Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN PATOGEN SECARA FISIS, MEKANIS,

HAYATI, DAN TERPADU


(KULIAH V)

Oleh :

Shafira Nurizqi 205040107111128

Agribisnis AA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
I. PENGENDALIAN PATOGEN SECARA FISIS, MEKANIS, HAYATI,
DAN TERPADU
A. Pengendalian patogen secara fisis dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
Secara pemanasan
a. Termoterapi
Digunakan pada bibit tanaman berupa umbi, bibit berupa potongan.
Mampu mengendalikan jamur dan nematoda, serta mendapatkan bibit
bebas virus.
Efektfitas : Agar termoterapi dapat dilakukan, maka patogen harus lebih
peka daripada jaringan inangnya.
Penggunaan teknik ini terbatas karena banyak biji tanaman
yang lebih peka terhadap panas.
b. Soil-steaming
Metode : Dilakukan di rumah kaca di daerah beriklim sedang. Secara
teori, selama pemasan, suhu ditetapkan 90˚C atau lebih dan
dipertahankan selama 1/2 jam hingga 6 jam.
Contoh : Benih gulma saja sudah terbunuh pada 70˚C selama 1/2 jam.
Perlakuan ini sudah cukup bagi mikroflora dan fauna tanah.
Efektifitas : Mampu menangani penyakit dan bakteri pembentuk spora
yang nantinya bertindak sebagai antagonis di dalam tanah.
c. Solar heating
Metode : Memanfaatkan panas matahari untuk disinfeksi tanah.
Caranya adalah memanfaatkan plastik tipis transparan untuk
menangkap sinar matahari.
Pengaruhnya yang terlihat pertama kali yaitu inaktivasi patogen secara
langsung yang diakibatkan oleh panas. Metode ini bisa dikombinasi
dengan metode lain sehingga menjadi sebuah pengendalian terpadu.
Kekurangan : 1) Penggunaannya terbatas karena kurangnya sinar
matahari di daerah-daerah tertentu.
2) Daya bunuh pada inokulum di kedalaman lebih dari
15 cm rendah.
Kelebihan : 1) Tidak meninggalkan residu beracun.
2) Sangat cocok untuk negara tropis dan beberapa negara
sub tropis.
d. Rekolonisasi pada tanah-tanah yang telah diperlakukan dengan panas
 Penggunaan panas yang berlebihan menyebabkan kondisi biologis
tanah vakum, sehingga banyak makanan yang berasal dari tubuh
hewan atau tumbuhan tanah menjadi substrat subur bagi mikroba.
 Sumber yang menjadi asal koloni mikroba tumbuh, yaitu: spora
jamur air bone, organisme tahan panas, mikroflora pada biji, bahan
tanaman, dan mikroflora bawah tanah yang tidak terpengaruh.
 Patogen dapat menyebar dengan cepat saat tidak ada antahonis
tanah. Biasanya aktivitas akan berlangsung kembali (beberapa
minggu), contohnya proses nitrifikasi.
 Patogen dapat menyebar dengan cepat jika spora patogen yang
pertama jatuh ditanah adalah patogen yang pernah dikendaikan
(kebal). Penyebaran patogen akan semakin cepat ketika perlakuan
yang diberikan semakin berat.
 Hasil peneltian menunjukan bahwa antagonis dapat kembali
dengan cepat yaitu dalam waktu 7 hari. Contoh : Phytophthora
crytogea.
B. Pengendalian Patogen Secara Mekanis
Pengertian : Pengendalian patogen yang paling mudah dilakukan karena
menggunakan tenaga manusia, dengan menggunakan peralatan
pertanian seperti traktor maupun tangan biasa.
Contoh :
1) Penggunaan traktor untuk membongkar akar pohon yang terserang
penyakit. Kemudian akar tersebut dibakar atau diisolasi dari bagian
pohon lainnya dan tanah bekas akar ditaburi senyawa belerang apabila
terkena jamur.
2) Pemangkasan dahan, ranting, atau daun yang sakit supaya patogen tidak
menular ke bagian lain. Pemangkasan dahan juga dapat mengurangi
kelembaban dalam kanopi untuk upaya pencegahan berkembangnya
patogen.

C. Pengendalian Pathogen Secara Biologis atau Hayati


a) Dengan Tanah SS
Tanaman dapat tumbuh pada suatu lahan tanpa perlindungan karena
adanya sumbangan mikroflora tanah yang bisa mengendalikan patogen
secara terus-menerus.
Disease-suppressive soils
Tanah yang mempunyai daya hambat penyakit, dapat menghalangi
penularan patogen melalui biji-bijian, bahan tanaman, atau udara
terhadap tanaman.
Disease conductive/disease sensitive
Tanah yang mempunyai daya dorong terhadap penyakit apabila
antagonis dalam tanah lemah dan patogen mampu menimbulkan
penyakit, dibedakan menjadi:
1) Non induced suppressive soils (SS) : tanah yang menghambat
tanpa adanya rangsangan.
2) Induced suppressive soils : tanah yang dapat menghambat atas
dorongan.
 Penghambat terbentuk selama tanaman peka saat penanaman serta
berlangsung terus menerus yang mengakibatkan penurunan
penyakit.
 Penghambat muncul akibat rangsangan patogen itu sendiri.
Contohnya yaitu penyakit yang menyerang tanaman serealia di
daerah temperate.
Contoh : penghambatan yang terjadi tanpa adanya rangsangan yaitu
penyakit layu fusarium di Perancis.
 Crossed Protection
Digunakan untuk mengendalikan penyakit secara biologis.
Contoh : 1) Mikroba yang menempati daerah ekologis dari strain
yang ganas.
2) Imunisasi.
b) Inokulasi tanah
Inokulasi tanah merupakan metode pengendalian patogen secara
biologis dengan mengubah lingkungan.
Efektifitas :
 Inokulasi tanah dengan penggunaa antagonis efektif dilakukan
jika diberikan pada tanah yang steril seperti (tanah bedengan
karena terlindung dari serangan Phytium dan Rhizoctonia).
 Pemberian mikroba parasit pada tanah non steril dapat
membasmi struktur dorman seperti sklerotia dan oospora.
 Penambahan bahan kimia dapat bertahan lama.
NB : Penggunaan tanah SS untuk menghambat penyakit adalah
tindakan yang cukup berbahaya karena tanah SS mengandung patogen
yang dapat menimbulkan penyakit jika lingkungan tidak diubah.
c) Inokulasi Bahan Tanaman dan Biji-bijian
Efektifitas : Memberikan hasil yang baik apabila bakteri dapat
membentuk koloni pada akar muda yang terbentuk.
Keberhasilan dapat 100% atau tidak sama sekali.
Contoh : Mengendalikan patogen inokulasi dengan menggunakan
bakteri Pseudomonas, merangsang pertumbuhan yang belum
diketahui melalui zat yang dikeluarkannya.

d) Rangsangan terhadap antagonis dengan perubahan lingkungan


Cara : Menambahkan bahan-bahan organik pada tanah (sisa tanaman
atau pupuk hijau) atau merubah kelembaban tanah sehingga
mempengaruhi perkembangan pathogen.
Mekanisme :
1) Memberikan pengaruh terhadap antagonisme mikroba.
2) Peningkatan dekomposisi dari sistem perakaran yang sakit.
3) Penurunan konsentrasi oksigen akibat peningkatan aktifitas
mikroba dalam tanah.
4) Terbentuknya zat yang meracun pathogen.
5) Pengaruh pada resistensi tanaman melalui suatu perubahan dalam
ketersediaan nutrisi.
e) Pemberian bahan organik (amendment) ke dalam tanah
Bahan organik digunakan untuk mengandalikan penyakit tanaman
dengan menhancurkan patogen menjadi bagian-bagian kecil.
Cara : Berbeda-beda sesuai dengan penyakitnya, diantaranya:
1) Menstimulasi antagonisme dengan cara menambah jumlah
antagonis.
2) Pembentukan zat-zat yang meracun terhadap patogen.
3) Mekanisme lisis-kecambah (germinating lysis).
Risiko : 1) Terjadinya fitotoksitas, dalam keadaan anerobik.
2) Dapat meningkatkan kepekaan akar terhadap patogen.
f) Merubah Kelembaban
Cara : Merubah kelembaban tanah di daerah tropis,
Contoh : Pengendalian penyakit layu-fusarium pada pisang (penyakit
panama) serta layu-vercillium pada kapas.
Pengendalian ini terbatas untuk dilakukan terdapat permasalahan air.
Eradiksi patogen disebabkan oleh antagonisme yang dilakukan oleh
anaerobik.
g) Teknik penggunaan tanah baru (perawan)
Cara : Mengisi lubang tanam dengan tanah muda sebanyak 9 liter ke
kebun yang tua, lalu bibit ditransplanting ke dalam lubang
tersebut.
Manfaat : Tanah sudah memiliki mikroflora yang makan sehingga
pathogen tidak dapat berkembang dan akan kalah dengan
flora saprofit.
Contoh : Pengendalian Phytophthora palmivora pada perkebunan
papaya di Hawai.
Teknik ini bergantung pada keadaan lingkungan yang ada.

II. PENGENDALIAN SECARA TERPADU


 Penggunaan fungisida dapat menyebabkan penghambatan patogen serta
peningkatan antagonisme.
 Fungisida diharapkan berfungsi untuk melemahkan pathogen bukan
membunuh pathogen sehingga pathogen lebih peka terhadap
antagonisme yang ada di lingkungannya.
 (+) penggunaan fungsida: meningktkan antagonisme mikroba seperti
pengguanaan fungisida organomercury serta dithiocarbamat.
 Penggunaan mikroflora membantu efektifitas dari fungisida dan akan
berhasil membunuh pathogen pada tanah steril.
a) Pengendalian tak langsung
Salah satu contoh pengendalian tak langsung adalah dengan memanfaatkan
nematisida atau fungisida yang bekerja seperti nematisida (quintozene)
sebagai pengendali jamur patogen.
Contoh : Nematoda melemahkan tanaman sehingga terserang jamur
Fusarium atau patogen lain, maka dengan menggunakan nematisida dapat
mencegah penyebaran jamur fusarium atau yang lainnya.
b) Perubahan jenis patogen yang dominan
 Penggunaan fungisida selektip untuk menekan populasi suatu patogen
dominan dapat mengakibatkan peningkatan patogen-patogen lainnya
yang tadinya tidak penting namun tahan terhadap fungisida tersebut.
 Fungisda quintozone (PCNB) biasanya dapat memberikan pengaruh ini,
PCNB berfungsi membasmi Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii dan S.
copivorum, namun tidak efektif terhadap Fusarium dan Oomycetes.
Contoh : Serangan yang masih terjadi pada lahan yang terkena damping-
off (Rhizoctania) setelah pemberian fungisida quintozene terjadi akibat
meningkatnya populasi Pythium dan Fusarium karena hilangnya
antagonis mereka.
 Penyebab meningkatnya populasi patogen lain juga dapat disebabkan
oleh berubahnya miroklimat (iklim mikro) lahan.
Contoh : perubahan kanopi yang menjadi lebih rapat setelah
pengendalian penyakit bercak daun. Lingkungan dibawah daun akan
menjadi lebih lembab karena tertutup kanopi dan memudahkan
terjadinya penyerangan jamur putih.
 Hilangnya antagonisme akibat penggunaan fungisisda dapat
meningkatkan kemampuan kompetisi patogen secara saprofit yang
berada di dalam tanah.
c) Boomerang effect (pengaruh bumerang)
Definisi : terjadinya keparahan kembali (anfal) dari penyakit oleh penyebab
yang sama (patogen target) setelah dilaukan pengobatan.
 Antagonis yang ditekan berpotensi menyebabkan timbulnya patogen-
patogen lain pada tanaman.
 Iatro enic disease : penyakit yang disebabkan oleh dokter itu sendiri.
Artinya : penyakit yag meningkat akibat dari pengendalian yang
memunculkan patogen dan pengaruh bumerang.
 Pencegahan : menggunakan fungisida selektip Benzimidazole dengan
berhati-hati dan mengkombinasikan dengan fungisida lain untuk
menghindari resistensi patogen tertentu. Slein itu, penggunaan
antagonimsme yang sangat tahan dengan fungisida dalam dosis rendah
juga dimanfaatkan dalam proses penngendalian.

Anda mungkin juga menyukai