PENDAHULUAN
1
mendapatkan nip di th 2020 karna Nilai Saya yang selalu menduduki
pringkat ke 2 dari tes SKD Sampai pada tes SKB sedangkan formasi Cuma
satu ,Tetapi berkat Do’a bisa merubah segalanya yang dari jaman ke
jaman tidak ada yang namanya perenkingan alhamdulillah di Tahun 2019
Itu ada yang namanya prengkingan untuk mengisi kekosongan
formasi ,dan alhamdulillah say masuk prengkingan 10 besar . Walaupun
yang akhirnya Penempatan Tgas saya tidak sesuai dengan pendaftaran
tetapi saya tetap bersukur bisa memiliki NIP dan Perjuangan saya slama ini
tidak ada yang sia-sia.
2
dasar tersebut yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA). Nilai-nilai dasar inilah yang
menjadi pedoman seorang pendidik guna menciptakan pendididkan
yang berkualitas. Menghitung mempunyai peranan penting dan salah
satu kunci menciptakan Pendidikan yang berkualitas. Kebiasaan
menghitug harus bisa ditanamkan sejak dini yaitu sejak masih duduk di
bangku sekolah dasar. Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di
Indonesia adalah rendahnya minat untuk berhitung . Dalam mengatasi
hal tersebut saya ingin mencoba menerapkan cara menghitung ukuran
berat dengan media timbangan. Persoalan minat Hitung siswa
merupakan hal yang sangat fundamental dan butuh perhatian serius
dalam dunia Pendidikan, khususnya di sekolah dasar.Guru sebagai
tenaga pendidik professional dengan tugas utama mendidiki,
mengajar, membimbing dan melatih, menilai serta mengevaluasi
peserta didik di dalam kelasnya, tentunya berada pada posisi terdepan
dalam mencetak generasi muda sebagai penerus bangsa yang
berkualitas dalam ilmu pengetahuan. Tentunya hal ini sangat
membutuhkan aktualisasi seorang guru.dalam meningkatkan minat
Hitung siswanya disamping guru menguasai kompetensi dasar bidang
ilmunya.
3
1.2. Identifikasi dan Penetapan Core Isue
Isu – isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari
aspek :
1. Pelayanan Publik
2. Manajemen ASN
3. Whol of Goverment ( WOG)
4
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Setiap isu dinilai dengan memberikan skor antara 1-5. Dengan
ketentuan angka 1 berarti sangat tidak urgent sampai dengan 5 yang
berarti sangat urgent. Dengan menggunakan teknik diatas, maka
dilakukan pengidentifikasian isu dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Score
No Identifikasi Isu Tot RK
U S G
1. Kurangnya minat siswa untuk
belajar 3 3 4 10 II
5
mendesak berpengaruh berdampak
2. Manfaat
Manfaatnya adanya aktualisasi sebagai berikut :
a. Bagi Peserta Didik
6
Menjadikan siswa lebih berminat untuk belajar matematika
dengan menggunakan media Sehingga dapat meningkat hasil
belajar siswa.
b. Bagi Guru
Lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap tupoksinya
khususnya sebagai seorang guru ataupun pendidik
c. Bagi Sekolah
Memberikan distribusi dalam mengembangkan kualitas seorang
guru dan proses peningkatn prestasi siswa melalui media
pembelajaran.
7
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA
Profil Sekolah
SD Negeri 1 Sirnagalih
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD NEGERI 1 SIRNA GALIH
2 NPSN : 10805085
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Raya Sirnagalih
RT / RW : 1 / 1
Kode Pos : 35379
Kelurahan : Sirnagalih
Kecamatan : Kec. Ulu Belu
Kabupaten/Kota : Kab. Tanggamus
8
Provinsi : Prov. Lampung
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -5,239 Lintang
104,4191 Bujur
7 SK Pendirian Sekolah : OP.740/1234/2/PK/1984
8 Tanggal SK Pendirian : 1984-03-05
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : OP.740/1234/2/PK/1984
MISI
• Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif bagi
siswa sesuai dengan potensi masing- masing
• Memotifasi dan membantu setiap siswa untuk mengenali
potensi dan bakat yang dimiliki,sehingga dapat di kembangkan
secara optimal.
• Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
agama yang di anut dan budaya bangsa,sehingga menjadi
sumber kearipan dalam bertindak
9
2.1.2 Struktur Organisas SD Negeri 1 Sirnagalih :
KEPALA SEKOLAH
GURU KELAS 1A GURU KELAS 3A GURU KELAS 2A GURU KELAS 4A GURU KELAS 6B
FATMAWATI
CUCU SUPRIADI, S.Pd KIAGUS ALAMSYAH, S.Pd
RITA DIANA, S.Pd NIP.
SRINI LESTARI, S.Pd NIP. NIP.
NIP. 198607032020122007 19690419200701200
198307082010011009 197305112014061001
6
SARTIM, S.Pd
SANTI OKTATIANA NINING ITALIA, S.Pd
NIP. 197801192014061001
PENJAGA SD
SISWA
10
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungi Guru
a. Tugas guru pokok guru
Guru adalah pendidik profesional tugas utama
mendidik ,mengajar ,membimbing
mengarahkan ,melatih,menilai dan mengevaluasi peserta
didik .
b. Fungsi guru
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa
2. Menjunjung tinggi praturan perundang-
undangan ,hukum dan kode etik guru
3. Menciptakan suasana yang kondusip
4. Menjaga komitmen sebagai guru
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa
keputusan atau tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan
hasil evaluasinya dapat berupa reward dan punishment. Akuntabilitas
yang dilakukan oleh ASN akan teruji ketika ASN tersebut mengalami
permasalahan dalam transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan
kewenangan, penggunaan sumber daya milik Negara, dan konflik
kepentingan. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens
11
2007 dalam Kusumasari et al. 2015), yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrok demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Prinsip yang terkandung dalam akuntabilitas antara lain integritas,
tanggung jawab, transparansi, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, dan konsistensi. Prinsip tersebut menjadi dasar dalam
melaksanakan kegiatan terkait implementasi nilai akuntabilitas.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme yang memuliakan kemanusiaan universal dengan
menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat
manusia.
12
yaitu kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. PNS dalam
menjalankan tugas dan fungsinya harus berpegang pada prinsip adil dan
netrai. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok
atau golongan yang ada. Sedangkan adil, berarti PNS dalam
melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
objektif, jujur, dan transparan.
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai "the
dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation”. Secara lebih spesifik Collins Cobuild (1990:480)
mendefinisikan etika sebagai "an idea or moral belief that influences the
behaviour, attitudes and philosophy of life of a group of people". Oleh
karena itu, konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral.
Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik
bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Dengan
demikian, etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik
atau benar sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Selain itu ada tiga fokus
utama dalam pelayanan publik, yaitu:
a. pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi; dan
c. modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
13
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
g. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
h. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
i. mengutamakan kepeminpinan berkualitas tinggi.Menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama;
j. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
k. mendorong kesetaraan daiam pekerjaan; dan
l. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Sesungguhnya konsep mutu berkembang seiring dengan
berubahnya paradigma organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia,
yang semula lebih berorientasi pada terpenuhinya jumlah (kuantitas)
produk sesuai permintaan, dan kini, ketika aneka ragam hasil produksi
telah membanjiri pasar, maka kepuasan konsumen lebih dititik beratkan
pada aspek mutu (kualitas) produk. Mutu sudah menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi. Banyak definisi mutu yang dikemukakan oleh para
ahli. Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada
definisi mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah
merumuskan pengertian mutu sebagai berikut “Quality is a dynamic
state associated with products, services, people, processes, and
environments that meets or exceeds expectation.” Menurut definisi yang
dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
14
Komitmen mutu terkait dengan efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
mutu.Menurut Yunarsih dan Taufiq (2015) terdapat enam pilar
komitmen mutu, yaitu sebagai berikut.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya,
korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu
alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda
terkait dengan TIN DAK PI DANA KORUPSI . Menurut UU No. 31/1999 jo
No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri
dari:
a. kerugian keuangan negara,
b. suap-menyuap,
c. pemerasan,
d. perbuatan curang,
15
e. penggelapan dalam jabatan,
f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. gratifikasi.
16
a. Pelaksana kebijakan publik;
b. Pelayanan publik; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sementara menurut UU No. 25
Tahun 2009 tentang pelayanan publik dijelaskan bahwa pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang dan jasa yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
17
Pelayanan publik memiliki tiga unsur, di antaranya sebagai berikut.
a. Unsur pertama, setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan UU untuk
kegiatan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata untuk kegiatan pelayanan publik.
b. Unsur kedua, orang, masyarakat, atau organisasi yang
berkepentingan atau yang membutuhkan layanan (penerima
layanan).
c. Unsur ketiga, kepuasan pelanggan menerima layanan perlu
diperhatikan penyelenggara (pemerintah) agar pelayanan yang
diberikan dapat memuaskan pelanggan.
3. Whole of Goverment
Whole Of Government (WOG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
koiaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalm ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WOG dapat
juga disebut sebagai pendekatan integrasi, yakni pendekatan yang
18
melibatkan sejumlah kelembagaan terkait dengan urusan-urusan yang
relevan. WOG memiliki kata kunci yang dapat menjadi indikator. Kata
kunci tersebut antara lain yaitu sebagai berikut.
a. Ling (2002) menjelaskan bahwa WOG merupakan keseluruhan dari
berbagai respon akibat permasalahan yang berbeda antar sektor
publik dan berkeinginan untuk meningkatkan integrasi, koordinasi
dan kapasitas. Berdasarkan definisi tersebut, kata kunci dalam
WOG adalah integritas, koordinasi, dan kapasitas.
b. Shergol & others (2004) menjelaskan bahwa WOG menunjukkan
lembaga pelayanan publik yang bekerja lintas batas untuk
mencapai tujuan bersama dalam integrasi pemerintahan yang
terpadu sebagai respon dari isu tertentu, mereka dapat fokus pada
pengembangan kebijakan, program manajemen dan pemberian
pelayanan. Kata kunci WOG dalam definisi ini adalah
lembagapelayanan publik, lintas batas, tujuan bersama, sebuah
respon pemerintah, terpadu, satu masalah.
c. USIP menjelaskan bahwa WOG merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan upaya kolabortif dari lembaga-lembaga
pemerintahan untuk mencapai tujuan bersama, disebut juga
pendekatan integrasi yakni bentuk upaya dan kerjasama antar
pihak terkait, pemerintah dan lainnya. Kata kunci WOG dalam
definisi ini adalah upaya kolaboratif, tujuan bersama, kerjasama.
19