Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS

1. Pengertian
Metode belajar interaktif yang menggunakan gambaran kejadian sebenarnya yang difokuskan
pada issue, topik atau masalah tertentu.
2. Keuntungan
 Metode belajar partisipatif
 Melatih terhadap kasus-kasus nyata dan relevan
 Mengembangkan kreatifitas  Perspektif yang berbeda dan solusi yang berbeda
 Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
Studi kasus dapat dikembangkan dari:
 Pengalaman klinik pembimbing
 Pengalaman klinik peserta/mahasiswa
 Rekam/riwayat medik, buku-buku acuan, dsb

3. Langkah-Langkah Merencanakan Studi Kasus


 Apa yang menjadi topik atau masalahnya
 Fakta-fakta apa yang dibutuhkan peserta/mahasiswa
 Bagaimana seharusnya bahan tersebut disajikan?

4. Langkah-Langkah Memimpin Studi Kasus


a. Persiapan:
 Merumuskan tujuan studi kasus
 Menulis kasus
 Menetapkan waktu
 Mempersiapkan alat/bahan yang dibutuhkan

b. Pelaksanaan
 Menginformasikan tujuan studi kasus
 Menjelaskan masalah
 Tanya jawab masalah pelaksanaan
 Melakukan studi kasus

c. Penutup
 Mendiskusikan hasil studi kasus
 Memberi umpan balik dan penguatan
 Membuat kesimpulan
 Menentukan tindak lanjut
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melatih reaksi peserta/mahasiswa:
 Analisis masalah
 Pertanyaan-pertanyaan terfokus
 Pertanyaan terbuka
 Pemecahan masalah
Penyajian studi kasus:
 Laporan
 Tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan studi kasus
 Bermain peran
 Rekomendasi

METODE PEMBELAJARAN
METODE RONDE ATAU MIDWIFERY RONDE
1. Pengertian
Ronde Kebidanan terdiri atas observasi dan sering disertai wawancara dengan klien atau
beberapa klien yang diikuti oleh kelompok. Jumlah anggota kelompok untuk ronde kebidanan
berkisar 3 – 5 orang dengan waktu kegiatan tidak lebih dari 15 – 30 menit.
2. Tujuan
 Menumbuhkan cara berfikir kritis
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang berasal dari masalah klien
 Meningkatkan validitas data klien
 Menilai kemampuan jastifikasi
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
3. Peran
a. PP dan PA
 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
 Menjelaskan masalah kebidanan utama
 Menjelaskan intervensi yang belum dan yang sudah dilakukan
b. PP lain dan atau konsuler
 Memberikan justifikasi
 Memberikan reinforcemen
 Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi kebidanan/rasional

4. Kegiatan
a. Persiapan
 Penetapan kasus minimal satu hari sebelum pelaksanaan ronde
 Memberikan informed Concent kepada klien/keluarga
Pelaksanaan ronde
 Penjelasan tentang klien oleh PP.
 Difokuskan pada masalah kebidanan dan rencana tindakan yang akan telah dilaksanakan
yang menjadi prioritas dan perlu didiskusikan.
 Diskusi antara anggota tim tentang kasus tersebut
 Pemberian justifikasi oleh PP atau perawat konsuler/karu tentang masalah klien dan
rencana tindakan.
 Tindakan keperaatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan
Paska Ronde
 Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta cara menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.

5. Manfaat
 Ronde kebidanan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada bidan.
 Bidan dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak
 Ronde kebidanan merupakan sarana belajar bagi bidan dan mahasiswa kebidanan
 Membantu mengorientasikan bidan baru pada pasien
 Meningkatkan kepuasan pasien

6. Tipe Ronde Kebidanan


 Matron Rounds
Yang dilakukan bidan pada ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan
kerapian, serta menilai penampilan dan kemajuan bidan dalam memberikan pelayanan pada
pasien
 Nurse Management Rounds
Ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi
pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan
pasien dan eluarga pada proses interaksi.
 Patients Comfort Rounds
Disini ronde berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi
bidan dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien
 Teaching Rounds
Dilakukan antara pembimbing klinik dengan bidan atau mahasiswa kebidanan, dimana terjadi
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk bidan atau mahasiswa kebidanan.
Dengan pembelajaran langsung bidan atau mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat
pada pasien.
7. Mekanisme Ronde Kebidanan
 Bidan membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum melakukan ronde
kebidanan
 Bidan menetukan pasien yang akan dilakukan ronde kebidanan. Hal itu disebutkan
Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde bidan primer (PP) menetukan 2013 klien yang
akan di ronde dan di tentukan pasien yang akan di ronde. Sebaiknya dipilih klien yang
membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relatif lebih kompleks (Sitorus,
2006).
 Ronde kebidanan dilakukan pada pasien. Perawat atau bidan melaporkan kondisi
tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain.
Clement (2011) saat ronde kebidanan perawat atau bidan melaporkan tentang kondisi
pasien, asuhan kebidanan. Masalah yang sensitif sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan
klien (Sitorus, 2006).
 Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi ruangan.
Beberapa Strategi Ronde Kebidanan agar berjalan dengan Efektif yaitu:
 Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde kebidanan, baik
waktu pelaksaan, pasien, masalah yang terkait, dsb.
 Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan
 Orientasikan pada perawat atau bidan tujuan yang ingin dicapai:
Kegiatan berikut ini dapat dilakukan selama fase orientasi :
o Orientasikan perawat atau bidan untuk tujaun latihan dan keiatan yang direncanakan
o Memberikan peran kepada setiap anggota tim
o Buat aturan mengenai ronde
o Setiap diskusi sensitif perlu ditunda dan sleuruh tim harus menyadari hal ini.
o Perkenalan diri anda dan tim pada pasien meliputi :
 Memperkenalkan diri kepada pasien
 Pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan untuk berdiskusi
mengenai pemberian perawatan pada pasien
 Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk ditemani
 Meninggalkan waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih
lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jarak pendengaran. Ini adalah
kesempatan untuk mendiskusikan aspek sensitif dari riwayat pasien.
 Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan
8. Langkah-Langkah Ronde Kebidanan
Ramani (2013) tahapan ronde kebidanan adalah
a. Pre rounds
 Preparation (persiapan)
 Planning (perencanaan)
 Orientation (orietasi)
b. Rounds
 Introduction (pendahuluan)
 Interaction (interaksi)
 Observation (pengamatan)
 Instruction (pengajaran)
 Summarizing (kesimpulan)
c. Post Rounds
 Debriefing (tanya jawab)
 Feed back (saran)
 Reflection (refreksi)
 Preparation (Persiapan)

Pertemuan Pra Klinik dan Pasca Klinik


1. Siklus Pembelajaran Klinik
Persiapan teori – laboratorium – pertemuan pra klinik – praktik klinik – pertemuan pasca klinik –
evaluasi dan tindak lanjut
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam Praktik Pembelajaran/Pembelajaran Klinik :
 Berdasarkan pada tujuan – kebutuhan belajar mahasiswa
 Mahasiswa – mempersiapkan diri
 Penugasan – memfasilitasi kemajuan perkembangan mahasiswa
 mahasiswa memilih sendiri pengalaman belajarnya – pembimbing membantu dan
memfasilitasi
 Penugasan diberikan oleh tim preseptor (lahan dan institusi)
 Pembimbing klinik melakukan pertemuan pra dan paska klinik
Pertemuan Pra-Klinik :
Pertemuan pra klinik merupakan kegiatan pembelajaran sebelum mahasiswa melakukan kegiatan
praktik klinik, dilakukan setiap hari. Mahasiswa dan preseptor membahas dan menyepakati
kegiatan pembelajaran harian. Preseptor harus memulai setiap sesi klinik dengan pertemuan 15-
30 menit. Pertemuan pra klinik harus dilakukan di tempat yang khusus, jauh dari area pelayanan
klien. Selama pertemuan tersebut preseptor harus melakukan :
 Menyambut mahasiswa
 Membahas tujuan belajar untuk hari itu.
 Memberikan tugas dan menunjuk pasien untuk masing-masing mahasiswa.
 Menjawab setiap pertanyaan.
Pembahasan dalam pertemuan pra-klinik :
 Tujuan belajar hari itu
 Perubahan jadwal/kondisi kalau ada
 Peranan mahasiswa dan tanggung jawab hari itu termasuk tugas dan jadwal
Pertemuan Pasca-Klinik:
Pertemuan pasca klinik merupakan kombinasi dari debriefing, belajar dan membuat rencana.
Kesempatan bagi para mahasiswa untuk berbagi pengalaman pd hr itu dan mendiskusikan scr
terbuka setiap kesulitan yang dialami. Kesempatan utk memberikan pujian bagi mahasiswa yang
memiliki kinerja yang baik dan mengidentifikasi aspek pelayanan yang dapat ditingkatkan.
Mahasiswa harus meninggalkan pertemuan pasca klinik dengan perasaan senang karena merasa
dihormati dan didukung dalam praktik. Preseptor/Mentor harus menyediakan waktu 60 menit
untuk pertemuan ini. Pertemuan dilakukan di ruangan/lokasi khusus.
Yang dilakukan preceptor selama pertemuan:
 Mengkaji tujuan hari itu dan kemajuan yang diperoleh
 Bertanya pada para mahasiswa mengenai kasus saat itu terutama kasus yang menarik atau
sulit.
 Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai situasi atau klien.
 Melakukan praktek tambahan dengan model atau simulasi, jika diperlukan.
 Mengkaji ulang dan mendiskusikan tugas-tugas kelompok.
 Merencanakan sesi klinik selanjutnya, memberitahu mahasiswa jika ada perubahan / jika
diperlukan.
Pertemuan Pasca-Klinik:
 Setiap hari
 Melakukan evaluasi proses pencapaian tujuan hari itu
 Membahas kasus-kasus yang sulit atau menarik
 Membahas masalah umum yang dihadapi dalam praktek pada hari itu
 Melakukan demonstrasi ulang sebisa mungkin, sesuai dengan fasilitas yang
tersedia
Pada setiap hari Rabu :
Membahas topik khusus :
 Penatalaksanaan PEB
 Anemia dalam Kehamilan
 Parentcraft Education
 Penatalaksanaan kasus Abortus
 Hiperemesis
 KPSW
 Posisi dalam Persalinan
 Perdarahan pada kehamilan lanjut
 Dukungan dalam persalinan
 Etika Profesi
 Isu dalam praktik kebidanan
 Penerapan KIP/K dalam praktik Kebidanan
 Pemenuhan nutrisi dalam persalinan
 Manajemen Laktasi
 Simulasi penatalaksanaan kegawatdaruratan
 Deteksi dini dalam penatalaksanaan kebidanan

Anda mungkin juga menyukai