yang harus dihafalkan. Hal ini menyebabkan Rumusan masalah penelitian ini adalah
nilai IPA pada setiap Ulangan Umum atau bagaimanakah meningkatkan pemahaman
ujian memiliki rata-rata yang rendah. konsep cahaya melalui pemanfaatan media
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran benda optik yang ada di
(KTSP) SMP N 2 Temon tahun 20i0 untuk lingkungan sekitar pada siswa kelas VIII D
mata pelajaran IPA, memuat materi tentang SMPN 2 Temon tahun pelajaran 201012011.
optik atau cahaya di bagian kelas VIII Penelitian ini berlujuan untuk meningkatkan
semester genap. Materi tentang cahaya pemahaman konsep optik/cahaya, mencari
selama ini dirasakan sulit oleh siswa karena alternatif sumber belajar/media belajar yang
banyak menggambar, menghafal dan banyak mudah dan sederhana namun dapat membantu
hitungan matematis yang rumit. Pembelaj aran siswa dalam memahami konsep cahaya
konsep optik/cahaya meliputi: sifat cahaya, dalam pelajaran IPA, dan meningkatkan
pemantulan cahaya dan pernbiasan cahaya, prestasi siswa dalam pelajaran IPA.
guru harus menggunakan metode dan media Pendekatan Contextual Teaching
yang tepat agar siswa lebih rrudah dan and Learning (CTL) selalu dianjurkan
lebih cepat dalam menguasainya. Siswa- untuk diterapkan dalam setiap proses
siswa SMP N 2 Temon selama ini dikenal belajar mengajar di kelas. CTL diyakini
sebagai kelas menengah ke bawah dalam dapat menghilangkan pemisahan antara
hal kemampuan memahami materi pelajaran pembelajaran teoritis dengan pengalaman
di sekolah. Kondisi ini dapat dilihat dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Elaine
NEM relatifrendah yang diperoleh pada saat B.Jonson dalam Ibnu Setiawan (2006: 57)
di Sekolah Dasar. Selain itu sebagian besar menyatakan bahwa CTL adalah sebuah sistem
siswa memiliki minat dan motivasi rendah yang merangsang otak untuk menyusun
dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga pola-pola yang mewujudkan makna. CTL
mengharuskan guru selalu memberikan adalah suatu sistem pengajaran yang cocok
motivasi dan meningkatkan variasi dalam dengan otak yang menghubungkan muatan
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi akademis dengan konteks dalam kehidupan
belajar siswa. sehari-hari.
Alat yang disediakan di laboratorium Berdasarkan tujuh unsur dalam
untuk pembelajaran cahay a menggunakan pembelajaran CTL, maka dalam PTK ini
"kit optika". Alat-alat ini sulit bagi siswa disusun Rencana Pelaksanaan Pembel4j aran
karena menggunakan arus listrik, dan (RPP) yang memuat unsur-unsur yang
sulit menghasilkan berkas cahaya. Selain telah dijelaskan di atas. Pembelajaran
itu terkadang di beberapa sekolah belum menggunakan metode eksperimen dengan
memiliki alat ini atau memiliki dalam jumlah panduan LKS yang telah disiapkan agar
sedikit. Pembelajaran dengan memanfaatkan siswa mengamati dan menganalisib dan
media benda optik yang ada di lingkungan menemukan pengetahuan sendiri. Selam
sekitar ini diharapkan mempermudah kegiatan pembelajaran siswa dribuat
penyediaan dan siswa menemukan konsep- kelompok-kelornpok agar mampu bekerja
konsep cahaya yang langsung dapat sama, diskusi, bertanya tentang hal-hal yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. diamati. Guru membimbing, memotivasi,
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 1L/TahunXYI/Mei 2012
bertanya dan menjawab dengan pinsip guru , Selanjutnya Cucu Eliyawati (2008:
sebagai fasilitator. i12-15) menjelaskan bahwa media sebagai
Metode yang paling tepat dalam ,sumber belajar, merupakan bagian yang
pembelajaran IPA adalah metode eksperimen, tak terpisahkan dalam kegiatan pendidikan.
dan demonstrasi karena pelajaran Pemanfaatannya oleh guru secara tepat
IPA mempunyai obyek alam semesta. sangat membantu dalam mengembangkan
Pembelajaran dengan metode eksperimen berbagai aspek perkembangan anak baik
dan demonstrasi dapat terlaksana dengan kognitif emosi, sosial, bahasa, motorik dan
baik jika terdapat alaUbahan yang tepat dan sebagainya. Pentingnya sumber belajar dalam
cukup memadai baik dari segij umlah maupun pendidikan anak antara lain: (1) memberi
macamnya. Untuk menyediakan media kesempatan anak untuk menggunakan pilihan
sebagai sumber belajar perlu ketrampilan sumber belajar, (2) meningkatkan anak dalam
dan kemauan yang tinggi dari seorang guru. berbahasa, (3) membantu mengenalkan anak
Ketersediaan waktu dan dana sering menjadi pada lingkungan, (4) menumbuhkan motivasi
kendala dalam pengadaan media. belajar (5) memungkinkan pencapaian hasil
belajar yang lebih baik, (6) mendukung siswa
Herbert Drukes yang diterjemahkan
Soeparmo (1986: 100) menyatakan bahwa
untuk lebih banyak melakukan kegiatan
yang dimaksud media adalah setiap alat belajar karena tidak hanya mendengarkan
pelajaran yang cocok untuk dapatmemberikan
uraian dari guru saja.
pelajaran menjadi lebih menari dan lebih Dari beberapa pendapat dapat dijelaskan
jelas. Dari pendapat di atas keberadaan alat bahwa media atau alat merupakan sumber
atau media pembelajaran mutlak diperlukan, belajar. Media berupa benda nyata dalam
apalagi bagi siswa SMP yang masih berada kehidupan sehari-hari merupakan media
pada tahap perkembangan operasi konkrit. paling cocok untuk siswa TK sampai dengan
Siswa masih sulit memahami konsep-konsep SMP. Alat bantu benda yang dijumpai
abstrak tanpa bantuan alat atau media dengan sehari-hari diharapkan kebermaknaan
benda-bendanyata. materi pelajaran terhadap kehidupan sehari-
Winarno Surachmat (1984: 140) hari langsung dapat dipahami. Hal inilah
yang dapat memotivasi belajar siswa, dan
menyatakan bahwa alat-alat pelajaran ditinjau
dari tingkatan pengalaman murid dibagi selanjutnya dapat meningkatkan prestasi
belajar.
menjadi tiga golongan, yaitu: (1) golongan
pertama adalah alat yang merupakan benda Pemanfaatan dan pemilihan media
sebenarnya yakni benda riil yang dipakai perlu mempertimbangkan berbagai hal agar
manusia dalam kehidupan sehari-hari, (2) dapat berfungsi optimal, oleh karena itu
golongan kedua adalah alat yang merupakan media yang dipilih harus tepat atau cocok dan
benda pengganti dalam bentuk tiruan benda tidak asal menyediakan media. Media yang
sebenarnya, digunakan karena penggantinya tidak cocok dapat mengganggu kegiatan
lebih praktis, (3) golongan ketiga adalah belaj ar dan dapat menimbulkan miskonsepsi.
bahasa baik dalam bentuk lisan maupun Rustaman (2003) menyatakan bahwa dalam
tulisan, golongan ketiga inilah yang paling mernilih media mempertimbangkan berbagai
tinggi tingkat abstraksinya. hal, yaitu: kesesuaian dengan tujuan belajar,
kesesuaian dengan materi, kesesuaian dengan
Jurnql llmiqh Guru "COPE", Nomor 0L/Tahun WI/Mei 2012
cenderung lebih malas dibanding dengan (2) Media pembelajaran, (3) LKS dan urutan
kelas lain, dan (3) prestasi belajar siswa penggunaan alat (4) Lembar pengamatan
lebih rendah. guru/siswa (5) soal pretest/postesf. Materi
Desain penelitian yang dikembangkan pelajaran pada siklus I terdiri dari: hukum
adalah model PTK yang dikemukakan pemantulan cahaya dan pemantulan cermin
oleh Kemis & McTaggart (1988: 11) datar, pemantulan cermin cekung, dan
pemantulan cermin cembung.
l0
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 0L/Tahun WI/Mei 2012
b. Implementasi Tindakan
Gambar yapg dihasilkan siswa:
1) Pertemuan 1, sebelum pembelajaran
guru memberikan pretes" Benda optik t/
yang digunakan sebagai rnedia adalah +
cermin datar dan senter.Tujuan \
pembelajaran adalah siswa dapat
memahami hukurn pemantulan cahay a,
sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh cennin datar, dan pembentukan
bayangan oleh cermin datar. Dalam LKS
siswa diminta membuat sinar datang
dengan senter ke cermin dengan sudut Gambar 2:
Sinar pada Senter tanpa Reflektor dan dengan
tertentu dan mengarnati pantulannya. Refl eklor (Cermin Cekung)
Gambar pemantulan yang dihasilkan
Siswa mudah memahami bahwa cermin
siswa: ,
11
Jurnal llmiahGuru "COPE", Nomor 0l/TahunWI/Mei 2012
r
spion benda
+So
l'*'*'*'o'
Bayangan yang dibentuk cermin cembung
t2
Jurnsl llmiqh Guru "COPE", Nomor 1l/TqhunWlMei 2012
Sinar datang
Air dalam
wadah
Gambar 4:
Pernbiasan dari uddra ke air dan dari air ke udara.
13
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 9|/Tahun WI/Mei 2012
I KKM 68 68 68 68 68
2. Nilai tertinggi 60 90 60 90 88
J. Rata-rata 45 65 38 69 68
4. Nilai Terendah 25 50 20 50 50
t4
Jurnal llmiahGuru "COPE", Nomor |I/TahunWI/Mei 2012
Hasil postes pada siklus I dan II cahaya menggunakan alat yang ada di
menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan lingkungan sekitar dapat meningkatkan
klasikal 55 o/omenjadi75%. Prestasi seperti pemahaman konsep cahaya pada siswa kelas
ini cukup baik jika dibandingkan dengan VIII D SMP N 2 Temon tahun pelajaran
nilai-nilai ulangan pada materi sebelumya 20t0120r1"
yang hanya mencapai kuranglebih 35%. Hasil skor pendapat/sikaP siswa
Sedangkan siswa yang telah tuntas dalam tentang media pembelajaran menggunakan
ulangan harian materi cahaya adalah benda optik di lingkungan sekitar untuk
7lYo. Adanya peningkatan ketuntasan ini pembelajaran materi cahaya dapat dilihat
menunj ukkan keberhasilan dalam penelitian dalam tabel di bawah ini:
ini. Oleh karena itu pembelajaran materi
Tabel 2: Sikap siswa terhadap pembelajaran materi cahaya
Prosentase Jawaban
No Aspek sikap
4 ) 2 I
Ket
1
: Tidak = cukup
2 : kurang : sangat
15
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 1L/TahunWI/Mei 2012
Hasil kuesioner siswa yang tercantum pendapat siswa menunjukkan bahwa alat
tab el 2 menunj ukkan b ahw a 23 oZ
p ada si swa yang dipakai sebagai media pembelajaran
sangat menyukai, 69Yo menyukai dan 8% memiliki nilai konstektual(dekat dengan
kurang menyukai materi cahaya. Selain itu kehidupan seharihari), praktis, dan mudah
25Yo siswa sangat tertarik, 70Yo tertark, 5 dalam penggunaannya" Pendapat siswa 53%
kurang tertarik dalam pembelajaran dengan menganggap alat-alat sangat mudah, 39o/o
menggunaka alat yang disediakan guru. mudah, dan 8%o sulit menggunakannya. Oleh
Selama pembelajaran 36Yo siswa sangat karena itu alat tersebut dapat digunakan
terlibat dalam eksperimen, 46o/oterlibat dan sebagai alternatif guru IPA SMP untuk
1 8oZ kurang terlibat. Pembelajaran IPA pada digunakan sebagai media pembelajaran
materi cahaya menggunakan alat-alatseperti materi cahaya. Sikap siswa yang menyukai
yang tersebut di atas menurutpendapat siswa dan lebih tertarik terhadap rnateri cahaya
bahwa sebanyak 53% siswa berpendapat seperti tersebut di dapat meningkatkan minat
sangat membantu memperjelas materi, siswa mengikuti pembel ajaran dan akhirnya
39Yo memperjelas, 8% berpendapat kurang dapat meningkatkan prestasi belaj ar.
memperjelas materi. Siswa juga berpendapat Berdasahkan uraian di atas, mengenai
bahwa 14o% siswa menganggap alat tersebut pemanfaatan media benda optik yang ada di
sangat sesuai dengan kehidupan sehari- lingkungan sekitar dan konsep-konsep yang
hari,58Yo sesuai dengan kehidupan sehari- dapat dipahami oleh siswa dirangkum seperti
hari dan 28%o kurang sesuai. Berdasarkan tampak pada,tabel3.
Tabel 3. Benda optik yang dipilih dan konsep cahaya yang dapat dipdlajari
No Materi Alat Konsep yang dapat dipelajari
I Pemantulan oleh Cermin datar - Isi huk-um pemantulan
cermin datar (ukuran besar - Sifat bayangan oleh cermin datar: sama besar,
yang biasa untuk berlawanan, tegak
bercermin)
2. Pemantulan pada Senter (model dulu Bentuk cermin cekung
cermin cekung yang dapat terpisah Sifat konvergen
bagian-bagiannya) Sinar istimewa pada cermin cekung
3. Pemantulan pada Spion sepeda motor Bentuk cermin cembung
cermin cembung Sifat konvergen
Sifat bavansan: tesak- dinerkecil- mava
4. Pembiasan Gelas minum - Sudut datang
Wadah,/nampan - Sudut bias
(yang bening) - Hukum pembiasan
Air l
t6
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor lL/TahunXVI/Mei 2012
17
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor ll/Tahun XYI/Mei 2012
18