Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU AGENDA I

Isu AKTUAL YANG TERJADI DI SDN 76 LEBONG

NAMA : WIWINDA KARAWITA,S.Pd

NIP : 199007272020122002

PESERTA LATSAR CPNSD

KABUPATEN LEBONG ANGKATAN 80


ISu AKTUAL YANG TERJADI DI SDN 76 LEBONG
Begitu banyak masalah yang ada di SDN 76 Lebong saat ini diantaranya adalah
1. Siswa sering tidak masuk sekolah
2. kurangnya sarana dan prasarana di lingkungan sekolah
3. Kurangnya penerapan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat
4. K ur a ngnya Mi na t M em ba ca si swa

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi diatas, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).
Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu
masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:

a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa
sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan
tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang
prioritas.
Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan
perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu :
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat di bicarakan
2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks
3. Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak, artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya.
Tabel. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL

NO ISU FAKTOR KETERANGAN

A P K L
1 Siswa sering tidak masuk sekolah ✓ ✓ ✓ - Tidak Memenuhi
syarat

2 Kurangnya sarana dan prasarana di ✓ ✓ ✓ - Tidak


lingkungan sekolah
Memenuhi
syarat
3 Kurangnya penerapan kegiatan ✓ ✓ ✓ √ Memenuhi
perilaku hidup bersih dan sehat
syarat
4 K ur a ngnya Mi na t Mem ba ca ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi syarat
si swa 

Berdasarkan hasil analisis di atas, isu yang memenuhi syarat adalah “Kurangnya Penerapan
kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat”, dan “K ur a ngnya Mi na t Mem ba ca si swa”. Kedua
isu tersebut memenuhi syarat karena kelayakan terpenuhi, kedua isu ini masuk dalam
kewenangan penulis sebagai Guru Kelas III SDN 76 Lebong. Sedangkan isu “Siswa sering keluar
masuk sekolah” bisa tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai azas layak. Hal
ini dikarenakan penulis tidak bisa melakukan intervensi sendiri terkait dengan adanya peran
orang Tua. Selain itu, isu “Kurangnya sarana dan prasarana di lingkungan sekolah” tidak
memenuhi syarat kelayakan karena tetkait dengan tugas Wakil Kepala Sekolah dan sesuai dengan
ketersediaan Dana bos.

Hasil validasi isu ditunjukkan oleh tabel. Dari empat isu yang berhasil diidentifikasi,
terdapat dua isu yang valid. Kedua isu yang valid ini kemudian dianalisis lebih lanjut
menggunakan perangkat USG.

Dalam menentukan prioritas masalah, penulis juga menggunakan analisis USG sebagai
alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan
kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG. Lebih
jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:

USG merupakan kependekan dari Urgency, Seriousness, Growth merupakan salah satu alat
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Cara menggunakan USG adalah
dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan
skala nilai (likert). Isu yang meiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Keterangan
penjelas mengenai pengertian urgency, seriousness, dan growth diuraikan sebagai berikut :
a) Urgency, maksudnya seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi
b) Seriousness, maksudnya seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak
dipecahkan
c) Growth, maksudnya seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau
dibiarkan.

Tabel. Teknik USG


No ISU Kriteria Prioritas
U S G
1 4 4 4 12
Kurangnya penerapan kegiatan
perilaku hidup bersih dan sehat
2 Kurangnya Minat Membaca Siswa 5 5 5 15

Keterangan:
U: Urgency; S=Seriousness; G: Growth.
Interval penentuan prioritas:
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak;
Angka 4: mendesak/gawat dan dampak;
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah”
Kurangnya Minat Membaca Siswa’’. ini menjadi lebih prioritas dibandingkan “Kurangnya
penerapan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat” , karena kemampuan mebaca siswa sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari . Selain itu dari seluruh siswa kelas III SDN 76
Lebong yang berjumlah 26, 13 siswa laki-laki dan 13 sisiwa perempuan hanya ada satu orang
yang lancar membaca.
Apabila isu tersebut tidak segera ditindaklanjuti, maka akan terjadi dampak negatif, yaitu proses
pembelajaran jarak jauh akan berjalan kaku, monoton, dan membosankan sehingga siswa pun bisa
jadi malas mempelajari mata pelajaran bahasa indonesia jika tidak paham cara mengerjakannya.
Capaian pembelajaran tidak tercapai sehingga siswa tidak mendapatkan kompetensi yang
diharapkan. Hasil belajar menurun, pengetahuan dan pemahaman tentang membaca tidak
ada sehingga membuat kesulitan mengerjakan ulangan. Akan ada siswa yang hasil belajar Bahasa
Indonesia nya dibawah KKM sehingga sulit melanjutkan kekelas berikutnya. Bagi instansi
akreditasi menurun. Selanjutnya dampak jangka panjang tidak mampu bersaing/berkompetisi di
kelas berikutnya atau di jenjang SMP sehingga berakibat terhadap menurunnya kepuasan
masyarakat terhadap lulusan dari instansi.
Dari isu yang ada diatas, adapun upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar
dapat menyelesaikan isu tersebut adalah memberikan penjelasan membaca yang tepat, cepat,
menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, dan memberikan buku-buku pembelajaran
yang kreatif dan menarik. Sehingga siswa senang untuk mempelajari pelajaran membaca ini.

Anda mungkin juga menyukai