Anda di halaman 1dari 16

TELAAH JURNAL

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS


The Effect of Postpartum Mother–Infant Skin-to-Skin Contact on
Exclusive Breastfeeding in Neonatal Period
“Pengaruh Kontak Kulit-ke-Kulit bagi Ibu Post Partum dan Bayi pada
Pemberian ASI Eksklusif Dengan Periode Neonatal”

Dosen Pengajar : Ns.Tri Wijayanti.,M.Kep

Disusun Oleh :

DEWI PUSPITA SARI

NIM 2111102412117

PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021
TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
NO Item :
1. Judul Jurnal
The Effect of Postpartum Mother–Infant Skin-to-Skin Contact on Exclusive
Breastfeeding in Neonatal Period.
“Pengaruh Kontak Kulit-ke-Kulit Bagi Ibu Postpartum dan Bayi dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Periode Neonatal”
2. Penulis Jurnal
a. Talat Khadivzadeh
b. Fatemeh Zahra Karimi
c. Fatemeh Tara
d. Sepideh Bagher
3. Nama Jurnal /dipublikasikan Oleh
International Journal of Pediatrics, Vol. 5, N.7, Serial No. 43, Juli 2017/ http: //
ijp.mums.ac.ir
4. Sistematika penulisan :
Arial Unicode MS, Ukuran 11, spasi 1.0, Judul, Penulis, Abstrak, Pengantar,
Metode, Peserta, Isi, Intervensi, Hasil Penelitian, Diskusi, Daftar pustaka
5. Referensi daftar pustaka :
Jurnal tahun terbit 2005 - 2016
Review literatur 2011 - 2014
II. DESKRIPSI CONTENT :

No Komponen Item question to help “Telaah Jurnal”


Jurnal

1 Pendahuluan 1.Apa masalah penelitian?


Tingkat pemberian ASI eksklusif rendah di banyak
masyarakat dan telah berkurang dalam beberapa tahun
terakhir di Iran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh kontak kulit ibu-bayi postpartum ibu-bayi
terhadap pemberian ASI eksklusif pada periode neonatal.

2. Seberapa besar masalah tersebut ? (Prevelensi/Insiden)

Pemberian ASI eksklusif bermanfaat karena efek


perlindungannya terhadap penyakit menular dan penyakit
tidak menular serta menghindari paparan bayi terhadap
banyak protein asing sehingga melindungi dari alergi
makanan. Berdasarkan data penelitian Karimi A dan
Khadivzadeh T (2009), menjelaskan angka ibu memberikan
ASI eksklusif selama 4 bulan sebesar 56,8% dan angka ibu
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan setelah lahir
sebesar 27,9%. Informasi ini dengan jelas menunjukkan
perlunya peningkatan ASI eksklusif di Iran.

3. Dampak masalah jika tidak di atasi ?

Inisiasi menyusui dini sangat penting bagi pertumbuhan


emosi ibu dan bayi, sehingga jika tidak diatasi akan
berdampak pada emosi ibu dan bayi serta keberlangsungan
hidup bayi seperti lebih mudah terserang berbagai penyakit.

4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi ? Bandingkan antara

masalah yang ada / kenyataan dengan harapan / target ?

Pada jurnal, peneliti membandingkan penelitian Karimi A


dan Khadivzadeh, T (2009) bahwa perlunya peningkatan ASI
eksklusif di Iran. Menanggapi penurunan angka menyusui,
Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF mengembangkan
Inisiatif Rumah Sakit Ramah Bayi pada tahun 1989. Inisiatif
ini mencantumkan 10 langkah berbasis penelitian yang
harus diambil setiap rumah sakit untuk mempromosikan
keberhasilan menyusui. Salah satu dari 10 langkah ramah
bayi adalah mendorong ibu untuk segera menyusui setelah
melahirkan. Mendukung perilaku bawaan yang dimiliki bayi
manusia untuk memulai menyusui adalah tempat yang logis
untuk memulai intervensi untuk meningkatkan proses
menyusui dengan sukses. Dalam beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa kontak kulit-ke-kulit (SSC) memiliki efek
positif pada menyusui dan pertumbuhan dan perkembangan
jangka panjang.

5. Berdasarkan masalah penilitian, apa tujuan dan hipotesis yang


ditetapkan oleh peneliti?
Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa efek tindakan skin
to skin contact ibu dan bayi pascapartum dengan pemberian
ASI eksklusif pada periode neonatal.
Dan dihipotesis diharapkan ada hasil signifikan terhadap
tindakan skin to skin contact ibu dan bayi pascapartum.
2 Metode
1.Desain 1. Desain penelian apa yang digunakan ?
penelitian Desain penelitian ini adalah eksperimental randomized control
trial.
Untuk Desain Eksperimen:
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan
efektifitas suatu intervensi ?
Iya. Dalam penelitian ini kelompok kontrol adalah kelompok
perawatan rutin setelah melahirkan.
b. Apakah penelitian melakukan random alokasi (randomisasi) ?
Penelitian ini menggunakan randomisasi, terlihat dari adanya
kelompok kontrol “perawatan rutin” dan kelompok treatment
“skin to skin contact (SSC)”.
c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya,
apakah dilakukan randomisasi sederhana, blok, stratifikasi?
Pada jurnal dijelaskan peneliti melakukan randomisasi
sederhana, prosedur pengambilannya dengan cara membagi
dua jumlah ibu primigravida yang dirawat diruang persalinan
di rumah sakit Om-ol Banin di Mashhad, Iran.

d. Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan


karakteristik/variabel perancu pada kedua kelompok, apakah
peneliti melakukan pengendalian pada uji statistik dengan
stratifikasi atau uji multivariate?
Peneliti tidak mencantumkan dalam jurnal tersebut.

e. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam


memberikan perlakuan pada responden (responden tidak
menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
peneliti tidak melakukan masking atau penyamaran.

f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan


blinding saat mengukur outcome? Blinding merupakan upaya
agar sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam kelompok
mana sampel dimasukkan (eksperimen atau kontrol). Hal ini
menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.
Peneliti tidak menjelaskan tentang blinding.

2.Populasi 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang dirawat


diruang persalinan rumah sakit Om-Ol Banin di kota
Mashhad, Iran.

2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan ekslusi sampel?

Sampel terdiri dari 114 ibu primigravida yang dirawat di


ruang persalinan, dan ukuran sampel ditentukan
berdasarkan temuan dari studi percontohan yang memenuhi
kriteria inklusi peneliti.
Kriteria inklusi :
- Ibu berusia 18 – 35 tahun,
- Niat melahirkan normal pervaginam dan menyusui,
- Tidak ada riwayat gangguan kesehatan jiwa dan
kecanduan obat.
Kriteria eksklusi :
- Ibu yang melahirkan bayi dengan berat < 2500 gram,
- Usia kehamilan < 37 minggu atau > 42 minggu,
- Bayi dengan apgar skor < 7 pada menit pertama dan
menit kelima setelah lahir,
- Adanya kondisi medis yang mengganggu tindakan skin
to skin kontak.
3. Bagaimana metode sampeling yang digunakan memilih sampel

dari populasi target?

Metode sampling yang digunakan peneliti adalah metode


sampling acak (probablity sampling) kemudian dibagi
menjadi dua kelompok.

4. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian?

Jumlah sampel yang digunakan peneliti adalah 114 sampel


yang diambil secara acak kemudian dibagi menjadi dua
kelompok masing-masing kelompok SSC berjumlah 57 dan
kelompok perawatan rutin berjumlah 57 sampel. Namun 10
pasangan ibu dan neonatus dari SSC dan 12 pasangan dari
kelompok RC dikeluarkan dari penelitian karena mangkir,
bukan aksesibilitas akhirnya, 92 pasangan menyelesaikan
studi tersebut.
3.Pengukuran 1. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian ?
atau Variabel yang diukur peneliti adalah karakteristik ibu dan bayi,
pengumpulan variabel ssc dan perawatan rutin.
data

2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?


Metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
adalah intervensi segera setelah kelahiran menggunakan
kronometer dan dicatat. Penilaian pola makan setelah 24 jam
diukur dengan kuesioner.

3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?


Alat untuk mengukur data intervensi setelah kelahiran
menggunakan kronometer. Penilaian pola makan
menggunakan kuesioner, berat badan menggunakan
timbangan digital, tinggi badan dan lingkar kepala
menggunakan selotip buatan Iran.

4. Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/ instrumen yang


digunakan ? apakah peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat
ukur ? jika dilakukan apa metode yang digunakan untuk menguji
validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?
Peneliti menggunakan alat ukur timbangan digital buatan
Hungaria, dengan akurasi ±10 gram, timbangan tervalidasi
yang akurasinya telah dikalibrasi menggunakan timbangan
0,5 kg.

5. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data?


Apakah dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang
melakukan pengukuran?
Pada kunjungan hari ke-28 peneliti dibantu 2 asisten dalam
penelitian untuk mengukur berat badan, tinggi badan dan
lingkar kepala bayi. Dua asisten peneliti sebelumnya sudah
diberikan pelatihan khusus untuk mengukur berat badan,
tinggi badan dan lingkar kepala bayi.
4.Analisis data. 1. Uji statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data ?
Peneliti menggunakan uji statistik uji-t untuk mengetahui
perbedaan statistik antara kelompok SSC dan RC. . Mann-
Whitney digunakan dalam menganalisis data kuantitatif
dengan distribusi abnormal dan data rangking. Uji chi-square
digunakan untuk membandingkan data kualitatif.

2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan


metode intention to treat atau on treatment analysis ?
Pada jurnal peneliti menggunakan metode on treatment
analysis untuk menganalisis sampel yang mengikuti
penelitian.

a. Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang


mengikuti penelitian.
Peneliti tidak menggunakan metode intention to treat dalam
menganalisa sampel.

b. On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang


mengikuti penelitian sampai selesai.
Peneliti menjelaskan dalam penelitian ada 10 pasangan ibu
dan bayi yang dikeluarkan dari penelitian kelompok SSC dan
12 pasangan ibu dan bayi dari kelompok perawatan rutin
(RC) yang dikeluarkan dari penelitian karena mangkir.

3. Program atau software statistik apa yang digunakan peneliti untuk


menganalisis data ?
Peneliti menggunakan SPSS 11.0, Chicago, IL dengan nilai P
< 0,05 dianggap signifikan. Peneliti menggunakan uji statistik
Man whiteney untuk menganalisis data kuantitatif dengan
distribusi abnormal dan data rangking. Uji chi-square
digunakan untuk membandingkan data kualitatif. Perbedaan
antara kedua kelompok dianalisis dengan uji statistik t
3 HASIL
PENELITIAN
1.alur 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden
penelitian dan yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out dan loss of follow
data base line up ?
114 ibu primipara yang sehat dan neonatusnya yang
memenuhi kriteria inklusi peneliti, direkrut dan diberikan
inform consent penelitian di rumah sakit Om-ol-banin di
Mashhad, Iran. Setelah masuk rumah sakit, ibu dalam
persalinan aktif dialokasikan secara acak ke SSC berjumlah
57 orang dan perawatan rutin 57 . Pada kelompok intervensi,
SSC dilakukan terus menerus selama 2 jam pertama pasca
persalinan. Pada kelompok control (perawatan rutin) seperti
rumah sakit rutin Om-ol-banin, kontak pertama dan menyusui
dimulai setelah memperbaiki episiotomi rutin
dan memberikan perawatan rutin pada neonatus. Wawancara
ibu pada kedua kelompok pada hari ke 28 postpartum untuk
mengetahui pemberian ASI eksklusif pada masa neonatal.
Ditengah penelitian ada 10 pasang ibu dan bayi dari
kelompok SSC dan 12 pasang ibu dan neonatus dari
kelompok perawatan rutin (RC) yang dikeluarkan dalam
penelitian karena mangkir/absent dalam penelitian, sehingga
tersisa 92 responden yang mengikuti penelitian hingga
selesai dan responden yang dikeluarkan tidak di ikutkan
dalam penelitian sampai selesai.

2. Bagaimana karakteristik responden dan baseline data ?


Karakteristik responden penelitian berdasarkan tabel 1 dalam
jurnal yaitu :
Peneliti menjelaskan 10 pasangan ibu dan neonatus dari SSC
dan 12 pasangan dari kelompok RC dikeluarkan dari
penelitian karena mangkir dan tersisa 92 pasangan
responden yang dimasukan kedalam penelitian, dengan hasil
tidak ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok umur
ibu (P = 0,49), pendidikan ibu (P = 0,59), pekerjaan ibu (P =
0,97), pendapat ibu tentang menyusui (P = 0,54), pendidikan
ayah (P = 0,27), jenis kelamin bayi (P = 0,85) dan berat badan
bayi (P = 0,2) ( Tabel 1). Tingkat inisiasi menyusui dalam 30
menit pertama setelah melahirkan adalah 89,4% pada
kelompok SSC dan 2,2% pada kelompok kontrol (P = 0,000).

3.
ada penelitian eksperiment apakah variabel perancu
(counfounding variable) dalam data base line tersebar seimbang
pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa yang dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variabel
perancu?
Variabel perancu dalam jurnal adalah karakteristik ibu dan
bayi, tersebar seimbang pada kelompok SSC dan kelompok
perawatan rutin.

1.hasil 1.Apa hasil utama dari penelitian ? jika peneliti melakukan uji
penelitian hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
bermakna atau tidak secara statistik) ? apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis ?

Hasil uji hipotesis pada jurnal menunjukkan ada perbedaan


yang signifikan antara kedua kelompok dalam tingkat inisiasi
menyusui pada 30 menit pertama pasca persalinan (P <0,05).
Tingkat pemberian ASI eksklusif secara signifikan lebih tinggi
pada kelompok SSC sejak lahir hingga hari ke-28 (40,4% vs.
20%, P <0,05) dan dalam laporan 24 jam terakhir pada hari ke-
28 pasca persalinan (70,2% vs. 46,7% , P <0,05).

2. Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik,


apakah peneliti menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari
hasil penelitian seperti numberneed to treat (NNT), relative risk
reduction (RRR), atau absolute risk reduction (ARR) :

Peneliti tidak menjelaskan nilai kepentingan klinis dari hasil


penelitian. Namun peneliti menjelaskan nilai tingkat inisiasi
menyusui dalam 30 menit pertama setelah melahirkan adalah
89,4% pada kelompok SSC dan 2,2% pada kelompok control
(perawatan rutin) dengan nilai (P = 0,000).

4 Diskusi 1. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian ? apakah


peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-
hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini ?
catatan : meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu
menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak
terbukti.
Peneliti menjelaskan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat
ditingkatkan dengan kontak kulit-ke-kulit ibu sejak dini.
Terdapat perbedaan yang bermakna
pada angka pemberian ASI eksklusif pada kelompok SSC
dari lahir sampai hari ke 28 dan dalam 24 jam terakhir
periode neonatal. Hal ini didukung oleh penelitian Moore dkk,
(2012) meneliti kontak kulit-ke kulit dini (SSC) untuk ibu dan
bayi baru lahir yang sehat. Studi tersebut menunjukkan
bahwa SSC dini memiliki efek positif yang signifikan
terhadap menyusui pada satu sampai empat bulan setelah
melahirkan, dan SSC meningkatkan durasi menyusui.

2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan


penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukan relevansi ?
Peneliti menjelaskan hasil penelitian menunjukkan
pemberian ASI eksklusif dengan metode kontak dari kulit
kulit (skin to skin) terdapat perbedaan yang bermakna pada
angka pemberian ASI eksklusif pada kelompok SSC dari lahir
sampai hari ke 28 dan dalam 24 jam terakhir periode
neonatal. Hal ini didukung oleh 4 (empat) peneliti lain yaitu :
- Penelitian Moore dkk. (2012) meneliti inisiasi menyusui
dini untuk ibu dan bayi baru lahir yang sehat. Studi
tersebut menunjukkan bahwa SSC dini memiliki efek
positif yang signifikan terhadap menyusui pada satu
sampai empat bulan setelah melahirkan dan SSC
meningkatkan durasi menyusui.
- Penelitian Thukral dkk. (2012) mengevaluasi kontak kulit
ke kulit sejak dini dengan perilaku menyusui (BF) dan
angka BF (EBF) eksklusif pada bayi cukup bulan pada usia
48 jam. Studi ini menunjukkan bahwa tingkat pemberian
ASI eksklusif secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
awal-SSC dibandingkan pada kelompok kontrol pada 48
jam dan pada 6 minggu setelah kelahiran.
- Penelitian Bramson dkk. (2010) juga menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif lebih tinggi pada ibu yang
mengalami gangguan kulit. kontak kulit dibandingkan
pada ibu tanpa kontak kulit-ke-kulit dini dan hasilnya
menunjukkan hubungan dosis-respons antara kontak
kulit-ke-kulit dini dan pemberian ASI eksklusif.
- Penelitian Mikiel Kostyra dkk. (2002) menunjukkan bahwa
kontak kulit-ke-kulit ibu bayi yang berlangsung lebih dari
20 menit meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif.
Selain itu peneliti juga menjelaskan hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian Moore dan Anderson (2007) yang
tidak menemukan perbedaan signifikan pada eksklusivitas
menyusui antara dua kelompok dalam penelitian mereka.
3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan
serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti menjelaskan bahwa SSC dini mungkin tidak memiliki
efek positif yang signifikan pada status menyusui di
masyarakat dengan banyak hambatan pada lingkungan yang
mempengaruhi pemberian ASI jangka panjang. Skin to skin
contact (SSC) memiliki beberapa faktor yang membuat ibu
merasa tidak nyaman untuk mealukakan skin to skin contact
dini. Peneliti menjelaskan perlunya meneliti pendapat ibu
tentang faktor yang mempengaruhi ketidaknyamanan ibu
melakukan inisiasi menyusui dini.
4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian ?
Peneliti menjelaskan bahwam jika memungkinkan pemisahan
neonatal untuk penilaian rutin dan perawatan harus ditunda
setidaknya selama 2 jam pertama setelah lahir atau sampai
setelah menyusui pertama. Juga, kontak kulit ke kulit harus
dipertahankan selama episiotomi.

5. Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti? Apakah


hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan
ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan
aspek legal?
Menurut peneliti hasil penelitian ini memberikan dukungan
terhadap kebijakan kesehatan yang mengedepankan
“fasilitasi menyusui sesegera mungkin setelah lahir, dan
memberikan kontak kulit-ke-kulit terus menerus.

6. Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting praktik


klinik lainnya ?

Menurut peneliti, penelitian ini bisa di aplikasikan pada


fasilitas kesehatan dimanapun, terutama fasilitas kesehatan
yang mengutamakan menyusui sesegera mungkin setelah
lahir dan skin to skin contact secara terus menerus.
7. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian ?
apakah kelemahan ini menurunkan validitas hasil penelitian?
Peneliti menjelaskan keterbatasan dalam penelitian adalah
yang membantu persalinan dilakukan oleh bidan yang
berbeda-beda. akan tetapi perawatan ibu dan neonatus serta
SSC dilakukan oleh dua asisten peneliti selama penelitian,
namun tidak menjelaskan terkait kelebihan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Lawrence RA, Lawrence RM. Breastfeeding, A guide for the medical profession.6th ed.
Philadelphia: Elsevier, Mosby; 2005.

Kliegman RM, Stanton B, Geme JS, Schor N, Behrman RE. Nelson textbook of pediatrics. 19th
ed.Amsterdam: Elsevier; 2011; p. 459-60.

Karimi A, Bagheri S, Khadivzadeh T, Mirzaii Najmabadi Kh. The Effect of an Interventional


Program, Based on the Theory of Ethology, on Breastfeeding Competence of Infants. Iranian
Journal of Neonatology 2014; 5(3): 10-12.

Taghizade Moghaddam H, Khodaee Gh, Ajilian Abbasi M, Saeidi M. Infant and Young Child
Feeding: a Key area to Improve Child Health. Int J Pediatr 2015; 3(6.1): 1083- 92.

Khosravi Anbaran Z, Baghdari N, Sadeghi Sahebzad E, Moradi M, Karimi FZ. Comparing Infant
Nutrition in Wanted and Unwanted Pregnancies. Int J Pediatr 2016; 4(12): 4043-50.

Bayyenat S, Hashemi G, Amirhosein S, Purbaferani A, Saeidi M, Khodaee GH. The Importance of


Breastfeeding in Holy Quran. Int J Pediatr 2014; 2(4.1):339-47.

Hoseini BL, Vakili R, Khakshour A, Saeidi M, Zarif B, Nateghi S. Maternal Knowledge and Attitude
toward Exclusive Breast Milk Feeding (BMF) in the First 6 Months of Infant Life in Mashhad. Int J

Pediatr 2014; 2(1): 63-9.

World Health Organization. Infant and young child nutrition (Global strategy on infant and
young child feeding) 55th World Health Assembly. 2003. Available at:
http://www.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA 55/ea5515.pdf. Accessed Jun 8, 2007.

Anbaran ZK, Baghdari N, Pourshirazi M, Karimi FZ, Rezvanifard M, Mazlom SR. Postpartum
sexual function in women and infant feeding methods. J Pak Med Assoc 2015; 65(3):248-252.

Schanler RJ, Dooley S, Gartner LM, rebs N, Mass S. Breastfeeding handbook for hysicians.
American Academy of Pediatrics; 2006 .

Karimi A, khadivzadeh T, Bagheri S. Effect of immediate and continuous motherinfant skin to


skin contact on breastfeeding selfefficacy of primiparous women. Women and birth 2014;
27:37-40.

Karimi A, Khadivzadeh T. The effects of post-birth mother-infant skin to skin contact on first
breastfeeding. Iran J Nurs Midwifery Res 2009; 14(3):111-16.

Ministry of Health and Medical Education. IEMS. Available


at:http://www.mohme.gov.ir/health/index.htm.
World Health Organization. Evidence for the ten steps to successful breastfeeding. 1998.
Available at: http://www.who.int/nutrition/publications/evid ence_ten_step_eng.pdf. Accessed in
Sep 27, 2006.

Forster DA, McLachlan HL. Breastfeeding initiation and birth setting practices: A review of the
literature. J Midwifery Women Health 2007; 52 (3): 273– 80. 16.

Academy of Breastfeeding Medicine, Protocol Committee. Clinical Protocol 14: Breastfeeding-


friendly physician's office, part 1: ptimizing care for infants and children. Breastfeeding
Medicine 2006; 1(2): 115-19.

Moore ER, Anderson GC, Bergman N, Dowswell T. Early skin-to-skin contact for mothers and
their healthy newborn infants. Cochrane Database Syst Rev 2012; 5: CD003519 .

Karimi FZ, Khadivzadeh T, Saeidi M, Bagheri S. The Effect of Kangaroo Mother Care
Immediately after Delivery on Motherinfant Attachment and on Maternal Anxiety about the Baby
3- Monthsafter Delivery: a Randomized Controlled Trial. Int J Pediatr 2016; 4(9): 3561-70.

Moore ER, Anderson GC. Randomized controlled trial of very early mother-infant skin-to-skin
contact and breastfeeding status. J Midwifery Women Health 2007; 52(2):116-25.

Walke M. Core curriculum for lactation consultant practice. Sudbury: Jones and Bartlett; 2002.

Moore E. Randomized controlled trial of early mother-infant skin-to-skin contact and breastfeeding
success [Dissertation]. Nashville (TN): Vanderbilt University, 2005.
Mizuno K, Mizuno N, Shinohara T, Noda M. Mother-infant skin-to-skin contact after delivery results
in early recognition of own mother's milk odor. Acta Paediatr 2004; 93(12):1560-62.

Bartocci M, Winberg J, Ruggiero C, L L Bergqvist, G Serra and H Lagercrantz. Activation of


olfactory cortex in newborn infants after odor stimulation: a functional near-infrared
spectroscopy study. Pediatr Res 2000; 48(1):18-23.

Karimi A, Tara F, Khadivzadeh T, Aghamohammadian Sharbaf HR. The Effect of Skin to Skin
Contact Immediately after Delivery on the Maternal Attachment and Anxiety Regarding Infant. The
Iranian Journal of Obstetrics, Gynecology and Infertility 2013; 16(67): 7-15.

Karimi FZ, Bagheri S, Tara F, Khadivzadeh T, Mousavi Bazaz SM. Effect of Kangaroo Mother
Care on breastfeeding selfefficacy in primiparous women, 3 month after child birth. The Iranian
Journal of Obstetrics, Gynecology and Infertility 2014; 17(120): 1-8.

Porter RH, Winberg J. Unique salience Of maternal breast odors for newborn infants. Neurosci
Biobehav Rev. 1999; 23(3):439-49.
Thukral A, Sankar MJ, Agarwal R, Gupta N, Deorar AK, Paul VK. Early Skin-toSkin Contact
and Breast-Feeding Behavior in Term Neonates: A Randomized Controlled Trial. Neonatology
2012; 102: 114-19.

Bramson L, Lee JW, Moore E, Montgomery S, Neish C, Bahjri K, et al. Effect of early skin-to-
skin mother--infant contact during the first 3 hours following birth on exclusive breastfeeding
during the maternity hospital stay. J Hum Lact. 2010; 26(2):1-8.

Mikeil-Kostyra K, Mazur J, Boltruszko I. Effect of early skin-to-skin contact after delivery on


duration of breastfeeding: a prospective cohort study. Acta Paediatr. 2002; 91:1301- 1306.

Anda mungkin juga menyukai