Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN KEJADIAN IKUTAN PASCA

VAKSINASI ANAFILAKTIF COVID-19


No.
:
Dokumen
No. Revisi : 00
Tgl. Terbit :
SOP
Tgl.
MulaiBerla :
ku
Halaman : 1/2
UPTD MUHAMMAD
PUSKESMAS THAMRIM
KECAMATAN 19710713 199103 1 001
LANTUNG
1. Pengertian Kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI) merupakan kejadian
medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi. Kejadian
ini dapat berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden,
reaksi kecemasan, atau hubungan kausal yang tidak dapat
ditentukan.
2. Tujuan Menjadi acuan dalam proses dari distribusi hingga
pelaksanaan vaksinasi Covid 19
3. Kebijakan SK Dirjen P2P Kementerian Kesehatan nomor: HK
02.02/4/1/2021 tanggal 02 Januari 2021 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Covid 19
4. Refrensi 1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
84 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Covid 19;
3. Keputusan Direktur Jendral P2P Kementerian
Kesehatan nomor: HK 02.02/4/1/2021 tanggal 02
Januari 2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Covid 19;
4. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 Tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019
5. Prosedur/ I. Alat dan Bahan
Langkah- 1. Formulir pelaporan kejadian ikutan pasca imunisasi serius.
langkah 2. Kit anafilaktif terdiri dari:
 Satu ampul epinerphin 1:1000
 Aminofilin ampul, difenhidramin vial, dexamethason
ampul
 Beberapa spuit 1 ml
 Beberapa abocath 20, infus set, NACL 0,9% atau
D5%
 Tabung oksigen, nasal canul, NRBM
3. ATK
II. Langkah – Langkah :
1. Nilai keadaan umum, kesadaran dan tanda vital pasien
2. Berikan epinerphin IM pada regio midanterolateral paha,
0,01mg/kgbb larutan 1:1000 (1mg/ml) maksimum 0,5 mg
(dewasa); cata waktu pemberian dosis dan ulangi 5-15
menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien respon terhadap
1-2 dosis.
3. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman
jika terdapat distress pernafasan atau muntah; elevasi
ektremitas bawah; kejadian fatal dapat terjadi dalam
beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba tiba.
4. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8 lpm)
dengan masker atau oropharyngeal airway.
5. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter
dengan kanula diameter besar ( 14-16), jika diperlukan
berikan 1-2 L cairan NaCl 0,9% dengan cepat ( misal : 5-10
ml/kgbb pada 5-10 menit awal pada orang dewasa).
6. Jika diperlukan, lakukan resusitasi kardiopulmuner dengan
kompresi dada secara kontiyu dan amankan pernafasan.
7. Monitor tanda vital pasien dan oksigenasi pasien setiap 5
menit dan mencatat tanda vital serta dosis obat yang
diberikan.
8. Tandai kartu vaksin dengan jelas, sehingga pasien tersebut
tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.
6. Unit Terkait 1. Ruang vaksin
2. IGD

Anda mungkin juga menyukai