Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

“MEMBUAT RESUME/RANGKUMAN MATERI


ILMU PENDIDIKAN ISLAM”
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu pendidikan islam
Program studi strata S1 pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu:
Abd. Hafid, S. Ag.,M.Pd.,MM

Semester 2 PAI

Disusun oleh:
Muhammad Fahrul Aizat

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI IBNU SINA BATAM
TAHUN
2020
BAB I
ILMU PENDIDIKAN ISLAM:
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP BAHASAN, DAN URGENSINYA
A. Pengertian pendidikan islam
  Ilmu Pendidikan Islam dengan pengertian ilmu tentang Pendidikan Islam, yaitu
pengetahuan tentang bagaimana menjadi guru agama Islam di berbagai lingkungan dan
lembaga pendidikan. Yang dituju dengan pengetahuan ini adalah menjadikan seseorang
sebagai pewaris dan pelanjut usaha Nabi sebagai utusan Allah. Dalam pengertian ini,
fokus kajiannya ialah pendidikan agama Islam yang terbatas pada hal-hal yang berkaitan
dengan proses pendidikan tentang keimanan, syariat, dan akhlak. Objek kajiannya ialah
teori dan praktik pengajaran Agama Islam, yang biasanya meliputi pengajaran Akidah-
Akhlak, Quran-Hadis, Fikih, dan Sejarah Islam.

B. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Pendidikan Islam


Pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi manusia lain agar ia tumbuh dengan baik dan memiliki kepribadian
sebagaimana diinginkan oleh pendidiknya.
Komponen utama yang menjadi rukun pendidikan adalah:
a. manusia yang akan dididik
b. manusia yang akan mendidik,
c. tujuan pendidikan, yaitu arah pertumbuhan atau bentuk kepribadian yang diinginkan,
d. materi pendidikan, yaitu sesuatu yang diberikan kepada anak didik,
e. metode atau cara yang dipakai untuk memberikan materi pendidikan kepada anak
didik.
Bertolak dari pengertian seperti dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
secara garis besar, pokok-pokok bahasan yang akan dibicarakan dalam mata kuliah ini
dapat disusun sbb.:
1.Pengertian, ruang lingkup bahasan, dan urgensi Ilmu Pendidikan Islam
2.Pengertian Fitrah dan fitrah manusia dalam perspektif Islam
3.Tujuan pendidikan dalam perspektif Islam
4.Materi Pendidikan dalam persepektif Islam
5.Metode pendidikan dalam perspektif Islam
6.Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan dalam perspektif Islam
7.Penanggung Jawab pendidikan dalam perspektif Islam
8.Kedudukan dan Fungsi guru dalam perspektif Islam
9.Lembaga pendidikan dalam perspektif Islam
10. Masalah-masalah pendidikan kontemporer ditinjau dari pandangan Islam.

C. Urgensi Ilmu Pendidikan Islam


Fungsi utama Ilmu Pendidikan adalah sebagai pembimbing atau pedoman bagi
seseorang dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dengan Ilmu Pendidikan, seorang
pendidik akan bertindak dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang efektif.
Pengetahuan ini berfungsi sebagai pedoman yang dapat membimbing dan mengarahkan para
perencana dan pelaksana pendidikan di berbagai lingkungan dan tingkatnya.

BAB II
FITRAH MANUSIA
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian kata fithrah


Secara etimologis, kata fithrah berarti al-khalq atau al-ibda’, penciptaan, yaitu suatu
penciptaan yang belum ada contohnya. Kata ini dipakai untuk mengungkapkan penciptaan
sesuatu yang sama sekali baru, belum ada contoh dan model yang dijadikan sebagai acuan.
Bentuk fithrah merupakan bentuk masdar dari kata fathara yang berarti menciptakan.

B. Fitrah Manusia Dalam Pandangan Islam


Berdasarkan pemahaman di atas serta merujuk al-Quran dan al-Hadits, fitrah
manusia menurut ajaran Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manusia adalah makhluk psiko-fisik yang memiliki jiwa dan tubuh. Dari berbagai ayat al-
Quran dapat diketahui bahwa jati diri manusia adalah makhluk psiko-fisik, yaitu suatu
makhluk yang eksistensinya terdiri atas unsur jiwa (ruh) dan fisik (jasad).
2. Sifat-sifat jasmani (al-fithrat al-jismiah)
Tubuh manusia merupakan alam materi yang memiliki sifat-sifat fisika. Ia tersusun dari 4
unsur yang membentuk alam materi, yaitu tanah, air, udara, dan api. Para filosof Muslim,
seperti Ikhwan al-Shafa` mengemukakan bahwa perimbangan komposisi keempat unsur
ini ikut mempengaruhi sifat-sifat manusia.
3. Sifat-sifat Jiwa (al-fithrat al-ruhiyyat)
Jiwa merupakan inti hakikat manusia. Unsur inilah yang mendapat tugas sebagai khalifah
Allah di bumi. Unsur ini pula yang bertanggung jawab atas segala tingkah laku dan
perbuatan manusia. Hanya saja, sangat disayangkan, unsur ini menjadi bagian yang penuh
misteri.
4. Sifat-sifat Psiko-Fisik (al-fithrat al-nafsaniyyat)
Yang dimaksud dengan nafs (diri) adalah suatu hakikat yang terbentuk setelah unifikasi
unsur fisik dan jiwa. Nafs tidak sama dengan ruh yang menjadi rahasia kehidupan dan
juga tidak sama dengan jasad (tubuh)material yang bisa diobservasi.

C. Implikasi Edukatif Pandangan Islam tentang Fitrah Manusia


Bertolak dari uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa implikasi edukatif dari
pandangan Islam tentang fitrah manusia sbb.:
1. Pendidikan merupakan suatu keniscayaan (keharusan) bagi setiap anak manusia. Tanpa
pendidikan, manusia tidak akan mungkin berfungsi sebagaimana yang diharapkan oleh
Sang Pencipta.
2. Pendidikan mesti dilaksanakan sejak manusia itu belum lahir karena, baik secara fisik
maupun psikis, fitrah manusia sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai faktor
yang muncul jauh sebelum ia dilahirkan. Kelengkapan unsur dan kesempurnaan manusia
ketika ia dilahirkan, khususnya dari segi fisik, bergantung pada kondisi sperma dan telur
yang dihasilkan kedua orang tuanya, serta situasi dan kondisi ketika proses pembuahan
dan kehamilan berlangsung. Justru itu, Islam mengatur beberapa hal yang terkait dengan
periode ini.
3. Pendidikan harus diarahkan untuk membentuk manusia yang dapat melaksanakan
tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi karena manusia diciptakan untuk
tujuan tersebut.
4. Pendidikan, pada hakikatnya, adalah usaha untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
baik yang dimiliki dan mengendalikan berbagai potensi tidak baik yang ada pada
manusia. Pendidikan dilakukan untuk menumbuh-kembangkan unsur-unsur fisik dengan
anggota-anggota tubuhnya agar menjadi sehat dan kuat serta memberikan pengetahuan
dan keterampilan yang memungkinkan manusia dapat menciptakan karya-karya kreatif
untuk mewujudkan kemakmuran di bumi seperti yang diharapkan Allah swt.
5. Seiring dengan itu, pendidikan diharapkan dapat membentuk pribadi yang tahu diri dan
mampu mengendalikan berbagai aktivitas dan prilakunya sesuai dengan tujuan
penciptaannya.

BAB III
TUJUAN PENDIDIKAN
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Konsepsi Islam tentang Manusia


1. Hakikat Manusia
   Berdasarkan ayat al-Quran, dapat di-ketahui bahwa Islam secara tegas
menyatakan bahwa manusia adalah makhluk atau ciptaan Tuhan. Inilah inti pokok
kandungan ayat yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Manusia
bukanlah sesuatu yang ada dengan sendirinya. Ia diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan
yang telah ditentukan sendiri oleh penciptanya itu.
 Manusia adalah makhluk psiko-fisik, yaitu makhluk yang wujudnya merupakan
gabungan unsur jiwa yang bersifat immateri dan tubuh yang bersifat materi.  Unsur fisik
merupakan alam materi yang padanya berlaku hukum-hukum fisika sebagaimana berlaku
pada benda-benda alam lainnya.
2. Tujuan Hidup dan Makna Eksistensial Manusia
Surah al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:
) 30 ‫ ( البقرة‬... ‫وإذ قال ربك للمال ئكة إنى جاعل فى األرض خليفة‬

Artinya: Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat:


“Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di bumi”.
Dari ayat ini, dapat disimpulkan bahwa kedudukan dan tugas manusia adalah sebagai
khalifah atau wakil Allah di bumi. Khalifah berarti berarti pengganti, wakil, atau
perpanjangan tangan Allah yang dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas ilahiah di
bumi.  Sebagai khalifah Allah, tentu saja, manusia dituntut agar mengetahui dan
memiliki sifat-sifat positif yang dimiliki Allah.  Dalam pengertian inilah, Ikhwan al-
Shafa`, kelompok pemikir Muslim zaman Klasik, menyatakan bahwa manusia sebagai
wakil Allah dituntut untuk mengidentifikasi dirinya dengan Allah (tasyabbuh bil-ilah),
yaitu dengan memiliki sifat-sifat mulia yang dipunyai Allah serta melakukan berbagai
perbuatan dan pekerjaan ilahiah.

B. Tujuan Akhir Pendidikan


Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir (ultimate goals, dapat
juga disebut tujuan umum) pendidikan menurut pandangan Islam ialah untuk membentuk
manusia agar dapat berperan sebagai hamba dan khalifah Allah. Manusia ideal dalam
pandangan Islam adalah manusia yang dapat menempatkan dirinya sebagai khalifah atau
wakil Allah yang selalu mengabdikan dirinya untuk kepentingan Tuhannya. Manusia seperti
itulah yang perlu dibentuk melalui pendidikan. 
C. Spesifikasi Tujuan Pendidikan
       Tujuan akhir pendidikan seperti dikemukakan di atas belum bersifat operasional. Ia
masih bersifat umum serta tidak mungkin dicapai dengan suatu langkah dan dengan
menggarap suatu aspek tertentu. Oleh kare-na itu, dalam pelaksanaannya, diperlukan
spesifikasi tujuan akhir tersebut sehingga ia menjadi operasional. Rumusan itu perlu
dijabarkan dan dirinci dalam beberapa tahap dan bidang garapan tertentu sehingga tersusun
rumusan yang bersifat sementara dan khusus.

BAB IV
MATERI PENDIDIKAN
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengetahuan Sebagai Materi Pendidikan


Pengetahuan dapat juga berarti hubungan fikiran yang jelas yang terbentuk pada
manusia di antara akalnya dengan sesuatu di luar dirinya sebagai akibat interaksi sadar yang
terjadi antara dia dengan alam luar yang mengelilinginya, atau sebagai akibat berbagai
proses akal yang menyertai interaksi ini, atau sebagai akibat dari pengaruh intuisi dari ilham
atau diterimanya melalui ajaran agama dan wahyu.
B. Klasifikasi Pengetahuan                
Pengetahuan manusia dapat dikelompokkan ke dalam berbagai golongan sesuai
dengan aspek-aspek yang menjadi dasar pengelompokannya. Secara umum, pengetahuan
digolongkan menjadi pengetahuan biasa (ordinary knowledge) dan pengetahuan ilmiah
(scientific knowledge). Pengetahuan biasa adalah sejumlah pengertian, fikiran, dan gambaran
tentang alam luar yang diperoleh manusia dalam hidupnya sehari-hari, yang mencakup
wujud-wujud, gerakan-gerakan, dan gejala yang bermacam-macam. Sedangkan, yang
dimaksud pengetahuan ilmiah ialah sejumlah pengertian, prinsip-prinsip, dan teori-teori
yang diperoleh para ahli dengan metodologi ilmiah untuk menafsirkan dan menjelaskan
berbagai peristiwa di alam. Pengertian ilmiah bersifat empirik karena yang menjadi
objeknya adalah segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh pancaindera manusia. 
C. Keterampilan Sebagai Materi Pendidikan
1. Pengertian Keterampilan
Kata keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan. Keterampilan berarti kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.
2. Urgensi Keterampilan
Efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh tingkat
keterampilan yang dimiliki oleh pelakunya. Semakin tinggi tingkat keterampilan,
semakin efektif dan efisien pekerjaan tersebut. Bobot dan kualitas hasil suatu pekerjaan
banyak bergantung pada kemampuan teknis atau kemahiran pelakunya dalam
mengerjakan pekerjaan itu. Begitu pula, penggunaan dana, waktu, dan tenaga untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan juga banyak ditentukan oleh tingkat keterampilan orang
yang melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai