Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

Kelompok 4:

1. Aidah Fitriana K4318003


2. Ani Satun Zahro K4318009
3. Hanum Salsabila A K4318031
4. Novita Kharisatul Mu’alimah K4318045
5. Rustina Anggarini K4318055
6. Wahyu Nugroho K4318065

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat nikmatnya penyusunan
makalah ini dapat berjalan tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknologi Pembelajaran. Tim
penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun pembaca lainnya.
Tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Sehubungan dengan hal tersebut kritik dan saran yang membangun akan menambah manfaat
bagi seluruh pihak terkait.

Surakarta, 24 Maret 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Prakata
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian
B. Tokoh Teori Kognitivisme
C. Penerapan teori belajar Kognitivisme dalam proses pembelajaran Biologi
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadibersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat ataupun
merevisi hasilbelajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat
bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu individu
belajardan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu
dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuattentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis
dan diujiserta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah
seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep,
prosedur danprinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan
model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak ditemukan teori belajar
yang menitik beratkan pada perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Teori Belajar Kognitivisme?
2. Siapa saja varian dan tokoh teori belajar kognitivisme serta konsep pentingnya?
3. Bagaimana Penerapan Teori Kognitivisme Dalam Proses Pembelajaran Biologi?

C. Tujuan
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui Pengertian Teori Belajar Kognitivisme
2.  Mahasiswa Dapat Mengetahui varuian dan Tokoh Teori Kognitivisme dan konsep
pentingnya
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Penerapan Teori Kognitivisme Dalam Proses
Pembelajaran Biolog
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pada teori belajar kognitivisme, belajar adalah pengorganisasian aspek-

aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Tujuan dan

tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama

proses belajar

Menurut peaget, Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman,

gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif

(mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih

umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan

pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang

terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang

beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya

dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk

mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap

mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal

sudah tidak cocok lagi.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga

seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya

(skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari

disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.


Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila

disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik

hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek

fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh

pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan

rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan

secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi

teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena

itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara

berfikir anak

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi

lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi

3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak

asing.

4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling

berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Empat tahap perkembangan kognitif:


1. Tahap sensorik motorik ( 0-2 tahun)
2. Tahap preoperasional (2-6 tahun)
3. Tahap operasional kongkrit (6-12 tahun)
4. Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)

B. Tokoh Teori Kognitivisme


Terdapat banyak aliran dalam teori belajar kognitif, yaitu teori pembelajaran
Gestalt, teori perkembangan kognitif Piaget, dan teori pemrosesan informasi Gagne.
1. Teori Pembelajaran Gestalt
Perintis teori ini adalah Max Wetheimer pada tahun 1912, ia
mengadakan eksperimen pengamatan mengenai suatu inovasi berkenaan dan
pengamatan yang membedakan antara pengamatan visual dan fenomena fisik.
Bersama-sama dengan Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler, mereka
mengembangkan hukum-hukum pengematan dan penerapannya dalam belajar
dan berpikir.
Berbeda dengan teori Behavioristik yang mengabaikan peranan
pemahaman atau “insight” dalam belajar, teori Gestalt justru menganggap
bahwa insight itu adalah inti belajar, sehingga belajar pada dasarnya adalah
“insightful learning”.
Insightful learning sebagai ciri utama dalam belajar menurut teori
Gestalt memiliki ciri-ciri
a. Kemampuan dasar merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
insightful learning. Selanjutnya, kemampuan dasar itu dipengaruhi oleh
beberapa aspek diantaranya usia, perbedaan kemampuan, dan keanggotaan
individu dalam suatu spesies.
b. Insight ditentukan oleh pengalaman masa lalu.
c. Insightful learning hanya mungkin ada apabila situasi belajar diatur dan
dikondisikan
d. Insight biasanya didahului oleh proses mencari dan mencoba-coba.
e. Insight yang telah diperoleh dapat digunakan untuk menghadapi situasi
lain.
Beberapa aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran meliputi:
1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang
penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta
didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan
unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-
unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsure akan makin
efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan
pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan
pengembangan alternative pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta
didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses
kehidupannya.
3. Perilaku bertujuan (pus posive behavior); bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik
mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya
menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta
didik dalam memahami tujuannya.
4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi
yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi
lingkungan kehidupan peserta didik.
5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan
dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
memecahkan masalah dalam ituasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya
dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari
materi yang diajarkannya.

2. Teori perkembangan Piaget


Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
proses dimana suatu kemajuan individu melalui satu rangkaian yang secara
kualitatif berbeda dalam berpikir. Hal yang diperoleh dalam suatu peringkat
merupakan dasar pijakan untuk peringkat selanjutnya. Perkembangan kognitif
terbentuk melalui interaksi konstan antara individu dan lingkungan, dan akan
terjadi dua proses, yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi adalah proses
penataan segala sesuatu yang ada di lingkungan sehingga menjadi dikenal oleh
individu. Adaptasi adalah proses penyesuaian antara individu dengan
lingkungannya. Dari interaksi dengan lingkungan individu akan memperoleh
pengetahuan. Pada masa bayi dan kanak-kanak pengetahuan bersifat subjektif,
dan akan berkembang menjadi objektif apabila sudah mencapai perkembangan
remaja dan dewasa.

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu:


a. Tahap sensori-motor (umur 0-2tahun)
Kemampuan kognitif anak masih sangat terbatas. Piaget
menamakannya dengan kemampuan yang bersifat primitif, artinya masih
didasarkan pada perilaku yang terbuka.
b. Tahap pre-operasional (umur 2-6tahun)
Pada masa ini menurut Piaget ditandai dengan adanya kesadaran
dalam diri anak tentang suatu objek, pada fase ini kemampuan berbahasa
anak mulai berkembang, mulai mengetahui perbedaan antara objek (fase
intuisi), pada fase ini pengamatan dan pemahaman anak terhadap situasi di
lingkungan dipengaruhi oleh sifatnya yang egocentric (cara pandang orang
lain terhadap suatu objek sama dengan dirinya).
c.   Tahap operasional konkret (umur6-12 tahun)
Dikatakan fase operasional konkret. Karena pada masa ini pikiran
anak terbatas pada objek yang ia jumpai dari pengalaman langsung.
d. Tahap operasional formal (umur 12tahun ke atas)
Piaget menamakan fase ini sebagai fase formal operational, karena
pada masa ini pola pikir anak sudah sistematik dan meliputi proses yang
kompleks.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran:
a) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berfikir anak.
b) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
c) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

3. Teori Pemrosesan Informasi Gagne


Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa belajar merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari belajar.
Peringkat proses pembelajaran menutut teori pemrosesan informasi
Gagne melalui delapan fase, yaitu motivasi, pemahaman, pemerolehan,
penahanan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik.
Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan otak
manusia sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Receptor (alat-alatindera) menerima rangsangan dari lingkungan dan
mengubahnya menjadi rasangan neural, memberikan simbol-simbol informasi
yang diterimanya.
b. Sensory register (penampungan kesan-kesan sensoris) yang terdapat pada
syaraf pusat, fungsinya menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan
seleksi, sehingga terbentuk suatu kebulatan perceptual (persepsi selektif).
Informasi-informasi yang masuk, sebagian diteruskan ke memori jangka
pendek, sebagian hilang dari system.
c. Short-term memory (memory jangka pendek) menampung hasil pengolahan
perceptual dan menyimpannya. Informasi tertentu disimpan lebih lama dan
diolah untuk menentukan maknanya. Memori jangka pendek dikenal juga
dengan memori kerja (working memory), kapasitasnya sangat terbatas, waktu
penyimpanannya juga pendek. Informasi dalam memori ini dapat
ditransformasi dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya diteruskan ke memori
jangka panjang.
d. Long-term memory (memori jangka panjang), menampung hasil pengolahan
yang ada di memori jangka pendek. Informasi disimpan dalam jangka panjang
dan bertahan lama, siap untuk dipakai biladi perlukan. Saat tranformasi
informasi, informasi-informasi baru terintegrasi dengan informasi-informasi
lama yang sudah tersimpan. Pengeluaran kembali atas informasi-informasi
yang tersimpan dalam memori jangka panjang adalah dengan pemanggilan.
Ada dua cara pemanggilan, (1) informasi mengalir dari memori jangka
panjang ke memori jangka pendek dan kemudian ke response generator, (2)
informas imengalir langsung dari memori jangka panjang ke response
generator selama pemanggilan (responotomatis).
e.  Response generator (pencipta respon), menampung informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi reaksi jawaban.

C. Penerapan Teori Kognitivisme Dalam Proses Pembelajaran Biologi


1. Belajar memecahkan suatu metode yang digunakan dalam praktikum
2. Ketika praktikum kita diajari bagaimana cara menebak suatu ciri spesies, disitu kita
diajari bagaimana cara memecahkan suatu hal yang harus kita cari untuk memecahkan
perasalahan yang kita miliki
3. Belajar mencari sendiri bahan praktikum yang akan kita praktekan. Dimana mengajarkan
kita untuk berinteraksi dengan alam lingkungan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu


dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuattentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis
dan diujiserta dibuktikan kebenarannya. Menurut teori Kognitivisme belajar adalah
pengorganisasian aspek- aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh
pemahaman.Teori kognitivisme dapat di terapkan dalam proses pembelajaran biologi
sebagai rujukan dalam melakssanakan berbagai kegiatan seperti dalam melakukn
praktikum maupun pengamatan
B. Saran
Daftar Pustaka

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai