Anda di halaman 1dari 3

Blognya bintang aira

Jumat, 20 Desember 2013

Sejarah perkembangan IPS PDGK4102

INTISARI
MODUL 2
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS

KEGIATAN BELAJAR 1
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS
SECARA UMUM

Secara umum sejarah perkembangan IPS dapat dilihat dari sejarah perkembangan social
studies yang berkembang di Amerika Serikat. Perkembangan pemikiran ini dipublikasikan oleh NCSS
diberbagai karya akademisnya sejak tahun1935 hingga sekarang. Definisi tentang sosial studies juga
mencakup aspek-aspek ilmu sejarah, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan
filsafat yang dalam prakteknya dipiih untuk tujuan pendidikan pembelajaran disekolah.
Dari penelusuran historisnya, antara tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan dari berbagai
sudut. Salah satu dintaranya ialah dituntut untuk mengajarkan pengetahuan keterampilan dan
sikap yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis. Pada tahun 1960-
1970-an terjadi tarik menarik antara pendukung gerakan the new social studies yang dipelopori oleh
para sejarawan dan ahli ilmu-ilmu sosial dengan gerakan sosial studies yang menekankan pada
citizenship education.
Pada tahun 1955 menurut Barr, dkk. (1977: 37) muncul inovasi Maurice Hunt dan Lawrence
Metcalf yang mencoba melihat cara baru dalam pengintegrasian pengetahuan dan keterampilan
ilmu sosial untuk tujuan citizenship education. Artinya, progam social studies di sekolah
diorganisasikan bukan dalam bentuk pembelajaran ilmu sosial yang terpisah-pisah, tetapi
diorientasikan pada masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat. Perkembangan lain yang terjadi
pada tahun 1957 ialah upaya komprehensif untuk mereformasi social studies. Upaya tersebut dapat
merubah pembelajaran social studies menjadi pembelajaran yang berorientasi kepada the
integrated, reflective inquiry, and problem centered. Kesemua itu telah memperkuat munculnya
gerakan the new social studies.

Terdapat tiga tradisi visi, misi, dan strategi social studies menurut Barr, dkk. Antara lain
adalah:
a)        Social studies taught as citizenship transmission.
Tujuan tradisi ini adalah untuk mengembangkan warga negara yang baik sesuai dengan
norma yang telah diterima secara baku dalam negaranya.
b)        Social studies taught as social science.
Tujuan tradisi ini adalah untuk pengembangan karakter warga Negara yang baik, yang
ditandai oleh kemampuannya dalam melihat dan mengatasi masalah-masalah social dan
personal dengan menggunakan visi dan cara kerja ilmuwan sosial.
c)        Social studies taught as reflective inquiry.
Tujuan tradisi ini adalah memusatkan perhatian pada pengembangan karakter warga
negara yang baik dengan ciri pokoknya mampu mengambil keputusan.
Definisi social studies yang tersirat dan tersurat menurut Barr, dkk. adalah:
a)        Social studies merupakan suatu sistem pengetahuan terpadu.
b)              Misi utama social studies sebagai pendidikan kewarganegaraan dalam suatu masyarakat
yang demokratis.
c)        Sumber utama/kontens social studies adalah social science dan humanities.
d)            Dalam upaya penyiapan warga Negara yang dermokratis terbuka kemungkinan perbedaan
dalam orientasi, misi tujuan dan metode pembelajaran.

Pada tahun 1992 social studies mengadopsi visi terbaru yang diterbitkan dalam dokumen
resmi NCSS pada tahun 1944. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa dalam dua dasawarsa terakhir,
tahun 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai social studies yang sebelumnya mengalami
perkembangan ketidakmenentuan, ketakberkeputusan, ketakbersatuan dan ketakmajuan telah
mengalami perkembangan kemajuan yang pesat.

KEGIATAN BELAJAR 2
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA

Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun
1972-1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung.
Kurikulum PPSP tersebut dapat dianggap sebagai pilar kedua dalam perkembangan gagasan
pengajaran pendidikan IPS, yakni masuknya kesepakatan akademis tentang IPS ke dalam kurikulum
sekolah.
Pada tahap ini konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk, yaitu sebagai berikut:
a) Pendidikan IPS terintregasi dengan nama Pendidikan Kewargaan Negara Studi Sosial.
b) Pendidikan IPS terpisah, di mana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep paying untuk
mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi.
c) Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus yang dalam konsep
tradisi social studies temasuk tradisi transmission.

Pada tahun 1968 muncul pengajaran IPS ala pendidikan kewarganegaraan menurut kurikulum
SD. Setelah itu berubah menjadi pengajaran IPS dalam kurikulum PPSP pada tahun 1973, kemudian
terus berubah menjadi pengajaran IPS dan PMP dalam kurikulum 1975 dan 1984, dan pada akhirnya
muncul mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dalam kurikulum 1994.
Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam:
1)             Pendidikan IPS tepadu di SD kelas 3 sampai dengan kelas 6.
2)                        Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup materi geografi, sejarah,
dan ekonomi koperasi
3)             Pendidikan IPS terpisah di SMU yang terdiri dari sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, dsb.
Setiap mata pelajaran sosial memiliki tujuan sendiri-sendiri. Seperti mata pelajaran sejarah
bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga
masa kini. Mata pelajaran ekonomi bertujuan untuk memberikan bekal kepada siswa mengenal beb
erapa konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah
ekonomi yang dihadapinya secara kritis dan objektif. Sedangkan mata pelajaran sosiologi bertujuan
untuk memahami secara kritis berbagai persoalan yang muncul seiring dengan perubahan
masyarakat.
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini
pendidikan IPS terpilah dalam dua arah, yaitu Petama, PIPS untuk dunia persekolahan; dan kedua,
PDIPS untuk perguruan tinggi pendidikan guru IPS di ISIP/STIKIP/FKIP.

Pengertian Versi PIPS


*Versi PIPS untuk pendidikan Dasar dan Menengah:
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora,
serta kegiatan dasar manusia, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan
pedagosis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
*Versi PIPS untuk Jurusan Pendidikan IPS-IKIP:
PIPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Tentang kedudukan PIPS/PDIPS dalam konteks orang lebih luas dan tampaknya cukup
prospektif. Misalnya Dahlan (1997) melihat PIPS sebagai upaya strategis pembangunan manusia
seutuhnya untuk menghadapi era globalisasi. Sementara itu Tsauri (1997:1) melihat PIPS sebagai
peranan dalam perspektif pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, juga sebagai
upaya pengembangan disiplin yang kuat, ketekunan yang luar biasa, integritas diri yang kokoh,
wibawa yang mantap, rasa tanggung jawab yang tinggi, dan pengabdian yang dalam.

PARADIGMA PEMBANGUNAN PENGETAHUAN DALAM BIDANG PDIPS

Hal yang dimaksud dengan paradigma adalah accepted pattern or model: (Kuhn: 1970). Secara
operasional paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS diartikan sebagai pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seyogianya digunakan oleh para pakar
atau ilmuwan PDIPS dalam melakukan kegiatan “konstruksi, interpretasi, transformasi, dan
rekonstruksi (KITR)” pengetahuan sampai pada akhirnya ditemukan teori (Sanusi, 1998: 19).
PDIPS sebagai suatu sistem pengetahuan terpadu yang perlu dikaji secara terus-menerus
melalui berbagai upaya penelitian, pengembangan, dan penerapan (research, development, and
diffusion) yang melibatkan para pakar dan praktisi dalam bidang PIPS dan PDIPS. Dengan
demikian , PDIPS dapat berkembang memenuhi tuntutan sebagai suatu disiplin.

By :aim_iecha

Unknown di 21.29

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai