Anda di halaman 1dari 13

SKEMA RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU

OLEH :

KELOMPOK 1 NERS 3 A

1. Merci Andriani Lase (032018041)


2. Charista Kristiani Harefa (032018046)
3. Mei Misriana Hutapea (032018047)
4. Anggelin O. Silaen (032018048)
5. Citra Kartika Waruwu (032018059)

PROGRAM STUDI TAHAP AKADEMIK

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Skema Rancangan
Penelitian Eksperimen Semu”.

Dalam penyusunan makalah ini, kelompok kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya, oleh karena itu
kelompok kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan
dosen pembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.

Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 13 April 2021

Penyusun

KELOMPOK 1 NERS 3 A
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksperimen semu, sama seperti eksperimen sejati yang melibatkan manipulasi variable
independent, yaitu intervensi. Namun desain kuasi eksperimental kekurangan pengacakan untuk
kelompok perlakuan, yang menjadi cirinya.Metode penelitian psikologi secara garis besar dibagi
menjadi tiga, yaitu metode kuantitatif, metode kualitatif, dan metode campuran kuantitatif
dengan kualitatif (mixed methods).Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan ada tidaknya manipulasi variabel independen, yaitu metode noneksperimen dengan
metode eksperimen.Metode noneksperimen atau sering disebut survei tidak melibatkan adanya
manipulasi variabel independen sebab variabel independen serta dependen hanya diukur. Di lain
pihak, metode eksperimen adalah suatu penelitian yang melibatkan manipulasi variable
independen, mengendalikan variable luar/extraneous serta mengukur efek variabel independen
pada variable dependen.

Eksprimen terbagi menjadi tiga macam yaitu eksperimen acak(randomized experiment),


eksperimen semu(quasi-experiment) dan eksperimen kasus/tunggal(single case/single subject
experiment). Pengalaman di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada rancangan eksperimen
acak diajarkan di program studi sarjana psikologi sedangkan rancangan eksperimen-kuasi
diajarkan di program studi magister, baik psikologi maupun profesi psikologi (Hastjarjo, 2014).

Tulisan Hastjarjo (2014) telah memaparkan rancangan eksperimen acak (randomized


design) secara panjang lebar. Setiap eksperimen senantiasa mengandung u (unit terkecil) atau
kebiasaan didalam eksperimen psikologi adalah subjek penelitian individual, t (treatment atau
perlakuan) adalah manipulasi variabel independen, o (observation of outcome atau pengukuran
dampak perlakuan) yaitu pengukuran variabel dependen serta (setting) yaitu setting di mana
eksperimen dilakukan (Shadish, Cook, & Campbell, 2002).

Kesamaan metode eksperimen acak dengan metode eksperimen-kuasi adalah keduanya


memiliki unsur utos namun perbedaan kedua metode ini terletak pada unsur unit terkecil (u)
sebab metode eksperimen acak akan menempatkan subjek penelitian secara acak ke dalam
kelompok eksperimen dan control sedangkan di dalam eksperimen-kuasi penempatan subjek
penelitian ke dalam kelompok eksperimen dan control dilakukan secara tidak acak (Cook
&Campbell, 1979; Shadish et al., 2002).
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Rancangan Separate Sample Pretest Posttest

Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga


berencana.Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari
populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel lain, yang juga
dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk
menghindari pengaruh atau efek dari “pretest”, meskipun tidak dapat mengontrol “sejarah”,
“maturitas”, dan “instrument”. Rancangan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Perlakuan Posttest
Kel. Eksperimen Pretest
x
Kel. Kontrol 01 x02

Disamping keempat rancangan eksperimen semu ini, rancangan- rancangan eksperimen


sungguhan (true experiment) juga dapat digunakan dalam penelitian eksperimen semu, hanya
simbol R (randomisasi) tidak dilakukan atau diabaikan.

2.2 Rancangan Eksperimen Semu (Quasi Experiment Design)

Penelitian lapangan ini sulit untuk melakukan randomisasi.Oleh sebab itu penelitian lapangan
ini pada umumnya tidak menggunakan rancangan eksperimen sungguhan.Untuk penelitian
lapangan, biasanya menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi experiment). Disain ini
tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat
mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karna eksperimen ini belum
atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena variable-variabel yang
seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan.Oleh sebab itu, validitas
penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Oleh karena perbedaan utama antara penelitian eksperimen sungguhan (true experiment) dan
penelitian eksperimen semu (quasi experiment) terletak pada randomisasi (randomization), maka
rancangan penelitian eksperimen sungguhan tersebut dapat digunakan sebagai rancangan
penelitian eksperimen semu, tanpa atau tidak menggunakan symbol (R) atau (Randomization).

Pada rancangan eksperimen kuasi yang merupakan satu eksperimen yang penempatan unit
terkecil eksperimen kedalam kelompok eksperimen dan control tidak dilakukan dengan acak
(nonrandom assignment). Unit terkecil dalam eksperimen psikologi biasanya adalah individu
atau seseorang, misalnya siswa/mahasiswa di setting pendidikan, pasien di setting rumah sakit,
klien di setting klinik psikologi dan karyawan di setting industri. Jika sebuah eksperimen
melakukan penempatan secara acak individu ke kelompok eksperimen dan control maka disebut
sebagai eksperimen acak. Sebaliknya jika yang ditempatkan dalam kelompok eksperimen dan
control secara acak adalah unit diatas individu, misalnya kelas/sekolah/bangsal/, maka
dinamakan eksperimen-kuasi.

Rancangan-rancangan baik penelitian eksperimen sungguhan maupun eksperimen semu


dapat diperluas dengan rancangan-rancangan yang lain, sebagai berikut:

1. Rancangan Rangkaian Waktu (Time Series Design)

Rancangan ini seperti rancangan pretest posttest, kecuali mempunya keuntungan dengan
melakukan observasi (pengukuran berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakuan. Bentuk
rancangan ini adalah sebagai berikut :

Prestest perlakuan posttest

01 02 03 0 X 05 0 07 08
4 6

Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan validitasnya lebih


tinggi. Karena pada rancangan pretespostes, kemungkinan hasil 02 dipengaruhi oleh faktor lain
diluar perlakuan sangat besar. Sedangkan pada rancangan ini , oleh karena observasi dilakukan
lebih dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah perlakuan) maka pengaruh faktor luar tersebut
dapat dikurangi.

2. Rancangan Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)

Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya saja menggunakan
kelompok pembanding (kontrol).Rancangan ini lebih memungkinkan adanya kontrol terhadap
validitas internal sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas
internal yg tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah sebagaimana tercantum sebagai berikut :

Pretes perlakuan posttest

Kelompok eksperimen
0 0 0 04 X 0 05 0 07
dankelompok kontrol
1 2 3 4 6
0 0 0 04 X 0 05 0 07

3. 1 2 3 4 6 Rancangan Non
Equivalent Control Group
Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil
intervensi program kesehatan dengan suatu kelompok kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu
kelompok yang benar-benar sama. Misalnya, kita akan melakukan studi tertentu pengaruh
pelatihan kader terhadap cakupan Posyandu. Kelompok yang akan diberikan pelatihan, tidak
mungkin sama betul dengan kelompok kader yang tidak akan diberi pelatihan (kelompok
kontrol). Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pretest perlakuan posttest

01 X O2

Kelompok eksperimen dan


kelompok control

Rancangan ini disebut non Equivalent Control group dan sangat banyak digunakan untuk
evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya.Disamping itu
rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intevensi program kesehatan disuatu
kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya.Dalam rancangan ini pengelompokan
anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara
random atau acak.Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga non randomized control
group pretest posttest design.

4. Rancangan Separate Sampel Pretest Posttest


Rancangan ini sering digunakan dal penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga
berencana.Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari
populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel lain, yang juga
dipilih secara acak (random) dan poilasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk
menghindari pengaruh atau efek dari “ pretest “ meskipun tidak dapat mengontrol “sejarah”,
“maturitas”, dan “instrumen”. Rancangan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Pretest perlakuan postest

01 X
X 02

Disamping keempat rancangan eksperimen semu ini, rancangan- rancangan eksperimen


sungguhan (true eksperiment).

2.3 Aplikasi Penelitian Eksperimen dalam Kesehatan


Secara garis besar penerapan metode penelitian eksperimen di bidang kesehatan ini ada
dua bentuk, yaitu : Penelitian intervensi dan penelitian klinik atau lebih dikenal dengan clinical
trial. Penelitian intervensi yang sebenarnya mirip bahkan sama dengan penelitian eksperimen
telah diuraikan tadi.
1. Penelitian Intervensi
Lain halnya dengan penelitian klinik yang digunakan di kalangan klinik medis, penelitian
intervensi ini digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat (Public health). Dengan kata lain,
penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dikenakan pada masyarakat sebagai
kesatuan himpunan subjek. Peneliti melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan bukan
dengan pendekatan subjek secara individual seperti pada penelitian klinik, melainkan dengan
pendekatan kelompok.Perlakuan diberikan dalam wujud paket yang dikenakan pada subjek
secara kolektif dalam komunitas. Efek perlakuan diamati dengan menggunakan satuan analisis
individual maupun kelompok
Nama lain penelitian intervensi ini adalah operasional( Operational Research). Disebut
penelitian operasional karena penelitian ini dilakukan sekaligus untuk memperbaiki suatu system
atau program yang sedang berjalan.Beberapa peneliti menanamkan peneltian ini sebagai action
research atau penelitian tindakan, karena penelitian dilakukan dengan melakukan tindakan, yakni
intervensi atau manipulasi salah satu variable.
Pada dasarnya ada 2 tipe penelitian intervensi ini, yakni intervensi dibidang preventif dan
penelitian intervensi dibidang kuratif.
1. Penelitian Intervensi Preventif
Penelitian ini mencoba mempelajari hubungan factor –faktor risiko dengan kejadian
suatu penyakit dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap factor risiko
tersebut pada subjek.Walau efek perlakuan yang diberikan secara kolektif pada
individu dalam masyarakat tersebut lebih sering dilakukan dengan pendekatan
kelompok.Contoh : Perlakuan atau intervensi berupa penyuluhan imunisasi untuk ibu
ibu di suatu komunitas, Efeknya akan dilihat dengan meningkatnya cakupan
imunisasi anak balita; perlakuan berupa “PSN” (Pemberantasan sarang nyamuk)
disuatu desa, efeknya akan dilihat dengan menurunnya kasus demam berdarah di desa
tersebut.
2. Penelitian Intervensi Kuratif
Penelitian ekperimental/intervensi ini mencoba memberikan perlakuan terhadap
perkembangan suatu penyakit. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengungkapkan
apakah riwayat alamiah suatu penyakit dapat dimanipulasi atau diintervensi secara
spesifik. Perlakuan dalam tipe penelitian ini adalah berupa pemberian
penataklasanaan tindakan kuratif kepada masyarakat untuk menanggulangi penyakit
endemic masyarakat. Perlakuan bias berupa penyuluhan kepada masyarakat dalam
bentuk pengobatan massal. Contoh : Pengobatan massal cacingan pada anak balita
dalam rangka menurunkan prevelensi penyakit cacing peurt; penyuluhan untuk
berobat secara teratur ke klinik TBC paru dalam rangka untuk menurunkan prevalensi
penderita TBC paru.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Eksperimen semu, sama seperti eksperimen sejati yang melibatkan manipulasi variable
independent, yaitu intervensi. Namun desain kuasi eksperimental kekurangan pengacakan untuk
kelompok perlakuan, yang menjadi cirinya.Metode penelitian psikologi secara garis besar dibagi
menjadi tiga, yaitu metode kuantitatif, metode kualitatif, dan metode campuran kuantitatif
dengan kualitatif (mixed methods). Eksprimen terbagi menjadi tiga macam yaitu eksperimen
acak(randomized experiment), eksperimen semu(quasi-experiment) dan eksperimen
kasus/tunggal(single case/single subject experiment).secara garis besar penerapan metode
penelitian eksperimen di bidang kesehatan ini ada dua bentuk, yaitu : Penelitian intervensi dan
penelitian klinik atau lebih dikenal dengan clinical trial.

3.2 Saran

Demikianlah hasil dari makalah kami ini, Kami berharap semoga dengan makalah ini kita
semua semakin mengerti dan juga memamahmi dan jika ada kesalahan kami didalam
penyusunan makalah ini baik dari segi isi, tulisan dan nama. kami minta maaf. kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah
kami, agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi Dr. 2013. Prosedur Penelitian.Jakarta:PT RINEKA CIPTA

Polit Denise F, Beck Cheryl Tatano.Nursing Research”


SOAL

1. Rancangan eksperimen yang sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan


keluarga berencana, yaitu….
a. Rancangan eksperimen sungguhan (true experiment)
b. Rancangan separate sample pretest posttest
c. Rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment Design)
d. Rancangan rangkaian waktu (Time Series Design)
e. Rancangan non equivalent control group

2. Rancangan yang sangat banyak digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau
pelatihan-pelatihan lain serta dapat membandingkan hasil intevensi program kesehatan
disuatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya, merupahkan pengertian
dari…..
a. Rancangan rangkaian waktu (Time Series Design)
b. Rancangan separate sample pretest posttest
c. Rancangan non equivalent control group
d. Rancangan eksperimen sungguhan (true experiment)
e. Rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment Design)

3. Penelitian Intervensi ini mencoba mempelajari hubungan factor –faktor risiko dengan
kejadian suatu penyakit dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap factor risiko
tersebut pada subjek. Walau efek perlakuan yang diberikan secara kolektif pada individu
dalam masyarakat tersebut lebih sering dilakukan dengan pendekatan kelompok, pengertian
diatas merupahkan penelitian intervensi dibidang……
a. Penelitian dibidang preventif
b. Penelitian dibidang kuratif.
c. Penelitian di bidang campuran
d. Penelitian dibidang kuantitatif
e. Penelitian dibidang kualitatif

Anda mungkin juga menyukai