228-Article Text-647-1-10-20200324

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.

S G2 P1 A0 USIA 36 TAHUN USIA


KEHAMILAN 39 MINGGU 1 HARI DENGAN PERSALINAN
DISTOSIA BAHU DI KLINIK SALLY
TAHUN 2018

Wenni Grecyana Sihotang1, Ermawaty Siallagan2

INTISARI

Latar Belakang: Distosia bahu merupakan kondisi kegawatdaruratan obstetri


pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah
lahirnya kepala. Kasus distosia bahu memang tidak umum terjadi namun
membahayakan bagi ibu dan janin. di Indonesia kematian perinatal dilaporkan
terjadi pada 0,4-0,5 % kasus distosia bahu tahun 2010.
Tujuan: Mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. S GII PI A0 Umur 36
Tahun Usia Kehamilan 39 Minggu 1 Hari dengan Persalinan Distosia Bahu di
Klinik Sally dengan menggunakan pendekatan Manajemen 7 Langkah Varney.
Metode: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif. Lokasi studi kasus di
Klinik Sally pada tanggal 26 Maret -18 April 2018
Hasil: Dari hasil penyusunan laporan tugas akihi ini mendapat gambaran dan
pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
distosia bahu dan bahu serta tubuh bayi seluruhnya dapat dilahirkan dengan
melakukan Manuver McRobert
Kesimpulan: Distosia bahu merupakan kondisi kegawatdaruratan obstetri pada
persalinan per vaginam dimana bahu janin gagal lahir secar spontan setelah
lahirnya kepala. Pada Ny. S bahu telah dapat dilahirkan dengan melakukan
Manuver McRobert

Kata Kunci : Distosia bahu


MIDWIFERY CARE ON MRS. S G2 P1 A0 AGE 36 YEARS OLD AGE
PREGNANCY 39 WEEKS 1 DAY WITH SHOULDER DYSTOCIA
AT SALLY CLINIC
YEAR 2018

Wenni Grecyana Sihotang 1 , Ermawaty Siallagan 2

ABSTRACT

Background : Shoulder dystocia is an emergency obstetric condition in vaginal


delivery where the vetal shoulder fails spontaneously after birth of the head.
Cases of shoulder dystocia are not common but harmful to the mother and fetus.
In Indonesia perinatal mortality is reported to occur in 0,4-0,5 % of cases of
shoulder dystocia in 2010.
Goals : Able to perform Midwifery Care at Ny. S G2 P1 A0 age 36 years of
pregnancy 39 week 1 day with shoulder dystocia at Sally Clinic using 7 step
Varney Mangement approach.
Methods : Type of case study report with descriptive method. Location of case
study at Sally Clinic on March 26 – April 18 2018
Result : From the results of the preparation of this task report gets a real picture
and experience in maternity midwifery care with shoulder and shoulder dystocia
and whole baby body can be born by maneuvering McRobert.
Conclution : Shoulder dystocia is a condition of obstetric emergency in vaginal
delivery where the fetal shouler fails to arise spontaneously after birth of the head
on Mrs. S shoulder can be born by doing McRobert Manuver

Keywords: Shoulder Dystoca

Pendahuluan Indonesia kematian perinatal


Distosia bahu merupakan dilaporkan terjadi pada 0,4-0,5 %
kondisi kegawatdaruratan obstetri kasus distosia bahu. Kematian
pada persalinan pervaginam dimana perinatal didefenisikan sebagai
bahu janin gagal lahir secara spontan tingkat kematian fetus dan neonatus
setelah lahirnya kepala. Kasus per 1.000 kelahiran hidup. Kematian
distosia bahu memang tidak umum terjadi akibat kerusakan sistem saraf
terjadi namun membahayakan bagi pusat akibat hipoksia akut atau
ibu dan janin. Distosia bahu memiliki trauma fetus sebagai komplikasi
kaitan erat dengan terjadinya cedera persalinan dengan distosia bahu.
pleksus brakialis. Cedera brakialis Persalinan adalah proses
berkisar 1-20% dari seluruh kasus pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
distosia bahu (Paat, 2015). plasenta)yang telah cukup bulan atau
Menurut WHO, angka dapat hidup di luar kandungan
terjadinya distosia bahu berkurang melalui jalan lahir dengan bantuan
dari 30/324 kelahiran (9,3%) menjadi atau tanpa bantuan (kekuatan
6/262 (2,3%). Sedangkan di sendiri). Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan sejati, seluruh kasus distosia bahu (Paat,
yang ditandai dengan perubahan 2015).
serviks secara progresif dan diakhiri Komplikasi dari distosia bahu
dengan kelahiran plasent yang dapat terjadi meliputi berbagai
(Sulistyawati, 2013). derajat cedera pleksus brakialis dan
Proses persalinan dipengaruhi yang jarang terjadi, kerusakan sistem
oleh tiga faktor yaitu : kekuatan saraf pusat traumatis, asfiksia, dan
mendorong janin keluar (power) fraktur klavikula hingga kematian
yang meliputi his (kekuatan uterus), neonatal. Komplikasi yang dapat
kontraksi otot dinding perut, terjadi pada ibu antara lain laserasi
kontraksi diafragma. Faktor lainnya jalan lahir, perdarahan. Hingga kini
adalah faktor janin (passanger) dan distosia bahu masih menjadi
faktor jalan lahir (passage). Pada tantangan medis karena resiko
akhir kehamilan, agar dapat melewati terjadinya distosia bahu masih belum
jalan lahir kepala harus dapat dapat diprediksi dengan baik.
mengatasi tebalnya segmen bawah Distosia bahu masih menjadi
rahim dan servik yang masih belum penyebab penting cedera neonatal
mengalami dilatasi (Paat, 2015). dan maternal dengan tingkat
Dalam keadaan normal, letak insidensi 0,6-1,4 % dari persalinan
janin ialah belakang kepala. Apabila pervaginam (Paat, 2015).
janin dalam keadaan malposisi atau
malpresentasi, maka dapat terjadi Metode Studi Kasus
distosia. Malposisi adalah posisi Jenis studi kasus yang
abnormal ubun-ubun kecil relatif digunakan yaitu dengan metode
terhadap panggul ibu (misalnya deskrptif yakni melihat gambaran
posisi oksipto posterior), sedangkan kejadian tentang asuhan kebidanan
malpresentasi adalah semua letak yang dilakukan di lokasi tempat
janin selain letak belakang kepala. pemberian asuhan kebidanan. Subjek
Letak janin dapat menyebabkan Studi Kasus ini penulis mengambil
perpanjangan masa persalinan (Paat, subjek yaitu Ny.S G2 P1 A0 umur 36
2015). tahun usia kehamilan 39 minggu 1
Selain dari faktor yang dapat hari. Dalam penyusunan studi kasus
mempengaruhi jalannya persalinan ini yang digunakan sebagai metode
ada juga yang menjadi penyulit dari untuk pengumpulan data yaitu : Data
persalinan, salah satunya yaitu Primer meliputi pemeriksaan fisik,
distosia bahu. Distosia bahu wawancara dan observasi. Yang
merupakan kondisi kegawatdaruratan kedua yaitu data sekunder meliputi
obstetri pada persalinan pervaginam studi dokumentasi, studi
dimana bahu janin gagal lahir secara kepustakaan.
spontan setelah lahirnya kepala.
Kasus distosia bahu memang tidak Kasus
umum terjadi namun membahayakan Pasien dengan Ny. S G2 P1 A
bagi ibu dan janin. Distosia bahu 0 usia 36 tahun usia kehamilan 39
memiliki kaitan erat dengan minggu 1 hari datang ke klinik
terjadinya cedera pleksus brakialis. dengan keluhan adanya nyeri yang
Cedera brakialis berkisar 1-20% dari menjalar dari pinggang ke perut dan
ada keluar lendir bercampur darah tersangkutnya bahu janin dan tidak
sejak pukul 01.00 WIB. Riwayat dapat dilahirkan setelah kepala janin
menarche pada usia 14 tahun, haid lahir.
teratur, dismenorea (-) ; riwayat Menurut teori, data subjektif
penyakit yang pernah diderita yaitu Ibu mengatakan tidak ada
sekarang/yang lalu (-), riwayat tenaga untuk mengedan dan data
penyakit keluarga. Pada kehamilan objektif: setelah kepala tampak di
pertama anak laki-laki lahir aterm, vulva, bayi tidak melakukan putar
dengan panjan 49 dan berat badan paksi luar, kepala tertahan
3200 gr ; diperineum (Maryunani, 2017). Pada
Pada pemeriksaan fisik saat melakukan pengkajian di
didapatkan kesadaran compos lapangan, penulis mengkaji data
mentis. Tanda vital didapatkan subjektif: ibu mengatakan sudah
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi tidak ada tenaga untuk mengedan
80x/menit, RR 22x/menit, suhu dan data objektif: setelah kepala bayi
36˚C. Pada pemeriksaan obstetri tampak di vulva, bayi tidak dapat
didapatkan tinggi fundus uteri 36 cm. melakukan putar paksi luar.
Pada pemeriksaan Leopold 1 teraba Secara teori, diagnosis
lunak, bulat, dan tidak melenting. ditegakkan jika kepala bayi sudah
Leopold 2 teraba bagian keras, lahir tetapi tidak dapat melakukan
memanjang dan memapan di perut putar paksi luar sehingga masalah
sebelah kanan ibu sedangkan di perut yang akan terjadi pada bayi yaitu
sebelah kiri ibu teraba bagian kecil morbiditas dan mortalitas, kecacatan
janin. Leopold 3 teraba keras, bulat pleksus brachialis, fraktur klavikula,
dan melenting. Leopold 4 kepala dan fraktur humerus sedangkan
sudah masuk PAP. His 3-4x/10’/40”. masalah yang terjadi pada ibu yaitu
Denyut jantung janin 146 x/menit. perdarahan post partum (atonia uteri,
Pada pukul 13.00 WIB pembukaan rupture uteri, laserasi vagina). Dan
sudah lengkap tetpi bayi tidak kebutuhan yang harus diberi pada ibu
melakukan putar paksi luar. yaitu memberikan asuhan sayang ibu
Pasien ini didiagnosis Ny. S seperti memberikan dukungan pada
G2 P1 A0 usia 36 tahun usia saat bersalin, menganjurkan ibu
kehamilan 39 minggu 1 hari dengan posisi yang nyaman pada saat
persalinan distosia bahu. bersalin dan memenuhiasupan nutrisi
ibu. Data yang diperoleh di lapangan,
Pembahasan masalah yang terjadi yaitu ibu
merasa tidak ada tenaga lagi untuk
Distosia bahu adalah kelahiran mengedan. Dan kebutuhan yaitu
kepala janin dengan bahu anterior memberi asuhan sayang seperyi
macet diatas sacral promontory memberi dukungan pada saat
karena itu tidak bisa lewat masuk ke bersalin, memberi posisi yang
dalam panggul, atau bahu tersebut nyaman, dan memenuhi kebutuhan
bisa lewat promontorium, tetapi nutrisi ibu.
mendapat halangan dari tulang Secara teori, masalah
sacrum. Lebih mudahnya distosia potensial yang terjadi pada ibu yaitu
bahu adalah peristiwa dimana terjadinya laserasi jalan lahir dan
pada bayi akan terjadi asfiksia, yang tepat sehingga bahu bayi dapat
kematian neonatal, fraktur klavikula, dilahirkan.
fraktur humerus . Dan di lapangan
terjadi laserasi jalan lahir pada ibu. Kesimpulan
Pada teori dijelaskan tindakan Distosia bahu merupakan
yang dapat segera dilakukan untuk kondisi kegawatdaruratan obstetri
mengatasi distosia bahu adalah pada persalinan pervaginam dimana
melahirkan bahu dengan bahu janin gagal lahir secara spontan
menggunakan salah satu manuver setelah lahirnya kepala. Komplikasi
tetapi terlebih dahulu dilakukan dapat mengenai ibu dan bayi ada,
episiotomi (Maryunani, 2015). Dan termasuk laserasi jalan lahir seperti
yang terjadi di lapangan telah yang terjadi pada kasus ini. Hasil
dilakukan pertolongan persalinan yang diperoleh Ny. S setelah
distosia bahu dengan tehnik Manuver dilakukan penanganan distosia bahu
McRobert tetapi tidak dilakukan adalah bahu bayi dapat dilahirkan,
episiotomi. keadaan ibu dan bayi sehat.
Secara teori, asuhan yang
dapat diberi yaitu melakukan Saran
pertolongan persalinan dengan
distosia bahu dengan melakukan 1. Bagi Institusi Pendidikan
salah satu dari manuver yaitu Penulis mengharapkan
manuver McRobert, Manuver laporan studi kasus ini dapat
Massanti, Manuver Rubin, Manuver menjadi bahan bacaan pustaka di
Woods dan Manuver Gaskin. Dan di STIKes Santa Elisabeth Medan.
lapangan manuver yang dilakukan
yaitu Manuver McRobert. 2. Bagi Klinik
Pada teori, saat pelaksanaan Diharapkan dapat
perencanaan yang dibuat mempertahankan kualitas
membutuhkan kerjasama yang baik pelayanan yang diberikan di
antara penulis dan pasien. klinik, dan memberikan asuhan
Praktek yang di lapangan, kebidanan sesuai standar
Ny. S dengan persalinan distosia operasional prosedur khususnya
bahu semua tindakan yang telah pada pasien dengan persalinan
direncanakan sudah dilaksanakan distodia bahu.
seluruhnya dengan baik yaitu
3. Bagi Klien
Manuver McRobert dan penjahitan
Diharapkan pasien mampu
perineum, tanpa hambatan karena
menambah wawasan tentang
kerjasama dan penerimaan yang baik
faktor resiko yang dapat
dari keluarga klien dan petugas
menyebabkan terjadinya distosia
kesehatan yang ada di klinik.
bahu.
Pada teori, evaluasi yang
telah ditunjukkan adalah menilai
DAFTAR PUSTAKA
apakah bahu bayi dapat dilahirkan.
Basudic, 2015. Panduan Basic
Dan di lapangan, Ny S dengan
Obstetric and Neonatal Life
persalinan telah diberikan asuhan
Support. Jakarta : Gadar Medik
Indonesia
Bob dkk, 2015. Onsite Training Of
Doctor, Midwifes, and Nurses in
Obstetric Emergencies
http://apps.who.int/ diakses pada
tanggal 18 Mei 2018, pukul 20.00

JNPK-KR, 2012. Pelatihan Klinik


Asuhan Persalinan Normal,
Jakarta: Departeman Kesehatan

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan,


Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Maryunani, 2017. Asuhan


kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: CV. Trans Info
Media

Paat (2015). Persalinan Distosia di


Bagian Obstetri-Gibekologi BLU
RSUD PROF. DR.R.D.KANDOU
MANADO, 5 (2), 612-614 diakses
pada tanggal 15 Mei 2018, pukul
21.30

Prawirohardjo, 2009. Buku Acuan


Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternl dan Neonatal. Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Prawirohardjo, 2014. Ilmu


Kebidanan. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohrdjo

Sulistyawati dan Nugraheny, 2010.


Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai