Anda di halaman 1dari 5

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Dasar Pengendalian Hama Penyakit

Oleh :

Shafira Nurizqi 205040107111128

Agribisnis AA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
Tingkat konsumsi yang berbeda-beda antar daerah, potensi produksi yang
belum dikembangkan dan ketersediaan makanan yang tidak seimbang merupakan
permasalah pangan yang terjadi di Indonesia. Untuk mengatasi pemasalahan
tersebut maka dilakukan program untuk meningkatkan produksi pangan ataupun
komoditas lain yang beperan penting bagi pembangunan pada sekor pertanian
negara. Namun, setelah dijalankannya program pembangunan pertanian yang
berhasil meningkatkan produksi setidaknya sebesar 3 persen per tahun tetap saja
tidak memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal tersebut terjadi dikarenakan
meningkatnya pendapatan masyarakat dan mayoritas penduduk memilih untuk
mengonsumsi satu jenis produk, khususnya karbohidrat yaitu beras sehingga
menyebabkan negara untuk mengimpor dari negara lain. Impor bahan pangan ini
terus terjadi dan semakin meningkat, bahkan impor beras pernah mencapai nilai dua
juta ton dan rata-rata kenaikan impornya mencapai 33,7 persen.
Pada sisi lain, golongan masyarakat yang berpendapatan rendah ternyata
konsumsi kalorinya masih di bawah kebutuhan gizi minimun. Demikian pula
konsumsi protein dan vitamin. Konsumsi gizi rata-rata nasional belum mencapai
2.100 kalori/kapita/hari dan belum terpenuhi 55 gram protoin/kapita/hari.
Berdasarkan data tersebut, diperkirakan bahwa dibutuhkan produksi pangan
karbohidrat selain terigu sebesar 170 kg. Selain itu, diperlukan pula 10 persen dari
kesleuruhan produksi untuk dijadikan benih, pakan ternak, limbah, dan susut.
Untuk mencapai produksi pangan yang telah ditargetkan, maka pemerintah
membuat suatu kebijakan yang terdiri dari kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, dan
rehabilitasi diversifikasi.
a) Intensifikasi bertujuan untuk meningkatkan sumber daya alam, meningkatkan
penggunaan teknologi, dan meningkatkan pemanfaatan seluruh sarana
produksi, seperti air, benih bermutu, pupuk, dan pestisida.
b) Diversifikasi (keanekaragaman) adalah meningkatkan luas panen tanaman
pangan. Keanekaragaman adalah keragaman vertikal mulai dari produksi
hingga penjualan, dan horizontal yang merupakan keseimbangan
pembangunan antara berbagai komoditas dan wilayah.
c) Rehabilitasi didefinisikan sebagai kegiatan memulihkan sumber daya
pertanian utama dan kapasitas produksi yang membahayakan kondisi
lingkungan dan memulihkan kapasitas produksi pertanian masyarakat di
daerah rapuh, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Salah satu kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan di atas adalah
perlindungan tanaman dari serangan jasad pengganggu khususnya pada tanaman
pangan berupa hama, penyakit dan gulma. Usaha perlindungan tanaman
ditingkakan dengan konsep integrated pest management, yaitu pengelolaan hama-
penyakit secara terpadu.
Kendala yang dihadapi dalam usaha meningkatkan produksi pangan sangat
banyak, terbatasnya pengetahuan petani terhadap teknologi modern merupakan
masalah yang perlu diperhatikan karena hal ini sangat berpengaruh terhadapa
proses pertanian dan pemasaran produk pertanian mereka. Hal lain yang menjadi
salah satu kendala utama adalah kemungkinan terjadinya gagal panen akibat
serangan hama dan penyakit pada saat proses penanaman maupun penyimpanan.
Berdasarkan studi taksasi kheilangan menyebutkan bahwa kehilangan hasil karena
serangan kompleks serangga hama mencapai angka antara 19,4 sampai 24,1 persen.
Kehilangan hasil pertanian dapat dikurangi dengan menerapkan usaha
pengendalian hama yang efektif dan terarah. Di Indonesia padi merupakan komoditi
pangan utama dan prioritas utama dalam embangunan sekor pertanian. terdapat dua
faktor utama yang mempengaruhi produksi beras, yaitu :
1) Luas areal panen : berfluktuasi tiap yahun karena faktor iklim, bajir,
kekeringan, dan terjadinya wabah penyakit dan hama.
2) Produksi tiap hektar
Beberapa jenis hama yang menyebabkan kerugian dan kerusakan tanaman padi
antara lain :
1) Wereng coklat : dapat menularkan penyakit virus kerdil rumput dan penyakit
virus kerdil hampa. Serangan kedua penyakit tersebut cukup luas karena kedua
penyakit tersebut dapat timbul bersamaan pada satu petak tanaman padi dan
sangat merusak padi.
2) Wereng hijau : dapat menularkan penyakit yang sangat berbahaya yaitu
penyakit tungro yang disebabkan oleh virus tungro.
3) Tikus
4) Ganjur
5) Penggorok batang padi
6) Walang sangit
7) Hama putih/putih palsu
8) Ulat grayak
Sedangkan penyakit-penyakit penting pada tanaman padi yang disebabkan oleh
bakteri dan jamur antara lain :
Penyakit Bakteri
Kresek Xanthomonas oryzae
Daun bergaris Xanthomonas translucens

Penyakit Jamur
Blas Pyricularia oryzae
Bercak Coklat Helminthosporium oryzae
Busuk Pelepah Rhizoctonia solani
Bercak Pelepah Acrocylindrium oryzae
Bercak Corcospora Cercospora oryzae

Adapun beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman palawija dan
hortikultura yang perlu diperhatikan, antara lain adalah lalat kacang, kumbang
daun, penggorok polong, serangga-serangga penusuk dan pengisap serta penyakit
karat pada tanaman kedelai, penyakit jamur dan virus khususnya virus belang pada
kacang tanah, penyakit bulai pada tanaman jagung (Perenosclerospora maydis).
Hama dan penyakit penting pada tanaman hortikultuta antara lain ulat krop dan
penyakit bakteri pada kobis, penyakit CVPD pada jeruk.
Selain hama dan penyakit, gulma juga dapat menyebabkan kerugian pada
produksi pertanian karena dapat mengganggu dan mepengaryuhi pertumbuhan
tanman yang dapat menurunkan produksi tanaman. Akan terjadi kompetisi antara
tanman pangan dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air, cahaya, lahan, dan
dapat menjadi inang bagi hama atau penyakit.
Sebelum menentukan metode pengendalian hama dan penyakit, diperlukan
untuk mengetahui jenis hama terlebih dahulu agar dapat menerapkan metode yang
tepat. Dalam melaksanakan pengendalaian hama terpadu perlu mempertimbangkan
berbagai hal, tujuan pengendalian harus ditentukan terlebih dahulu,
mempertimbangkan masalah jangka pendek dan jangka panjang serta meninjau dari
segi ekonomi dan lingkungan. Terdapat berbagai macam cara pengendalian hama
dan penyakit, dapat berupa pengendalian secara bercocok tanam, pengendalian
biotik, pengendalian kimiawi, pengendalian genetik, dan secara perundang-
undangan. Contoh pengendalian secara kimiawi adalah penggunaan pestisida.
Pestisida memiliki peran penting dalam pengendalian hama. Efektifitas yang
tingi serta waktu yang singkat menjadikan pestisida pilihan paling populer
dikalanagn petani. Namun, nyatanya penggunaan pestisida secara berlebihan dapat
mengakibatkan dampak buruk dikemudian hari. Penggunaan pestisida berlebih
akan berpengaruh pada serangga lain yang bukan hama, bahan makanan, ternak,
flora dan fauna, dan lingkungan sekitar. Maka dari itu penggunaan pestisida harus
lebih selektif dalam memilih tipe pestisida, dosis, dan waktu pemberian.
Pengendalian hama-penyakit terpadu dapat dilakukan dengan menggabungkan dua
atau lebih metode pengendalian untuk mencapai hasil yang maksimal, praktis,
efisien, dan ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai