Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode1 penelitian psikologi secara garis besar dibagi menjadi tiga, (1) metode
kuantitatif, (2) metode kualitatif, dan (3) metode campuran kuantitatif dengan kualitatif
(mixed methods). Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan ada tidaknya
manipulasi variabel independen, yaitu metode noneksperimen dengan metode eksperimen.
Metode noneksperimen atau sering disebut survei tidak melibatkan adanya manipulasi
variabel independen sebab variabel independen serta dependen hanya diukur. Di lain pihak,
metode eksperimen adalah suatu penelitian yang melibatkan manipulasi variable independen,
mengendalikan variable luar/extraneous serta mengukur efek variabel independen pada
variable dependen. Secara lebih rinci lagi metode
eksperimen terbagi menjadi tiga macam, yaitu (1) eksperimen acak (randomized
experiment), (2) eksperimen-kuasi (quasi- experiment), serta (3) eksperimen
kasustunggal/subjek tunggal (single case/singlesubject experiment). Pengalaman di Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada rancangan eksperimen acak diajarkan di program studi
sarjana psikologi sedangkan rancangan eksperimen-kuasi diajarkan di program studi
magister, baik psikologi maupun profesi psikologi (Hastjarjo, 2014).
Tulisan Hastjarjo (2014) telah memaparkan rancangan eksperimen acak (randomized
design) secara panjang lebar. Setiap eksperimen senantiasa mengandung u (unit terkecil) atau
kebiasaan didalam eksperimen psikologi adalah subjek penelitian individual, t (treatment atau
perlakuan) adalah manipulasi variabel independen, o (observation of outcome atau
pengukuran dampak perlakuan) yaitu pengukuran variabel dependen serta (setting) yaitu
setting di mana eksperimen dilakukan (Shadish, Cook, & Campbell, 2002).
Kesamaan metode eksperimen acak dengan metode eksperimen-kuasi adalah
keduanya memiliki unsur utos namun perbedaan kedua metode ini terletak pada unsur unit
terkecil (u) sebab metode eksperimen acak akan menempatkan subjek penelitian secara acak
ke dalam kelompok eksperimen dan control sedangkan di dalam eksperimen-kuasi
penempatan subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen dan control dilakukan secara
tidak acak (Cook &Campbell, 1979; Shadish et al., 2002).
BAB 2
PEMBAHASAN

4. Rancangan Separate Sample Pretest Posttest


Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga
berencana. Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara
acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh
populasi tersebut. Selanjutnya, dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok
sampel lain, yang juga dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan
ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari “pretest”, meskipun tidak
dapat mengontrol “sejarah”, “maturitas”, dan “instrument”. Rancangan ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut :

Perlakuan Posttest
Kel. Eksperimen Pretest
x
Kel. Kontrol 01
x 02

Disamping keempat rancangan eksperimen semu ini, rancangan- rancangan


eksperimen sungguhan (true experiment) juga dapat digunakan dalam penelitian
eksperimen semu, hanya simbol R (randomisasi) tidak dilakukan atau diabaikan.
G. RANCANGAN EKSPERIMEN SEMU (QUASI EXPERIMENT DESIGN)
Penelitian lapangan ini sulit untuk melakukan randomisasi. Oleh sebab itu penelitian
lapangan ini pada umumnya tidak menggunakan rancangan eksperimen sungguhan.
Untuk penelitian lapangan, biasanya menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi
experiment). Disain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi,
dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut
eksperimen semu karna eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan
eksperimen sebenarnya, karena variable-variabel yang seharusnya dikontrol atau
dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan. Oleh sebab itu, validitas penelitian menjadi
kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Oleh karena perbedaan utama antara penelitian eksperimen sungguhan (true
experiment) dan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) terletak pada
randomisasi (randomization), maka rancangan penelitian eksperimen sungguhan tersebut
dapat digunakan sebagai rancangan penelitian eksperimen semu, tanpa atau tidak
menggunakan symbol (R) atau (Randomization).
Pada rancangan eksperimen kuasi yang merupakan satu eksperimen yang penempatan
unit terkecil eksperimen kedalam kelompok eksperimen dan control tidak dilakukan
dengan acak (nonrandom assignment). Unit terkecil dalam eksperimen psikologi biasanya
adalah individu atau seseorang, misalnya siswa/mahasiswa di setting pendidikan, pasien
di setting rumah sakit, klien di setting klinik psikologi dan karyawan di setting industri.
Jika sebuah eksperimen melakukan penempatan secara acak individu ke kelompok
eksperimen dan control maka disebut sebagai eksperimen acak. Sebaliknya jika yang
ditempatkan dalam kelompok eksperimen dan control secara acak adalah unit diatas
individu, misalnya kelas/sekolah/bangsal/, maka dinamakan eksperimen-kuasi.
Shadish etal. (2002) mengelompokkan rancangan eksperimen-kuasi menjadi 4 kelompok
besar, yaitu rancangan tanpa kelompok control atau rancangan tanpa pengukuran
praperlakuan, rancangan dengan kelompok control dan pengukuran praperlakuan,
rancangan runtut-waktu (time-series design), rancangan diskontinuitas regresi.

1. Rancangan Rangkaian Waktu (Time Series Design)


Rancangan ini seperti rancangan pretest posttest, kecuali mempunya keuntungan
dengan melakukan observasi (pengukuran berulang-ulang), sebelum dan sesudah
perlakuan. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :
Prestest perlakuan posttest
01 02 03 0 x 05 0 07 08
4 6

Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan validitasnya


lebih tinggi. Karena pada rancangan pretespostes, kemungkinan hasil 02 dipengaruhi
oleh faktor lain diluar perlakuan sangat besar. Sedangkan pada rancangan ini , oleh
karena observasi dilakukan lebih dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah
perlakuan) maka pengaruh faktor luar tersebut dapat dikurangi.

2. Rancangan Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series


Design)
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya saja
menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan
adanya kontrol terhadap validitas internal sehingga keuntungan dari rancangan ini
lebih menjamin adanya validitas internal yg tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah
sebagaimana tercantum sebagai berikut :
Pretes perlakuan posttest
Kelompok
0 0 0 04 X 0 05 0 07 eksperimen dan
1 2 3 4 6 kelompok kontrol
0 0 0 04 x 0 05 0 07
1 2 3 4 6

3. Rancangan Non Equivalent Control Group


Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil
intervensi program kesehatan dengan suatu kelompok kontrol yang serupa, tetapi
tidak perlu kelompok yang benar-benar sama. Misalnya, kita akan melakukan studi
tertentu pengaruh pelatihan kader terhadap cakupan Posyandu. Kelompok yang akan
diberikan pelatihan, tidak mungkin sama betul dengan kelompok kader yang tidak
akan diberi pelatihan (kelompok kontrol). Bentuk rancangan ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Pretest perlakuan posttest

01 x O2
Kelompok eksperimen dan kelompok control
Rancangan ini disebut non Equivalent Control group dan sangan banyak digunakan
untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya.
Disamping itu rancangan ini juga baik untukembandingkan hasil intevensi program
kesehatan disuatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya. Dalam
rancangan ini pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu rancangan
ini sering disebut juga non randomized control group pretest posttest design.

4. Rancangan Separate Sampel Pretest Posttest


Rancangan ini sering digunakan dal penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga
berencana. Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih
secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program pada
seluruh populasi tersebut. Selanjutnya, dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada
kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak (random) dan poilasi yang sama.
Rancangan ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari “ pretest “
meskipun tidak dapat mengontrol “sejarah”, “maturitas”, dan “instrumen”. Rancangan
ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Pretest perlakuan postest
01 x
x 02

Disamping keempat rancangan eksperimen semu ini, rancangan- rancangan


eksperimen sungguhan (true eksperiment)

B. APLIKASI PENELITIAN EKSPERIMEN DALAM KESEHATAN


Secara garis besar penerapan metode penelitian eksperimen di bidang
kesehatan ini ada dua bentuk, yaitu : Penelitian intervensi dan penelitian klinik atau
lebih dikenal dengan clinical trial. Penelitian intervensi yang sebenarnya mirip bahkan
sama dengan penelitian eksperimen telah diuraikan tadi.
1. Penelitian Intervensi
Lain halnya dengan penelitian klinik yang digunakan di kalangan klinik medis,
penelitian intervensi ini digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat (Public
health). Dengan kata lain, penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang
dikenakan pada masyarakat sebagai kesatuan himpunan subjek. Peneliti melakukan
manipulasi atau memberikan perlakuan bukan dengan pendekatan subjek secara
individual seperti pada penelitian klinik, melainkan dengan pendekatan kelompok.
Perlakuan diberikan dalam wujud paket yang dikenakan pada subjek secara kolektif
dalam komunitas. Efek perlakuan diamati dengan menggunakan satuan analisis
individual maupun kelompok
Nama lain penelitian intervensi ini adalah operasional( Operational Research).
Disebut penelitian operasional karena penelitian ini dilakukan sekaligus untuk
memperbaiki suatu system atau program yang sedang berjalan. Beberapa peneliti
menanamkan peneltian ini sebagai action research atau penelitian tindakan, karena
penelitian dilakukan dengan melakukan tindakan, yakni intervensi atau manipulasi
salah satu variable.
Pada dasarnya ada 2 tipe penelitian intervensi ini, yakni intervensi dibidang
preventif dan penelitian intervensi dibidang kuratif.

2. Penelitian Intervensi Preventif


Penelitian ini mencoba mempelajari hubungan factor –faktor risiko dengan kejadian
suatu penyakit dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap factor risiko
tersebut pada subjek. Walau efek perlakuan yang diberikan secara kolektif pada
individu dalam masyarakat tersebut lebih sering dilakukan dengan pendekatan
kelompok. Contoh : Perlakuan atau intervensi berupa penyuluhan imunisasi untuk ibu
ibu di suatu komunitas, Efeknya akan dilihat dengan meningkatnya cakupan imunisasi
anak balita; perlakuan berupa “PSN” (Pemberantasan sarang nyamuk) disuatu desa,
efeknya akan dilihat dengan menurunnya kasus demam berdarah di desa tersebut.

3. Penelitian Intervensi Kuratif


Penelitian eksperimental/intervensi ini mencoba memberikan perlakuan terhadap
perkembangan suatu penyakit. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengungkapkan
apakah riwayat alamiah suatu penyakit dapat dimanipulasi atau diintervensi secara
spesifik. Perlakuan dalam tipe penelitian ini adalah berupa pemberian
penataklasanaan tindakan kuratif kepada masyarakat untuk menanggulangi penyakit
endemic masyarakat. Perlakuan bias berupa penyuluhan kepada masyarakat dalam
bentuk pengobatan massal. Contoh : Pengobatan massal cacingan pada anak balita
dalam rangka menurunkan prevelensi penyakit cacing peurt; penyuluhan untuk
berobat secara teratur ke klinik TBC paru dalam rangka untuk menurunkan prevalensi
penderita TBC paru.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara garis besar penerapan metode penelitian eksperimen di bidang
kesehatan ini ada dua bentuk, yaitu : Penelitian intervensi dan penelitian klinik atau
lebih dikenal dengan clinical trial

3.2 Saran
Demikianlah hasil dari makalah kami ini, Kami berharap semoga dengan
makalah ini kita semua semakin mengerti dan juga memamahmi dan jika ada
kesalahan kami didalam penyusunan makalah ini baik dari segi isi, tulisan dan nama
kami memohon maaf dan meminta saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah kami menjadi lebih baik lagi kedepan.

Anda mungkin juga menyukai