KOMITMEN BER-ANEKA
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline dealing with
what is good and bad and with moral duty and obligation”. Secara lebih spesifik Collins Cobuild
(1990:480) mendefinisikan etika sebagai “an idea or moral belief that influences the behaviour,
attitudes and philosophy of life of a group of people”. Oleh karena itu konsep etika sering
digunakan sinonim dengan moral.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai
berikut:
1.Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2.Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
3.Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4.Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5.Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6.Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7.Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8.Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9.Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
10.Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11.Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14.Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.
4. Komitmen Mutu
Ada sepuluh strategi yang mesti dijalankan organisasi agar pelaksanaan manajemen mutu terpadu
dapat berjalan baik, yaitu :
o Menyusun program kerja jangka panjang yang berbasis mutu;
o Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan agar dapat menampilkan kinerja yang lebih
baik dari waktu ke waktu (doing something better and better at the right time);
Untuk menciptakan mutu pelayanan prima diperlukan perubahan orientasi, sikap, dan cara kerja
sebagai berikut :
o Dari orientasi kepada peraturan menjadi orientasi kepada masyarakat. Hal ini bukan berarti
bahwa birokrasi tidak perlu lagi memenuhi peraturan perundangan. Legalitas bertindak tetap
diperlukan sebagai sarana untuk menjamin keadilan dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat.
o Dari cara kerja “asal bapak senang” dan asal-asalan menjadi berorientasi kepada mutu. Konsep
mutu mengharuskan setiap orang sadar bahwa sekecil apapun yang dia lakukan pasti akan
berdampak luas bagi masyarakat. Oleh karena itu, setiap aparatur diharuskan melakukan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara baik dan benar. Baik artinya pekerjaan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawabnya, sedangkan benar artinya pekerjaan dapat
diselesaikan tanpa kesalahan, efektif dan efisien.
o Dari sikap pasif menjadi proaktif dan inovatif. Pada masa lalu, aparatur cenderung
menjadikan ketaatan kepada peraturan dan pimpinan sebagai ukuran prestasi kerja. Dalam
sistem demokrasi saat ini aparatur harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat. Konsep mutu dalam pelayanan sangat dinamis karena harapan dan
kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Untuk menjawab tuntutan mutu pelayanan,
maka aparatur harus bersikap proaktif menggali informasi apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan mencari peluang untuk memperbaiki cara kerjanya secara terus menerus.
Dalam hal ini, penting bagi aparatur untuk mengembangkan inovasi sebagai sarana
menjawab harapan masyarakat yang selalu meningkat.
o Dari cara kerja individualis dan egosentris (bekerja sendiri sendiri dan berorientasi
melayani pimpinan) menjadi cara kerja tim (kolektif) sebagai satu kesatuan proses untuk
melayani masyarakat.
5. Anti Korupsi
Indriyanto Seno Adji : Berdasarkan pemahaman dan dimensi baru mengenai kejahatan yang
memiliki konteks pembangunan, pengertian korupsi tidak lagi diasosiasikan dengan penggelapan
keuangan negara saja. Tindakan bribery (penyuapan) dan kickbacks (penerimaan komisi secara
tidak sah) juga dinilai sebagai sebuah kejahatan.
Nilai-nilai dasar anti korupsi :
Jujur
Peduli
Mandiri
Disiplin
Tanggung jawab
Kerja keras
Sederhana
Berani
Adil
ASN Sebagai Perekat dan Sebagai perekat dan pemersatu bangsa, ASN di
Pemersatu Bangsa RS.Ernaldi Bahar harus bersikap netral, tidak
memihak kepada golongan tertentu, sehingga
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
baik, kepada semua masyarakat tanpa melihat
status, suku, agama, atau pun rasnya.
3. Etika Publik Menjalankan Tugas Memberikan standar pelayanan kesehatan yang
Secara Profesional Dan baik, kepada semua masyarakat tanpa pandang
Tidak Berpihak bulu.
informasi.
ASN Sebagai Sebagai perekat dan pemersatu bangsa,
Perekat dan ASN di RS.Ernaldi Bahar harus bersikap
Pemersatu netral, tidak memihak kepada golongan
Bangsa tertentu, sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik, kepada
semua masyarakat tanpa melihat status,
suku, agama, atau pun rasnya.
3. Etika Publik Menjalankan Memberikan standar pelayanan kesehatan
Tugas Secara yang baik, kepada semua masyarakat tanpa
Profesional Dan pandang bulu.
Tidak Berpihak
Membuat Melaksanakan pelayanan kesehatan
Keputusan dengan baik dan tepat serta profesional
Berdasarkan sesuai dengan SOP rumah sakit dan tidak
Prinsip Keahlian asal-asalan.
Mempertanggu Membuat laporan dan pendokumentasian
ngjawabkan serta pencatatan tindakan keperawatan
Tindakannya sebagai bukti tanggung jawab kerja yang
Kepada publik telah dilakukan
Memiliki Menerapkan Sistem Informasi yang telah
Kemampuan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
Dalam untuk proses merujuk pasien ke faskes lain,
Menjalankan menggunakan aplikasi SISRUTE (sistem
Kebijakan Dan informasi rujukan rumah sakit terpadu).
Program
Pemerintah
Memberikan Memberikan pelayanan kesehatan kepada
Layanan Kepada masyarakat dengan senyum, salam dan
Publik Secara sapa.
Jujur,Tanggap,C
epat,Akurat,Ber
daya Guna,dan
Santun
4. Komitmen Efektif Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero-
Mutu defect) dan tanpa pemborosan (zero-
waste), sejak memulai setiap pekerjaan
(doing the right thing right first time and
every time);
Efisien Memberikan pelayanan kesehatan
berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.
Inovatif Memfokuskan kegiatan pada kepuasan
pasien, baik internal maupun eksternal
Berorientasi Menjadikan indeks kepuasan masyarakat
Mutu sebagai acuan, untuk membenahi layanan
kesehatan yang kurang baik, serta
mempertahankan dan meningkatkan
layanan kesehatan yang tergolong baik.
5. Anti Korupsi Kejujuran Memberikan informasi yang benar dan
sesuai peraturan yang berlaku terkait
ketentuan dan persyaratan pelayanan
kepada masyarakat.
Kepedulian Memberikan pelayanan yang ramah
kepada pasien.
Kemandirian Melaksanakan tugas kedinasan ataupun
tupoksi masing-masing dengan baik.
Kerja Keras Bekerja dengan sungguh-sungguh dan
memberikan kontribusi semaksimal
mungkin sebagai bentuk pengabdian.
Kesederhanaan Tidak berlebihan dalam berpenampilan dan
bersikap. Namun tetap menjaga
kebersihan dan kerapihan dalam
berpenampilan, serta menjaga tingkah laku
yang baik, ramah dan sopan di tempat
kerja.
Keberanian Mengingatkan dan mencegah rekan yang
akan melakukan pelanggaran, serta
menegur rekan kerja ataupun masyarakat
yang bertindak di luar ketentuan dalam
proses pelayanan kesehatan.
Berikut ini adalah tabel analisis faktor penyebab dari belum terealisasikan nya nilai-nilai ANEKA, akibat
yang terjadi jika dibiarkan, serta alternatif solusinya :
Peserta pelatihan dasar CPNS angkatan LXXI BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan dengan ini bersedia
menerapkan nilai-nilai sebagai berikut :
Anuwar Iqbal,S.Kep.,Ners