A. Identifikasi Isu
Berikut isu aktual yang merupakan masalah di kelas III SDN 44 Lebong, diantaranya :
1. Kurangnya minat belajar
2. Rendahnya semangat mengerjakan tugas yang diberikan guru
3. Sulit berhitung
4. Tidak Disiplin
B. Analisis Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi diatas, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).
Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu
masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan
kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan
tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan
perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu :
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks
3. Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak, artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya.
Berikut analisis isu aktual yang merupakan masalah di kelas III SDN 44 Lebong.
Tabel. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
NO ISU FAKTOR KETERANGAN
A P K L
1 Kurangnya minat belajar ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi syarat
Berdasarkan hasil analisis di atas, isu yang memenuhi syarat adalah “Sulit Berhitung”, dan
“Kurangnya minat belajar”. Kedua isu tersebut memenuhi syarat karena kelayakan terpenuhi, kedua
isu ini masuk dalam kewenangan penulis sebagai Guru Kelas III SDN 44 Lebong.
Sedangkan isu “Rendahnya semangat mengerjakan tugas yang diberikan guru” dan isu “Tidak
Disiplin” tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai azas layak. Hal ini dikarenakan karena terkait
kerjasama dengan banyak pihak seperti Guru Kelas dari kelas 1-6, Kepala Sekolah dan Guru BK.
Hasil validasi isu ditunjukkan oleh tabel. Dari empat isu yang berhasil diidentifikasi, terdapat
dua isu yang valid. Kedua isu yang valid ini kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat
USG.
USG merupakan kependekan dari Urgency, Seriousness, Growth merupakan salah satu alat
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Cara menggunakan USG adalah dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai (likert).
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Keterangan penjelas mengenai
pengertian urgency, seriousness, dan growth diuraikan sebagai berikut :
a) Urgency, maksudnya seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi
b) Seriousness, maksudnya seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak dipecahkan
c) Growth, maksudnya seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan.
Keterangan:
U: Urgency; S=Seriousness; G: Growth.
Interval penentuan prioritas:
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak;
Angka 4: mendesak/gawat dan dampak;
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah “Sulit
Berhitung”. Isu ini menjadi lebih prioritas dibandingkan “Kurangnya minat
belajar” karena pembelajaran Berhitung, baik itu pengurangan, penjumlahan, perkalian dan
pembagian sangat mendesak dalam waktu dekat untuk merealisasikan pembelajaran Matematika
kelas V. Selain itu dari seluruh siswa kelas III SDN 44 Lebong yang berjumlah 3 Orang, 2 siswa laki-
laki dan 1 siswa perempuan hanya ada 1 yang lancar dalam berhitung terutama perkalian.