Anda di halaman 1dari 4

PESERTA LATSAR GOLONGAN III – ANGKATAN 24 – KELOMPOK 3

Kamis, 7 April 2022


NAMA : MIA WIDYASTUTI, S.Pd
NDH : 23

PENETAPAN CORE ISU DAN GAGASAN KREATIF

1. ANALISIS ISU
Dari beberapa isu yang telah dipaparkan dari tugas sebelumnya maka perlu dilakukan
analisis isu untuk menyeleksi isu yang lebih dominan untuk segera diselesaikan. Analisis isu
tersebut menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan)
dengan skala penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert. Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa
masalah tersebut benar terjadi dan telah menimbulkan kegelisahan sehingga perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya. Jika diperbaiki, dapat memberikan nilai kekhalayakan yang baik
untuk semua orang serta masalah tersebut logis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang dan tanggung jawab. Nilai AKPL ini didapat dari hasil pengamatan dan pengalaman
peserta.

No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat


1. Kurangnya Keaktifan Belajar Peserta 3 4 3 4 14 III
Didik Dalam Pembelajaran PTMT
2. Rendahnya Hasil Belajar Matematika Pada 4 4 4 5 17 I
Materi Pengukuran Waktu
3. Kurangnya Kepercayaan Diri Peserta 3 3 3 4 13 IV
Didik Pada Saat Pembelajaran
4. Rendahnya Minat Membaca Peserta Didik 3 4 5 4 16 II
5. Kurangnya Semangat Belajar Peserta 3 3 3 3 12 V
Didik Dalam Pembelajaran
Adapun kriteria penetapan skala penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert indikator AKPL,
yaitu:
Aktual Kekhalayakan
1. Tidak Aktual 1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Jarang Aktual 2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup Aktual 3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Aktual 4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat Aktual 5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
PESERTA LATSAR GOLONGAN III – ANGKATAN 24 – KELOMPOK 3

Problematik Kelayakan
1. Masalah sederhana 1. Masuk akal
2. Masalah kurang kompleks 2. Realistis
3. Masalah cukup kompleks namun tidak 3. Cukup masuk akal dan realistis
perlu segera dicarikan solusi
4. Masalah kompleks 4. Masuk akal dan realistis
5. Masalah sangat kompleks sehingga 5. Masuk akal, realistis, dan relevan
perlu dicarikan segera solusinya untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Setelah penetapan masalah dengan menggunakan teknik AKPL, kemudian menarik 3 masalah
yang dipertimbangkan kembali untuk dijadikan masalah prioritas atau masalah utama. Ketiga
masalah tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik U (Urgency), S
(Seriousness), dan G (Growth).
Berikut tabel identifikasi masalah menggunakan teknik USG
No. Isu U S G Jumlah Peringkat
1. Rendahnya Hasil Belajar 4 4 5 13 I
Matematika Pada Materi
Pengukuran Waktu
2. Rendahnya Minat Membaca Peserta 4 3 4 11 II
Didik
3. Kurangnya Keaktifan Belajar 3 3 3 9 III
Peserta Didik Dalam Pembelajaran
PTMT

Adapun kriteria penetapan skala penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert indikator USG, yaitu
Urgency Seriousness: Growth:
1. Tidak mendesak 1. Tidak berakibat serius 1. Tidak berkembang
2. Kurang mendesak 2. kurang berakibat serius 2. Kurang berkembang
3. Cukup mendesak 3. Berakibat cukup serius 3. Cukup berkembang
4. Mendesak 4. Berakibat serius 4. Berkembang
5. Sangat mendesak 5. Berakibat sangat serius 5. Sangat berkembang
PESERTA LATSAR GOLONGAN III – ANGKATAN 24 – KELOMPOK 3

Berdasarkan pendekatan analisis teknik AKPL dan USG, maka kesimpulan yang diperoleh
mengarah pada masalah: “Rendahnya Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pengukuran
waktu”

2. AKAR PENYEBAB CORE ISU


Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan selanjutnya adalah mengidentifikasi akar
penyebab dari munculnya isu tersebut menggunakan diagram fishbone:

Berdasrkan diagram fishbone tersebut dapat ditarik kesimpulan akar dari permasalahan rendahnya
hasil belajar matematika materi perkalian adalah sebagai berikut:
1. Media yang digunakan tidak menarik
2. Kurangnya dukungan dari beberapa pihak
3. Pembelajaran membosankan
4. Sumber belajar yang terbatas

3. PENENTUAN GAGASAN KREATIF


Berdasarkan akar penyebab core isu yang telah diidentifikasi maka perlu adanya gagasan kreatif
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Untuk menentukan gagasan kreatif tersebut maka
diperlukan analisis menggunakan tapisan Mc. Namara sebagai berikut:

No Alternatif Solusi Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total Ket


(Ketepatan) (Biaya)
1. Membuat media berupa video 5 4 4 13 I
pembelajaran “powloomie”
PESERTA LATSAR GOLONGAN III – ANGKATAN 24 – KELOMPOK 3

2. Memberikan ice breaking 4 3 4 11 II


ditengah pembelajaran agar
tidak membosankan
3. Menyediakan sumber belajar 4 3 3 10 III
lain
Adapun kriteria penetapan skala penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert indikator Alternatif solusi,
yaitu:
Efektivitas / Efisiensi /Kemudahan:
1. Tidak Efektif / Tidak Efisien / Tidak Mudah
2. Kurang Efektif /Kurang Efisien / Kurang Mudah
3. Cukup Efektif /Cukup Efisien / Cukup Mudah
4. Efektif / Efisien / Mudah
5. Sangat Efektif / Sangat Efisien / Sangat Mudah

Berdasarkan isu dan hasil analisis menggunakan tapisan MC Namara maka terpilih gagasan
alternatif sebagai solusi yaitu “Penggunaan media video pembelajaran “powloomie” untuk
meningkatkan hasil belajar matematika materi pengukuran waktu”

Anda mungkin juga menyukai