Obat TB :
-Mimika (2004) à 2% (kasus baru)
-Jawa Tengah (2006) à 1,9 % (kasus baru); 16,7% (kasus pengobatan ulang)

9 KRITERIA SUSPEK

1. Kasus kronik atau gagal Kategori 2

2. Pasien TB tidak konversi pengobatan ulang (kategori 2) dibuktikan dengan informasi dari register
TB atau rekam medik

3. Pasien TB yang pernah diobati, termasuk pemakaian OAT lini kedua seperti kuinolon dan
kanamisin (pengobatan Non DOTS)

4. Pasien TB gagal pengobatan dengan kategori 1

5. Pasien TB dengan hasil pemeriksaan dahak tetap positif setelah pemberian OAT sisipan
pengobatan dengan OAT kategori 1

6. Pasien TB kambuh

7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default (setelah pengobatan kategori 1 dan atau kategori
2)

8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB-MDR, termasuk petugas kesehatan yang merawat
pasien TB-MDR
9. Kasus TB HIV

PENYEBAB TB MDR

FAKTOR PENYELENGGARA KESEHATAN

 guideline tidak tepat


 Keterlambatan diagnosis
 Tidak Noncompliance with guideline
 Tidak ada guideline
 Pelatihan yang kurang baik
 Tidak ada pemantauan hasil pengobatan
 Penambahan satu obat pada regimen yang gagal
 TB program yang kurang baik

FAKTOR OBAT

 Membutuhkan pengobatan yang lama minimal 6 bulan


 Obat yang toksik dan efek sampingà DO
 Obat tak diserap maksimun
 Kualiti obat yang kurang baik
 Kesalahan dosis atau regimen
 Harga obat yang mahal
 Persedian obat habis atau lambatnya pengiriman obat

FAKTOR PASIEN

 Tidak patuh atau PMO yang kurang baik


 Informasi yang kurang
 Tidak ada biaya , tidak ada pengobatan gratis
 Tidak ada biaya transport
 Efek samping
 Masalah sosial
 Malabsorpsi

FAKTOR PROGRAM

 Kurangnya fasiliti lab untuk DST


 Tidak ada DOTS plus
 Harga obat lini kedua mahal
 “Bersaing” dengan program dasar DOTS
 Membutuhkan biaya tinggi

FAKTOR PENDUKUNG

 Pengobatan tidak lengkap atau tidak adekuat sehingga menimbulkan mutan M.tb yang resisten
 Terlambat didiagnosis MDR dan tidak mendapat pengobatan efektif sehingga menjadi sumber
penularan pada individu yang rentan
 Pasien dengan TB resisten obat yg diobati dgn short course chemotherapy à tidak sembuhà
sumber penularan
 Pasien dengan TB resisten terpajan dgnshort course chemotherapy
 bisa mengembangkan resistensi sekunder (efek penggandaan)
 Ko-infeksi HIV (resistensi primer ataupun sekunder )

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Alat dan tindakan untuk menurunkan konsentrasi kuman di udara yang diperkirakan sudah
terkontaminasi
 Ventilasi natural
 Ventilasi Mekanik
 Ruang Isolasi
 Ultraviolet germicidal irradiation (UVGI)
 Sistem filtrasi udara
 Sruktur Desain, konstruksi, renovasi, atau reorganisasi

VENTILASI: NATURAL VS. MEKANIK

Ventilasi Natural

Baik: Saat kondisi yang tepat menghasilkan pertukaran yang adekuat

Kendala: Sulit mengatur jumlah dan arah (tergantung angin dan suhu), tergantung lokasi ( cuaca panas)

Ventilasi Mekanik

Dapat mengendalikan arah and dan menambah air mixing

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Riwayat sakit saat ini

 Batuk lebih dari 2 minggu, produktif, sputum purulen sampai haemaptue


 Keluhan nyeri dada, sesak
 Keluhan keluaqr keringat malam
 Penurunan nafsu makan, BB yang turun

Riwayat sakit sebelumnya

 putus pengobatan OAT


 Gagal pengobatan
 Mengalami penyakit HIV, DM, kanker

Riwayat Keluarga

 Ada penderita disekitarnya

Gaya hidup & lingkungan

 Tinggal di lingkungan padat

 Tidak memperhatikan kesehatan

 Alkoholisme, perokok, nutrisi yang tidak adekwat

Psikososial

 Perasaan ditolak karena penyakit menular

 Masalah finansial

Pengetahuan

 Pemahaman cara penularan & pencegahan , pengobatan

PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi ; frekuensi nafas yang cepat


 Palpasi ; taktil fremitus yang melemah
 Perkusi : suara yang lebih redup, pada tahap awal dan jika terdapat banyak kavitas di dapatkan
suara hypersonor sampai dengan timpani
 Auskultasi : suara Ronchi kasar & nyaring terutama pada lobus atas

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 LAB: BTA, LEUKOSIT, AGD


 ROUNGENT
 MANTOX
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. peningkatan sekresi akumulasi sekret, penurunan
kemampuan batuk

2. Gangguan pertukaran Gas b.d. kerusakan area paru

3. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. pepingkatan metabolisme, asupan
yang tidak adekwat

4. Resiko penyebaran/perluasan infeksi b.d. penurunan daya tahan tubuh, kurang pengetahuan

5. Kurang pengetahuan ttg kondisi, pengobatan, penularan & pencegahan


7.

Anda mungkin juga menyukai