Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA BUKU

13 TAHUN EARTH HOUR DI INDONESIA

“FROM MOMENT TO MOVEMENT”

DISUSUN OLEH :

KORDINATOR KOTA PEKANBARU

KOMUNITAS EH KOTA
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami juga dapat menyelesaikan
bagian dari kerangka buku 13 Tahun Earth Hour Di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada volunteer EH Pekanbaru yang turut


mengambil bagain dalam penyelesaian kerangka penulisan ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak fasilitator EH dan WWF yang telah
membagi sebagian pengetahuannya untuk mengerti lebih dalam mengenai komunitas
ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat kami jadikan
sebagai referensi dan semoga dengan terselesaikannya kerangka tulisan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 8 Oktober 2021


Koordinator Kota EH Pekanbaru

Grace Nainggolan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6

2.1 Profil Kota Pekanbaru.........................................................................................6


2.2 Masalah lingkungan di Kota Pekanbaru.............................................................7
2.3 Sejarah Awal Earth Hour Pekanbaru..................................................................8
2.4 Program dan Capaian Earth Hour Pekanbaru.....................................................9
2.5 Potensi dan Kekuatan Earth Hour Pekanbaru...................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan juga berkembangnya


berbagai macam industri teknologi semakin mempercepat timbulnya masalah
lingkungan yang makin serius. Selain itu, adanya peningkatan kebutuhan dasar
manusia yang memicu peningkatan jumlah limbah baik itu limbah domestik maupun
industri yang dilepaskan ke lingkungan. Saat ini perkembangan ekonomi yang
semakin meningkat menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga dapat menyebabkan
arus urbanisasi di kota-kota mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dapat dikatakan
manusia salah satu bagian dari lingkungan itu sendiri, dan tidak terlepas baik itu dari
lingkungan alam, lingkungan sosial yang terjalin hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi. Isu lingkungan saat ini yang menjadi daya tarik untuk di teliti adalah
perilaku hemat energi. Selain itu, komitmen untuk lebih melakukan gaya hidup hemat
energi ini sudah mulai di dukung oleh World Wide Found for Nature (WWF),
Greenpace, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan komunitas lingkungan hidup
lainnya yang ada di Indonesia dan salah saatunya adalah Earth Hour.

Earth Hour ini merupakan salah satu program yang dipelopori oleh organisasi
World Wide Found for Nature atau yang biasa kita dengar dengan istilah WWF.
Organisasi internasional WWF ini merupakan organisasi besar bersekala
internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan
juga restorasi lingkungan hidup yang didirikan secara resmi pada 29 April 1961 di
Gland, Swiss. Pada awalnya Program Earth Hour ini merupakan salah satu kampanye
instansi publik yang menyatukan masyarakat dunia untuk merayakan komitmen gaya
hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik lainnya selama
1 jam yang diadakan pada akhir bulan maret setiap tahunnya. Namun saat ini,

4
program Earth hour juga berisi kampanye sosial WWF dalam bidang penyelamatan
lingkungan gerakan hemat energy dan kampanye Earth Hour ini sudah tersebar lebih
dari 70 negara di jaringan di seluruh dunia. Kesadaran terhadap lingkungan
merupakan dasar dimana manusia sangat membutuhkan lingkungan. Karena dampak
dari meningkatnya pencemaran lingkungan tiap tahunnya menyebabkan dampak
negatif terutama bagi pemukiman Kota Pekanbaru. Perlu di lihat lagi, mengingat
Earth Hour bersifat multi stakeholder. Banyak pihak yang membantu dalam
mensukseskan acara tersebut dengan banyaknya pihak yang ikut membantu.

Salah satu provinsi di Indonesia yang mengadakan kampanye program ini


adalah Riau yang berlokasikan di Pekanbaru. Kampanye Earth Hour ini sudah
dimulai dari tahun 2009 di Indonesia, dan pada tahun 2012 gerakan Earth Hour ini
mulai berkembang dan terbentuk di Pekanbaru pada 2013. Motivasi utama mereka
dalam membentuk gerkan ini untuk kembali mngingatkan kepada masyarakat tiap
tahunnya dari sejak dini mengenai hidup yang ramah lingkungan. Earth Hour hadir
untuk mengkampanyekan agar pentingnya hidup yang ramah lingkungan dan hemat
energi dengan cara kampanye dan bersosialisai di Pekanbaru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil Kota Pekanbaru?
2. Apa saja permasalahan lingkungan di Kota Pekanbaru?
3. Bagaimana sejarah awal Earth Hour Pekanbaru?
4. Apa saja program dan capaian Earth Hour Pekanbaru?
5. Apa saja potensi dan kekuatan Earth Hour Pekanbaru?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui profil Kota Pekanbaru
2. Mengetahui permasalahan lingkungan di Kota Pekanbaru
3. Mengetahui sejarah awal Earth Hour Pekanbaru
4. Mengetahui program dan capaian Earth Hour Pekanbaru
5. Mengetahui potensi dan kekuatan Earth Hour Pekanbaru

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru merupakan ibukota sekaligus kota terbesar di Provinsi Riau.


Secara geografis, Kota Pekanbaru diapit oleh Kabupaten Siak di sebelah utara dan
timur, Kabupaten Kampar di sebelah utara, selatan, dan barat dan Kabupaten
Pelalawan di sebelah selatan dan timur. Pada abad ke-18, wilayah yang kini menjadi
Pekanbaru berada pada lingkar pengaruh Kesultanan Siak, dan Sultan Abdul Jalil
Alamuddin Syah ("Marhum Pekan") secara luas dianggap sebagai pendiri kota
Pekanbaru modern; hari jadi kota ini ditetapkan pada tanggal 23 Juni 1784.
Pekanbaru menjadi sebuah "kota kecil" pada tahun 1948 dan kotapraja pada tahun
1956, sebelum ditetapkan menjadi ibu kota provinsi Riau sebagai pengganti
dari Tanjung Pinang pada tahun 1959.

Luas wilayah Kota Pekanbaru sebesar 632,26 km2 atau 0,71 persen dari total
luas wilayah Provinsi Riau. Topografi Kota Pekanbaru relatif datar dengan struktur
tanah terdiri dari tanah aluvial dan pasir, dan sebagian daerah pinggiran kota terdiri
dari tanah jenis organosol dan humus yang bersifat asam dan korosif untuk besi. 
Jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2016 yaitu sebanyak 1.064.566 jiwa
yang terdiri dari 546.400 jiwa penduduk laki-laki dan 518.166 jiwa penduduk
perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,0255%. Kepadatan
penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2016 mencapai 1.684 jiwa/km2 dengan
kecamatan terpadat yaitu Kecamatan Sukajadi dengan kepadatan penduduk mencapai
12.597 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu
Kecamatan Rumbah Pesisir dengan kepadatan penduduk sebesar 461 jiwa/km2. 

Perkembangan perekonomian Pekanbaru, sangat dipengaruhi oleh kehadiran


perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta
pabrik pengolahannya. Penemuan cadangan minyak bumi pada tahun 1939 memberi

6
andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain. Sektor
perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan Kota Pekanbaru, yang terlihat dengan
menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini.

2.2 Masalah lingkungan di Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru dan sekitarnya, telah menimbulkan permasalahan yakni,


menyempitnya ruang resapan air, banjir, sampah dan dibarengi dengan tingginya
jumlah penduduk. Permasalahan ini sama seperti kota metropolitan lainnya, bak
penyakit menahun yang tak kunjung sembuh. Pertumbuhan jumlah penduduk dengan
sendirinya akan memengaruhi ruang resapan air. Ini merupakan imbas munculnya
pemukiman-pemukiman baru, dan memengaruhi ruang tangkapan air.

Permasalahan sampah di wilayah Pekanbaru, Riau kian mengkhawatirkan.


Tumpukan sampah itu tak hanya di satu titik, tapi ada di beberapa lokasi, bahkan
sampai ada di dekat rumah dinas Gubernur Riau. Pantauan detikcom, pada Selasa
(5/1/2021), tumpukan sampah itu terlihat di Pasar Pagi Arengka. Sampah itu sudah
dalam kondisi membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Tak hanya di satu
titik itu saja, ada pula tumpukan sampah di beberapa jalan protokol yang dijuluki
Kota Madani. Kemudian hari ini, Rabu (6/1/2021), detikcom melihat lagi tumpukan
sampah di sekitar rumah dinas Gubernur Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Terlihat
sampah berserakan di bagian luar pagar rumah dinas Syamsuar. Sampah-sampah itu
kebanyakan berupa plastik. Lalu, ada juga terlihat di beberapa jalan protokol Kota
Pekanbaru. Mulai dari Jalan Arengka, Jalan Tambusai, Jalan Sudirman, hingga Jalan
Tuanku Tambusai. Tumpukan sampah ini mulai mengeluarkan bau tak sedap.
Apalagi, saat ini sudah masuk musim hujan.

Masalah tumpukan sampah di Pekanbaru, Riau, seolah tak pernah tuntas.


Tumpukan sampah yang tak terangkat dan menimbulkan bau tak sedap hingga
mengganggu warga setidaknya tercatat terjadi sejak 2016. Dirangkum detikcom,
Selasa (5/1/2021), masalah tumpukan sampah setidaknya tercatat terjadi sejak Juni
2016 dan terus terulang tiap tahun. Saat itu, tumpukan sampah menimbulkan bau tak

7
sedap yang terjadi di mana-mana. Sampah berserakan mulai di Jalan Soebrantas,
Kecamatan Tampan. Jalan ini adalah jalur terpadat dan pintu masuk ke Kota
Pekanbaru sebelah barat. Awal Januari 2017, tumpukan sampah kembali terjadi di ibu
kota Riau. Tumpukan sampah terlihat di Jalan Soebrantas hingga ke Jalan Arengka,
Pekanbaru. Sampah terlihat berada di kanan dan kiri jalan. Tumpukan sampah saat itu
banyak terlihat di persimpangan Jalan Soebrantas dengan Jalan Delima. Lokasi itu
dijadikan tempat pembuangan sampah rumah tangga oleh warga. Masalah tumpukan
sampah kembali terjadi April 2019. Gubernur Riau Syamsuar dan Wagub Edy Natar
beserta jajaran PNS sempat bergotong royong menyingkirkan sampah di Pekanbaru.

2.3 Sejarah Awal Earth Hour Pekanbaru

Komunitas Earth Hour Pekanbaru terbentuk pada tahun 2013, yang diinisiasi
oleh WWF Indonesia - Progam Sumatera Tengah. Earth Hour Pekanbaru
beranggotakan Komunitas dan Individu yang berkomitmen untuk mengkampanyekan
gaya hidup ramah lingkungan. Terhitung sejak berdirinya komunitas ini, hingga tahun
2015 jumlah anggota serta volunteer telah mencapai 60 orang. Keanggotaan earth
hour Pekanbaru bersifat terbuka. Bagi mereka yang peduli terhadap lingkungan bisa
menjadi bagian dari komunitas ini. Mereka diantaranya adalah pelajar, mahasiswa,
praktisi bisnis, pemerintah, serta komunitas-komunitas pendukung di kota Pekanbaru.
(Hasil wawancara awal penulis dengan Dekka Afi, koordinator kota komunitas
Pekanbaru, 3 Maret 2015).

Kegiatan Earth Hour Pekanbaru berawal dari sekumpulan pemuda dari


berbagai komunitas pecinta lingkungan di Pekanbaru yang ikut merayakan acara
puncak Earth Hour pada tahun 2013 di lapangan MTQ yang langsung dibuka oleh
Walikota Pekanbaru sendiri yang menjadi awal mula resminya komunitas Earth Hour
ini berdiri. Komunitas ini terdiri dari anak-anak muda yang memiliki motivasi dan
kesadaran akan pentingnya perilaku gaya hidup ramah lingkungan. Kegiatan yang
telah dilakukan Earth Hour Pekanbaru diantaranya adalah kampanye penghematan
energi melalui kegiatan Ceremony Switch Off setiap tahunnya, kegiatan Visit School

8
dengan materi lubang resapan biopori dan plastik serta mendorong sekolah-sekolah
dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan,

Selain berkampanye melalui kegiatan offline tersebut, Earth Hour Pekanbaru


juga melancarkan aksinya melalui berbagai jejaring sosial, seperti Twitter, Facebook,
dan Instagram. Earth Hour Pekanbaru juga bekerja sama dengan radio radio yang ada
di kota Pekanbaru seperti radio cendana, RI, persada, dan green radio. Aksi-aksi
kampanye dari Earth Hour Pekanbaru ini banyak juga diliput oleh media lokal baik
media cetak maupun online.

Ngobrol pintar (NGOPI) dengan komunitas berdiskusi mengenai isu


lingkungan di Pekanbaru dan kampanye melalui media sosial.Komunitas Earth Hour
Pekanbaru juga menjadi perpanjangan tangan WWF untuk mengkampanyekan gaya
hidup ramah lingkungan kepada publik di perkotaan sesuai dengan misi dan tujuan
gerakan Earth Hour. Selain itu, Komunitas Earth Hour juga mendorong kampanye
WWF dengan tujuan yang lebih spesifik misal upaya konservasi harimau dan gajah
yang menjadi isu utama konservasi di Riau.

2.4 Program dan Capaian Earth Hour Pekanbaru

Kegiatan-kegiatan Earth Hour di Pekanbaru mendapat sambutan yang baik


dari pemerintah maupun masyarakat sekitar. Dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Earth Hour sendiri berbasis mengenai lingkungan yang di sosialisasikan kepada
masyarkat.

1. Switch Off

Switch off merupakan salah satu program utama yang dilaksanakan setiap
tahunnya pada minggu terakhir bulan maret. Acara Switch Off ini dilakukan saat
aktivitas pada akhir pekan agar tidak mengganggu aktivitas pada jam-jam kerja.
Program yang diadakan oleh Volunteer Earth Hour Pekanbaru ini adalah acara
tahunan yang dilakukan untuk memperingati puncak dari kampanye Earth Hour itu
sendiri secara maret. Switch Off merupakan kegiatan utama dari program Earth Hour

9
ini di seluruh dunia. Inilah yang membuat kegiatan Earth Hour berberda dengan
komunitas lingkungan hidup lainnya.global. Dan kegiatan ini adalah kegiatan yang
dilakukan dengan cara mematikan lampu selama satu jam dari pukul 20.30-21.30 di
akhir bulan. Dimasa pandemi covid-19, EH Pekanbaru melaksanakan kegiatan online
berupa Live Instagram dan juga kampanye online.

2. Kumbang (Kumpul Belajar Bareng)

Dalam melakukan kegiatannya Earth Hour memiliki kegiatan yang cukup


penting sebelum melakukan semua kegiatan. Istilah KUMBANG atau Kumpul, main,
belajar bareng didalam komunitas ini merupakan salah satu moment penting untuk
saling berbagi, memicu semangat kepemimpinan, dan lebih meningkatkan lagi
kapasitas para voluntir yang akti. Dan KUMBANG ini bertujuan untuk membangun
komunitas yang lebih kuat, strategis, dan cepat tnaggap pada kondisi lingkungan
hidup di kota masing-masing. Dan dari kegiatan ini mendorong komitmen aksi 9
kampus di 9 kota untuk mengimplementasi gerakan, adanya melanjutkan gerakkan
untuk mendorong terciptanya kawasan bebas sampah di kota mereka, menginisiasi
progam lingkungan di sekolah-seklah, melakukan program penanaman mangrove dan
menggerakkan kota-kota disekitar untuk mendukung Earth Hour.

3. Fun Tree Planting

Earth Hour di Pekanbaru juga ada namanya kegiatan Fun Tree Planting (FTP)
kegiatan ini adalah kegiatan penanaman pohon yang memiliki manfaat bagi
ligkungan dan juga mampu menjadikan lingkungan lebih baik lagi. Dan biasanya
kegiatan kegiatan ini dilakukan ketika sedang memperingati hari dimana adanya hari
pohon dan juga hari menanam pohon. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk
mengajak masyarakat dari setiap kalangan baik itu anak-anak, hingga dewasa untuk
ikut berpartisipasi dalam menanam pohon. Penanaman pohon ini akan berguna
nantinya agar polusi di Kota Pekanbaru mulai berkurang sedikit demi sedikit.
Penjagaan alam sejak dini mampu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan

10
nantinya. Agar hal itu tidak terjadi mulai lah dnegan hal sederhana dengan menanam
pohon yang memiliki manfaat.

4. School Campaign

School Campaign merupakan salah satu program Earth Hour Pekanbaru untuk
melancarkan kampanye pelestarian lingkungan dengan cara mengadakan School
Visit. Dari program Scholl Campagin ini Earth Hour Pekanbaru memberikan edukasi
tambahan kepada para pelajar tentang keadaan isu-isu lingkungan yang ada di sekitar
kita sekarang. Selain itu, School Campaign ini juga memberikan pengetahuan
mengenai bagai mana cara agar kita dapat melindungi lingkungan kita sendiri agar
tidak terancam bagi kehidupan.

School Campagin merupakan kampanye pelestarian lingkungan yang


dilakukan di sekolah-sekolah dan ini juga pendidikan sejak dini itu sangat penting
dimulai saat ini agar nantinya generasi tersebut bisa merasakan hasil apa yang sudah
mereka lakukan ketika dini itu bermanfaat. Adapun selain kampanye mengenai isu
lingkungan Earth Hour Pekanbaru juga membentuk kampanye hemat energi.
Kampanye hemat energi ini ingin menjadikan para pelajar lebih berperilaku hemat
energi lagi untuk kehidupan sehari-hari mereka sampai mereka dewasa nanti.

Dalam pelaksanaannya, EH Pekanbaru telah melaksanakan kegiatan edukasi


di SDN 127 Pekanbaru pada tanggal 10 April 2021 lalu. Kisah Keanekaragaman
Hayati Riau, Ramuan Herbal dan Dapur Rumah Kita menjadi topic pembahasan
utama kepada anak-anak kelas 4-6 SD tersebut. Acara tersebut didukung oleh Kepala
Sekolah dan Tenaga Pengajar SDN.

11
5. Rampok Sampah

Pemakaian kantong plastik yang berlebiahn berdampak tidak baik pada alam
sekitar. Kantong plastik itu sendiri juga mendatangkan bahaya karena dapat
mendegradasi lingkungan. selain itu, kantong plasti juga merupakan bahan daur ulang
yang kemudian di ubah lagi menjadi plastik. Bahan daur ulang tersebut mengandung
berbagai material yang berbahaya bagi kesehaan. Bahan plastik memiliki sistem
pneguraian yang sangat lama jia dibiarkan begitu saja di tanah. Oleh sebab itu, bahan
dasar dari plasrik itulah yang nantinya berbahaya bagi kehidupan karena tidak rama
terhadap lingkungan.

Dimana kegiatan kampanye ini dilakukan pada masyarakat kota Pekanbaru


yang diadakan di tempat-tempat penting yang ada di Pekanbaru. Kegiatan ini
dilakukan di acara mingguan saat acara Car Free Day diharapkan dari kegiatan ini,
masyarakat ikut andil dan juga berpartisipasi di kegiatan ini. Kampanye ini bertujuan
untuk memberti tahukan tentang dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik
tersebut.

2.5 Potensi dan Kekuatan Earth Hour Pekanbaru

12
WWF memiliki peluang yang besar dalam berkerjasama dengan
mitramitranya agar dapat mengubah cara kerjanya. Dengan mendorong kemitraan
yang kuat, berpengaruh, solusi inovatif, pendanaan berkelanjutan, mendalami
pemantauan dan memobilisasi besarbesaran terhadap masyarakat akan dilakukan oleh
WWF untuk kelancaran program mereka. Dari seluruh jaringan WWF memiliki fokus
pada enam program yaitu, hutan, kehidupan alam liar, ekosistem air tawar,
makanan,lautan, iklim dan energi. Pada tahun 2007 World Wide Found for Nature
(WWF) merupakan salah satu inisiator pertama yang mengkoordinator kegiatan Earth
Hour di Sydney Australia. Selain itu, ketika kegiatan Earth Hour ini mulai
menggelobal, WWF sendriri turut serta dalam kampanye Earth Hour dengan cara
menyebarkan kampanye lebih di 70 negara di seluruh jaingan WWF di dunia.

Di Indonesia sejak tahun 2009 hingga kini telah ada 29 kota pendukung
"Earth Hour", salah satunya Kota Pekanbaru. Penyelenggaran di Pekanbaru akan
melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Earth Hour Pekanbaru,
yang telah melakukan beberapa upaya kampanye publik dengan tema bijak kertas dan
tisue, konservasi keanekaragaman hayati, transportasi publik, dan lainnya. Pada
pelaksanaan malam "Earth Hour" di Pekanbaru, mahasiswa yang tergabung dalam
komunitas Earth Hour Pekanbaru akan mengkampanyekan kepedulian kepada
generasi muda terhadap kondisi hutan dan spesies langka kebanggaan Riau seperti
Harimau dan Gajah Sumatera.

Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) yang selalu diperingati setiap 21


Februari ternyata mengundang aksi positif di kalangan anak muda, terutama para
penggiat dan penggerak aksi lingkungan. Komunitas River Ambassadors Pekanbaru
yang diinisiasi oleh WWF-Indonesia merupakan salah satu pihak yang menyambut
momen tersebut dengan aksi nyata. Mengangkat tema “Sampah Plastik dan
Permasalahannya”, River Ambassadors Pekanbaru mengajak anak muda di
Pekanbaru, Riau, untuk membuka wawasan dan kepedulian terhadap sampah,
khususnya sampah plastik melalui acara Café Talk pada Jumat (01/03) di Pekanbaru,
Riau. Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 orang  yang terdiri dari komunitas Earth Hour

13
Pekanbaru, Tiger Heart Riau, YFCC, dan berbagai komunitas penggiat lingkungan
lainnya. Dari anak muda untuk anak muda, gambaran itulah yang terlihat dalam
diskusi tersebut.

Tak sekadar memaparkan wawasan seputar plastik, Café Talk juga


memunculkan aksi nyata untuk mengurangi penggunaan plastik. Duta Lingkungan
Pekanbaru 2018, Aulia Andhini,  berbagi pengalaman tentang hal-hal sederhana yang
telah ia lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik. Aulia bercerita bahwa ia
membudayakan kebiasaan untuk membawa kantong belanja dan tumbler ke mana pun
ia pergi. Dengan demikian, ia tidak menambah potensi sampah melalui penggunaan
kantong plastik ataupun botol plastik minuman kemasan.

Para peserta yang hadir sangat antusias mengikuti diskusi. Banyak pertanyaan
dan masukan yang diberikan oleh teman-teman komunitas. Sesi diskusi berlangsung
hangat, seru, dan meriah. Mereka berharap agar kegiatan lingkungan seperti ini bisa
sering dilakukan dan berkesinambungan untuk menularkan virus peduli lingkungan
agar anak muda masa kini lebih peduli terhadap permasalahan lingkungan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kota Pekanbaru merupakan ibukota sekaligus kota terbesar di Provinsi Riau.


Kota Pekanbaru dan sekitarnya, telah menimbulkan permasalahan yakni,
menyempitnya ruang resapan air, banjir, sampah dan dibarengi dengan tingginya
jumlah penduduk. Permasalahan ini sama seperti kota metropolitan lainnya, bak
penyakit menahun yang tak kunjung sembuh.

Komunitas Earth Hour Pekanbaru terbentuk pada tahun 2013, yang diinisiasi
oleh WWF Indonesia - Progam Sumatera Tengah. Earth Hour Pekanbaru
beranggotakan Komunitas dan Individu yang berkomitmen untuk mengkampanyekan
gaya hidup ramah lingkungan. Terhitung sejak berdirinya komunitas ini, hingga tahun
2015 jumlah anggota serta volunteer telah mencapai 60 orang. Kegiatan yang telah
dilakukan Earth Hour Pekanbaru diantaranya adalah kampanye penghematan energi
melalui kegiatan Ceremony Switch Off setiap tahunnya, kegiatan Visit School dengan
materi lubang resapan biopori dan plastik serta mendorong sekolah-sekolah dalam
pengelolaan sampah yang berkelanjutan, Kegiatan-kegiatan Earth Hour di Pekanbaru
mendapat sambutan yang baik dari pemerintah maupun masyarakat sekitar seperti
Switch Off, Kumbang (Kumpul Belajar Bareng), Fun Tree Planting, School
Campaign, dan Rampok Sampah.

3.2 Saran

Di akhir penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar pembaca dapat


memahami dengan baik dan mengambil ilmu yang ada di dalam makalah ini
mengenai earth hour Pekanbaru, karena hal ini sangat berguna dan bermanfaat bagi
penulis dan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan dan
mengurangi permasalahan lingkungan di masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Pangestu, Indri Yulia. 2019. IMPLEMENTASI PROGRAM EAARTH HOUR IN


KOTA PEKANBARU, JOM FISIP, 6 : (1), hal. 1-14

Profil EH 2020_Final. Ditemukan di


file:///C:/Users/USER/Downloads/Profil%20EH%202020_IND%20final.pdf

https://123dok.com/document/y4jvo4vy-komunikasi-persuasif-komunitas-
membentuk-lingkungan-masyarakat-pekanbaru-diponegoro.html

http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/v2/kota-besar/69

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaru

https://www.gatra.com/detail/news/500989/kebencanaan/sampah-drainase-dan-
banjir-maslah-di-pekanbaru

https://news.detik.com/berita/d-5323908/masalah-sampah-di-pekanbaru-makin-
parah/2

https://www.wwf.id/publikasi/river-ambassador-ajak-generasi-muda-di-pekanbaru-
untuk-peduli-terhadap-sampah-plastik

https://www.wwf.id/publikasi/river-ambassador-ajak-generasi-muda-di-pekanbaru-
untuk-peduli-terhadap-sampah-plastik

https://www.wartaekonomi.co.id/read50965/wwf-gelar-kampanye-earth-hour-di-
pekanbaru

https://www.wwf.id/publikasi/river-ambassador-ajak-generasi-muda-di-pekanbaru-
untuk-peduli-terhadap-sampah-plastik

16

Anda mungkin juga menyukai