Anda di halaman 1dari 12

Jurnal llmiah Guru "COPE", Norhor }L/Tahun WI/Mei 2012

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA MELALUI


PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BENDA OPTIK DI LINGKUNGAN
SEKITAR PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 TEMON
rn*un PELAJARAN 2o1ol2011
Oleh : Uswatun Hasanah-)

Ahstrak konsep cahaya. Hasil penilaian menunjukkan


pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas
Penelitian ini merupakan Penelitian 65 dengan ketuntasan klasikal 55%, pada
Tindakan Kelas (PfQ yang bertujuan siklus II nilai rata-rata postest 69 dengan
untuk meningkatkan pemahaman konsep ketuntasan klasikal 7196 mengacu KKM
cahaya/optik. Konsep cahaya merupakan mata pelajaran IPA di SMPN 2 Temon
materi yang sulit dipahami oleh sebagian sebesar 68. Walaupun belum mencapai
besar siswa, karena itu perlu diupayakan ketuntasan klasikal 8525 namun dapat
pemecahannya.
meningkatkan ketertarikan dan keaktifon
Subjek penelitian ini adalah siswa siswa selama pembelajaran. Disamping
kelas VIII D SMP Negeri 2 Temon Tahun itu terdapat 91,3% siswa menyukai materi
P elaj aran 2 0 I 0/20 I I dengan pertimbangan
cahaya, 94oh siswa lebih semangat, 95%
bahwa kelas ini memiliki nilai IPA paling tertarik terhadap materi cahaya, 89,5%
rendah dan kurang aktif dalam pembelajaran
siswa merasa terbantu dengan media yang
dibandingkan kelas yang lain. Tindakan ada, IA0% siswa menganggap alat yang
kelas yang dilakukan berupa pembelajaran
digunakan cocok dengan materi, 72,296 erat
IPA materi cahaya menggunakan media dengan kehidupan sehari-hari dan 75,8%
benda optik yang ada di lingkungan sekitar
s isw a mer as a mudah me n gguna kanny a.
siswa, di antaranya: cermin datali senter,
spion, air, kaca pembesar, dan kacamata. Kata Kunci: konsep cahaya, benda optik
Tehik pengumpulan data menggunakan di lingkungan sekitar
tehtik observasi, test, dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan teknik Pendahuluan
diskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan Mata pelajaran IPA selama ini diiasakan
pada bulan Maret-Mei tahun 2011 dan oleh sebagian besar siswa SMP merupakan
p elaltsanakan tindakan dilakukan seb anyak pelajaran yang sulit dan membosankan.
dua siklus, tiapliap siklus terdiri dari tiga Siswa menganggap pelaj aran IPA khususnya
pertemuan. fisika sangat kompleks, karena di dalamnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak perhitungan dan konversi
m alui p em anfaat an m edi a p emb e I aj aran
e I
satuan yang rumit menyerupai matematika.
benda optik yang ada di lingkungan sekitar Selain perhitungan-perhitungan, terdapat
siswa, dapat meningkatkan pemahaman rurnus-rumus dan pengertian-pengertian
*) Uswatun Khasanah adalah guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Temon Kulon Progo
Jurnal llmiah Guru "COPE" Nombr 0 I /Tahun XVI/Mei 20I 2

yang harus dihafalkan. Hal ini menyebabkan Rumusan masalah penelitian ini adalah
nilai IPA pada setiap Ulangan Umum atau bagaimanakah meningkatkan pemahaman
ujian memiliki rata-rata yang rendah. konsep cahaya melalui pemanfaatan media
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran benda optik yang ada di
(KTSP) SMP N 2 Temon tahun 20i0 untuk lingkungan sekitar pada siswa kelas VIII D
mata pelajaran IPA, memuat materi tentang SMPN 2 Temon tahun pelajaran 201012011.
optik atau cahaya di bagian kelas VIII Penelitian ini berlujuan untuk meningkatkan
semester genap. Materi tentang cahaya pemahaman konsep optik/cahaya, mencari
selama ini dirasakan sulit oleh siswa karena alternatif sumber belajar/media belajar yang
banyak menggambar, menghafal dan banyak mudah dan sederhana namun dapat membantu
hitungan matematis yang rumit. Pembelaj aran siswa dalam memahami konsep cahaya
konsep optik/cahaya meliputi: sifat cahaya, dalam pelajaran IPA, dan meningkatkan
pemantulan cahaya dan pernbiasan cahaya, prestasi siswa dalam pelajaran IPA.
guru harus menggunakan metode dan media Pendekatan Contextual Teaching
yang tepat agar siswa lebih rrudah dan and Learning (CTL) selalu dianjurkan
lebih cepat dalam menguasainya. Siswa- untuk diterapkan dalam setiap proses
siswa SMP N 2 Temon selama ini dikenal belajar mengajar di kelas. CTL diyakini
sebagai kelas menengah ke bawah dalam dapat menghilangkan pemisahan antara
hal kemampuan memahami materi pelajaran pembelajaran teoritis dengan pengalaman
di sekolah. Kondisi ini dapat dilihat dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Elaine
NEM relatifrendah yang diperoleh pada saat B.Jonson dalam Ibnu Setiawan (2006: 57)
di Sekolah Dasar. Selain itu sebagian besar menyatakan bahwa CTL adalah sebuah sistem
siswa memiliki minat dan motivasi rendah yang merangsang otak untuk menyusun
dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga pola-pola yang mewujudkan makna. CTL
mengharuskan guru selalu memberikan adalah suatu sistem pengajaran yang cocok
motivasi dan meningkatkan variasi dalam dengan otak yang menghubungkan muatan
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi akademis dengan konteks dalam kehidupan
belajar siswa. sehari-hari.
Alat yang disediakan di laboratorium Berdasarkan tujuh unsur dalam
untuk pembelajaran cahay a menggunakan pembelajaran CTL, maka dalam PTK ini
"kit optika". Alat-alat ini sulit bagi siswa disusun Rencana Pelaksanaan Pembel4j aran
karena menggunakan arus listrik, dan (RPP) yang memuat unsur-unsur yang
sulit menghasilkan berkas cahaya. Selain telah dijelaskan di atas. Pembelajaran
itu terkadang di beberapa sekolah belum menggunakan metode eksperimen dengan
memiliki alat ini atau memiliki dalam jumlah panduan LKS yang telah disiapkan agar
sedikit. Pembelajaran dengan memanfaatkan siswa mengamati dan menganalisib dan
media benda optik yang ada di lingkungan menemukan pengetahuan sendiri. Selam
sekitar ini diharapkan mempermudah kegiatan pembelajaran siswa dribuat
penyediaan dan siswa menemukan konsep- kelompok-kelornpok agar mampu bekerja
konsep cahaya yang langsung dapat sama, diskusi, bertanya tentang hal-hal yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. diamati. Guru membimbing, memotivasi,
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 1L/TahunXYI/Mei 2012

bertanya dan menjawab dengan pinsip guru , Selanjutnya Cucu Eliyawati (2008:
sebagai fasilitator. i12-15) menjelaskan bahwa media sebagai
Metode yang paling tepat dalam ,sumber belajar, merupakan bagian yang
pembelajaran IPA adalah metode eksperimen, tak terpisahkan dalam kegiatan pendidikan.
dan demonstrasi karena pelajaran Pemanfaatannya oleh guru secara tepat
IPA mempunyai obyek alam semesta. sangat membantu dalam mengembangkan
Pembelajaran dengan metode eksperimen berbagai aspek perkembangan anak baik
dan demonstrasi dapat terlaksana dengan kognitif emosi, sosial, bahasa, motorik dan
baik jika terdapat alaUbahan yang tepat dan sebagainya. Pentingnya sumber belajar dalam
cukup memadai baik dari segij umlah maupun pendidikan anak antara lain: (1) memberi
macamnya. Untuk menyediakan media kesempatan anak untuk menggunakan pilihan
sebagai sumber belajar perlu ketrampilan sumber belajar, (2) meningkatkan anak dalam
dan kemauan yang tinggi dari seorang guru. berbahasa, (3) membantu mengenalkan anak
Ketersediaan waktu dan dana sering menjadi pada lingkungan, (4) menumbuhkan motivasi
kendala dalam pengadaan media. belajar (5) memungkinkan pencapaian hasil
belajar yang lebih baik, (6) mendukung siswa
Herbert Drukes yang diterjemahkan
Soeparmo (1986: 100) menyatakan bahwa
untuk lebih banyak melakukan kegiatan
yang dimaksud media adalah setiap alat belajar karena tidak hanya mendengarkan
pelajaran yang cocok untuk dapatmemberikan
uraian dari guru saja.
pelajaran menjadi lebih menari dan lebih Dari beberapa pendapat dapat dijelaskan
jelas. Dari pendapat di atas keberadaan alat bahwa media atau alat merupakan sumber
atau media pembelajaran mutlak diperlukan, belajar. Media berupa benda nyata dalam
apalagi bagi siswa SMP yang masih berada kehidupan sehari-hari merupakan media
pada tahap perkembangan operasi konkrit. paling cocok untuk siswa TK sampai dengan
Siswa masih sulit memahami konsep-konsep SMP. Alat bantu benda yang dijumpai
abstrak tanpa bantuan alat atau media dengan sehari-hari diharapkan kebermaknaan
benda-bendanyata. materi pelajaran terhadap kehidupan sehari-
Winarno Surachmat (1984: 140) hari langsung dapat dipahami. Hal inilah
yang dapat memotivasi belajar siswa, dan
menyatakan bahwa alat-alat pelajaran ditinjau
dari tingkatan pengalaman murid dibagi selanjutnya dapat meningkatkan prestasi
belajar.
menjadi tiga golongan, yaitu: (1) golongan
pertama adalah alat yang merupakan benda Pemanfaatan dan pemilihan media
sebenarnya yakni benda riil yang dipakai perlu mempertimbangkan berbagai hal agar
manusia dalam kehidupan sehari-hari, (2) dapat berfungsi optimal, oleh karena itu
golongan kedua adalah alat yang merupakan media yang dipilih harus tepat atau cocok dan
benda pengganti dalam bentuk tiruan benda tidak asal menyediakan media. Media yang
sebenarnya, digunakan karena penggantinya tidak cocok dapat mengganggu kegiatan
lebih praktis, (3) golongan ketiga adalah belaj ar dan dapat menimbulkan miskonsepsi.
bahasa baik dalam bentuk lisan maupun Rustaman (2003) menyatakan bahwa dalam
tulisan, golongan ketiga inilah yang paling mernilih media mempertimbangkan berbagai
tinggi tingkat abstraksinya. hal, yaitu: kesesuaian dengan tujuan belajar,
kesesuaian dengan materi, kesesuaian dengan
Jurnql llmiqh Guru "COPE", Nomor 0L/Tahun WI/Mei 2012

metode mengajar, karakteristik peserta dengan langkah-langkah sebagai berikut:


didik, kondisi tempat belajar, kepraktisan, perencanaan Qtlanningl, pelaksanaan
ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas. (acting), pengamatan (ob s erving), dantmpan
Memahami sesuatu merupakan tujuan balik (reflecting) yang dilaksanakan oleh
akhir dari setiap kegiatan pembelajaran. guru bersama kolaborator. Data penelitian
Sardiman AM (2010: 43) menyatakan diperoleh dari hasil Lembar Observasi Guru
bahwa pemahaman (comprehension) dapat (LOG), Lembar Obsevasi Siswa(LOS)
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. yang dibuat berdasar prinsip CTL, Lembar
Memahami sesuatu tidak sekedar tahu tetapi pengamatan terhadap pemanfaatan media,
juga menghendaki agar subjek belajar dapat kuesioner sikap siswa tentang pemanfaatan
memanfaatkan bahan-bahan yang telah media, catatan harian yang diisi kolaborator,
dipahami" Siswa yang memahami materi dan nilai pretes dan postes. Keberhasilan
pelajaran dapat memberikan jawaban pasti penelitian ini ditunj ukkan dengan peningkatan
atas pertanyaan-pertany aan atau berbagai ketuntasan klasikal pada tiap-tiap siklus.
masalah dalam belajar. Dalam belajar IPA Jika ketuntasan klasikal meningkat dari
sasaran dan produknya sangat mengutamakan siklus pertama sampai terakhir berarti
penguasaan konsep, karena itu pemahaman tindakan kelas ini berhasil. Selain itu terjadi
konsep dalam pelajaran IPA merupakan peningkatan ketertarikan dan semangat serta
hal penting bagi siswa. Penguasaan konsep lebih menyukai terhadap materi cahaya,
ilmiah disertai sikap ilmiah merupakan yang selama ini dianggap sulit dan tidak
pengalaman belajar yang sangat berguna bagi menarik.
seseorang di kemudian hari.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak
Penelitian ini dilaksanakan di kelas dua siklus, dengan masing-masing siklus
VIIID SMP Negeri 2 Temon, Kabupaten sebanyak 3 kali pertemuanyang dilaksanakan
Kulon Progo, dilaksanakan pada bulan secara berturut-turut.
Maret-Mei 2011. Siswa yar.g menjadi
Subjek penelitian adalah siswa kelas YIII D
Siklus I
SMPN 2 Temon tahun pelajaranZ0l0l20ll, a. Perencanaan
dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri 16
putra dan 16 putri. Pemilihan kelas VIII D Pada tahap perencanaan Qtlanning),
ini didasari oleh alasan di antaranya adalah: peneliti bersama kolaborator mendiskusikan
(1) merupakan kelas paling tidak berminat persiapan pembelajaran, di antaranya adalah:
terhadap mata pelajaran IPA, (2) siswa ( 1 ) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP),

cenderung lebih malas dibanding dengan (2) Media pembelajaran, (3) LKS dan urutan
kelas lain, dan (3) prestasi belajar siswa penggunaan alat (4) Lembar pengamatan
lebih rendah. guru/siswa (5) soal pretest/postesf. Materi
Desain penelitian yang dikembangkan pelajaran pada siklus I terdiri dari: hukum
adalah model PTK yang dikemukakan pemantulan cahaya dan pemantulan cermin
oleh Kemis & McTaggart (1988: 11) datar, pemantulan cermin cekung, dan
pemantulan cermin cembung.

l0
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 0L/Tahun WI/Mei 2012

b. Implementasi Tindakan
Gambar yapg dihasilkan siswa:
1) Pertemuan 1, sebelum pembelajaran
guru memberikan pretes" Benda optik t/
yang digunakan sebagai rnedia adalah +
cermin datar dan senter.Tujuan \
pembelajaran adalah siswa dapat
memahami hukurn pemantulan cahay a,
sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh cennin datar, dan pembentukan
bayangan oleh cermin datar. Dalam LKS
siswa diminta membuat sinar datang
dengan senter ke cermin dengan sudut Gambar 2:
Sinar pada Senter tanpa Reflektor dan dengan
tertentu dan mengarnati pantulannya. Refl eklor (Cermin Cekung)
Gambar pemantulan yang dihasilkan
Siswa mudah memahami bahwa cermin
siswa: ,

cekung bersifat mengumpulkan cahaya


NI terbukti siswa dapat menggambarkan
i

jalannya sinar pada senter yang


menggunakan cennin cekung sebagai
reflektor maupun senter tanpa cermin
cekung. Siswa juga diminta bercermin
dengan cermin cekung, siswa melihat
sifat bayang an ada y angtegak, terbalik,
i = sudut datang
r= sudut pantul
diperbesar, diperkecil sesuai dengan
Gambar
jarak terhadap cermin.
1:
Pemantulan Cahaya pada (cennin) datar 3) Pertemuan ke-3, mediayang digunakan
Selanjutnya siswa diminta bercermin adalah spion sepeda motor milik guru,
dan mengamati bayangannya. Siswa sehingga pembelajaran dilakukan di luar
menemukan sifat bayangan pada kelas. LKS berisi petunjuk kerja sebagai
cermin datar yaitu: sama besar, tegak, berikut: siswa mengamati temannya
berlawanan, dan simetris. yang berada i0 m di belakang sepeda
2) Pertemuan ke-2, mediayang digunakan motor dan mengamati bayangannya
adalah senter yang terbuat dari bahan melalui spion. Dengan kegiatan tersebut
seng (senter model lama) yang mudah siswa mudah menemukan konsep
dipisahkan bagian-bagiannya. LKS sifat bayangan yang dibentuk cermin
memuat petunjuk kerja sebagai berikut: cembung yaitu tegak dan diperkecil.
siswa diminta menggambar jalannya Bayangan seseorang tampak jelas
sinar pada senter tanpa cermin cekung diperkecil dan sama tegak. Perbesaran
dan senter dengan cermin cekung. dapat dipahami dengan membandingkan
tinggi bayangan dan tinggi benda.

11
Jurnal llmiahGuru "COPE", Nomor 0l/TahunWI/Mei 2012

Melalui pengamatan ini diharapkan


siswa memahami dengan sendirinya
mengenai sifat bayangan diperkecil dan
sama tegak.

r
spion benda

(lt) t,r*n bayangan

+So
l'*'*'*'o'
Bayangan yang dibentuk cermin cembung

c. Refleksi (refiecting) Siklus II


Hasil pengamatan pembelajaran a. Perencanaan
pada siklus I menunjukkan siswa tampak
tertarik dengan media iyang digunakan, Siklus II direncanakan terdiri dari
karena alatnya berupa benda sehari-hari
3 kali pertemuan dilaksanakan dengan
rnemperhatikan catatan pada siklus I.
menyebabkan siswa penasaran. Namun
Materi pelajaran pada siklus II terdiri dari:
sebagian siswa menggunakan alat dengan
(1) hukum pembiasan, (2) pembiasan pada
semaunya sendiri tidak memperhatikan
lensa cekung, dan (3) pembiasan pada lensa
petunjuk LKS, sehingga waktu tidak efektif
cembung. Sebelurn pernbelajaran dimulai
dan belum menemukan konsepnya sendiri.
siswa diberikan pretest untuk mengetahui
Pembelajaran selanjutnya, guru harus
pemahaman awal tentang pembiasan.
mengingatkan agar siswa bekerja berdasarkan
LKS dan memperhatikarn efektivitas waktu.
Aktivitas siswa cukup baik dan meningkat
b. Tahap Pelaksanaan (oction) dan
observasi
di banding pembelajaran sebelumnya,
karena ada kegiatan pengamatan. Selain 1) Pertemuan ke-1, materi pembelajaran
itu pembelajaran dilakukan di tempat yang meliputi pembiasan cahaya dan
bervariasi di dalam kelas dan di luar kelas, menggunakan media air, busur derajad,
sehingga meningkatkan ketertarikan siswa. senter laser, penggaris, dan wadah
Siklus I diakhiri dengan postestyang soalnya bening berbentuk kotak(box). LKS
sama dengan pretest. Hasilnya belum memuat petunjuk kerja sebagai berikut:
memuaskan tapi konsep-konsep penting siswa membuat sinar datang dengan
telah ditemukan sendiri oleh siswa(lihat senter laser pada sisi wadah/kotak
tabel 1). bening berisi air. Siswa mengamati
pembelokan atau pembiasan sinar,
sehingga diperoleh gambar seperti ini.

t2
Jurnsl llmiqh Guru "COPE", Nomor 1l/TqhunWlMei 2012

Sinar datang

Air dalam
wadah

sudut bias (dari air ke udara)

Gambar 4:
Pernbiasan dari uddra ke air dan dari air ke udara.

Ternyata siswa tidak kesulita,n Cahaya matahari


Kaca pembesar
menggambarkan jalannya sinar seperti
gambar di atas. Dengan bimbingan
guru siswa konsep yang dapat dipahanii
oleh siswa dalam pertemuan ini adalah
siswa dapat memahami sinar datan6i,
sinar bias, garis noffnal, sinar datan!
dari medium udara ke air dibiaskan
mendekati normal, dan sinar datang Gambar 5:
dari air ke udara dibiaskan menjauhi Cahaya matahari diL-umpulkan lensa cembung
normal. Siswa juga mengamati tulisan
2) Pertemuan ke-2, materi pembelajaran menggunakan kaca pembesar. Konsep
yaitu pembiasan pada lensa cembung. yang dapat dipahami menggunakan
LKS disusun dengan alat kaca pembesar media kaca pembesar antara lain; bentuk
(lup), pengamatan dilakukan di luar lensa cembung, konsep titik api(fokus),
kelas. Siswa diminta membakar kertas sifat konvergen, bayangan yang dibentuk
dengan kaca pembesar dan cahaya adalah tegak dan diperbesarjika benda
matahari. Siswa mengukur pada jarak diletakkan di ruang I, dan bayangan
berapa api dapat terbentuk. Siswa terbalik diperkecil jika benda terletak
dengan mudah menemukan konsep titik di ruang Il dan lll.
api yang jaraknya berbeda-beda tiap 3) pertemuan ke-3, materi pembelajaran
lensa, besarnya j arak fokus menentukan merupakan kelanjutan materi sebelumnya
ketebalan lensa. Siswa juga mengetahui yaitu pembiasan lensa cekung. LKS
lensa cembung mengumpulkan cahaya disusun menggunakan media kacamata
sehingga mampu membakar kertas dan minus dan kaca mata plus(sebagai
menggambarkannya. pernbanding). Siswa diminta mengamati
kacamata minus. Selanjufirya kacamata
digunakan untuk melihat tulisan tanpa

13
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 9|/Tahun WI/Mei 2012

dipakai, dan tampak bayangan tulisan c. Tahap refleksi


menjadi lebih kecil dan tegak. Dari
Dari beberapa catatan yang diperoleh
kegiatan ini siswa mampu menemukan
selama proses pembelajaran dapat
sifat bayangan oleh lensa cekung yang
disirnpulkan pada siklus II pembelajaran
bersifat tegak dan diperkecil. Dan
meningkat dan lebih baik dibandingkan
apabila lensa minus dikenai cahaya
pada siklus I. Siswa semakin terbiasa
matahari/senter ternyata cahaya tidak
dengan kegiatan pengamatan dan tampak
mengumpuVdivergen. Pada pertemuan
lebih bersemangat. Dengan alat yang
ke-3 ini diakhiri dengan kegiatan
sederhana siswa merasa mudah dalam
postes dengan tujuan mengetahui
penggunaannya.
penguasaan dan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yaitu: hukum Selain data kualitatif yang telah
pembiasan, pembiasan lensa cembung diuraikan di atas hasil penelitian ini juga
dan pembiasan lensa cekung. Pada terdapat data kuantitatif yang berupa nilai
pertemuan berikutnya diadakan test pretes, nilai postes, nilai ulangan harian,
formatif untuk nilai ulangan harian. skorhasil pengamatan terhadap alat dan skor
hasil angket siswa. Secara ringkas data-data
tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel di
bawah ini:

Tabel l Nilai Pretes, Postes dan Ulangan Harian

No Aspek Pretes I Postes 1 Pretes 2 Postes 2 Nilai UH

I KKM 68 68 68 68 68

2. Nilai tertinggi 60 90 60 90 88

J. Rata-rata 45 65 38 69 68

4. Nilai Terendah 25 50 20 50 50

5. Jumlah siswa tuntas t6 23 24

6. Jumlah siswa tidhk tuntas 32 t6 )z 8 9

7. Prosentase Keruntasan 0% s5% 0v, 7s% 7t%

t4
Jurnal llmiahGuru "COPE", Nomor |I/TahunWI/Mei 2012

Hasil postes pada siklus I dan II cahaya menggunakan alat yang ada di
menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan lingkungan sekitar dapat meningkatkan
klasikal 55 o/omenjadi75%. Prestasi seperti pemahaman konsep cahaya pada siswa kelas
ini cukup baik jika dibandingkan dengan VIII D SMP N 2 Temon tahun pelajaran
nilai-nilai ulangan pada materi sebelumya 20t0120r1"
yang hanya mencapai kuranglebih 35%. Hasil skor pendapat/sikaP siswa
Sedangkan siswa yang telah tuntas dalam tentang media pembelajaran menggunakan
ulangan harian materi cahaya adalah benda optik di lingkungan sekitar untuk
7lYo. Adanya peningkatan ketuntasan ini pembelajaran materi cahaya dapat dilihat
menunj ukkan keberhasilan dalam penelitian dalam tabel di bawah ini:
ini. Oleh karena itu pembelajaran materi
Tabel 2: Sikap siswa terhadap pembelajaran materi cahaya
Prosentase Jawaban
No Aspek sikap
4 ) 2 I

I Siswa menyukai materi cahaya 23 69 8 0

2 Siswa senang dengan pembelajaran berganti-ganti tempat 31 55 11 3

Siswa tertarik dalam pembelajaran dengan menggunaan 25 70 5 0


)
benda optik

4 S iswa menyukai pembelaj aran dengan praktik/observasi 42 53 5 0

5 Keterlibatan siswa dalam pengamatan 36 36 28 0

6 Alat yang ada membantu rnemperjelas mater 53 39 8 0

7 Alat yang digunakan tepat untuk menjelaskan "cahaya' 25 75 0 0

Keterkaitan alat y angdigunakan dengan kehidupan t4 58 28 0


8
sehari-hari

9 Kemudahan dalam menggunakap alat yang dipilih 22 42 l) )

l0 Jumlah alat yang digunakan 8 65 22 5

Ket
1
: Tidak = cukup
2 : kurang : sangat

15
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 1L/TahunWI/Mei 2012

Hasil kuesioner siswa yang tercantum pendapat siswa menunjukkan bahwa alat
tab el 2 menunj ukkan b ahw a 23 oZ
p ada si swa yang dipakai sebagai media pembelajaran
sangat menyukai, 69Yo menyukai dan 8% memiliki nilai konstektual(dekat dengan
kurang menyukai materi cahaya. Selain itu kehidupan seharihari), praktis, dan mudah
25Yo siswa sangat tertarik, 70Yo tertark, 5 dalam penggunaannya" Pendapat siswa 53%
kurang tertarik dalam pembelajaran dengan menganggap alat-alat sangat mudah, 39o/o
menggunaka alat yang disediakan guru. mudah, dan 8%o sulit menggunakannya. Oleh
Selama pembelajaran 36Yo siswa sangat karena itu alat tersebut dapat digunakan
terlibat dalam eksperimen, 46o/oterlibat dan sebagai alternatif guru IPA SMP untuk
1 8oZ kurang terlibat. Pembelajaran IPA pada digunakan sebagai media pembelajaran
materi cahaya menggunakan alat-alatseperti materi cahaya. Sikap siswa yang menyukai
yang tersebut di atas menurutpendapat siswa dan lebih tertarik terhadap rnateri cahaya
bahwa sebanyak 53% siswa berpendapat seperti tersebut di dapat meningkatkan minat
sangat membantu memperjelas materi, siswa mengikuti pembel ajaran dan akhirnya
39Yo memperjelas, 8% berpendapat kurang dapat meningkatkan prestasi belaj ar.
memperjelas materi. Siswa juga berpendapat Berdasahkan uraian di atas, mengenai
bahwa 14o% siswa menganggap alat tersebut pemanfaatan media benda optik yang ada di
sangat sesuai dengan kehidupan sehari- lingkungan sekitar dan konsep-konsep yang
hari,58Yo sesuai dengan kehidupan sehari- dapat dipahami oleh siswa dirangkum seperti
hari dan 28%o kurang sesuai. Berdasarkan tampak pada,tabel3.
Tabel 3. Benda optik yang dipilih dan konsep cahaya yang dapat dipdlajari
No Materi Alat Konsep yang dapat dipelajari
I Pemantulan oleh Cermin datar - Isi huk-um pemantulan
cermin datar (ukuran besar - Sifat bayangan oleh cermin datar: sama besar,
yang biasa untuk berlawanan, tegak
bercermin)
2. Pemantulan pada Senter (model dulu Bentuk cermin cekung
cermin cekung yang dapat terpisah Sifat konvergen
bagian-bagiannya) Sinar istimewa pada cermin cekung
3. Pemantulan pada Spion sepeda motor Bentuk cermin cembung
cermin cembung Sifat konvergen
Sifat bavansan: tesak- dinerkecil- mava
4. Pembiasan Gelas minum - Sudut datang
Wadah,/nampan - Sudut bias
(yang bening) - Hukum pembiasan
Air l

5_ Pembiasan oleh lensa Lup - bentuk lensa cembwrg


cembung - sifat konvergen
- Jarak fokrrs
- sifat bayangan: tegak.diperbesar
(ada yang diperkecil terbalik, tergantung jarak benda)
6. Pembiasan oleh lensa Kacamata minus - bentuk lensa cekung
cekung - sifat divergen
- sifat bayangan: tegak, diperkecil

t6
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor lL/TahunXVI/Mei 2012

Berdasarkan tabel di atas media Kegiatan pembelajaran dengan benda


benda optik di lingkungan sekitar dapat optik yang ada di lingkungan sekitar dalam
dipergunakan untuk membantu memahami pelaksanaannya membutuhkan Lembar
konsep-konsep cahaya di tingkat SMP. Kerja Siswa(LKS). LKS berfungsi untuk
Namun tidak seluruhnya konsep yang ada membantu siswa dalam melaksanakan
dapat ditunjukkan melalui alat tersebut, kegiatan pengamatan dalam rangka menggali
sebagian konsep yang lain dipelajari dalam konsep-konsep yang akan ditemukan.
pustaka dan informasi guru. Alat-alat yang Oleh karena itu, guru harus menyediakan
dipergunakan di atas dapat digunakan waktu untuk menyiapkan LKS sebelum
sebagai alternatif media pembelajaran/alat pembelajaran berlangsung sehingga
peraga. Alat tersebut mudah didapat, biasa pembelajaran dapat efektif dan efisien.
dilihat, dan sering dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari.'Dari sinilah aspek Kesimpulan ,

kontekstual diperoleh agar siswa lebih


Berdasarkan hasil analisa data dan
memahami konsep dengan mendalam
pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
dan tidak mudah terlupakan karena sering
diambilan kesimpulan sebagaiiberikut.
menjumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun hasil belajar siswa belum optimal, L Pembelajaran materi cahaya
hal ini disebabkan banyak faktor yang menggunakan media b'enda-benda
mempengaruhi hasil pembelajaran, optik yang ada di lingkungan sekitar
rumah dapat meningka&an sikap siswa
Alat-alat tersebut di atas jika
terhadap pembelajaran rnateri cahaya
dibandingkan dengan alat "kit optika" lebih
dengan 9l,3yo siswa meriyukai materi
praktis dan lebih sederhana. Sehingga siswa
cahay a, 92%o tertartk, 9 4oA siswa lebih
dalam mempelajari materi cahaya ini tidak
semangat, 89,5yio siswa merasa terbanfu
memperoleh kesan yang sulit. Pada "kit
optika" sumber cahaya menggunakan lampu dengan media yang ada,, l00o% siswa
menganggap alat y angdigunakan cocok
listrik, siswa akan merasa rumit dan takut
karena di kelas I belum ada pembelajaran
dengan materi, 72,2Yo erat dengan
kehidupan sehari-hari dan 75,802 siswa
menggunakan alat listrik. Dari penjelasan
merasa mudah menggunakannya.
di atas dapat diartikan bahwa alat-alat optik
yang ada di lingkungan sekitar berupa 2. Pembelajaran materi cahaya
cermin, senter, spion, lup, air, dan kacamata menggunakan media benda-benda
dapat digunakan sabagai media(alat bantu) optik yang ada di di lingkungan sekitar
pembelajaran materi cahayabagisiswa SMP. dapat meningkatkan pemahaman konsep
Siswa dengan mudah menemukan konsep cahaya meliputi materi pemantulan
sendiri dengan bantuan alat-alat tersebut. 6sl pembiasan cahaya pada siswa
Konsep yang dapat digali dengan alat ini kelas VIII D SMP Negeri 2 Temon
terbatas mengenai konsep-konsep kualitatif, tahuh pelajaran 201012011, dengan
sedangkan perhitungan secara kuantitatif peningkatan prosentase ketuntasan
(persamaan matematis) dijelaskan oleh siklus I sebesar 55%o dan pada siklus
guru. II mencapai ketuntasan 75Yo , dannllai
rata-rata ulangan harian sebesar 68
dengan ketuntasan klasikal 7 1%.

17
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor ll/Tahun XYI/Mei 2012

Daftar Pustaka Kemmis,S., & McTaggart, R. (1988). The


I
action research planner. (3th ed).
Amin, M. (1987). Mengajar IPA dengan Viktoria: Deakin University.
metode discovery dan inqutry.Jakarta:
Depdikbud Dirj en Dikti. Rustaman Nuryani, Y. (2003). Strategi
Belaj ar mengaj ar Biol ogi. Bandung:
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2006). FPMIPA Universitas Pendidikan
P enelitian tindakan kelas. Bandtng:
Indonesia.
BumiAksara.
Sardiman. (2010). Interaksi dsn motivasi
Eliyawati, C. (2005). Pemilihan dan belaj ar-mengaj ar. Jakarta: Grafi ndo
Pengembangan Sumber Belajar untuk
Persada.
Anak [Jsia Dini. Iakarta: Depdiknas
Dirjen Dikti Dir PPTK dan KPT. Setyobroto, S. (2001). Mental Training.
Jakarta: Percetakan Solo.
Herbert., Born, Gernot., & Siemsen, Frits.
(1986). Kompedium didaktik fisika Surakhmad, W. (197g). Metodologi
(terjemahan Soeparno). Francis: pengaj aran nasional. I Bandung:
Ehrenwirthverlag GmBH & Co.KG. Jemmars.
Munchen. (buku asli diterbitkan tahun Weinberg, R.S. & Goul, g. (2003).
1983). Foundations of Sport And Exercise
Johnson, Elaine. B. (2009). Contextual P sychologt, Third Edition Champaign,

teaching & learning (terjemahan IL: Human Kinetics.


Ibnu Setiawan). California: Corwin Zulkifl i L. (2005). P sikologi perkembangan "
Press, Inc., Thousand oaks. (buku asli Bandung: Rosda Karya.
diterbitkan tahun 2002).

18

Anda mungkin juga menyukai