Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PELATIHAN DAN SERTIFIKASI SAG


diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelatihan dan Serifikasi SAG

Disusun Oleh:

Savanny Putri Safrina


1202184165
SI-42GAB-SAG

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini merupakan tugas
yang harus diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelatihan dan
Sertifikasi SAG. Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka, dalam kesempatan ini saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rahmat Mulyana selaku dosen dari
mata kuliah Pelatihan dan Sertifikasi SAG yang telah membantu dalam pencarian
informasi dan pembuatan makalah.
Saya menyadari bahwa makalah ini memang belum mencapai
kesempurnaan, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu, saya
sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
menjadi lebih baik kedepannya. Demikian makalah ini disusun, semoga dapat
bermanfaat dengan harapan dapat memenuhi tugas yang diberikan. Serta
menambah wawasan kepada saya dan khususnya bagi para pembaca.

Lubuk Basung, 4 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................................3
1.4. Manfaat.................................................................................................3
1.5. Batasan Masalah....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1. Latar Belakang Memilih Peminatan SAG.............................................5
2.2. Target Profesi Masa Depan...................................................................8
2.3. Kompetensi yang Perlu Dibangun......................................................15
2.4. Profil Sertifikast yang Diminati..........................................................20
2.5. Strategi Menuju Kelulusan Uji............................................................23
BAB III PENUTUP...............................................................................................30
3.1. Kesimpulan.........................................................................................30
3.2. Saran....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil............................................................11


Tabel 2. Salary Range Information Technology 2021...........................................15
Tabel 3. Unit Kompetensi Audit IT.......................................................................19
Tabel 4. Gradasi Kompetensi Kunci......................................................................26
Tabel 5. Kelompok Kompetensi Umum (01).........................................................27
Tabel 6. Kelompok Kompetensi Inti (02)..............................................................28
Tabel 7. Kelompok Kompetensi Khusus (03)........................................................29

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Laboratorium BPAD.....................................................................5


Gambar 2. Logo Laboratorium ISM........................................................................6
Gambar 3. Manajemen dalam ITSM......................................................................22

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi saat ini sangat pesat perkembangnnya. Hampir semua dari
bidang memakai teknologi yang berbasis komputer. Untuk itu, kita sebagai orang-
orang yang bekerja diruang lingkup IT haruslah meningkatkan professionalisme
kita agar profesi kita tidak diambil dan dikuasai oleh orang-orang yang bukan dari
dasarnya orang IT.Teknologi Informasi (IT) merupakan teknologi yang selalu
berkembang baik secara revolusioner (seperti misalnya perkembangan hardware)
maupun yang lebih bersifat evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan
software). Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi ini, dunia lapangan
kerja semakin banyak membutuhkan para professional yang bergelut dibidang
Teknologi Informasi. Posisinya pun sangat bervariasi, tergantung dari skala bisnis
atau usaha instansi / perusahaan / lembaga yang bersangkutan.
Semakin besar dan kompleks suatu instansi, biasanya posisi dan
pekerjaan yang dibutuhkan pun semakin beragam. Mengingat begitu banyak
variasi jenis pekerjaan tersebut, maka perlu dilakukan sebuah standardisasi profesi
di bidang teknologi informasi. Adanya standar kompetensi dapat memudahkan
perusahaan atau institusi untuk menilai kemampuan (skill) yang dimiliki oleh
calon pegawainya. Salah satu contonya dengan adanya sertifikasi, dimana
sertifikasi ini ada yang bersifat global maupun lokal. Sertifikasi lokal dapat
dilakukan melalui badan resmi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang ada di
Indonesia. LSP menyediakan sertifikasi IT Service Manager, Enterprise Architect,
IT Auditor, dan IT Project Manager. Selain itu ada juga sertifikasi yang bersifat
global seperti sertifikasi COBIT (Information & Technology Governace
Framework), TOGAF (The Open Group Architecture Framework), ITIL (IT
Information Library), CAPM, dan PMI. Masing – masing sertifikasi ini memiliki
harga dan ketentuan yang berbeda – beda.
Banyak alasan untuk mendapatkan sertifikasi IT karena dengan adanya
sertifikat dapat memberikan kredibilitas bagi pemegangnya. Sertifikasi IT

1
menunjukkan bahwa para Professional Teknologi Informasi memiliki
pengetahuan dan kompetensi yang dapat dibuktikan. Sertifikasi IT juga
memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan, khususnya dalam pasar global
karena kemampuan dan pengetahuan Profesional Teknologi Informasi telah diuji
dan didokumentasikan. Ada banyak keuntungan yang dapat menjadi tambahan
alasan untuk mempertimbangkan mengambil sertifikasi IT. Salah satu yang utama
tentu saja membuka lebih banyak kesempatan pekerjaan. Sertifikat IT dapat
meningkatkan kredibilitas seorang profesional IT di mata pemberi kerja. Bagi
mereka yang sudah bekerja di bidang IT, sertifikasi memberi cara yang standar
dan terukur untuk mengukur kemampuan teknis.
Dengan memiliki sebuah sertifikat IT yang diakui secara global, seorang
profesional IT akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih tinggi terkait
dengan keterampilan yang dimilikinya. Karena melalui proses sertifikasi
keterampilan yang dimiliki sudah mengalami validasi oleh oleh lembaga pemberi
sertifikasi.. Selain mampu memberikan jalan yang lebih mudah untuk menemukan
pekerjaan di bidang IT, sertifikasi juga sangat membantu meningkatkan posisi dan
reputasi bagi yang sudah bekerja. Bahkan sertifikasi yang sudah diakui secara
global ini mampu meningkatkan kompetensi dengan tenaga-tenaga IT dari
mancanegara. Karena itu jangan heran jika sertifikasi telah kantongi bisa lebih
dihargai dibandingkan ijazah formal.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa yang mendasari memilih peminatan SAG?
b. Bagaimana target profesi di masa depan?
c. Apa kompetensi yang perlu dibangun?
d. Bagaimana profil sertifikat yang diminati?
e. Apa strategi menuju kelulusan uji?

2
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, tujuan makalah ini disusun
adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi tugas mata kuliah pelatihan dan sertifikasi SAG.
b. Mengetahui bagaimana target profesi di masa depan.
c. Mengetahui kompetensi apa yang perlu dibangun untuk mempersiapkan
ujian sertifikasi.
d. Menambah pengetahuan tentang bagaimana dan seperti apakah sertifikasi
dan keahlian yang diminati.
e. Mengetahui strategi menuju kelulusan uji.

1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa bisa menggali
sertifikasi apa yang diminati sesuai dengan target profesi di masa depan, serta
mempersiapkan kompetensi dan strategi untuk bisa lulus sertifikasi. Dengan
memiliki sebuah sertifikasi IT yang diakui, seorang profesional IT akan memiliki
kepercayaan diri yang lebih tinggi terkait dengan keterampilan yang dimilikinya
karena, melalui proses sertifikasi keterampilan yang dimiliki sudah melalui
validasi oleh lembaga pemberi sertifikasi. Selain itu pengalaman mengikuti
sertifikasi akan memberikan wawasan – wawasan baru yang tidak pernah ditemui
sebelumnya. Adanya sertifikasi juga dapat memberikan jalan yang lebih mudah
untuk menemukan pekerjaan di bidang IT dan membantu meningkatkan posisi
dan reputasi bagi yang sudah bekerja.

1.5. Batasan Masalah


Untuk menghindari penyimpangan dan pelebaran dari permasalahan yang
ada, maka perlu suatu batasan masalah dari tugas yang akan dilakukan. Dengan
adanya batasan masalah tersebut, tugas ini dapat menjadi lebih terarah. Oleh
karena itu, pada tugas ini akan membahas tentang :
a. Hal yang mendasari memilih peminatan SAG
b. Target profesi di masa depan

3
c. Kompetensi yang perlu dibangun
d. Profil sertifikat yang diminati
e. Strategi menuju kelulus uji

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Memilih Peminatan SAG


System Architecture and Governance atau biasa disebut dengan SAG
merupakan sebuah laboratorium riset yang terbentuk berdasarkan hasil kombinasi
antara laboratorium BPAD (Business Process Analyis and Design) dan
laboratorium ISM (Information System Management) pada tanggal 10 Oktober
2020. Laboratorium SAG membantu mahasiswa berfikir dalam memahami dan
membangun IT yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi,
sehingga dapat membantu suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan
sistem informasi. Mahasiswa berperan sebagai konsultan sebelum dan sesudah
aplikasi dibangun, secara garis besar lab riset sag masuk kedalam kategori system
planning.
BPAD (Business Process Analyis and Design) adalah salah satu
laboratorium di Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom yang berfokus
pada pembelajaran rekayasa proses bisnis, analisis dan desain system informasi
serta enterprise architecture. Enterprise architecture merupakan praktik
pendokumentasian elemen – elemen strategi binis, business case, model bisnis,
teknologi, serta kebijakan dan infrasturktur yang membentuk perusahaan dalam
bentuk blueprint. Dengan mempelajari enterprise architecture dapat memperkuat
analisis bisnis, memahami arsitektur dan konsep perubahan.

5
Gambar 1. Logo Laboratorium BPAD
ISM (Information System Management) adalah salah satu laboratorium di
Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom yang memiliki visi sebagai
wadah mahasiswa sistem informasi dalam analisis, perancangan dan penyesuaian
terhadap framework tata kelola manajemen risiko IT, manajemen layanan, serta
teknik audit IT. ISM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi dan
prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti
biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. ISM akan mempelajari
pemahaman tentang aspek – aspek yang berkaitan dengan teknologi, manajemen,
dan organisasi sistem informasi yang mampu menghasilkan informasi yang akurat
untuk proses pengambilan keputusan.

Gambar 2. Logo Laboratorium ISM


Dengan perbedaan latar belakang masing – masing lab, laboratorium ini
bersinergi mengoptimalkan sumber daya untuk dapat berperan aktif dalam era
digital yang semakin dinamis. Rumpun ilmu yang saling berkaitan dan terikat baik
dari segi teori dan praktik membuat laboratorium ini digabung. Berdasarkan
uraian diatas, alasan memilih peminatan SAG karena pada awalnya sudah
tergabung di laboratorium ISM (Information System Management )sejak tahun
2020 sebagai anggota divisi proyek, seminar, dan sertifikasi dimana divisi ini

6
bertugas untuk mengurusi semua hal yang berkaitan dengan proyek, pengadaan
kegiatan seminar dan pelatihan sertifikasi.
Hal lain yang mendorong untuk tergabung dilaboratorium ISM
(Information System Management) adalah untuk memperdalam ilmu dibidang
analisis, tata kelola manajemen risiko IT, manajemen layanan, dan audit IT. Selain
itu dapat menambah wawasan baru karena setiap minggunya diadakan sharing
session baik berupa materi maupun pengalaman kerja bersama alumni – alumni
yang kompeten di bidangnya, kuliah umum, dan ISM Visit. Di ISM (Information
System Management) para anggota laboratorium juga diperkenalkan dan diberikan
pelatihan mengenai berbagai macam framework seperti ITIL, Cobit. ISM sendiri
berfokus pada mata kuliah manajemen proyek sistem informasi, manajemen
layanan, tata kelola dan manajemen teknologi informasi.
Karena penggabungan laboratorium ISM (Information System
Management) dan BPAD (Business Process Analyis and Design) maka lahirlah
sebuah kelompok belajar dengan nama Sag Study Group yang mewadahi
mahasiswa untuk mengasah potensi yang dimiliki, khususnya dalam bidang
kelompok keahlian laboratorium SAG. Mulai dari kegiatan perlombaan,
pendalaman materi keilmuan, berpartisipasi aktif dalam membantu tugas pokok
dan fungsi lab riset, serta menciptakan inovasi dan gagasan baru. Di laboratorium
SAG (System Architecture and Governance) saya tergabung ke dalam divisi
relasi, dimana divisi ini bertugas untuk membina hubungan baik
dengan publik internal maupun ekternal, menyelenggarakan dan bertanggung
jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui tampilan visual
kepada publik baik internal dan eksternal, dan bertindak sebagai penasihat,
fasilitator komunikasi, fasilitator pemecahan masalah, teknisi komunikasi, serta
pe-monitoring dan pengevaluasi. Sag Study Group sendiri dibagi mejadi 2 level
yaitu :
a. Level 1
Fokus studi yang ditujukan pada level ini lebih untuk pendalaman
materi yang berkaitan pada ilmu enterperise architecture dan information
system management. Secara garis besar kedua fokus keilmuan tersebut

7
membantu untuk mengasah pola pikir “system planning” pada sebuah
perusahaan. Pada level 1 ini anggota akan diajarkan mengenai perlombaan
yang berkaitan dengan bidang keilmuan laboratorium SAG.

b. Level 2
Fokus studi yang dilakukan pada level ini merujuk pada ISACA,
ISACA adalah suatu organisasi profesi internasional di bidang tata kelola
teknologi informasi yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1967.
Pada level ini anggota sudah termasuk menjadi bagian dari ISACA
STUDENT GROUP, dimana fokus studi group ini mendalami lebih jauh
mengenai pelatihan dan sertifikasi yang diselanggarakan oleh ISACA
cabang Indonesia.

2.2. Target Profesi Masa Depan


Secara etimologi profesi berasal dari kata profession yang berarti
pekerjaan. Professional artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism
artinya sifat professional (John M. Echols & Hassan Shadily, 1990:449). Profesi
adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, IT
dan desainer. Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal
yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja sesuai dengan keahliannya. Tetapi
dengan keahlian yang diperoleh dari pendidikan kejuruan saja juga belum cukup
disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Merujuk pada pendapat Elliot (1972), profesi secara historis dibedakan
menjadi 2 tipe, yaitu profesi sebagai status dan tipe profesi sebagai pekerjaan.
Profesi sebagai status diartikan sebagai sesuatu yang secara relatis tidak begitu
penting dalam organisasi kerja dan dalam melayani masyarakat, tetapi menduduki

8
tempat yang tinggi dalam sstem tingkatan social masyarakat. Sementara profesi
sebagai pekerjaan didasarkan pada spesialisasi dari pendidikan dan latihannya.
Ada beberapa ciri profesi yang melekat yaitu: pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun. Adapun secara khusus sifat yang selalu melekat
pada profesi adalah:
a. Adanya kaidah dan standar mmoral yang sangat tinggi.
b. Adanya pengetahuan khusus.
c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat.
d. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
e. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Untuk target profesi dimasa depan setelah lulus kuliah saya akan
mengikuti seleksi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) sesuai dengan jurusan dan
kemampuan yang saya miliki. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur
aparatur negara yang memiliki peranan yang sangat berarti yaitu sebagai salah
satu penyelenggara pembangunan dan pemerintahan untuk mencapai tujuan
nasional. Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 yang mengamanatkan
setiap Instansi Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota wajib memiliki Sumber Daya
Manusia Pegawai Negeri Sipil yang dapat memenuhi persyaratan baik secara
kuantitas maupun kualitas sehingga dapat menyelengarakan tugas pemerintahan
dan pembangunan. Pegawai negeri sipil merupakan pekerjaan yang belakangan ini
sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Pemerintah hampir setiap tahun
membuka formasi Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) melalui pelamar umum
guna untuk mengisi jabatan yang kosong.
Strategi yang saya susun ketika mengikuti seleksi CPNS (Calon Pegawai
Negeri Sipil) nantinya adalah harus memenuhi semua syarat pada saat pendaftaran
cpns, teliti dan cermat dalam memilih formasi, berlatih mengerjakan soal – soal
cpns, mengetahui tipe - tipe soal yang akan di ujikan serta passing grade / nilai
ambang batas. Dalam tes cpns terdapat 3 tipe soal yang akan diujikan yaitu :
a. TKP (Tes Karakteristik Pribadi)

9
TKP adalah serangkaian soal yang dirancang untuk menilai indikator
perilaku terkait pelayanan publik, jejaring kerja, sosial budaya, teknologi
informasi dan komunikasi, serta profesionalisme.

b. TWK (Tes Wawasan Kebangsaan)


TWK adalah serangkaian soal yang dirancang untuk menilai
penguasaan pengetahuan dan kemampuan mengimplementasikan
nasionalisme, integritas, bela negara, pilar negara, dan Bahasa Indonesia. 
c. TIU (Tes Intelegensi Umum)
TIU adalah serangkaian soal yang dirancang untuk menilai tiga
kemampuan peserta, yakni kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan
kemampuan figural. Kemampuan verbal dinilai lewat soal-soal analogi,
silogisme, dan analitis. Sementara, kemampuan numerik dinilai lewat soal-
soal deret angka, perbandingan kuantitatif, dan soal cerita. Yang terakhir,
kemampuan figural mengukur kemampuan peserta dalam bernalar melalui
perbandingan dua gambar, perbedaan beberapa gambar, dan pola hubungan
dalam bentuk gambar.
Alasan saya ingin menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) karena ingin
mengabdi pada bangsa dan negara, berkontribusi langsung kepada negara dengan
memberikan layanan kepada masyarakat. Selain itu seorang pns juga akan
mendapatkan keuntungan berupa gaji yang tetap, dana pensiun, tunjangan,
terbebas dari PHK, serta jenjang karir yang ditawarkan sangat panjang dan jelas.
Namun terlepas dari itu semua Kerugian  jadi PNS adalah gaji yang didapat tidak
bisa dinegosiasi. Hal ini tentu berbeda dibanding dengan bekerja di perusahaan.
Pasalnya, sebelum bekerja di perusahaan biasanya calon karyawan akan ditanya
tentang gaji dan dapat melakukan negosiasi terkait gaji yang akan diterima.
Berikut ini adalah daftar gaji yang diperoleh seorang pns tahun 2021 menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedelapan Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

10
Tabel 1. Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil
Selain itu saya juga memiliki target profesi di bidang IT Auditor karena
Audit Teknologi Informasi (TI) diperlukan untuk menguji apakah pengendalian
teknologi informasi mencapai tujuannya atau tidak. Seiring dengan perkembangan
IT, maka ruang lingkup audit IT tidak hanya terkait dengan penggunaan komputer
untuk melakukan audit namun juga meliputi audit sistem secara lebih mendalam.
Seseorang Auditor IT sangat dibutuhkan di suatu organisasi / perusahaan, auditor
IT bertugas untuk menjaga keamanan sistem informasi sebagai asset organisasi /
perusahaan, mempertahankan integritas informasi yang disimpan dan diolah dan
tentu saja untuk meningkatkan keefektifan penggunaan teknologi informasi serta
mendukung efisiensi dalam organisasi / perusahaan. Hal ini dilakukan dengan
alasan untuk mencegah terhadap biaya organisasi / perusahaan bila terjadi data
yang hilang.
Audit IT merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua
kegiatan sistem informasi dalam perusahaan. Menjadi seorang auditor IT itu
tidaklah mudah karena harus bertanggung jawab terhadap gagalnya
pengembangan sistem informasi yang menyebabkan kerugian serta menuntut
kedisiplinan kerja secara profesional. Dalam pelaksanaanya, auditor TI

11
mengumpulkan bukti-bukti yang memadai melalui berbagai teknik termasuk
survey, wawancara, observasi dan review dokumentasi. Satu hal yang unik, bukti-
bukti audit yang diambil oleh auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis.
Biasanya, auditor TI menerapkan teknik audit dengan bantuan computer, disebut
juga dengan CAAT (Computer Aided Auditing Technique). Teknik ini digunakan
untuk menganalisa data, misalnya saha data transaksi penjualan, pembelian
transaksi, aktivitas, persediaan, dan aktivitas nasabah.
Untuk menjadi seorang IT Auditor dibutuhkan pelatihan dan pendidikan.
Auditor IT setidaknya harus memiliki gelar sarjana dengan jurusan sistem
informasi, ilmu komputer, atau akuntansi. Selain memiliki gelar sarjana, auditor
TI juga harus memiliki sertifikasi khusus atau lisensi seperti Cerified Public
Accountant (CPA), Certified Fraud Examiner (CFE), Certified Internal Auditor
(CIA), Certified Information Systems Auditor (CISA). Sejak tahun 1978
Information Systems Audit and Control Association (ISACA) mengeluarkan
program sertifikasi audit yang dikenal dengan nama Certified Information System
Auditor (CISA). CISA adalah sertifikasi yang diakui secara internasional di
bidang Audit Information Sistem dan Profesional dalam bidang Pengawasan dan
Keamanan untuk meningkatkan keahlian dalam bidang audit sistem informasi.
Saat ini gelar CISA yang dimiliki oleh seorang professional adalah
pengakuan atas standar prestasi dan jaminan untuk prasyarat penilaian 
kompetensi yang dimiliki dalam bidang  audit sistem informasi dan teknologi
informasi. Untuk bisa lulus CISA dan diakui secara internasional sebagai IT
Auditor bersertifikasi, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi, lulus ujian
CISA dan mempunyai lima tahun pengalaman sebagai Auditor IT. Syarat yang
kedua relatif lebih mudah dipenuhi. Tiga diantara lima tahun pengalaman tersebut
dapat disubstitusi: dua tahun disubstitusi dengan gelar sarjana ditambah satu tahun
pengalaman sebagai audit non-IT atau pekerjaan terkait IT lainnya. Seorang
sarjana Ilmu Komputer dengan pengalaman minimal satu tahun sebagai
programmer, tinggal mengejar dua tahun pengalaman sebagai IT auditor. Namun,
harus lulus ujian CISA. Seorang IT Auditor mampu bersikap independen dalam

12
setiap permasalahan serta memiliki keahlian berfikir kritis dengan perspektif yang
luas.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan
oleh IAI dalam SPAP (Standard Auditing Seksi 110) menyatakan: “auditor
bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan
atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit dan karakterisitik kecurangan,
auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, namun bukan mutlak, bahwa
salah saji material terdeteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah
saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidak
material terhadap laporan keuangan”.
Adapun berbagai tugas setiap auditor menurut The Auditing Practice
Committee pada tahun 1980 adalah sebagai berikut : merencanakan,
mengendalikan, dan mencatat setiap pekerjaannya, memahami sistem akuntansi,
mendapatkan bukti audit agar mampu memberikan kesimpulan secara rasional,
memastikan dan mengevaluasi pengendalian intern serta melakukan compliance
test, dan meninjau ulang laporan keuangan yang relevan. Berdasarkan kelompok
pelaksanaan audit, maka auditor terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
a. Auditor Internal
Tugas utama dari auditor internal ini adalah membantu pemilik
perusahaan dalam mengawasi aset dan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Auditor internal akan bekerja untuk perusahaan yang mereka
audit. Oleh sebab itu, tugas seorang IT auditor adalah melakukan audit pada
sistem manajemen perusahaan.
b. Auditor Pajak
Tugas auditor pajak adalah melakukan ketaatan wajib pajak yang
sudah diaudit berdasarkan undang – undang perpajakan yang sedang
berlaku. Untuk di Indonesia, audit pajak biasanya dilakukan oleh Direktorat

13
Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik
Indonesia.

c. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah melayani lembaga – lembaga atau
perusahaan milik pemerintah. Beberapa tugas yang harus dikerjakan oleh
auditor pemerintah adalah mengawasi aliran keuangan dan praktek di
lembaga atau instansi pemerintahan.
d. Auditor Forensik
Tugas auditor forensik adalah melakukan pemerikasaan dokumen –
dokumen terkait dengan berbagai tindakan kriminal, seperti money laundry
dan pelacakan sumber uang berasal.
e. Auditor Independen
Tugas auditor independen adalah melayani masyarakat publik yang
sedang membutuhkan jasa audit. Auditor independen adalah anggota kantor
akuntan publik yang bekerja secara eksternal. Auditor independen tidak
boleh dipengaruhi oleh pihak luar. CPA adalah julukan untuk auditor
independen di luar negeri.
Gaji menurut Wursanto (2010:53) merupakan bentuk kompensasi, yaitu
manfaat jasa yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan
kepada seorang karyawan. Perbedaan upah dan gaji hanya terletak pada kuatnya
ikatan kerja dan jangka waktu penerimaannya . Seseorang menerima gaji apabila
ikatan kerjanya kuat. Standard gaji pada tahun 2021 dari Kelly Service Indonesia
berikut bisa membantu untuk menggambarkan perbandingan antara IT auditor
dan programmer / system engineer.

14
Tabel 2. Salary Range Information Technology 2021

2.3. Kompetensi yang Perlu Dibangun


Secara harfiah kompetensi berasal dari kata competence yang artinya
kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara estimologi kompetensi
diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau
melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja. Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai
kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.
Kompetensi adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan dalam kerja setiap
hari. Fokusnya adalah pada perilaku di tempat kerja, bukan sifat-sifat kepribadian
atau keterampilan dasar yang ada di luar tempat kerja ataupun di dalam tempat
kerja. Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang
pasif. Seorang karyawan mungkin pandai, tetapi jika mereka tidak

15
menterjemahkan kepandaiannya ke dalam perilaku di tempat kerja yang efektif,
maka kepandaiannya tidak akan berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui
apa yang harus dilakukan. Secara general, kompetensi sendiri dapat dipahami
sebagai sebuah kombinasi antara keterampilan (skill), atribut personal, dan
pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior)
yang dapat diamati, diukur, dan dievaluasi.
Dalam sejumlah literatur, kompetensi sering dibedakan menjadi 2 tipe
yaitu sebagai berikut:
a. Soft Competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan
kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manudia
serta membangun interkasi dengan orang lain. Contoh soft competency
adalah: leadrship, communication, dan interpersonal relation.
b. Hard Competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan
fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini
berkaitan dengan semua teknis yang berakitan dengan pekerjaan yang
ditekuni. Contoh hard competency adalah: electrical engineering, marketing
research, financial analysis, dan manpower planning.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat
Jabatan PNS, bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatannya. Kompetensi adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil  untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap / perilaku kerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk
pelaksanaan tugas yang profesional, efektif, dan efisien. Keberadaan PNS di era
reformasi dan penyelengaraan otonomi daerah sekarang ini memiliki posisi yang
sangat strategis, karena lancar tidaknya penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik, sangat tergantung kepada kompetensi yang dimiliki dan
dikuasai oleh PNS. Kompetensi sangat diperlukan dalam setiap proses sumber
daya manusia. Semakin banyak kompetensi, maka semakin meningkat pula
kinerjanya.

16
Mengapa PNS harus memiliki kompetensi, diantaranya karena tuntutan
sebagai berikut :
a. Tugas, pokok, fungsi, kewenangan dan tanggungjawab yang harus
dilaksanakan, yaitu memberikan pelayanan publik;
b. Pelaksanaan kepemerintahan yang baik (Good Governance);
c. Dalam upaya mengimbangi perubahan lingkungan strategis yang cepat
berubah, baik itu lingkungan internal organisasi, maupun lingkungan
eksternal organisasi;
d. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan era globalisasi yang sedang
berlangsung yang tidak bisa di tolak dan dicegah lagi;
e. Serta pelaksanaan otonomi daerah.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman
Abnur, mengingatkan bahwa PNS (Pegawai Negeri Sipil) dituntut memiliki
kompetensi dalam menjalankan tugas dan fungsinya di instansi masing-masing.
Asman Abnur menegaskan setidaknya terdapat 3 kompetensi kunci yang wajib
dimiliki oleh PNS, yakni kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan
kompetensi sosial kultural.
a. Kompetensi teknis diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan
teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis.
b. Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan.
c. Kompetensi sosial kultural diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
Selain itu Kepala BKN (Badan Kepegawaian Negara) menyampaikan
bahwa perubahan lingkungan yang terjadi saat ini disebabkan karena adanya
revolusi teknologi 4.0 (sistem teknologi digital) dimana hal itu dapat berpengaruh
terhadap pekerjaan, pekerja, dan tempat kerja. Pada pekerja terjadi perubahan
sistem atau pola interaksi kerja antara pekerja dan pemberi pekerja. Kepala BKN
(Badan Kepagawaian Negara) menyebutkan kompetensi PNS yang dibutuhkan
saat ini bukan hanya piawai dalam hal teknis namun juga memiliki kompetensi

17
soft skill. Kompetensi soft skill yang dibutuhkan PNS masa kini agar dapat
menghadapi tantangan perubahan yakni kemampuan memecahkan masalah yang
kompleks, berpikir kritis, kreatif, manajemen manusia, kemampuan berkoordinasi,
kecerdasam emosional, penilaian dan membuat keputusan, orientasi pelayanan,
dan negoisasi.
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar. Untuk memperoleh kompetensi tersebut,
dibutuhkan pendidikan dan pelatihan bagi auditor yang dikenal dengan nama
Pendidikan Profesional Berkelanjutan (Continuing Proffesional Education). Ada
beberapa komponen dari "kompetensi auditor", yakni mutu personal, pengetahuan
umum, dan keahlian khusus. Auditor harus bersikap jujur, adil, dan sebenar-
benarnya dalam melakukan proses audit. Auditor harus mampu memberikan
penilaian yang baik, dapat dipercaya, dan mampu menaati hukum yang berlaku.
Seorang auditor juga harus memiliki pengetahuan umum untuk memahami entitas
yang diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan dasar ini meliputi
kemampuan untuk melakukan review analisis, pengetahuan teori organisasi untuk
memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan sektor
publik.
Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia (IASII) bekerjasama dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) pada
tahun 2014 telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Auditor Teknologi Informasi. Terdapat pada SKKNI Nomor 048 tahun
2015 dimana setiap unit kompetensi akan memiliki elemen kompetensi dan
kriteria kerja. Auditor Teknologi Informasi yang dimaksud pada SKKNI tersebut
mencakup definisi yang luas dari fungsi Auditor Teknologi Informasi dimana
didalamnya mencakup fungsi Auditor Sistem Informasi dan Auditor Sistem
Elektronik. Untuk keperluan SKKNI maka definisi Auditor Teknologi Informasi
disamakan dengan Auditor Sistem Informasi dan Auditor Sistem
Elektronik.Perumusan SKKNI tersebut melibatkan para praktisi dan akademisi di
bidang audit sistem informasi di Indonesia melalui Rapat Kerja 1 dan Rapat Kerja
2 serta Rapat Pra Konsensus dan Rapat Konsensus. Kegiatan tersebut telah

18
merumuskan 15 (lima belas) Unit Kompetensi Auditor Teknologi Informasi
sebagai berikut :
No
Kode Unit Judul Unit Kompetensi
.
1. M.702000.001.01 Menganalisis Risiko Audit Teknologi Informasi
2. M.702000.002.01 Menyusun Rencana Prosedur Audit Teknologi
Informasi
3. M.702000.003.01 Mengalokasikan Sumber Daya Audit Teknologi
Informasi
4. M.702000.004.01 Melaksanakan Prosedur Audit atas Perencanaan
Teknologi Informasi
5. M.702000.005.01 Melaksanakan Prosedur Audit atas Pengembangan
Teknologi Informasi
6. M.702000.006.01 Melaksanakan Prosedur Audit atas Operasional
Teknologi Informasi
7. M.702000.007.01 Melaksanakan Prosedur Audit atas Pemantauan
Teknologi Informasi
8. M.702000.008.01 Melaksanakan Prosedur Audit atas Aplikasi
Teknologi Informasi
9. M.702000.009.01 Melaksanakan Prosedur Audit atas Infrastruktur
Teknologi Informasi
10. M.702000.010.01 Mengawasi Kelayakan Pelaksanaan Prosedur Audit
Teknologi Informasi
11. M.702000.011.01 Mengawasi Kelayakan Dokumentasi Hasil
Pelaksanaan Prosedur Audit Teknologi Informasi
12. M.702000.012.01 Menyusun Hasil Audit Teknologi Informasi
13. M.702000.013.01 Menyusun Rekomendasi Audit Teknologi Informasi
14. M.702000.014.01 Mengidentifikasi Tindak Lanjut Audit Teknologi
Informasi
15. M.702000.015.01 Memverifikasi Kelayakan Tindak Lanjut Audit
Teknologi Informasi
Tabel 3. Unit Kompetensi Audit IT
Keahlian khusus yang harus dimiliki seorang auditor antara lain keahlian
untuk melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistic, keterampilan
mengoperasikan computer, serta kemampuan menulis dan mempresentasikan
laporan dengan baik Agar situasi yang ada di perusahaan dapat tergambar dengan
baik, beberapa keterampilan dan kompetensi ini wajib dimiliki oleh seorang
auditor dalam melakukan audit, di antaranya:

19
a. Keterampilan komunikasi, termasuk komunikasi lisan, penulisan
laporan, dan keterampilan presentasi
b. Keterampilan memecahkan masalah (misalnya: Memiliki
pemikiran yang konseptual dan analitis)
c. Kemampuan untuk mempromosikan nilai audit internal di antara
karyawan kunci dalam organisasi
d. Mengikuti perkembangan perubahan peraturan dan standar industri
e. Pengetahuan dalam audit, seperti standar audit internal dan standar
etika profesional.
f. Pengetahuan dalam manajemen risiko perusahaan (mis., Analisis
risiko dan penilaian kontrol)

2.4. Profil Sertifikast yang Diminati


IT service manager atau yang biasa disingkat dengan ITSM adalah sebuah
usaha dari tim IT untuk memberikan layanan IT dengan memprioritaskan
pelanggan. Tim IT yang dimaksud biasanya gabungan dari orang-orang yang
bertanggung jawab atas desain, dan penciptaan produk. IT Service Manager
mengacu pada serangkaian proses, kebijakan, dan prosedur yang membantu
organisasi merencanakan, mengelola, dan mengimplementasikan layanan IT.
Tujuan utama dari ITSM adalah untuk menyelaraskan IT dengan kebutuhan
bisnis. ITSM akan membantu perusahaan dalam mencapai tiga tujuan mendasar,
yakni kemampuan mencapai kepuasaan, menjawab tantangan, dan kebutuhan
organisasi secara umum. Untuk itu diperlukan perangkat kebijakan, kerangka
kerja, prosedur dan instruksi kerja yang memadai baik dari sisi ruang lingkup
maupun kedalaman informasinya.
ITSM diatur dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 610 Tahun 2012. SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) merupakan rumusan kemampuan kerja
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap
kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan

20
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. IT Service
Manager merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan oleh LSP (Lembaga
Sertifikasi Profesi) Informatika yang ada di Indonesia. LSP Informatika
merupakan lembaga pelaksana sertifikasi pihak ke-3 yang cakupan operasionalnya
diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia, dalam hal ini yaitu BNSP (Badan
Nasional Sertifikasi Profesi) yang memberikan lisensi kepada LSP Informatika
berdasarkan sertifikat lisensi nomor BNSP-LSP-317-ID. LSP menyediakan
sertifkat yang bersifat lokal dengan profesi IT Service Manager, Enterprise
Architect, IT Auditor, dan IT Project Manager.
Pedoman operasional LSP Informatika mengikuti Pedoman BNSP 201 &
202, yang diadaptasi dari ISO/IEC 17024:2003 - General Requirements to the
Bodies Operating Certification of Persons. Adaptasi standar internasional ini
dimaksudkan agar mempermudah saling pengakuan dengan badan akreditasi di
dalam maupun di luar negeri serta meningkatkan kompetensi sertifikat yang
diterbitkan oleh LSP. Untuk biaya sertifikasi ITSM (IT service manager) di mulai
dari harga 1 - 2 juta. Dimana para peserta sertifikasi akan mendapatkan benefit 2
hari pelatihan secara online. LSP Informatika memiliki fungsi melaksanakan
sertifikasi kompetensi dengan tugas: 
a. menyusun dan mengembangkan skema sertifikasi;
b. membuat perangkat asesmen dan MUK;
c. menyediakan tenaga penguji (asesor);
d. melaksanakan sertifikasi;
e. melaksanakan surveilan pemeliharaan sertifikasi;
f. menetapkan persyaratan, memverifikasi dan menetapkan TUK,
g. memelihara kinerja asesor dan TUK,
h. mengembangkan pelayanan sertifikasi.
Selain itu LSP Informatika juga memiliki wewenang antara lain sebagai
berikut :
a. menerbitkan sertifikat kompetensi sesuai peraturan BNSP
b. mencabut atau membatalkan sertifikat kompetensi,
c. memberikan sanksi kepada asesor dan TUK yang melanggar aturan,

21
d. mengusulkan skema baru
e. mengusulkan dan atau menetapkan biaya uji kompetensi
Secara umum berbagai manajemen yang dilakukan dalam proses ITSM
diantaranya:

Gambar 3. Manajemen dalam ITSM


a. Manajemen Masalah: Memungkinkan organisasi untuk melakukan
analisis akar penyebab satu atau lebih insiden serupa.
b. Manajemen Aset: Memberikan visibilitas lengkap atas semua aset TI
organisasi.
c. Manajemen Perubahan: Memberikan model perubahan untuk melakukan
perubahan besar dalam infrastruktur TI.
d. Manajemen Insiden: Memungkinkan organisasi untuk menangkap
respons awal terhadap suatu insiden atau permintaan layanan oleh
pelanggan.
e. Manajemen Ketersediaan: Membantu organisasi untuk mengoptimalkan
kemampuan layanan TI-nya.
f. Service level: Membantu mempertahankan tingkat komitmen tertentu
ketika memberikan layanan TI.
g. Manajemen Proyek: Membantu melakukan penambahan baru pada
infrastruktur TI secara tertib.
h. Manajemen Pengetahuan: Membantu organisasi untuk membuat gudang
solusi untuk masalah yang diketahui.

22
Istilah ITIL dan ITSM ini tidak sama tetapi saling terkait. ITIL adalah
kerangka kerja yang memberi tahu cara menerapkan ITSM dengan cara sebaik
mungkin. Tidak seperti ITIL, ITSM fokus pada pengalaman pemberian layanan
yang tidak teknis. Secara umum, ITSM diimplementasikan dalam suatu organisasi
dalam bentuk solusi perangkat lunak. Solusi ini menggabungkan semua praktik
terbaik terkait ITSM yang diambil dari suatu kerangka kerja. Misalnya, Metadata
ITSM solusi mengikuti pedoman ITIL dalam penawaran produknya. Ada
beberapa alasan mengapa ITSM penting adalah sebagai berikut:
 Menyelaraskan tim IT dengan prioritas bisnis
 Menempatkan pelanggan sebagai pengguna di tempat nomor satu
 Memungkinkan kolaborasi di antara berbagai departemen
 Dapat melakukan koordinasi dengan lebih efektif dan efisien

2.5. Strategi Menuju Kelulusan Uji


Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang diartikan suatu
usaha mencapai suatu kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunakan
dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang
yang memiliki esensi yang relatif sama. Menurut Gerald Michaelson bahwa
strategi adalah suatu rencana yang akan diterapkan dengan melakukan berbagai
hal yang tetap. Sedangkan menurut Siagian strategi adalah serangkaian keputusan
dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan implementasi
oleh seluruh jajaran atau organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2007,
Strategi: (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang dan perdamaian; (2) ilmu
dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, untuk
mendapatkan kondisi yang menguntungkan; (3) rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; (4) tempat yang baik menurut siasat
perang. Berdasarkan beberapa defenisi strategi dapat diartikan sebagai Strategi

23
adalah suatu perencanaan jangka panjang yang disusun untuk menghantarkan
pada suatu pencapaian akan tujuan dan sasaran tertentu.
Strategi yang dipersiapakan sebelum melakukan ujian sertifikasi ITSM (IT
Service Manager) yaitu dengan mengikuti training atau pelatihan sebelum uji
kompetensi dilaksanakan karena dengan melakukan training para peserta akan
mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan yang berguna sesuai dengan bidang
yang diminati, memperhatikan dan memahami materi training secara mendasar,
maka akan memperbesar peluang dan kesempatan untuk lulus uji kompetensi.
Dengan mengerti dan paham mengenai materi yang berkaitan dengan sertifikasi
profesi yang diikuti, maka hal ini dapat membantu kita untuk memahami berbagai
skema maupun alur – alur pekerjaan yang barang kali ditanyakan ketika uji
kompetensi di lakukan. Selain itu hal yang peling penting adalah membaca semua
materi yang telah diberikan pada saat pelatihan, serta melakukan simulasi ujian
dengan kondisi yang mirip dengan ujian sesungguhnya.
Sebagai acuan maka dibutuhkan sebuah kerangka kerja standar bidang IT
Service Management yang menetikberatkan kepada kompetensi yang harus
dimiliki oleh tiap individu yang melakukan fungsi – fungsi Service Management.
Atas dasar kebutuhan inilah disusun Standar Kompetensi Kerja Nasional
(SKKNI) dibidang IT Service Management. SKKNI bidang IT Service
Management digunakan untuk memberikan panduan untuk identifikasi dan
kategorisasi posisi dan sertifikasi personil yang melakukan fungsi keamanan
informasi yang mendukung implementasi informasi organisasi.
Kompetensi kunci merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk mencapai pekerjaan. Unit kompetensi terdistribusi dalam 7
kriteria kompetensi kunci antara lain:
a. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi.
b. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide.
c. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan.
d. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
e. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis
f. Memecahkan masalah

24
g. Menggunakan teknologi
Masing-masing dari ketujuh kompetensi kunci tersebut, memiliki
tingkatan dalam tiga katagori. Katagori sebagaimana dimaksud tertuang
dalam tabel gradasi kompetensi kunci. Tabel gradasi kompetensi kunci
merupakan daftar yang menggambarkan kompetensi kunci (berisi 7
kompetensi kunci) dan tingkat / nilai (1, 2, dan 3).
KOMPETENSI TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
KUNCI “Melakukan “Mengelola “Mengevaluasi
Kegiatan” Kegiatan” dan Memodifikasi
Proses”
a. Men Mengikuti Mengakses dan Meneliti dan
gumpulka, pedoman yang ada merekam lebih menyaring lebih
menganalisa dan merekam dari dari satu sumber dari satu sumber
dan satu sumber informasi dan mengevaluasi
mengorganisasik informasi kualitas informasi
an informasi
b. Men Menerapkan Menerapkan Memilih model
gkomunikas bentuk komunikasi gagasan dan bentuk yang
ikan informasi untuk informasi sesuai dan
dan ide-ide mengantisipasi dengan memilih memperbaiki dan
kontek komunikasi gaya yang mengevaluasi
sesuai jenis dan paling sesuai. jenis komunikasi
gaya dari berbagai
berkomunikasi macam jenis dan
gaya cara
berkomunikasi.
c. Mer Bekerja di bawah Mengkoordinir Menggabungkan
encanakan dan pengawasan atau dan mengatur strategi, rencana,
mengorgani- supervisi proses pekerjaan pengaturan,
sasikan dan menetapkan tujuan dan
kegiatan prioritas kerja prioritas kerja.
d. Bek Melaksanakan Melaksanaka Bekerjasama
erjasama kegiatan- kegiatan n kegiatan untuk
dengan orang yang sudah dan menyelesaikan
lain & kelompok dipahami membantu kegiatan-kegiatan
/aktivas rutin merumuskan yang bersifat
tujuan komplek.
e. Men Melaksanakan Memilih Bekerjasama
ggunakan tugas-tugas yang gagasan dan dalam
gagasan secara sederhana dan teknik bekerja menyelesaikan
matematis dan telah ditetapkan yang tepat untuk tugas yang lebih

25
teknis menyelesaikan komplek
tugas-tugas yang dengan
komplek menggunakan
teknik dan
matematis
f. Me Memecahkan Memecahkan Memecahkan
mecahkan masalah untuk masalah masalah yang
masalah tugas rutin di untuk tugas komplek
Bawah pengawasan rutin dengan
/supervisi secara mandiri Menggunakan
berdasarkan pendekatan
pedoman/pandua metoda yang
n sistimatis
g. Men Menggunakan Menggunakan Menggunakan
ggunakan teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk
teknologi membuat barang mengkonstruksi, membuat
dan jasa yang mengorganisasik desain/meran-
sifatnya berulang- an atau cang,
ulang pada tingkat membuat menggabungkan,
dasar di bawah produk barang memodifikasi
pengawasan/ atau jasa dan
supervisi berdasarkan mengembangkan
desain produk barang
atau jasa
Tabel 4. Gradasi Kompetensi Kunci

Berikut adalah daftar unit kompetensi pada sertifkasi ITSM () adalah


sebagai berikut:
a. Kelompok Kompetensi Umum (01)

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi


.
1. TIK.SM01.001.0 Melaksanakan Pekerjaan Secara Tim
1
2. TIK.SM01.002.0 Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan
1
Keamanan Kerja (K3)
3. TIK.SM01.003.0 Melaksanakan Pekerjaan Secara Mandiri
Dalam Lingkungan Organisasi TI
1
4. TIK.SM01.004.0 Melakukan Komunikasi Di Tempat Kerja
1
5. TIK.SM01.005.0 Melaksanakan Dan Menjaga Etika Profesi

26
1
6. TIK.SM01.006.0 Mengelola Pekerjaan Dalam Proyek TI
1
7. TIK.SM01.007.0 Melakukan Survei Kebutuhan Pelanggan
1
8. TIK.SM01.008.0 Membuat Laporan Tertulis
1
9. TIK.SM01.009.0 Memberikan Petunjuk Teknis Kepada
Pelanggan
1
10. TIK.SM01.010.0 Menjamin Integritas Informasi
1
Tabel 5. Kelompok Kompetensi Umum (01)
b. Kelompok Kompetensi Inti (02)

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi


.
TIK.SM02.001.0 Mengelola Kemampuan Dan Fungsionalitas
Dari Seluruh Komponen TI
1
TIK.SM02.002.0 Meningkatkan Aspek Ketersediaan Dalam
Layanan TI
1
TIK.SM02.003.0 Menyediakan Layanan Berdasarkan Tingkat
Tingkat Tertentu.
1
TIK.SM02.004.0 Memberikan Pelayanan TI Sesuai Dengan
Bisnis Yang Dijalankan
1
TIK.SM02.005.0 Mengendalikan Aset Dan Seluruh Sumber
Daya Pelayanan TI
1
2. TIK.SM02.006.0 Mengelola Instalasi Dan Pemeliharaan
Sistem Perangkat Lunak
1
3. TIK.SM02.007.0 Mengatur Otorisasi Akses Teknologi
Informasi
1
4. TIK.SM02.008.0 Menyediakan Tim Pendukung Untuk
Pemeliharaan Aplikasi
1
5. TIK.SM02.009.0 Memberikan Pelayanan Produk-Produk
Teknologi Informasi Sesuai Kebutuhan
1
Bisnis
TIK.SM02.010.0 Mengendalikan Peralatan Jaringan
Teknologi Informasi
1

27
6. TIK.SM02.011.0 Menetapkan Resolusi Dan Masalah
Terhadap Seluruh Aktivitas Seluruh Siklus
1
Hidup TI
7. TIK.SM02.012.0 Mengelola Insiden Yang Terjadi
1
8. TIK.SM02.013.0 Mengelola Konfigurasi Sistem
1
9. TIK.SM02.014.0 Mengelola Perubahan Yang Terjadi
1
10. TIK.SM02.015.0 Mengesahkan Dan Menerapkan Layanan
Kepada Pengguna
1
Tabel 6. Kelompok Kompetensi Inti (02)

c. Kelompok Kompetensi Khusus (03)

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi


.
1. TIK.SM03.001.0 Menentukan Arsitektur Perangkat Keras
1
2. TIK.SM03.002.0 Menentukan Arsitektur Perangkat Lunak
1
3. TIK.SM03.003.0 Menyediakan Tim Operasional Pendukung
Sistem
1
4. TIK.SM03.004.0 Menetapkan Standar Otorisasi Akses Di
Dalam Organisasi
1
5. TIK.SM03.005.0 Menetapkan Manajemen Eskalasi Terhadap
Permasalahan
1
6. TIK.SM03.006.0 Memantau Pelayanan Prosedur Tingkat
Layanan
1
7. TIK.SM03.007.0 Menyediakan Manajemen Teknis Dari
Operasional Teknologi Informasi
1
8. TIK.SM03.008.0 Mengelola Aspek Keuangan Dalam Sistem
Pelayanan Teknologi Informasi
1
Tabel 7. Kelompok Kompetensi Khusus (03)

28
29
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sertifikasi profesi adalah suatu usaha pemerintah untuk dapat
meningkatkan dan mengembangkan kualitas atau uji kompetensi tenaga kerja, di
dalam mekanisme teknis yang sudah dibuat oleh pemerintah melalui suatu Badan
Lembaga Pemerintah. Sertifikasi profesi bertujuan untuk memastikan kompetensi
yang telah didapatkan seseorang melalui pembelajaran, pelatihan, maupun
pengalaman kerja dam telah dievaluasi dan disetujui oleh pihak ketiga. Dengan
adanya sertifikasi akan menunjukan bahwa seseorang mampu melakukan suatu
pekerjaan atau tugas spesifik, bahkan sertifikasi dapat memberikan nilai tambah di
hadapan perusahaan atau klien.
Di Indonesia ada Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang
mengawasi konsistensi dan kredibilitas Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang
memberikan sertifikat atas suatu profesi atau kompetensi tertentu. Berdasarkan
dari uraian diatas saya memilih Sertifikasi ITSM yang berfokus pada service desk
dan merupakan bagian dari service management dengan biaya sertifikasi 1 – 2
juta. Strategi yang dibangun untuk lulus sertifikasi yaitu dengan cara mengikuti
pelatihan yang disediakan oleh LSP, memperhatikan dan memahami materi
pelatihan secara mendasar, serta melakukan simulasi ujian dengan kondisi yang
mirip dengan ujian sesungguhnya.

3.2. Saran
Sebaiknya pemilihan sertifikasi disesuaikan dengan target profesi di masa
depan. Karena sertifikasi yang sejalan dengan target profesi dapat menjadi suatu
bukti bahwa seseorang memiliki keahlian (kompetensi) sesuai dengan bidangnya.
Maka hal ini dapat memberikan nilai tambah dimata perusahaan / klien untuk
mendapatkan perkerjaan. Seseoarang yang memiliki sertifikasi profesi akan lebih
unggul ketika bersaing karena kemampuannya yang sudah diakui secara tertulis.

30
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Serlika Aprita, S.H., M.H. and Dr. Khalisah Hayatuddin, S.H.,


M.H. (2019) ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI HUKUM. Qiara
Media.

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan


Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2012). KEPUTUSAN MENTERI


TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
KEP. 610 TAHUN 2012. Diakses melalui https://www.lspinformatika.id/, 8
Oktober 2021.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2015). KEPUTUSAN MENTERI


TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
KEP. 48 TAHUN 2015. Diakses melalui https://www.lspinformatika.id/, 8
Oktober 2021.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang


Perubahan Kedelapan Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

Sag Laboratory. (10 Oktober 2020). SAG IS COMING. Diakses melalui


https://www.instagram.com/p/CGJ6F8EpBXj/?utm_medium=share_sheet, 8
Oktober 2021.

Sag Study Group. (23 Agustus 2020). SAG STUDY GORUP. Diakses melalui
https://www.instagram.com/p/CEPDWsMJ9P0/?utm_medium=share_sheet, 8
Oktober 2021.

Wursanto. 2010. Manajemen personalia Manajemen Sumber Daya Manusia.


Edisi. Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia.

31

Anda mungkin juga menyukai