Anda di halaman 1dari 5

RESUME

METODE PEMBELAJARAN KLINIK


EKSPERENSIA, COACHING DAN MODELING

Disusun untuk Memenuhi Tugas Semester VII


Mata Kuliah Metode Khusus
Dosen Pengampu Sri Rahayu, S.Kp.Ns., S.Tr.Keb., M.Kes

Disusun Oleh:
Sherly Permata Sari P1337424418021

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN


PROFESI BIDAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2021
1. Metode Eksperensial

Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan untuk


membuat catatan dan laporan secara tertulis, di lahan praktik. Metode ini
meliputi penugasan klinik, penugasan tertulis, simulasi dan permainan.
Contoh penugasan tertulis yaitu menulis laporan pendahuluan, menulis
rencana keperawatan, studi kasus, perencanaan pembelajaran, proses
pencatatan, membuat laporan kunjungan, pembuatan makalah dan catatan
kerja mahasiswa tentang hasil observasi di lapangan serta pengalaman
prakteknya.

Kegunaan dari metode ini adalah:

a. Membantu menganalisis situasi klinik melalui proses identifikasi


masalah

b. Menentukan tindakan yang akan diambil

c. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik

d. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar yang lalu dengan


pengalaman terhadap masa lalu

e. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses


informasi dan teori pengambilan keputusan.

Beberapa kelemahan metode ini adalah:

a. Mahasiswa hanya melihat tugas asuhan keperawatan sebegai


keterampilan semata saja

b. Mahasiswa yang belum terampil memerlukan waktu yang banyak


untuk pembelajaran

c. Apabila pekerjaan selesai, mahasiswa akan meninggalkan klien dan


melakukan tugas yang lain (Siahaan, 2017)
2. Metode Coaching
Metode bimbingan coaching adalah metode bimbingan intensif melalui
perorangan dan praktek yang diikuti dengan pemberian umpan balik. Dalam
proses coaching, fasilitator melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
menjelaskan keterampilan dan interaksi yang akan dilakukan kepada peserta
yang di bimbing, memperagakan keterampilan dengan cara yang sistematis,
efektif dengan menggunakan alat bantu, mengamati secara seksama simulasi
ulang oleh peserta pada tatanan seperti kondisi nyata.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat mendorong kemampuan
masing-masing individu sesuai dengan minatnya, dapat menilai masing-
masing peserta dengan berbagai metode penilaian termasuk observasi dan
interview, dapat mengikuti lebih dekat setiap perkembangan peserta,
coaching/bimbingan lebih pada pendekatan personal dibanding dengan
training kelompok, serta peserta merasa lebih termotivasi dan bertanggung
jawab untuk melakukan keterampilan yang baru dipelajari karena bimbingan
berlangsung terus menerus dan personal. Pendekatan dalam coaching yang
lebih manusiawi adalah komponen yang penting untuk memperbaiki kualitas
pelatihan keterampilan klinik yang pada akhirnya meningkatkan kualitas
pelayanan.
Metode ini juga merupakan salah satu dari banyak metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran terutama yang dilakukan di
laboratorium. Metode coaching dapat digunakan dalam mencapai suatu
kompetensi yang biasanya dilakukan oleh institusi pendidikan maupun
pelatihan.
Metode coaching efektif dalam meningkatkan skor, pada calon peserta
yang mengikuti pelatihan. Pada calon peserta yang mengulangi ujian, tidak
meningkatkan skor mereka pada situasi yang baru. Hasil diatas jelas bahwa
metode bimbingan coaching sangat membantu para peserta didik dalam
memperoleh materi baru pada saat pelatihan karena para peserta didik
dibimbing secara personal dan intensif. Melakukan pelatihan dengan
bimbingan yang intensif akan membuat peserta didik termotivasi dan
mencoba untuk melakukan secara mandiri dengan pendampingan seorang
fasilitator, sehingga menjadi mudah mengingat keterampilan yang dilakukan
dan terbiasa untuk mencoba melakukannya. (Handayani et al., 2019)

3. Metode Modeling

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) model artinya pola (contoh,
acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Istilah modeling
merupakan istilah umum untuk menunjukkan terjadinya proses belajar melalui
pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi karenanya melalui
peniruan. Modeling adalah suatu bentuk belajar dimana seseorang yang
belajar mengikuti kelakuan orang lain sebagai model. Teknik modeling ini
adalah suatu komponen dari suatu strategi dimana kita menyediakan
demonstrasi tentang tingkah laku yang menjadi tujuan.

Kegiatan modeling yang digunakan:

a. Penokohan nyata (live model) seperti, terapis, guru, anggota keluarga atau
tokoh yang dikagumi dijadikan model.

b. Penokohan simbolik (symbolic model) seperti: tokoh yang dilihat melaui


film,video atau media lain. Cara belajar dengan modeling dilandasi atas
ungkapan para ahli diantaranya oleh Mel Silberman (2002:1) yang
menyatakan: “what I hear, see, discus, and do, I acguire knowledge and skill”
(apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan).

Kegiatan modeling adalah proses belajar yang dapat memudahkan para guru
untuk mempelajari model pembelajaran kooperatif dimana didalamnya
merupakan gabungan kegiatan mendengar, melihat tayangan video dan slide,
diskusi dan melakukan dengan simulasi atau peragaan model pembelajaran.
(Alwi, 2015)

Dalam pembelajaran praktik klinik, pemodelan peran (role modeling) menjadi


metode yang sangat penting dalam pelaksanaan bedside teaching. Pemodelan
peran adalah sebuah proses yang memungkinkan mahasiswa untuk
mempelajari suatu perilaku yang baru tanpa takut terjadinya trial and error
akibat apabila melakukannya. Pemodelan peran yang positif dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi mahasiswa. Pemodelan
peran yang berkualitas diperoleh dari seorang praktisi yang kompeten secara
profesional dan mampu memberikan asuhan yang terbaik pada pasien. (Fitria
et al., 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, A. M. (2015). Kegiatan Modeling Pembelajaran Kooperatif untuk


Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran. Jlw, 6(2), 33–41.

Fitria, Hilmanto, D., Husin, F., Mose, J. C., Sekarwana, N., & Nurihsan, J. (2016).
Penerapan Telekonferensi Video pada Pembelajaran Praktik Klinik terhadap
Peningkatan Soft Skills Mahasiswa D III Kebidanan. Jurnal IJEMC, 3(1),
36–44.

Handayani, D., Huda, N., & Cahyono, B. D. (2019). Pengaruh Metode Bimbingan
Coaching dan Motivasi Terhadap Kompetensi Rawat Luka. Jurnal Citra
Keperawatan, 7(2), 79–86.

Siahaan, J. (2017). Metode Pembelajaran Klinik dan Hambatannya pada


Program Profesi Ners. Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai